You are on page 1of 14

16

F. Manifestasi klinis
Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara
dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang
menyesatkan dan eragukan tapi umumnya berjalan progresif. Gejala klinik
tumor otak terbagi atas gejala umum dan khusus, antara lain:
1. Gejala serebral umum
Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor
asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa:
mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental
dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan
ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai
pada 2/3 kasus. Trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah,
dan papiledema.
2. Nyeri kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan
30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala
lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari
ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah
berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada
keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya
nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.
3. Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala.
Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah
bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.

17

4. Papiledema
Papiledema disebabkan oleh stasis vena yangmenimbulakn
pembengkakan dan pembesaran diskus optikus. Bila terlihat pada
pemeriksaan funduscopi, tanda ini mengisyaratkan peningkatan
tekanan intracranial. Sering kali sulit untuk menggunakan tanda ini
untuk menegaskan diagnosis tumor otak karena beberapa individu
mungkin tidak terliaht papiledema pada fundus meskipun ICP sangat
tinggi.
Dapat terjadi gangguan penglihatan yang berkaitan dengan
papiledema. Gangguan ini adalah pembesaran bintik dan amaurosis
fugaks (ketika penglihatan berkurang).
5. Kejang
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak
pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut.
Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu
dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
a. Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
b. Mengalami post iktal paralisis
c. Mengalami status epilepsy
d. Resisten terhadap obat-obat epilepsy
e. Bangkitan disertai dengan gejala ttik lain
f. Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50%
pasen dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25%
pada glioblastoma.


18

6. Gejala tekanan tinggi intrakranial
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital
yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan
enurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papiledema.
Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul
ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat
teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan
gejala ttik tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah
meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma
serebelum dan craniopharingioma.
7. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese
kontra lateral, kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan
inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom
foster kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal
hemianopsi homonym
2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan
pada girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmanns
c. Lobus temporal
19

1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor,
yang didahului dengan aura atau halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan
hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat
diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan
penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia
berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia
e. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari n viii yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya
berupa gangguan fungsi pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari
daerah pontin angel
f. Tumor hipotalamus
1) Menyebabkan gejala ttik akibat oklusi dari foramen monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan
perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism,
gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan
g. Tumor di cerebelum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala ttik akan cepat
erjadi disertai dengan papil udem
20

2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan
spasme dari otot-otot servikal
h. Tumor fosa posterior
Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah
disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari
medulloblastoma
.
G. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang
menderita tumor otak ialah :
1. Gangguan fisik neurologist
2. Gangguan kognitif
3. Gangguan tidur dan mood
4. Disfungsi seksual

H. Pemeriksaan penunjang
1. Arterigrafi atau ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi
pada sistem ventrikel dan cisterna.
2. Ct scan ; dasar dalam menentukan diagnosa.
3. Radiogram ; memberikan informasi yang sangat berharga mengenai
struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang
mengapur; dan posisi selatursika.
4. Elektroensefalogram (EEG) ; memberi informasi mengenai perubahan
kepekaan neuron.
5. Ekoensefalogram ; memberi informasi mengenai pergeseran
kandungan intra serebral.
6. Sidik otak radioaktif ; memperlihatkan daerah-daerah akumulasi
abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan
21

sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat
radioaktif

I. Penatalaksanaan medis
1. Pembedahan.
Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis
histologik dan untuk mengurangi efek akibat massa tumor. Kecuali
pada tipe-tipe tumor tertentu yang tidak dapat direseksi.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu
pembedahan tumor otak yakni: diagnosis yang tepat, rinci dan
seksama, perencanaan dan persiapan pra bedah yang lengkap, teknik
neuroanastesi yang baik, kecermatan dan keterampilan dalam
pengangkatan tumor, serta perawatan pasca bedah yang baik, berbagai
cara dan teknik operasi dengan menggunakan kemajuan teknologi
seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator, bipolar coagulator,
realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf mengeluarkan
massa tumor otak dengan aman.
2. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak
jarang pula merupakan therapi tunggal.
Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan
pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan
dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti
meduloblastoma dan astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang
22

otak, terapi tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi
dapat membantu sebagai terapi paliatif.pemberian obat-obatan anti
tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.efek samping : lelah,
mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang
sudah bermetastase
5. Terapi steroid
Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor
intrakranial, namun tidak berefek langsung terhadap tumor.











23

BAB III
Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang
masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada
tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
1. Pengumpulan Data
a. Anamnesa
1) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa
medis.
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus tumor adalah
trias klasik, antara lain nyeri kepala, muntah, dan papiledema..
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
klien digunakan:
a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi
yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
b) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut,
atau menusuk.
c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda,
apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana
rasa sakit terjadi.
24

d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan
sebab dari tumor, yang nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian otak mana yang terkena.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab
tumor otak berasal dari kambuhan penyakit sebelumnya yang
belum atau tidak sembuh secara total atau penyakit sebelumnya
yang dapat memacu tumor otak muncul.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan hubungan
pasien dan keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang
memiliki kemungkinan menularkannya pada pasien.
Disini penularan secara herediter menjadi factor yang
turut di teliti, kemungkinan jika keluarga lain yang sedarah
memiliki tumor dan menularkannya pada klien cukup tinggi.
6) Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit
yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan
masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam
masyarakat.
25

Pada penderita tumor otak, umumnya emosi ataupun
perannya dalam keluarga, dan masyarakat akan terganggu.
Hal ini disebabkan gejala yang dapat ditimbulkan oleh
penyakit ini.
7) Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Disini dapat dapat memberi penjelasan mengenai
persepsi klien mengenai dirinya yang menyangkut
kesehatan sebelum dan sesudah menderita tumor otak.
Dan juga menyangkut bagaimana kehidupan klien
sebelumnya, apakah telah mengerti mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat, apakah gaya hidup klien dapat
memacu timbulnya tumor otak.
b) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Dikaji pola nutrisi dan metabolisme klien, apakah
berubah atau bermasalah setelah terjadi tumor otak, dan
dapat digunakan sebagai data untuk melihat tingkat tumor
otak yang terjadi pada klien.
Umumnya klien akan mengalami muntah proyektil
dan sakit kepala sebagai bagian dari trias klasik.
c) Pola Eliminasi
Klien juga perlu dikaji mengenai pola eliminasi
setelah dan sebelum terjadinya tumor otak. Pola eliminasi
klien dapat terganggu seiring terjadinya gangguan pola
nutrisi.
d) Pola Tidur dan Istirahat
Pola tidur klien umumnya akan terganggu akibat
dari nyeri kepala, kejang, dan gejala peningkatan tekanan
intracranial lainnya, hingga perlu dikaji pola tidur dan
istirahat klien sebelum dan setelah mengalami penyakit
ini.
26

e) Pola Aktivitas
Dengan kejadian tumor otak, aktivitas klien
umumnya akan terbatasi akibat gejala dan tanda yang
muncul, hingga perlu dilakukan pengkajian pada aktivitas
klien dan memberi intervensi yang sesuai bagi klien
untuk tetap beraktivitas sesuai dengan kemampuannya.
f) Pola Hubungan dan Peran
Keadaan klien setelah mengalami tumor otak
tentunya dapat mengganggu hubungan dan peran klien di
keluarga dan masyarakat disekitarnya, hingga perawat
harus memberikan motivasi dan informasi agar klien tetap
dapat mempertahankan kopingnya secara adekuat.
g) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Persepsi klien dapat berubah seiring semakin
menurunnya keadaannya, terlebih konsep diri klien dapat
terganggu akibat penyakit yang sulit untuk disembuhkan
ini. Hingga perawat maupun keluarga harus tetap
memotivasi klien.
h) Pola Sensori dan Kognitif
Tumor otak yang dapat menekan saraf-saraf sensori,
dapat menyebabkan gangguan sensori pada klien, hingga
jika klien mengalami gangguan secara serius, dapat
mengakibatkan gangguan pada kemampuan untuk
berfungsi dan berhubungan secara efektif terhadap
lingkungan.
i) Pola Reproduksi Seksual
Tumor otak yang menyerang klien dapat
mengakibatkan beberapa gejala pada organ seksual klien,
hingga perlu dikaji pola reproduksi seksual klien sebelum
dan sesudah klien menderita tumor otak.

27

j) Pola Penanggulangan Stress
Perlu dikaji kemampuan dan cara klien
menanggulangi stress sebelum dan sesudah klien
menderita tumor otak, hingga dapat mengetahui tingkat
stress yang dapat dan tidak dapat diterima oleh klien.
k) Pola Tata Nilai dan Keyakinan
Perlu dikaji, apakah ada nilai-nilai dam keyakinan
bagi klien yang dapat menunda atau mempersulit
pengobatannya, hingga klien dapat segera diberi
informasi mengenai tindakan-tindakan yang akan
dilakukan, terutama hal-hal yang menjadi pantangan bagi
klien.

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan tumor otak lebih
ditekankan pada pemeriksaan fisik neurosensori. Umumnya pada
penderita tumor otak akan ditemukan hasil pemeriksaan sebagai
berikut:

1) Aktivitas / istirahat
Gejala : hiperekstensi, kelemahan sendi
2) Pernafasan
Gejala : Irama nafas meningkat, dispnea, potensial
obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
3) Sirkulasi
Gejala : bradikardi, hipertensi
4) Integritas Ego
Gejala : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia,
penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis
28

5) Neurosensori
Gejala : sakit kepala dengan frontal, pemeriksaan ROM
aktif dan pasif
Saraf cranial :
a) Olfaktori(penciuman )
b) Optic (penglihatan )
c) Okulomotor(gerak ekstraokular mata,dilatasi pupil)
d) Troklear(gerak bola mata ke atas ke bawah)
e) Trigeminal(sensori kulit wajah,pergerakan otot rahang)
f) Abdusens(gerakan bola mata menyamping)
g) Fasial(ekspresi fasial dan pengecapan)
h) Auditori(pendengaran)
i) Glosofaringeal(pengecapan,kemampuan menelan,gerak
lidah)
j) Vagus(sensasi faring,gerakan pita suara)
k) Aksesori(gerakan kepala dan bahu)
l) Hipoglosal(posisi lidah)

6) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : sakit kepala
7) Penyuluhan
Gejala : riwayat mengalami pembedahan,
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre-Operasi
a. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat
penekanan oleh tumor
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel
kanker
29

c. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel
kanker pada otak/mendesak otak.
d. Pola napas tak efektif b.d disfungsi neuromuskuler (hilangnya
kontrol terhadap otot pernafasan )
e. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan
pergerakan dan kelemahan.
f. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan
sirkulasi serebral.
g. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,
perubahan peran, perubahan citra diri
h. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
2. Post-Operasi
a. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan
b. Resti infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan (prosedur
operasi)
c. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,
perubahan peran, perubahan citra diri.
d. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan
ketidaktahuan tentang sumber informasi
e. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa
depan yang tidak pasti

You might also like