You are on page 1of 24

Tuli Mendadak

(sudden deafness)
Pembimbing : dr. Susilaningrum, Sp. THT-KL

Bobtriyan Tanamas UPH 07120090063
Eka Yunita UKRIDA 112012296
Febrianus Feliks Supranata UKRIDA 112012263
Fernia Stevani UKRIDA 112012151
Telinga

DEFENISI
merupakan keadaan emergensi di telinga,
dimana telinga mengalami ketulian secara
mendadak.
merupakan tuli sensorineural
umumnya unilateral dan dapat disertai tinitus
dan vertigo
terjadinya secara progresif dalam beberapa
detik sampai 5 -7hari
EPIDEMIOLOGI
15.000 laporan kasus/ tahun
400 kasus di AS 1/1000 -15000
Insiden tertinggi 50-60 tahun
Insiden terendah 20-30 tahun
2% bersifat bilateral
Pria = wanita
ETIOLOGI
iskemia koklea
infeksi virus
trauma kepala
trauma bising yang keras,
perubahan tekanan atmosfir,
autoimun
obat ototoksik
penyakit Meniere
neuroma akustik
PATOGENESIS
Infeksi virus :adenovirus dan sitomegalovirus (CMV)
Vaskuler :
emboli, trombosis, vasospasme, dan
hiperkoagulasi atau viskositas yang meningkat
iskemia degenerasi luas pada sel-sel ganglion
stria vaskularis dan ligament spiralis
pembentukan jaringan ikat dan penulangan
Ruptur Membran Labirin
Penyakit autoimun pada telinga dalam






Obat-obat Ototoksik
Golongan obat Contoh Obat Efek terhadap pendegaran
Salisilat Aspirin Tuli dapat terjadi pada dosis tinggi,
tetapi biasanya reversibel
Kuinolin Klorokuin
NSAID
Tuli dapat terjadi pada dosis tinggi
atau pemakaian jangka panjang, tetapi
biasanya reversibel apabila obat
dihentikan
Loop Diuretik Bumetamid
Furosemid
Asam Etackrinat
Dapat menyebabkan tuli sementara
atau permanen. Jika dikombinasikan
dengan obat-obat ototoksik lainnya,
resiko kerusakan permanen
meningkat.
Aminoglikosida Amikasin
Gentamisin
Tuli dapat terjadi pada dosis tinggi
atau pemakaian jangka panjang. Tuli
dapat bersifat permanen.
GEJALA KLINIS
pendengarannya tiba-tiba berkurang unilateral atau
bilateral
tinitus
vertigo
rasa penuh pada telinga yang sakit
Otalgia
Parestesia
gangguan vestibuler

D I A G N O S I S
ANAMNESIS

Kehilangan pendengaran tiba-tiba
pasien seperti mendengar bunyi klik atau
pop kemudian pasien kehilangan pendengaran.
Gejala pertama adalah berupa tinitus dan
vertigo, beberapa jam bahkan beberapa hari
sebelumnya
Mual dan muntah.
Demam tinggi dan kejang.





Riwayat infeksi virus : mumps, campak,
herpes zooster, CMV, influenza B.
Riwayat hipertensi.
Riwayat penyakit metabolik seperti DM.
Telinga terasa penuh, biasanya pada penyakit
meniere.
Riwayat berpergian dengan pesawat atau
menyelam ke dasar laut.
Riwayat trauma kepala dan bising keras.
Pemeriksaan Fisik
Tes garpu tala
Rinne : Positif
Webber : lateralisasi ketelinga normal
Schwabach : Memendek

Kesan
Tuli Sensorineural

Audiometri nada murni
Tes SISI. Dengan skor 100% atau kurang dari 70%
Tes tone decay atau reflek kelelahan negatif
Kesan : SNHL ringan berat, bukan tuli retrokoklea
Audiometri nada tutur
SDS (speech discrimination score) kurang dari 100%
Kesan : SNHL
Audiometri impedans
Timpanogram tipe A, reflek stapedius ipilateral negatif atau positif
sedangkan kolateral positif
Kesan : SNHL koklea
BERA (anak)
SNHL ringan - berat
Pemeriksaan Laboratorium
kemungkinan infeksi virus, bakteri, hiperlipidemia,
hiperfibrinogen, hipotiroid, penyakit autoimun, dan faal
hemostasit
Untuk mengetahui ada tidaknya hiperkoagulasi darah pada
pasien tuli mendadak dapat dilakukan pemeriksaan faal
hemostasis dan tes penyaring pembekuan darah.
Penderita perlu dikonsulkan ke sub-bagian Hematologi
Penyakit Dalam dan bagian Kardiologi untuk mengetahui
adanya kelainan darah dan hal-hal yang mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah.
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Tirah baring sempurna(total bed rest)
istirahat fisik dan mental selama 2 minggu
untuk menghilangkan atau mengurangi
stress yang besar pengaruhnya pada
keadaan kegagalan neovaskular.
Diet rendah garam dan kolesterol

Medikamentosa
Vasodilatansia
(Complamin Inj.)
3 x 1200 mg (4 ampul) slm 3 hari
3 x 900 mg (3 ampul) slm 3 hari
3 x 600 mg (2 ampul) slm 3 hari
3 x 300 mg (1 ampul) slm 3 hari
4 x 10 mg
(2 tablet)
Tappering off
tiap 3 hari
Hati-hati pada
penderita DM
Prednison
1 x 500 mg /
hari
Vit. C
3 x 1 / hari
Neurobion
Inhalasi oksigen 4 x 15 menit (2 L/menit)

Antiviral sesuai dengan virus penyebab

Hipertonik oksigen terapi
Evaluasi
Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap
minggu selama 1 bulan.

Kallinen et al (1997) mendefinisikan perbaikan
pendengaran pada tuli mendadak adalah sebagai
berikut:
Sangat baik
Sembuh
Baik
Tidak ada perbaikan

Perbaikan >
30 dB pada
5 frekuensi
Sangat baik
Perbaikan ambang dengar
< 30 dB pada frekuensi
250, 500, 1000, 2000 Hz
dan dibawah 25 dB pada
frekuensi 4000Hz
Sembuh
Rerata
perbaikan 10
3- dB pada 5
frekuensi
Baik
Perbaikan < 10
dB pada 5
frekuensi
Tidak Ada
Bila gangguan pendengaran tidak sembuh dengan
pengobatan di atas, dapat dipertimbangkan pemasangan
alat bantu dengar (hearing aid). Apabila dengan alat bantu
dengar juga masih belum dapat berkomunikasi secara
adekuat perlu dilakukan psikoterapi dengan tujuan agar
pasien dapat menerima keadaan. Rehabilitasi pendengaran
agar dengan sisa pendengaran yang ada dapat digunakan
secara maksimal bila memakai alat bantu dengar dan
rehabilitasi suara agar dapat mengendalikan volume, nada
dan intonasi oleh karena pendengarannya tidak cukup untuk
mengontrol hal tersebut.

Prognosis
Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa
faktor: kecepatan pemberian obat, Respon 2 minggu
pengobatan pertama, usia, derajat tuli saraf dan
adanya faktor- faktor predisposisi.
Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin
besar kemungkinan untuk sembuh, bila telah lebih dari 2
minggu kemungkinan sembuh menjaadi lebih kecil.
Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat
juga tidak sembuh
Kesimpulan
Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam
Kelainan telinga luar atau tengah biasanya sebabkan tuli konduktif, sedangkan
kelainan telinga dalam sebabkan tuli sensorineural
Tuli mendadak ialah tuli yang terjadi secara tiba-tiba, yang mana jenis ketuliannya
adalah sensorineural.
Penyebabnya tidak dapat langsung diketahui, biasanya dikarenakan iskemik koklea
dan infeksi virus.
Kelainan ini dimasukkan dalam keadaan darurat neurologi.
Gejala yang dikeluhkan pasien berupa pendengarannya yang tiba-tiba berkurang
pada satu atau kedua telinga yang sebelumnya dianggap normal
Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk
sembuh, bila telah lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh menjaadi lebih kecil.
Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh

You might also like