You are on page 1of 10

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 1

ANALISA PEMELIHARAAN MAIN BOOSTER PUMP DALAM


MENINGKATKAN PEMOMPAAN BBM DI TERMINAL BBM BALONGAN

Fahrudin,
M. Kholil, Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, 2013
Jl.Meruya Selatan Kembangan
Jakarta Barat 11650
Telp: +621-5861779, 68640100, 5840816 Fax: Fax: +621-5861906, www.mercubuana.co.id

Abstrak
Pemeliharaan menjadi hal yang penting dikarenakan semakin bertambahnya kesadaran bahwa
pemeliharaan yang baik akan memberi andil yang besar terhadap kinerja perusahaan, sehingga pada
akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan suatu perusahan secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui optimalisasi pemeliharaan pompa yang diterapkan oleh perusahan, masalah
masalah yang muncul dalam sistem pemeliharaan dan tingkat biaya pemeliharaan baik preventif
maupun korektif yang selanjutnya menentukan alternatif kegiatan pemeliharaan yang paling optimal.
Studi kasus penulisan ini dilakukan di TBBM Balongan dengan memfokuskan penelitian pada mesin
pompa (main booster pump). Pemilihan mesin ini mempertimbangkan dari segi fungsi dan
penggunaan, pemeliharaan, spare part dan harga mesin yang tinggi.
Untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan korektif digunakan alat analisis biaya yaitu dengan
probabilitas kerusakan mesin dan rata rata biaya kerusakan mesin dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun. Kemudian dengan rumus analisis biaya korektif diperoleh besarnya biaya pemeliharaan
korektif pada tahun 2012. Sedangkan untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan preventif terlebih
dahulu dihitung probabilitas kerusakan mesin yang diperkirakan tiap bulan dan kemudian dihitung
biaya total pemeliharaan korektif. Untuk analisis tersebut dibutuhkan data berupa jumlah kerusakan
mesin, jumlah biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan korektif dan jumlah biaya preventif.
Dari perhitungan data hasil analisa, didapat minimum cost selama pemeliharaan yang menghemat
biaya operasi. Pemeliharaan preventive pada main booster pump menghemat biaya operasional Rp.
3.751.796,- jika dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali atau sebesar 16% lebih hemat
dibandingkan dengan corective maintanance sebesar Rp. 23.986.982. Dari masalah yang ditemukan
tersebut, penulis mencoba mencari solusi dengan perbedaan perhitungkan biaya yang cukup besar
dapat menjadi sebuah kebijakan untuk top manajemen dalam melaksanakan pemeliharaan mesin
pompa.
Kata kunci : pemompaan, pemeliharaan, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif & biaya

Abstract
Maintenance is important due to the increasing awareness that maintenance of good will give a share
to the company's performance, so that in the end will affect the success of a company as a whole. The
purpose of this research is to know the maintenance optimization of pump which is applied by the
company, the issue of the problems appeared in system maintenance and good preventive maintenance
cost levels and further determine an alternative corrective maintenance activities the most optimal. A
case study of the writing was done in Balongan TBBM by focusing research on pump machine (main
booster pump). This machine considering elections in terms of functionality and use, maintenance,
spare parts and the price of the machine is high.
To find out the level of corrective maintenance costs cost analysis tools used by the probability of
damage to the machine and the average cost of damage machine for a period of 1 (one) year. Then
with corrective cost analysis formulas obtained the magnitude of corrective maintenance costs by
2012. As for knowing the level of preventive maintenance cost first calculated the probability of
damage to the machine is estimated each month and then calculated the total cost of corrective
maintenance. The data required for the analysis of the amount of damage to the machine, the amount
of maintenance costs include the cost of corrective maintenance and total cost of preventative.
In a result of an analysis data accounting in TBBM balongan, is got minimum cost during
maintenance that manages operation cost. The preventive maintenance in main booster pump save
operational costs Rp. 3.751.796,- if is held everyone six months or 16% more less than corrective

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 2

maintenance Rp. 23.986.982,- Writer try to find a solution with a cost accounting distinction which is
almost huge can become a policy to top management is held the pump machine maintenance.
Key word : pumping,maintenance,preventive maintenance, corrective maintenance & cost
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya semua kegiatan operasional haruslah ditunjukan untuk menjamin terdapatnya
kontinuitas dan koordinasi dalam kegiatan operasionalnya. Faktor pemeliharaan alat dan fasilitas
(sarfas) operasional merupakan bagian yang sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat
dalam top manajemen. Kegiatan pemeliharaan (maintenance) ini tidak dapat diabaikan begitu saja,
karena sebagian besar kegiatan operasional menggunakan mesin.
PT. Pertamina (persero), dalam hal ini TBBM Balongan melakukan 3 (tiga) aktivitas dalam
kegiatan operasionalnya. Tiga kegiatan itu adalah pertama penerimaan BBM dari Pertamina Unit
Pengolahan VI Balongan dan kapal tangker melalui jalur pipa & SPM (single point Moring). Kedua
kegiatan penimbunan/inventory BBM yang ditimbun di dalam tangki timbun dengan kapasitas
tertentu. Kemudian kegiatan ketiga penyaluran dengan mendistribusikannya ke Terminal BBM lainya
seperti Cikampek melalui jalur 1 (satu) dan Jakarta melalui jalur 2 (dua) dan atau luar Jawa melaui
kapal tanker via pipanisasi serta menggunakan mobil tangki menuju SPBU (Station Pengisian Bahan
Bakar untuk Umum) di wilayah III Cirebon.









Gambar 1.1 Flow Chart Operational TBBM Balongan
Mengingat semua kegiatan operasional dominan membutuhkan pompa sebagai media yang
sangat vital, maka pemeliharaan terhadap pompa harus terlaksana dengan baik. Tanpa memperhatikan
kegiatan pemeliharaan yang berarti secara tidak langsung telah menghilangkan asetnya, dalam jangka
pendek memang seakan akan dapat menekan biaya operasional karena tidak perlu mengeluarkan
biaya pemeliharaan yang cukup besar. Namun dalam jangka panjang akan mengalami kesulitan dalam
kegiatan operasionalnya karena mesin yang tidak terpelihara dengan baik akan mengalami banyak
masalah seperti kerusakan, kemacetan bahkan mesin tidak dapat beroperasi sama sekali sehingga
membutuhkan biaya yang sangat besar untuk memperbaikinya ataupun menggantinya dengan mesin
yang baru. Dari dampak tersebut dapat mengganggu pemompaan BBM/BBK.
Melalui pelaksanaan pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan maka sarana fasilitas
(sarfas) Terminal BBM Balongan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana, sehingga kegiatan
pemompaan dapat berjalan lancar dan kemungkinan kemungkinan kerusakan pada mesin yang
terjadi dapat dikurangi bahkan dihindari sama sekali.
Mengingat pentingnya kegiatan pemeliharaan di Terminal BBM Balongan untuk menunjang
kelancaran proses operasional pemompaan, maka hal inilah yang menjadi alasan penyusunan makalah

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 3

dengan judul Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Dalam Meningkatkan Pemompaan
BBM/BBK Di Terminal BBM Balongan.
1.2 Tujuan Penelitian
Dari latar belakang di atas, tujuan dari penulisan ini adalah :
1.2.1 Mengetahui masalah yang dihadapi dalam melaksanakan pemeliharaan main booster pump di
TBBM Balongan.
1.2.2 Menganalisa cara pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan pemeliharaan main
booster pump di Terminal BBM Balongan agar menjaga kelangsungan kegiatan operasional
dengan menggunakan diagram Fish Bone Diagram.
1.2.3 Mengetahui manfaat yang diperoleh TBBM Balongan dalam melaksanakan pemeliharaan main
booster pump tersebut setelah dilakukan analisa biaya pemeliharaan dengan menggunakan
metode probabilitas.
1.3 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam
tentang manajemen operasional khususnya tentang pemeliharaan. Pun dapat memberikan masukan dan
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan mengenai sistem
pemeliharaan main booster pump khususnya untuk perusahaan agar lebih efektif dan efesien. Serta
diharapkan berguna untuk yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai pemeliharaan main booster
pump sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan dijadikan salah satu bahan masukan
ataupun bahan pertimbangan dalam kegiatan penelitian yang berkelanjutan.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari studi lapangan kemudian
dipadukan dengan studi pustaka sebagai landasan teori sehingga termasuk kedalam penelitian yang
dapat diterapkan. Langkah langkah penelitian :
Menganalisa dan mengidentifikasi masalah.
Menetapkan tujuan penelitian.
Mengidentifikasi parameter penelitian.
Melakukan observasi lapangan dengan mengambil source yang ada.
Melakukan pengolahan data dan pemecahan masalah.
Penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian.
1.5 Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini hanya difokuskan pada pemompaan jalur 1 (satu) dimana pada salah satu
sarfas di jalur 1 (satu) sering mengalami breakdown khususnya pada main booster pump, sehingga
kegiatan pemompaan BBM ke TBBM Cikampek belum optimal. Overview dari pemompaan jalur 1
(satu) terdiri dari 3 unit new suction booster pump, 4 unit gas turbine dan 3 unit main booster pump.

Gambar 1.2 Flow Chart Jalur 1

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 4

Tabel 1.1 menunjukan matriks breakdown pada kegiatan jalur 1 selama bulan Januari 2012
hingga bulan Desember 2012
Tabel 1.1 Frekuensi breakdown sarfas kegiatan jalur 1 tahun 2012
Bulan
Breakdown Mesin Pompa
Suction Booster pump Gas Turbine Main Booster Pump
Januari 1 - 1
Februari - - -
Maret - 1 -
April - - -
Mei - - -
Juni - - 1
Juli 1 - -
Augustus - 1 -
September - - 1
Oktober - - -
November - - -
Desember 1 - 2
Total 3 2 5
Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan
Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah breakdown, maka mesin pompa main booster pump
adalah pompa yang paling sering mengalami kerusakan. Gambar 1.3 menunjukan histrogram frekuensi
breakdown mesin pompa pada jalur 1 berdasarkan data tabel 1.1.
C
o
u
n
t
P
e
r
c
e
n
t
Pumps
Count
50,0 80,0 100,0
5 3 2
Percent 50,0 30,0 20,0
Cum %
Gas Turbin New Suction Booster Pump Main Booster Pump
10
8

!
2
0
100
80
0
!0
20
0
Pareto Chart of Pumps

Gambar 1.3 Diagram Pareto frekuensi breakdown mesin pompa pada jalur 1
Untuk menjaga sarfas tersebut yaitu main booster pump dan juga mesin mesin lainnya agar
tetap dapat beroperasi dengan baik dan tetap handal, TBBM Balongan melaksanakan kegiatan
pemeliharaan sebagai berikut :
Kegiatan pemeliharaan preventif (planed maintenance)
Kegiatan pemeliharaan korektif (unplaned maintenace)

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 5

Kedua kegiatan ini bila dibandingkan secara teknis dan ekonomis maka kegiatan yang terencana
jauh lebih baik. Oleh karena itu kegiatan pemeliharaan tidak terencana diusahakan dapat
diminimalisir.
1.5.1 Kegiatan Pemeliharaan Preventif
Kegiatan pemeliharaan ini sebelumnya telah direncanakan baik dari segi waktu (time based),
type pekerjaan spare part maupun pendukung lain. Kegiatan yang direncakan atau diterapkan di
TBBM Balongan anatara lain :
Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan terhadap sarfas yang dilakukan setiap hari dengan tujuan
untuk memonitor atau mengetahui kondisi saat ini sehingga apabila ada gejala kerusakan atau
penyimpangan dapat diketahui secara dini.
Pemeliharaan Perkiraan (Predictive Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan ini merupakan salah satu sistem pemeliharan yang didasarkan pada
kondisi saat ini (condition base). Sasaran dari predictive maintenance adalah untuk
mengetahui gejala penyimpangan pada alat secara dini sehingga tidak terjadi mesin mati
karena breakdown terutama pada alat alat yang beroperasi secara single run.
Semi Overhaul
Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan dengan cara memeriksa bagian internal dan mengganti
part tertentu yang penting. Sasaran dari tindakan pemeliharaan ini adalah untuk
mengembalikan kondisi alat ke keadaan semula. Tindakan pemeliharaan ini dilakukan
berdasarkan waktu (time base), jadi secara periodik alat dalam kondisi baik maupun tidak
dioperasikan dilakukan semi overhaul.
Dalam 1 (satu) bulan TBBM Balongan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan terencana
mesin pompa sebesar :
Tabel 1.2 Asumsi Biaya Pemeliharaan Terencana per-bulan tahun 2012
No Jenis Pekerjaan Pelaksana Asumsi Biaya/perbulan
1 Main Booster Pump No 1 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000
2 Main Booster Pump No 2 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000
3 Main Booster Pump No 3 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000
Total Rp 10.713.000
Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan
Dari tabel 1.2 total biaya pemeliharaan terencana yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan
untuk main booster pump setiap bulannya adalah Rp. 10.713.000,-
1.5.2 Kegiatan Pemeliharaan Korektif
Perbaikan pemeliharaan korektif merupakan tindakan pemeliharaan pada sarfas karena alat
tersebut mengalami kerusakan baik yang sifatnya mendadak atau termonitor. Perbaikan yang
dilakukan adalah kerena adanya kerusakan yang terjadi karena faktor faktor lain yang membuat
mesin tersebut rusak. Maksud dari tindakan ini adalah agar mesin ataupun sarfas tersebut dapat
dipergunakan kembali dalam proses operasional, sehingga kegiatan pemompaan BBM/BBK dapat
berjalan lancar tanpa adanya hambatan.
Biaya pemeliharaan korektif yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan untuk main booster
pump adalah :
Tabel 1.3 Asumsi Biaya Pemeliharaan Korektif per-bulan tahun 2012
No Jenis Perbaikan Bulan Pelaksa Biaya
1
Penggantian Spare Part Pada General
Overhaul MBP No. 3 Caterpillar 3512
Januari PT. Adikari Wisesa 40.929.579
2
Penggantian Spare Part Kebutuhan
Rutin Perawatan Dan Perbaikan MBP
Juni PT. Adikari Wisesa 26.629.167

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 6

No Jenis Perbaikan Bulan Pelaksa Biaya
3
Perbaikan / Penggantian Exhaust
Engine MBP 3
September PT. Adikari Wisesa 4.156.260
4
Jasa Overhaul General (Major)
Overhaul MBP No.3 Caterpillar
Desember PT. Adikari Wisesa 17.870.417
5
Penggantian Spare Part Rutin Engine
Main Booster Pump (MBP)
Desember PT. Adikari Wisesa 2.607.917
Total 65.564.172
Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan
Dari tabel tersebut total biaya pemeliharaan korektif untuk main booster pump yang harus
dikeluarkan oleh TBBM Balongan adalah sebesar Rp. 65.564.172,-
1.6 Pengolahan Data
1.6.1 Sistem Existing Maintenance
TBBM Balongan merupakan salah satu unit objek vital yang menyalurkan BBM/BBK untuk
kebutuhan Jabotabek dimana media tranfer yang digunakan yaitu pompa. Jika terjadi kerusakan pada
salah satu mesin pompa maka proses operasional pemompaan akan terhambat.
Sistem maintenance yang diterapkan TBBM Balongan pada saat ini adalah berdasarkan konsep
preventif namun pada implementasinya korektif maintenance tetap ada. Dengan konsep tersebut,
tingkat kerusakan mesin yang terjadi pada mesin main booster pump masih tinggi sehingga kinerja
pompa menjadi turun jika intensitas kerusakan sering terjadi. Karena media pompa merupakan objek
vital yang digunakan dalam proses operasional pendistribusian BBM/BBK, maka dengan tingginya
jumlah breakdown mesin tersebut dapat menimbulkan kerugian. Gambar 1.4 menggambarkan
hubungan sebab akibat terhadap kondisi sistem pemeliharaan yang ada sekarang.
Sistem
"#istin$
Maintenance
"n% ironment
Measurements
Met&o's
Materia(
Mac&ines
Personne(
) uran$ *oor'inasi
) uran$ *epe'u(ian
P e(ati&an + an$ *uran$
Tin$*at *erusa*an tin$$i
)erusa*an mesin
P en$a'aan + an$ (ama
S pare part
T i'a*
memper&itun$*an
*e&an'aran mesin
T i'a* memper&ati*an
*on'isi mesin setiap
&ari
) ebi, a*an
P eme(i&araan
)a, ian bia+ a
peme(i&araan
P encemaran
- perasi proses
'en$an su&u tin$$i
P anas
Fishbone Sistem Maintenance TBBM Balongan

Gambar 1.4 Fishbone Sistem Maintenance TBBM Balongan
1.6.2 Analisa Efesiensi Antara Pemeliharaan Terencana Dengan Pemeliharaan Korektif
Terdapat 2 (dua) alternatif kebijakan pemeliharaan mesin dalam menghadapi masalah biaya
pemeliharaan dan perbaikan yaitu :
1. Menerapkan kebijakan pemeliharaan korektif, dimana perbaikan atau penyetelan dilaksanakan
hanya setelah terjadinya kerusakan mesin.
2. Menerapkan kebijakan pemeliharaan preventif, dimana pemeliharaan dan penyetelan terhadap
sarfas dilakukan pada akhir periode yang telah ditetapkan.

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 7

Untuk memilih alternatif pemeliharaan yang lebih efesien untuk mesin main booster pump
dapat digunakan metode probabilitas, dengan menghitung biaya pemeliharaan mesin main booster
pump. Setelah biaya pemeliharaan mesin tersebut dihitung, maka dapat diketahui biaya yang paling
murah dan efesien.
Biaya yang dihitung dalam analisis ini adalah biaya untuk melaksanakan kebijakan
pemeliharaan terencana (preventive) dengan biaya untuk melaksanakan kebijakan pemeliharaan
korektif. Setelah itu dari hasil biaya perhitungan tersebut, perusahaan akan mengetahui biaya
pemeliharaan mesin main booster pump yang paling rendah dan kebijaksanaan pemeliharaan mesin
mana yang akan diterapkan untuk selanjutnya. Untuk melakukan perhitungan tersebut perlu diketahui
besarnya biaya pemeliharaan terencana serta pemeliharaan korektif.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam 1 (bulan) TBBM Balongan harus
mengeluarkan biaya pemeliharaan terencana (preventive) untuk mesin 3 unit main booster pump
adalah Rp. 10.713.000,- Sedangkan biaya perbaikan (overhaul/breakdown) yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk mesin 3 unit main booster pump adalah Rp. 65.564.172,- Langkah selanjutnya
adalah mengevaluasi dan membandingkan besarnya biaya jika mengambil kebijakan pemeliharaan
korektif dan atau jika mengambil kebijakan pemeliharaan preventif.
1.6.2.1 Kebijakan Pemeliharaan Korektif
Berikut data breakdown/kerusakan dan probalilitas mesin main booster pump dalam bentuk
tabel :
Tabel 1.4 Perhitungan Untuk Mencari Jumlah Bulan yang Diperkirakan antara Kerusakan
Bulan
Main Booster Pump
Breakdown Probabilitas terjadinya kerusakan (P
i
) iP
i

Januari 1 0,2 0,2


Juni 1 0,2 1,2
Juli - - -
Augustus - - -
September - - -
Oktober 1 0,2 2
November - - -
Desember 2 0,4 4,8
Total 5 1 8,2
Sumber : Pengolahan Data dari Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan
Perhitungan pada tabel 1.4 di atas adalah untuk mencari jumlah bulan yang diperkirakan antara
kerusakan kerusakan pada mesin main booster pump sebelum mengalami kerusakan. Cara
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan kerusakan = (bulan terjadinya
kerusakan setelah pemeliharaan (i) x probabilitas terjadinya kerusakan (P
i
)
Jadi berdasarkan perhitungan pada tabel 1.4 diketahui bahwa jumlah bulan yang diperkirakan
antara kerusakan kerusakan (rata rata umur) pada mesin main booster pump adalah 8,2 bulan
sebelum rusak.
Biaya bulanan total kebijaksanaan (TCr) dapat ditentukan dengan pembagian biaya overhaul
semua mesin (N) dengan jumlah yang diperkirakan antara kerusakan kerusakan. Kebijaksanaan
pemeliharaan korektif dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
TCr=
Jumlah Mesin X Biaya Perbaikan Per-Mesin
Jumlah Bulan Yang Diperkirakan Antara Kerusakan - Kerusakan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 8

Jadi biaya total kebijaksanaan pemeliharaan korektif untuk 3 unit mesin main booster pump
adalah sebagai berikut :


1.6.2.2 Kebijakan Pemeliharaan Preventif
Kebijakan ini terdiri dari 12 (dua belas) sub kebijakan, dimana setiap sub kebijaksanaan
berhubungan dengan jumlah bulan tertentu antar operasi operasi pemeliharaan. Dalam hal ini harus
ditentukan biaya program pemeliharaan terencana yang meliputi pemeliharaan setiap 1 (satu) bulan,
setiap 2 (dua) bulan, setiap 3 (tiga) bulan dan seterusnya sampai 12 (dua belas) bulan. Untuk
melakukannya jumlah kerusakan total alternatif dihitung terlebih dahulu.
Rumus rumus yang dipergunakan dalam menghitung biaya pemeliharaan terencana
(preventive) adalah :
Bn = N +B
(n-1)
.P
1
+ B
(n-1)
.P
1
+ B
(n-2)
.P
2
+ B
(n-3)
.P
3
+ B
1
.P
(n-1)

Keterangan :
Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan
N = jumlah mesin
Pn = probabilitas mesin rusak dalam periode n
Maka perhitungan pemeliharaan preventive untuk mesin main booster pump adalah sebagai berikut :

Jika, n = 1
B
1
= NP
1

= 3.0,2
= 0,6 mesin

Jika, n = 2
B
2
= N(P
1
+P
2
)+B
1
.P
1

= 3(0,2+0)+(0,6.0,2)
= 0,72 mesin

Jika, n = 3
B
3
= N(P
1
+P
2
+P
3
)+B
2
.P
1
+B
1
.P
2

= 3(0,2+0+0) + ((0,72.0,2)+(0,6.0))
= 0,744 mesin

Jika, n = 4
B
4
= N(P
1
+P
4
)+B
3
.P
1
+B
1
.P
3
= 3(0,2+0+0)+((0,74.0,2)+(0,6.0))
= 0,7488 mesin

Jika, n = 5
B
5
= N(P
1
+P
5
)+B
4
.P
1
+B
1
.P
4

= 3(0,2+0)+((0,75.0,2)+(0,6.0))
= 0,74976 mesin

Jika, n = 6
B
6
= N(P
1
+P
5
)+B
5
.P
1
+B
1
.P
5

= 3(0,2+0)+((0,75.0,2)+(0,6.0))
= 0,1799424 mesin

Jika, n = 7
B
7
= N(P
1
+P
6
)+B
6
.P
1
+B
1
.P
6



= 3(0,2+0,2)+((0,18.0,2)+(0,6.0,2))
= 1,35598848 mesin

Jika, n = 8
B
8
= N(P
1
+P
7
)+B
7
.P
1
+B
1
.P
7



= 3(0,2+0)+((1,36.0,2)+(0,6.0))
= 2,39119769 mesin

Jika, n = 9
B
9
= N(P
1
+P
8
)+B
8
.P
1
+B
1
.P
8



= 3(0,2+0)+((2,39.0,2)+(0,6.0))
= 1,82703953 mesin

Jika, n = 10
B
10
= N(P
1
+P
9
)+B
9
.P
1
+B
1
.P
9



= 3(0,2+0)+((1,83.0,2)+(0,6.0))
= 2,31516790 mesin

Jika, n = 11
B
11
= N(P
1
+P
10
)+B
10
.P
1
+B
1
.P
10



= 3(0,2+0,2)+((2,32.0,2)+(0,6.0,2))
= 2,53298558 mesin

Jika, n = 12
B
12
= N(P
1
+P
11
)+B
11
.P
1
+B
1
.P
11



= 3(0,2+0)+((2,53.0,2)+(0,6.0))
= 3,68658559 mesin


( 3 x Rp. 65.564.172,-)
8,2
= Rp. 23.986.982,-

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 9

Perhitungan mengenai keseluruhan nilai ekspektasi kerusakan mesin tiap n-bulan, rata rata
mesin per-bulan, biaya perbaikan kerusakan mesin per-bulan, biaya pemeliharaan terencana
(preventive) per-bulan dan total pemeliharaan per-bulan dapat dilihat pada tabel 1.5 untuk mesin main
booster pump.
Tabel 1.5 Perhitungan Biaya Pemeliharaan Terencana Dalam 12 (dua belas) Bulan Periode
Pemeliharaan Yang Berbeda
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Perkiraan
Preventif
Per n-
Bulan
Jumlah
Kerusakan
Yang
Diperkirakan
Dalam n-Bulan
Jumlah
Rata-Rata
Kerusakan
Per-Bulan
Biaya Breakdown
Yang
Diperkirakan
Per-Bulan
Biaya Preventif
Yang
Diperkirakan Per-
Bulan
Biaya Sub
Kebijakan
Pemeliharaan n
Preventif Yang
Diperkirakan
(a) (b) (c) = (b)/(a)
(d) = (c) x
Rp. 65.564.172
(e) = (1/a) x
Rp. 10.713.000
(f) = (e)+(d)
1 0,6 0,6 Rp 39.338.503 Rp 10.713.000 Rp 50.051.503
2 0,72 0,36 Rp 23.603.102 Rp 5.356.500 Rp 28.959.602
3 0,744 0,248 Rp 16.259.915 Rp 3.571.000 Rp 19.830.915
4 0,7488 0,1872 Rp 12.273.613 Rp 2.678.250 Rp 14.951.863
5 0,74976 0,149952 Rp 9.831.479 Rp 2.142.600 Rp 11.974.079
6 0,1799424 0,029990 Rp 1.966.296 Rp 1.785.500 Rp 3.751.796
7 1,35598848 0,193712 Rp 12.700.609 Rp 1.530.429 Rp 14.231.037
8 2,39119769 0,298899 Rp 19.597.112 Rp 1.339.125 Rp 20.936.237
9 1,82703953 0,203004 Rp 13.309.815 Rp 1.190.333 Rp 14.500.148
10 2,31516790 0,231516 Rp 15.179.207 Rp 1.071.300 Rp 16.250.507
11 2,53298558 0,230271 Rp 15.097.555 Rp 973.909 Rp 16.071.464
12 3,68658559 0,307215 Rp 20.142.328 Rp 892.750 Rp 21.035.078
Sumber : Pengolahan Data dari Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan
Pada tabel 1.5 dapat diketahui bahwa total biaya pemeliharaan yang paling rendah (minimum)
adalah Rp. 3.751.796,- untuk mesin main booster pump jatuh pada bulan ke 6 (enam). Dengan
menggunakan metode probabilitas dapat dilihat bahwa sebaiknya TBBM Balongan melakukan
kebijakan pemeliharaan terencana (preventive) setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mesin main booster
pump, karena jauh lebih efesien jika dibandingkan dengan pemeliharaan korektif yaitu Rp. 20.235.096
(Rp. 23.986.982 - Rp. 3.751.796) sekitar 16% lebih ekonomis jika menerapkan pemeliharaan
terencana (preventive).
1.7 Kesimpulan dan Saran
Dari hasil pengolahan data dan analisa pemeliharaan mesin pompa yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Mesin dengan tingkat kerusakan tertinggi adalah mesin main booster pump dengan tingkat
persentase sebesar 50% dari keseluruhan mesin pada jalur 1.
Subsistem kebijakan pemeliharaan preventif setelah diolah dengan metode probabilitas
pelaksanaan pemeliharaan tersebut dengan minimum cost dilaksanakan pada bulan ke 6 (enam).
Persentase selisih biaya antara pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif adalah 16%
(Rp. 20.235.096) untuk biaya pemeliharaan preventif sebesar Rp. 3.751.796,- sedangkan biaya
pemeliharaan korektif sebesar Rp. 23.986.982,-




Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 10

Setelah melakukan penelitian dan analisa di TBBM Balongan, diharapkan dapat dijadikan
masukan bagi perusahan. Saran saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan adalah sebagai
berikut :
Setelah dilakukan analisa biaya pemeliharaan sebaiknya perusahaan melakukan kebijakan
pemeliharaan terencana (preventif) setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mesin main booster pump
karena biaya pemeliharaan sangat rendah.
Perusahaan harus memberikan pendidikan dan pelatihan khusus kepada teknisi - teknisunya
maupun operator agar knowlage pekerja tidak hanya bisa mengoperasikan namun memperbaiki
secara dini jika ditemukan ketidaksesuai pada mesin.
Perbaikan terus menerus (Continuous Improvement) untuk mengatasi breakdown di berbagai
proses operasional perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk lebih
meningkatkan dan kehandalan mesin.

Referensi
[1] Afif, Abu. 12 Desember 2008. Teori Dasar Pompa Sentrifugal, (online),
(http://www.agussuwesono.com/artikel/mechanical/65-teori-dasar-pompa-sentrifugal.html),
diakses 3 Oktober 2011.
[2] Assauri, Sofyan, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi, Lembaga Penerbit FE UI,
Jakarta.
[3] Corder, Anthony, 1992, Teknik Manajemen Pemeliharaan, ter, K. Hadi. Erlangga, Jakarta
[4] Daryus, Asyari, 2007, Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin, Universitas Darma Persada
Jakarta.
[5] Dhillon, B.S, 2006. Maintainability, Maintenance, and Reliability for Engineers, Taylor &
Francis, Boca Raton.
[6] Hani Handoko, T, 2000, Dasar Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE
Yokyakarta.
[7] Heizer, Jay and Barry Render, 2001, Operation Management, 6th edition, Prentice-Hall Inc,
New Jersey.
[8] Mobley, R. Keith, 2002. An introduction to predictive maintenance, 2nd ed, butterworth-
heinemann, USA.
[9] Sularso, Haruo Tahara, Pompa dan Kompressor : Pemilihan, Pemakaian dan Perawatan. PT.
Pradnya Paramita, Jakarta 2000.
[10] Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia Indonesia.

You might also like