You are on page 1of 3

Backflush Costing

Untuk beberapa kasus produksi adakalanya proses produksi berlangsung sedemikian


cepatnya sehingga pencatatan akuntansi tradisional dirasakan tidaklah memadai lagi, karena
selalu ketinggalan. Ketika akuntansi tradisional baru mencatat kejadian pembelian bahan baku
padahal pada saat yang hampir bersamaan, produk yang sedang dicatat bahan bakunya itu sudah
terjual dipasar sehingga menimbulkan masalah dalam pencatatannya.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, beberapa fasilitas manufaktur dan bagian dari fasilitas
manufaktur telah meningkatkan kecepatan pemrosesannya sedemikian rupa sehingga rata-rata
waktu dari penerimaan bahan baku sampai produksi dari barang jadi telah berkurang dari yang
tadinya membutuhkan beberapa minggu atau bulan, menjadi tinggal beberapa jam. Tidak
mengejutkan, apabila perkembangan ini mempertanyakan kegunaan perhitungan biaya
berdasarkan pesanan Uob order costing) atau perhitungan biaya berdasarkan proses (process
costing), karena penelusuran terinci atas biaya barang dalam proses yang diharuskan oleh kedua
metode tersebut. Sebelum catatan akuntansi untuk barang dalam proses dapat dimasukkan ke
dalam sistem, unit sudah selesai dan, dalam beberapa kasus, sudah dijual.
Untuk menjawab persoalan tersebut, maka kemudian muncullah pendekatan akuntansi
terbaru berupa penyingkatan aliran biaya perusahaan manufaktur yang dikenal dengan konsep
Just in Time.
Backflush costing merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengakumulasi biaya
manufaktur di suatu pabrik atau bagian dari suatu pabrik di mana kecepatan pemrosesan sangat
cepat, seperti dalam sistem just-in-time yang sudah matang. Backflush costing dapat dilakukan
karena sistem tersebut melompati beberapa ayat jurnal akuntansi rutin yang diperlukan dalam
perkiraan buku besar pembantu untuk akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order cost
accumulation) dan akumulasi biaya berdasarkan proses (process cost accufaulativa), sehungga
menghemat waktu pemrosesan data secara signifikan. Ketika waktu maupun insentif tidak
mencukupi untuk menelusuri biaya barang dalam proses secara terinci, backflush costing
menyediakan metode untuk akumulasi biaya dengan cara bekerja dari belakang menggunakan
informasi akuntansi yang tersedia setelah produksi selesai; yaitu, pada, akhir dari setiap periode
akuntansi.
Backflush Costing juga merupakan suatu job-costing system yang ada pada produksi
dengan menggunakan JIT dimana backflush costing menunda pencatatan beberapa jurnal entry
hingga akhir masa produksi atau akhir siklus penjualan, sehingga biaya untuk penerapannya
lebih rendah dibandingkan dua sisten costing lainnya (job order dan process costing).
Tujuan Backfliush Costing adalah mengurangi jumlah kejadian yang diukur dan dicatat
dalam system akuntansi. Perbedaan backflush costing dengan job order costing dan process
costing adalah kurangnya penelusuran terinci atas biaya barang dalam proses (WIP), akun
persediaan tidak lagi disesuaikan selama periode akutansi, tetapi saldonya dikoreksi
menggunakan ayat jurnal pada akhir periode.
Karakteristik Backflushing Costing:
Bahan baku yang diterima dari pemasok, dicatat di debet akun RIP ( Raw and in Process
Penggunaan tenaga kerja langsung, dicatat di debet akun Harga Pokok Penjualan
Komponen biaya bahan baku atas produk selesai di backflush dari RIP
Komponen biaya bahan baku atas produk terjual di backflush dari Barang Jadi
Diperlukan penyesuaian biaya konversi

Penentuan Harga Pokok Backflush
Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses dan
membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai. Perusahaan menggunakan
backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Manajemen ingin sistem akuntansi yang sederhana.
2. Setiap produk ditentukan biaya standarnya.
3. Metode ini menghasilkan penentuan harga pokok produk yang kira-kira mengasilkan
informasi keuangan yang sama dengan penelusuran secara berurutan.

Sekilas Just In Time
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas
yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya
persediaan sedapat mungkin nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak
dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali
produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam
meningkatkan efisiensi kegiatan.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap
aktivitas yang bernilai tambah.

Tujuan Just In Time :
Unt menghilangkan storage & carrying cost
Bagian yang penting dari TQM
Mangurangi WIP & raw materials

Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui
dalam pemanufakturan tradisional.Penggunaan system pemanufakturan JIT mempunyai dampak
pada:
1. Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.
2. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.
3. Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)
4. Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.
5. Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.

You might also like