Setiap keluarga pasti akan mendambakan mempunyai anak yang tidak hanya sehat secara

jasmani tetapi juga berkualitas secara rohani. Anak juga merupakan masa depan suatu bangsa.
Bagaimana nasib dan kemajuan suatu bangsa di masa depan dipengaruhi oleh kualitas anak. Oleh
karena itu, mulai dari tingkat keluarga sampai dengan negara, akan berusaha semaksimal
mungkin, mewujudkan generasi yang berkualitas baik fisik maupun kecerdasannya.
Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetiknya,
seorang anak membutuhkan lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang dimaksud adalah
mulai dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan mikro (ibu), lingkungan mini (ayah dan anggota
keluarga yang lain), lingkungan meso (tetangga, sarana sekitar rumah) dan lingkungan makro
(Negara). Untuk dapat mewujudkan itu, keseluruhan ingkungan seorang anak harus dapat
menyediakan kebutuhan baik asuh, asih, dan asah. Kebutuhan fisik-biomedis (asuh) meliputi
nutrisi, ASI, pemukiman, pakaian, vaksinasi, rekreasi dan lain-lain. Kebutuhan emosi/kasih
saying (asih) meliputi pemberian kasih saying dan perhatian pada semua aspek kehidupan anak.
Kebutuhan stimulasi mental (asah) meliputi pemberian pendidikan dan pelatihan bagi anak.
Vaksinasi merupakan salah satu kebutuhan dasar anak yang sangat penting. Sebagai salah
satu usaha preventif yang sangat efektif, vaksinasi telah dikenal luas di berbagai belahan dunia
untuk mencegah suatu penyakit. Tidak hanya mencegah, vaksinasi juga telah berhasil membasmi
suatu penyakit di bumi, seperti polio yang dalam waktu dekat kita harapkan bias hilang untuk
selamanya.
Walaupun usaha vaksinasi telah berjalan lama dan menunjukkan keberhasilan yang tidak
sedikit, masih ada beberapa komponen masyarakat yang melihat vaksinasi sebagai suatu hal
yang kontroversial, baik dilihat dari tujuannya, manfaatnya, dan kandungan vaksin itu sendiri.
Vaksin masih sebagai proses yang bertentangan dengan agama dan budaya, atau bahkan
kesehatan itu sendiri. Kita sebagai tenaga kesehatan wajib untuk meluruskan informasi-informasi
yang salah mengenai vaksin, dengan cara mengedukasi masyarakat secara terus menerus.
Sedangkan untuk masyarakat awam kita minta untuk meminta penjelasan kepada tenaga
kesehatan yang berkompeten apabila ada keraguan mengenai vaksin.