You are on page 1of 3

MORALITAS DALAM KEBENARAN HUKUM

1
Erika

Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Banyak cara ditempuh untuk
memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio dan melalui empiris.
Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat
penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti. Dalam ilmu
filsafat beberapa teori tentang kebenaran yakni teori kebenaran korespondensi
adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju
pernyataan tersebut, berbanding dengan teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran
yang didasarkan kepada kriteria koheren. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan
jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis, berbeda
dengan teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi
oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau
teori tergantung kepada faedah, Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis.
Berbagai teori kebenaran yang dikemukan tidak juga menghasilkan satu kesatuan faham.
Korelasi kebenaran dan hukum merupakan suatu nilai yang penting dari pencapaian cita-cita
hukum, Beragam teori kebenaran dalam realitas hukum sering menjadi landasar argumentasi
penegakan hukum di Indonesia. Bahkan jika berpatokan kepada realitas, masyarakat sering
mengklaim bahwa penegakan hukum sangat jauh dari rasa keadilan dan kebenaran.
Masyarakat tidak mengenal proses hukum seperti apa dan pendekatan analisis hukum seperti
apa yang digunakan, yang dipikir dan dirasakan oleh penegakan kebenaran dan keadilan.
Dalam beragam pengertian hukum, pertama hukum dapat di artikan sebagai peraturan atau
adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau
otoritas. Kedua hukum diartikan sebagai Undang-Undang, aturan untuk mengatur pergaulan

1
Mahasiswa Program Doktor Pascasarjana Fakultas Hukum UGM
hidup masyarakat; ketiga hukum diartikan patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa
(alam dan sebagainya) yang tertentu; dan keempat, keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan
oleh hakim (di pengadilan); vonis. Hukum merupakan sebuah konsep, dan tak ada konsep
yang tunggal mengenai apa yang disebut hukum itu. Selanjutnya dikatakan bahwa, sekurang-
kurangnya ada tiga kosep hukum yang pernah dikemukakan, Pertama hukum sebagai asas
moralitas atau asas keadilan yang bernilai universal. Kedua, hukum sebagai kaidah-kaidah
dan positif yang berlaku pada suatu waktu dan terbit sebagai produk eksplisit sumber
kekuasaan politik tertentu yang diligitimasi. Ketiga, hukum sebagai institusi sosial yang riil
dan fungsional di dalam sistem kehidupan bermasyarakat, baik dalam proses pemulihan
ketertiban dan penyelesaian sengketa maupun dalam proses pengarahan dan pembentukan
pola-pola perilaku yang baru.
Satu sisi hukum dipandang hitam putih, berarti kebenaran itu hanya satu yaitu
berdasarkan pada kesesuaian norma hukum dengan peristiwa hukum. Jika demikian halnya
maka hukum yang dilihat pada aspek kepastian yaitu kesesuaian legalitas dengan fakta-fakta
hukum. Di sisi yang lain para ilmuan hukum memahami hukum itu dari berbagai sudut, ada
yang melihat dari sudut filsat, ada dari sudut sejarah, ada dari sudut antropolgi, ada dari sudut
politik bahkan ada dari sudut psikologi. Hal ini berarti kebenaran hukum itu sangat variatif.
Memaknai kebenaran dalam hukum diera modern wajib dibekali oleh ilmu pengetahuan
hukum yang komprehensif dengan pemikiran progresif dan futuristik demi pencapaian tujuan
akhir hukum yakni kebahagian dalam bermasyarakat, kesadaran hukum dalam masyarakat
sebaiknya tidak hanya mengunakan paradigma positivistik yakni memaknai hukum dalam
kehidupan terbatas hanya kepada undang-undang. Hukum memiliki dua wajah : Sebagai sebuah
mekanisme pengaturan kehidupan sosial melalui berbagai macam instituasi dan praktik, dan
sebagai sebuah kumpulan doktrin atau gagasan yang dapat ditafsirkan dan dikembangkan secara
logis atau dogmatis. Karena itu, hukum harus diperlakukan sebagai sebuah pengalaman sosial
sekaligus sebagai logika abstrak.
Hukum harus dianalisis secara empiris sebagai sebuah fenomena sosial sehingga
diharapkan dapat berperan sebagai alat pembaharuan masyarakat, hukum harus dilihat secara
holistik melibatkan kerangka moral bukan hanya dogmatik tanpa nurani, sehingga hukum
tidak menjadi zombie, sebuah raga hidup tanpa jiwa, menginggat hukum berada dalam
kesatuan dengan masyarakat sehingga akan arif dan bijaksana dalam berkehidupan hukum
kita mengutamakan faktor manusia dan kemanusiaan selain peraturan hukum itu sendiri,
diawali merubah paradigma dari prilaku legal positivistik menjadi legal humanity holistik,
hukum untuk manusia dan bukan manusia untuk hukum, sehingga sangat disayangkan
bilamana kekakuan dalam menjalankan hukum justru menciptakan kekacauan dalam
kehidupan bermasyarakat, kami ambil contoh akibat produk politik hukum yang di order atas
nama kepentingan, Hukum dijadikan sebagai panglima untuk melanggengkan kepentingan
penguasa, dengan landasan hukum yang legal, penguasa atas nama kepentingan dan hukum
melakukan penyelewengan dan pemerkosaan hukum oleh pihak-pihak yang awam hukum,
menjadikan undang-undang sebagai satu-satunya sumber hukum tentu menimbulkan
konsekuensi ketertindasan masyarakat koban-korban penerapan hukum yang tidak
mengunakan prinsip hukum untuk manusia, tetapi hukum untuk kepentingan, jauh dari nilai
kebenaran hukum itu sendiri.
Apapun konsep hukum dan kebenaran yang dipilih maka unsur penyempurnaan terakhir
yang harus ada adalah moralitas yang bersumber dari nurani, moralitas masyarakat hukumlah
yang menjadi gambaran dari cermin hukum itu sendiri, kekacauan sistem hukum dan
penerapan hukum saat ini bukan dikarena ketidaktahu tentang konsep kebenaran dan hukum
tetapi lebih kepada penghianatan moralitas dari para pelaku yang bertanggung jawab
menjalankan hukum.

Catatan : Tulisan bebas, dengan menghormati hak karya ilmiah, beberapa materi tulisan di
kutipan dari sumber-sumber tulisan lain.

You might also like