You are on page 1of 7

PENYAKIT TERMINAL

1. DEFINISI PENYAKIT TREMINAL


- suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit
untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu
kecelakaan.
- suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses
penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1995).
- Pasien Terminal adalah : Pasien psien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa mereka akan
meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk ,hal
282, 1999 )
- Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan dalam kehidupan ,
karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan . Manusia dilahirkan , hidup beberapa tahun
, dan akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang
akan terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan ( P.J.M. Stevens, dkk, 282,1999 ).
- Penyakit terminal adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya,
kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi (Stuard & Sundeen,1995).

2. JENIS PENYAKIT TERMINAL
1. Diabetes Militus
2. Penyakit Kanker
3. Congestik Renal Falure
4. Stroke.
5. AIDS
6. Gagal Ginjal Kronik
7. Akibat Kecelakaan Fatal
8. penyakit infeksi

3. KRITERIA PENYAKIT TERMINAL
1. Penyakit tidak dapat disembuhkan
2. Mengarah pada kematian
3. Diagnose medis sudah jelas
4. Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit
5. Prognosis jelek
6. Bersifat progresif
4. MANIFESTASI KLINIK
a. Fisik
- Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki
dan ujung jari.
- Aktivitas dari GI berkurang.
- Reflek mulai menghilang.
- Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama pada kaki dan
tangan dan ujung-ujung ekstremitas.
- Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.
- Denyut nadi tidak teratur dan lemah.
- Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
- Penglihatan mulai kabur.
- Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.
- Klien dapat tidak sadarkan diri.

b. Psikososial
Sesuai dengan fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E. Kuber Ross mempelajari
respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam dari hasil
penyelidikan/penelitiannya yaitu:
a. Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah , keakutan, cara
tertentu untuk mengatur tangan
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan
kemudian mengendor
3) Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka / menangis
b. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk
berhubungan secara interpersnal serta akibat penolakan.

5. FASE- FASE MENJELANG KEMATIAN
1. Denial (Fase Penyangkalan/pengingkaran dan Pengasingan Diri)
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima
informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. Reaksi pertama
setelah mendengar, bahwa penyakitnya diduga tidak dapat disembuhkan lagi adalah, "Tidak,
ini tidak mungkin terjadi dengan saya." Penyangkalan ini merupakan mekanisme pertahanan
yang biasa ditemukan pada hampir setiap pasien pada saat pertama mendengar berita
mengejutkan tentang keadaan dirinya. Hampir tak ada orang yang percaya, bahwa
kematiannya sudah dekat, dan mekanisme ini ternyata memang menolong mereka untuk
dapat mengatasi shock khususnya kalau peyangkalan ini periodik. Normalnya, pasien itu
akan memasuki masa-masa pergumulan antara menyangkal dan menerima kenyataan,
sampai ia dapat benar-benar menerima kenyataan, bahwa kematian memang harus ia
hadapi.
2. Anger (Fase Kemarahan)
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal.
Jarang sekali ada pasien yang melakukan penyangkalan terus menerus. Masanya tiba dimana
ia mengakui, bahwa kematian memang sudah dekat. Tetapi kesadaran ini seringkali disertai
dengan munculnya ketakutan dan kemarahan. "Mengapa ini terjadi dengan diriku?",
"Mengapa bukan mereka yang sudah tua, yang memang hidupnya sudah tidak berguna
lagi?" Kemarahan ini seringkali diekspresikan dalam sikap rewel dan mencari-cari kesalahan
pada pelayanan di rumah sakit atau di rumah. Bahkan kadang-kadang ditujukan pada orang-
orang yang dikasihinya, dokter, pendeta, maupun Tuhan. Seringkali anggota keluarga
menjadi bingung dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Umumnya mereka tidak
menyadari, bahwa tingkah laku pasien tidak masuk akal, meskipun normal, sebagai ekspresi
dari frustasi yang dialaminya. Sebenarnya yang dibutuhkan pasien adalah pengertian, bukan
argumentasi-argumentasi dari orang-orang yang tersinggung oleh karena kemarahannya.
3. Bargaining (Fase Tawar Menawar).
Ini adalah fase di mana pasien akan mulai menawar untuk dapat hidup sedikit lebih lama lagi
atau dikurangi penderitaannya. Mereka bisa menjanjikan macam-macam hal kepada Tuhan,
"Tuhan, kalau Engkau menyatakan kasih-Mu, dan keajaiban kesembuhan-Mu, maka aku
akan mempersembahkan seluruh hidupku untuk melayaniMu."
4. Depresion (Fase Depresi)
Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase depresi. Penderita merasa putus asa
melihat masa depannya yang tanpa harapan. Sebagai orang percaya memang mungkin dia
mengerti adanya tempat dan keadaan yang jauh lebih baik yang telah Tuhan sediakan di
surga. Namun, meskipun demikian perasaan putus asa masih akan dialami.
5. Acceptance (Fase Menerima)
Tidak semua pasien dapat terus menerus bertahan menolak kenyataan yang ia alami. Pada
umumnya, setelah jangka waktu tertentu mereka akan dapat menerima kenyataan, bahwa
kematian sudah dekat, sehingga mereka mulai kehilangan kegairahan untuk berkomunikasi
dan tidak tertarik lagi dengan berita dan persoalan-persoalan di sekitarnya. Pasien-pasien
seperti ini biasanya membosankan dan mereka seringkali dilupakan oleh teman-teman dan
keluarganya, padahal kebutuhan untuk selalu dekat dengan keluarga pada saat- saat terakhir
justru menjadi sangat besar

6. TUJUAN PERAWATAN PENYAKIT TERMINAL
1. Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri
2. Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga dengan
sedikit penderitaan
3. Membantu pasien meninggal dengan damai
4. Memberikan kenyamanan bagi keluarga
5. Menurunkan stress
6. Membantu klien untuk hidup lebih nyaman dan sepenuhnya sampai meninggal.
7. Membantu keluarga memberi support pada klien
8. Membantu klien dan keluarga untuk menerima perhatian

7. PENATALAKSANAAN PENYAKIT TERMINAL SESUAI FASE
1. TEKNIK KOMUNIKASI
a. Denial, pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik komunikasi:
1) Listening
Dengarkan apa yang diungkapkan klien
2) Sient
Mengkomunikasikan minat perawat pada klien secara non verbal
3) Broad opening
Mengkomunikasikan topik / pikiran yang sedang dipikirkan klien
b. Angger, pada tahap ini kita dapat mempergunakan tehnik komunikasi :
Listening: perawat berusaha dengan sabar mendengar apapun yang dikatakan klien
1) Bargaining
a) Focusing
b) Bantu klien mengembangkan topik atau hal yang penting
c) Sharing perception
d) Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai kemampuan untuk
meluruskan kerancuan
2) Acceptance
a) Informing
Membantu dalam memberikan penkes tentang aspek yang sesuai dengan
kesejahteraan atau kemandirian klien
b) Broad opening
Komunikasikan kepada klien tentang apa yang dipikirkannya dan harapan
harapannya
c) Focusing
Membantu klien mendiskusikan hal yang mencapai topik utama dan
menjaga agar tujuan komunikasi tercapai
2. PERSIAPAN KLIEN
a. Fase Denial
1) Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan suasana
tenang
2) Menganjurkan klien untuk tetap dalam pertahanan dengan tidak menghindar dari situasi
sesungguhnya
3) Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara mananyakan
tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat mengekspresikan perasaan-
perasaannya.
b. Fase Anger
1) Membiarkan klien untuk mengekspresikan keinginan, menggambarkan apa yang akan
dan sedang terjadi pada mereka.
2) Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injuri.
3) Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya yang marah.
Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih me rupakan hal yang normal
dalam merespon perasaan kehilangan menjelang kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan
ditujukan kepada perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan ras aman dan
akan menerima kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien
dalam menumbuhkan rasa aman.
c. Fase Berganing
1) Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna.
2) Dengarkan klien pada saat bercerita tentang hidupnya.
3) Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong pasien
untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak masuk
akal.
d. Fase Depresi
1) Perlakukan klien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas.
2) Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi klien jika ada asal pengertian harusnya
diklarifikasi.
3) Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang dikeluhkan
oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk dengan
tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dari pasien sehingga
menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
e. Fase Acceptance
1) Bina hubungan saling percaya/ BHSP.
2) Pertahankan hubungan klien dengan orang orang terdekat.
3) Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan teman-
temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan perlu
dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk menolong
dirinya sendiri sebatas kemampuannya.

3. INTERVENSI DENGAN KELUARGA
a. Bantu keluarga untuk mengenal koping klien dalam melewati fase ini.
b. Bantu keluarga dalam melewati proses kematian, resolusi yang dapat dilakukan setelah
kematian.







DAFTAR PUSTAKA
Kemp & Pillitteri (1984) ,Fundamentals of Nursing, Boston :Little Brown&co
Kubler-Ross,E.,(1969) ,On Death and Dying, ,London: Tavistock Publication
Kircher & Callanan (2003),Near Death Experiences and DeathAwareness in the TerminallY
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills. Basic to Advanced
Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values.

You might also like