Professional Documents
Culture Documents
I
Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
Dosen Pembina : 1. Prof. Dr. AR. Paembonan
2. Dr. H. Ismail Tola, M.Pd
KEPEMIMPINAN KARISMATIK
M. TALIB, S.Pd
No. Pokok. 08503032
1
KEPEMIMPINAN KARISMATIK
Pemimpin Karismatik
Karismatik dalam bahasa Yunani berarti ”karunia diinspirasi ilahi”, seperti
kemampuan untuk melakukan mukjizat atau memprediksi peristiwa-peristiwa di
masa mendatang. Karisma merupakan sebuah fenomena sementara bila ia
tergantung kepada identifikasi pribadi dengan seorang pemimpin individual yang
dirasakan sebagai yang luar biasa.
Dalam teori kepemimpinan karismatik dari House; diuraikan bahwa
pemimpinan karismatik dapat diidentifikasi dari bagaimana berperilaku, bagaimana
mereka berbeda dengan orang lain, serta dalam kondisi yang bagaimana mereka
memperoleh banyak kemungkinan untuk berkembang.
Teori atribusi tentang kepemimpinan karismatik oleh Conger dan Kanungo;
diasumsikan bahwa karisma adalah sebuah fenomena atribusi. Atribusi karisma
oleh pengikut tergantung kepada beberapa aspek perilaku pemimpin. Karisma
lebih besar kemungkinannya akan diatribusikan kepada para pemimpin yang
membela sebuah visi yang sangat tidak sesuai dengan status quo, namun masih
tetap berada dalam ruang gerak yang dapat diterima oleh para pengikut.
2
lebih cepat. Ketidak sabaran dijabarkan menjadi tindakan, ketidak sabaran dengan
status quo. Keunggulan karismatik –ketidaksabaran dengan status quo – juga bisa
menjadi beban. Dalam keinginannya untuk mendatangkan perubahan, orang
karismatik sering membuat kesal bagi yang mewakili status quo.
Kualitas karismatik lainnya yang berkaitan dengan rasa oportunisme, adalah
kemampuan untuk mengatasi kekurangan dan memotivasi perubahan melalui
wawasan strategis. Segi negatifnya adalah tidak toleran yang total kepada segala
hal yang tidak sesuai dengan wawasannya. Semakin banyak anda membuat orang
lain berfokus, akan semakin sukses anda.
Kualitas selanjutnya adalah pemimpin karismatik menggunakan pendekatan
yang tidak bersifat konvensional. Dia bukan hanya memperkenalkan cara baru
untuk melihat masa depan yang lebih berorientasi pasar tetapi juga cara baru
untuk berperilaku dan mendekati masalah. Sifat tidak konpensional ini merupakan
ciri khas pemimpin karismatik. Keunggulannya adalah bahwa tradisi, norma-norma,
dan nilai yang menghalangi jalan perubahan yang diperlukan itantang dan
disingkirkan. Tetapi pembela tradisi ini akan merasa terancam. Mengusahakan
perubahan dan keadaan tidak konpensional demi hal itu sendiri dan bukannya
demi tujuan yang menguntungkan. Tindakan yang diambil atas nama perubahan
oleh orang karismatik kadang-kasang seperti gelombang pasang yang melanda
segala-galanya yang menghalanginya – mengubah apa yang buruk maupun yang
baik.
Kekuasaan seorang karismatik bukan hanyak membuat banyak hal terjadi,
tetapi dia juga menarik pengikut yang setia dan semakin banyak menarik perhatian
kepada dirinya sendiri. Sementara pemimpin memperoleh pengaruh yang lebih
besar dan mulai manantang manajemen senior dan sesamanya. Pemimpin
karismatik, terutama yang berada dalam organisasi yang bukan ciptaannya sendiri,
bertindak seperti magnek menarik bawahannya dan kadang-kadang menolak
sesamanya dan atasannya. Seperti organisme asing dalam tubuh manusia,
akhirnya orang karismatik dikelilingi oleh antibodi yang mungkin berusaha
menghabisinya.
3
Tipe Kepribadian Karismatik ?
Orang Amerika mungkin akan memandang Adolf Hitler sebagai orang
karismatik sementara demikian pula orang Jerman akan melihat Roosevelt dengan
pandangan yang sama. Artinya bahwa pandangan pemimpin karismatik seseorang
tidak harus pemimpin karismatik yang sama bagi orang lainnya.
Penelitian sejarah atas para pemimpin politik besar abak ke-20 seperti
Castro, Hitler dan Kennedy dengan harapan bisa mnemukan ”kepribadian
karismatik” universal. Tetapi harapan ini segera pudar setelah pencarian akan
kualitas yang mumum bagi semua pemimpin ini membuahkan hasil yang tidak
pasti. Sebaliknya, para peneliti menemukan variasi yang begitu besar sehingga
satu kepribadian karismatik tunggal rupanya sangat mustahil.
Jadi bukanlah satu tipe kepribadian tunggal melaingkan sesuatu yang lebih
rumit. Ada daya lainnya yang ikut bermain, dan tidak semuanya melibatkan
pemimpin itu sendiri. Sebaliknya ini berkaitan eret yang dengan proses yang kita
sebut pemberian atribut (Teori Atribusi).
4
Dimensi Perilaku Karisma
Tahap Satu; pemimpin harus menaksir situasi sekarang dalam pengertian
kesempatan strategis, kekangan, sumber daya, dan kebutuhan organisasi.
Tahap Dua; pemimpin dmenetapkan tentang komunikasi dan penafsiran
tujuan ini dengan cara yang bermakna, setelah diberi sasaran ortganisasi. Dia
mungkin menggunakan berbagai sarana, termasuk bicara di muka umum,
pembicaraan satu lawan satu, dokumen strategi perusahaan, laporan tahunan,
memo, dan sebagainya. Dia mungkin mengkomunikasikan tujuan dengan bujukan
atau dengan perintah langsung. Walau demikian, akhirnya cara dia menguraikan
tujuannya akan mempengaruhi motivasi organisasi untuk melaksanankannya.
Tahap Tiga dan Empat; pemimpin membina komitmen dan kepercayaan
dalam dirinya dan tujuannya serta memperlihatkan bagaimana tujuan ini bisa
dicapai oleh organisasi. Dia mungkin memberikan contoh perilaku dan sikap yang
diperlukan untuk mencapai sukses, merancang taktik yang spesifik, dan
menciptakan satu sistem nilai dan peraturan keputusan yang bisa diikuti oleh
anggota organsasi seperti model apa saja
5
bahwa pemerintahan Inggeris gagal mencapai rasa kemerdekaan yang
didambakan.
6
Kedua adalah melibatkan bagaimana cara orang yang karismatik
mengkomunikasikan motivasinya sendiri untuk memimpin. Dalam retorika mereka,
mungkin mereka memilih kata-kata untuk mengcerminkan kepercayaan diri,
keyakinan keahlian, pengabdian kepada perjuangan, dan perhatian kepada
kebutuhan pengikut.
7
wawasan yang meraka rumuskan dan taktik tidak konvensional yang mereka
rancang. Hal ini, pada gilirannya memberikan sumbangan kepada kesan
keluarbiasaan.
8
Jadi kemungkinan bawahan memandang seorang pemimin sebagai
pemimpin karismatik tergantung pada jumlah perilaku karismatik yang
diperlihatkan oleh pemimpin, intensitas setiap perilaku yang dinyatakan oleh
pemimpin, dan relavansi perilaku tersebut dengan situasi yang sdang berlangsung.
Seorang pemimpin yang hanya sekedar tidak konvensional misalnya lebih
kecil kemungkinannya dipandang sebagai pemimpin karismatik dibandingkan
dengan orang yang memiliki wawasan strategis, ahli dalam mengutarakan
wawasannya, dan tidak konvensional. Semakin berwawasan tujuan pemimpin, dan
semakin tidak konvensional sarana untuk mencapainya, semakin besar
kemungkinan bahwa pemimpin akan dipandang karismatik.
Seorang pemimpin yang wawasannya gagal memperpadukan nilai-nilai
kunci bawahan tidak mungkin dipandang sebagai pemimpin karismatik, dan tipe
perilaku tertentu mungkin merupakan sumber karisma yang lebih penting dalam
organisasi tertentu dibandingkan dengan dalam organisasi lainnya. Dalam sebuah
organisasi yang jelas sekali tidak mantap, wawasan strategis mungkin menjadi
atribut penting untuk mendukung karisma.
Dengan demikian para pemimpin harus memahami seberapa relevan
perilaku mereka bagi organisasi mereka. Dengan demikian konteks juga
memainkan peranan penting dalam mempengaruhi konstalasi perilaku. Sementara
kita masih harus banyak belajar tentang pemimpin karismatik. Kita bisa melihat
bahwa mereka tampak berbeda sekali dengna pemimpin lainnya. Keahlian mereka
dalam membuat wawasan, komunikasi, membina kepercayaan, dan memotovasi
rupanya luar biasa. Dan kalau pemimpin memiliki kelengkapan penuh keahlian ini,
kemungkinannya besar sekali bahwa meraka akan dipandang sebagai pemimpin
karismatik.
9
pribadi semata-mata, hal tersebut mungkin akan merugikan pemimpin dan
organisasi itu sendiri. Sebagai akibatnya, kita perlu memeriksa hasil negatif yang
berhubungan dengan pemimpin ini dan memahami mengapa hal itu terjadi.
10
komitmen yang telah diberikan karena kalau tidak berbuat begitu mereka akan
merusak persepsi yang menguntungkan tentang diri mereka sendiri.
Memanipulasi Melalui Keahlian Komunikasi; Karena bakat mereka
dalam komunikasi, mudah sekali bagi pemmpin karismatik untuk menyalah
gunakan kemampuan ini. Mereka mungkin menyajikan informasi yang membuat
wawasan mereka tampak lebih realitas atau lebih menarik dari pada yang
sesungguhnya. Mereka mungkin juga menggunakan keahlian bahasa untuk
menyaring masalah dalam lingkungan atau menonjolkan isolasi pengendalian,
padahal sesungguhnya segala hal berada di luar pengendalian. Di antara tindakan
mereka yang paling membahayakan :
- membesr-besarkan deskripsi pribadi
- membesar-besarkan pengakuan bagi mereka.
- Memenuhi citra keunikan supaya bisa memaniulasi pendengar.
- Mendapatkan komitmen dengan menekan informasi negatif dan
mempublikasi informasi positif.
- Menggunakan anekdot positif untuk mengalihkan perhatian dari pakta
negatif.
- Menciptakan ilusi pengendalian melalui mengukuhan atas informasi dan
menyatakan bahwa kegagalan adalah akibat penyebab luar.
11
- Hubungan Dengan bawahan; masalah pengawasan yang menyulitkan
kadang-kadang berhubungan dengan gaya manajemen pribadi dengan gaya
manajemen pemimpin karismatik. Beberapa orang diperikan bersifat sangat
otokratis. Dalam banyak kasus wawasan pemimpin merupakan personifikasi
dirinya sedemikian rupa sehingga dia menjadi terobsesi dengan
keberhasilannya. Ketidak sabaran dengan langkah pencapaian memperpara
masalah dan mendorong pemimpin karismatik untuk lebih kuat memegang
kendali. Demikian pula, kadang-kadang dia kelihatan seperti seorang yang
dinamis infulsif – terutama dalam hubungan dengan pencapaian wawasan.
- Keahlian Administratif; beberapa pemimpin karismatik begitu tenggelam
dalam gambaran besar sehingga mereka gagal memahami perincian yang
pokok – kecuali untuk proyek kesayangannya, yang dalam kasus tersebut
mereka menjadi terlibat sampai kelebihan. Lee Iacocca, misalnya,
menyerahkan sebagian besar operasi sehari-hari kepada orang lain setelah
dia menjadi semakin mashur dan sebagai akibatnya dia kehilangan
hubungan perencanaan model baru. Dia sendiri mengakui: ”kalau saya
membuat satu kesalahan, itu adalah mendelegasikan semua pengembangan
produk dan tidak menghadiri satupun pertemuan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13