You are on page 1of 5

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1111


ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA
KABUPATEN KONAWE SELATAN

Ahmad Syarif Sukri
Dosen Fakultas Teknik Universitas Haluoleo

ABSTRAK

Bendung Laeya merupakan salah satu bendung yang dibangun oleh pemerintah yang berlokasi di Kelurahan
Ambalodangge, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan yang digunakan sebagai sarana irigasi untuk mengairi
areal persawahan seluas 1393 Ha. Melihat kondisinya saat ini, bendung Laeya mengalami penumpukan sedimen dihulu
bendung yang menutupi mercu bendung, bahkan saat banjir sekalipun sedimen dapat terlihat. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui karakteristik aliran pada Sub DAS Laeya serta mengetahui laju serta kuantitas sedimen yang masuk
ke bendung Laeya. Besarnya erosi permukaan pada Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Laeya, digunakan persamaan
dasar yang dikenal dengan rumus Universal Soil Loss Equetion (USLE), dimana dalam analisa besarnya erosi
dipengaruhi oleh intensitas hujan, erodibilitas tanah, kemiringan lereng, pengolahan tanaman, serta tindakan
pengendalian erosi. Sedangkan rumus Forcheimer dan Schoklitsch digunakan untuk menganalisa banyaknya sedimen
yang masuk ke bendung. Berdasarkan hasil analisa diperoleh erosi aktual yang tejadi pada Sub DAS Laeya adalah erosi
rendah, sekitar 21,155 ton/ha/tahun sedangkan erosi potensial yang terjadi pada Sub DAS Laeya adalah 1057,752
ton/ha/tahun dan jumlah sedimen melayang yang masuk ke Bendung Laeya sebesar 1041,5 ton/tahun, sedangkan
jumlah sedimen dasar (bed load) yang masuk ke Bendung Laeya sebesar 1455,985 ton/ tahun.

Kata Kunci: Sungai, Bendung, Erosi, Sedimentasi.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Air bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan
mendasar manusia sebagai air minum, namun juga
berfungsi sebagai sumber penghidupan seperti
mengairi lahan pertanian, perikanan, hingga
pembangkit listrik. Terdapat berbagai kegiatan
perekonomian lain juga sangat tergantung kepada
ketersediaan air, bahkan air bisa menjadi salah satu
limiting factor dalam pertumbuhan ekonomi jika
ketersediaannya sangat terbatas. Kebutuhan air hampir
dapat dipastikan mempunyai kecenderungan tidak
sejalan dengan tingkat ketersediaanya baik terkait
dengan dimensi waktu dan ruang, maupun jumlah dan
kualitasnya.
Aliran sungai merupakan aliran permukaan yang
dapat menjadi sumber air baku guna memenuhi
kebutuhan manusia akan sumber air, namun saat ini
banyak sungai telah mengalami penurunan
produktifitas. Salah satu faktor yang menjadi penyebab
menurunnya produktifitas sungai adalah sedimentasi.
Seiring hasil pembangunan yang sedemikian pesat
pada daerah pengaliran sekitar bending Laeya, terjadi
perubahan pola tanam dan tata guna lahan seperti
penggunaan lahan usaha dan penggunaan lahan untuk
pemukiman yang cukup pesat, sehingga menimbulkan
permasalahan pada daerah pengaliran sungai pada
bendung tersebut. Sehubungan dengan adanya interaksi
kebutuhan perubahan sungai masuk kebendung karena
kegiatan pengolahan tersebut, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya adalah penanggulangan
sedimen yang merupakan penyebab pendangkalan pada
bendung.

1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang permasalahan yang
telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian yaitu Berapa besar
sedimentasi tahunan yang terjadi pada Bendung Laeya
Kabupaten Konawe Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa
besarnya angkutan sedimen yang terjadi pada
Bendung Laeya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitia ini
berdasarkan tujuan diatas adalah :
1. Dapat mengetahui seberapa besar angkutan
sedimen yang terjadi pada bendung Laeya
2. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi instansi
terkait baik dari Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dalam
menentukan kebijakan yang menyangkut rencana
pengolahan dan pelestarian kawasan pada bendung
Laeya secara terpadu.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam tulisan ini adalah :
a. Analisa hidrologi/curah hujan dengan
menggunakan metode Gumbel dan metode log
ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1112

person Type III dengan menggunakan data curah
hujan dengan periode ulang maksimum 100 tahun.
b. Analisa erosivitas pada bendung Laeya dengan
USLE (Universal Soil Lost Equation).
c. Analisa angkutan sedimen pada bendung Laeya
dengan analisa konsentrasi sedimen melayang
(Suspended Load), dan sedimen dasar (Bed Load)

METODOLOGI PENELITIAN

Hasil sedimentasi (sediment yield) adalah besarnya
sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah
tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan
tempat tertentu. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari
pengukuran sedimen terlarut dalam sungai (suspended
sediment) atau dengan pengukuran langsung di dalam
waduk
Analisa Curah Hujan
Metode yang digunakan dalam menganalisa curah
hujan adalah metode Gumbel dan metode Log Person
Type III
Metode Gumbel
Gumbel beranggapan bahwa distribusi variabel
hidrolis tidak terbatas, oleh sebab itu harus digunakan
harga-harga terbesar (harga maksimum). Formula yang
digunakan :

(1)

(2)
Dimana :

= Angka hujan selama 1 hari yang mungkin


timbul dalam T tahun

= Reduced rata-rata dari X


2

= Angka rata-rata dari X


2

(X)
2
= Angka kuadrat dari X

= Reduced mean (lihat lampiran)


= Reduced variated (lihat lampiran)


B = Curah hujan maksimum rata-rata selama
pengamatan (mm/jam)

Metode Log Person Type III
Pada perhitungan curah hujan dengan metode ini
menggunakan cara statistik, rumus yang digunakan :

(3)
Perkiraan standar deviasi :
St =


(4)
Perkiraan koefisien kemencengan :
Cs =

(5)
Perhitungan logaritma Xt :
(6)
Dimana :
= Curah hujan maksimum rata-rata selama
pengamatan (mm/jam)
= Standar deviasi
= Koefisien kepencengan/pengaliran
= Faktor frekuensi
= Jumlah data yang terkumpul
= Curah hujan dengan priode ulang T tahun
(mm/jam)

2. Analisa Erosi
Smith dan Weischmeier (1960) mengemukakan
persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) untuk
menduga laju erosi rata-rata tahunan dengan persamaan
sebagai berikut :
E = R* K* LS* C* P (8)
LS =



Untuk kerapatan drainase aktual (D) dihitung
dengan menggunakan rumus :
D = 1,35 x d + 0,26 x S + 2,8
Dimana :
E = Laju erosi aktual rata-rata tahunan
(ton/ha/tahun)
R = Faktor erosivitashujan
K = Faktor erodibilitas tanah
LS = Faktor kemiringan lereng
C = Faktor pengelolaan tanaman
P = Faktor konservasi tanah
D = Kerapatan Drainase Aktual
S = Kemiringan Lereng
L = Panjang sungai

3. Analisa Sedimen
Sedimen dasar (Bed Load)
Untuk menghitung debit sedimen melayang, maka
digunakan rumus :
K
s
C
w
Q
sm
Q
(11)
Dimana:
Q
sm
= Angkutan sedimen beban melayang
(ton/tahun)
Q
w
= debit air (m
3
/det)
C
s
= Konsentrasi sedimen beban melayang
(gram/ltr)
K = koefisien
Jika data dalam m
3
/det, berat 1 m
3
adalah 1 ton
dan waktu yang digunakan adalah 24 jam, maka
koefisien K dapat ditentukan dengan persamaan
berikut:
1000000
/ 3 1 / det 68400 m ton tahun ik
K

. (12)
Sedangkan kadar konsentrasi (Cs) dapat diperoleh
dengan mengendapkan material yang terkandung
dalam air atau dengan cara menfilter atau menyaring.
Sehingga dengan jalan ini konsentrasi Cs dapat
dihitung dengan rumus:
) / ( liter mg
Vs
Ws
Cs

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1113

Dimana :
Ws = berat kadar lumpur (gram)
Vs = Volume air (ml)
Untuk menghitung besarnya lengkungan sedimen
melayang berdasarkan data pengukuran dan besarnya
sungai dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
b
Qw a Qs
Dimana :
Qs = debit sedimen (ton/hari)
Qw = debit air (m
3
)
A,b = konstanta
Analisa sedimen melayang dapat juga digunakan
rumus Forcheimer sebagai perbandingan dari hasil
perhitungan sedimen secara logaritma :
Q
U
w s
w
ss
q
5
54 , 0



(15)
Dimana :
q
ss
= debit sedimen melayang per satuan lebar
(m
3
/det)

s
= berat volume (kg/m
3
)

w
= berat jenis air (kg/m
3
)
Q = debit air (m
3
/det)
Untuk mendapatkan kecepatan geser dipergunakan
persamaan:
s h g U

(16)
Dimana :
g = gravitasi (m
2
/detik)
H = kedalaman air (m)
S = kemiringan sungai (m/m)
Namun rumus untuk memperoleh besarnya
sedimen melayang adalah:
B
s ss
q
ss
G
(17)
Dimana :
G
ss
= presentase sedimen melayang (kd/dtk)
q
ss
= debit sedimen melayang persatuan lebar
(m
3
/detik)

s
= berat volume (kg/m
3
)
B = lebar sungai (m)

Muatan Sedimen Dasar (bed load)
Untuk menghitung volume sedimen muatan dasar
(bed load) ini, dapat digunakan persamaan Scohlitsh
sebagai berikut :
) (
3 / 2
500 , 2 q
cr
q S
s
q
(18)
Dimana :
Q = h x v
v = kecepatan aliran (m/detik)
h = kedalaman air (m)
q
cr
=
6 / 7
2 / 3
S
d

s = kemiringan sungai
Untuk mengetahui besarnya sedimen per tahun
dipakai persamaan :
q B Gb (23)
Dimana :
Gb = besarnya sedimen pertahun (ton/tahun)
B = lebar sungai (m)
Qs = berat bed load persatuan lebar persatuan
(kg/mdet)
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis dari penelitian penelitian ini dapat
dilihat pada kajian berikut,

Tabel 1 Hasil Analisis Besarnya Erosi Aktual (Ea)

Sedangkan untuk erosi potensial dapat diketahui
dengan menggunakan rumus berikut :
Ep = R x K x LS
Hasil analisis untuk erosi potensial tahun 1996
diketahui :
R = 1381,79
K = 0,15
Ls = 3,5614
Ep = 1381,79 x 0,15 x 3,5614
= 738,166Ton/Ha/tahun
Analisis selanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut,

Tabel 2 Hasil Analisis Besar Erosi Potensial (Ep)

Tahun R K Ls
Ep
(ton/Ha/tahun)
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
1381,79
722,16
5865,72
3095,01
3913,28
822,09
1216,62
1183,51
2424,22
1512,93
1440,32
1347,89
1872,9
921,98
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
3,5614
738,166
385,785
3133,526
1653,385
2090,513
439,168
649,931
632,242
1295,043
808,222
769,433
720,056
1000,522
492,531
ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1114

Rata-rata 1057,752

Analisis Sedimen
Analisis Sedimen Melayang
Rumus Forcheimer dapat menganalisa besarnya
sedimen melayang yang masuk ke dalam bending, jika
diketahui nilai nilai dari ;
g = 9,8 m/s
h = 0.646 m (kedalaman Bendung pada lampiran
12)
s = 0.0136% (kemiringan lereng pada lampiran
12)
Q = 3,9098 m
3
/det (debit air pada hulu bendung
pada lampiran 10)
U
*
= s h g
= 0136 , 0 646 , 0 8 , 9
= 0,2928 m/detik
Maka jumlah sedimen melayang per satuan lebar,
yakni:
q
ss
=
9089 , 3
5
2928 , 0
1 25 , 1
1
54 , 0


= 0,0012 m
3
/det m

Sehingga debit total sedimen melayang per satuan
lebar adalah:
G
ss
= q
ss


B
= 0,0012

1,25 22,2
= 0,0331 kg/detik
= 0,0331 10
-3
24 3600
= 2,8534 ton/hari
G
ss
= 1041,5 ton/tahun

Analisis Sedimen Dasar
Rumus Schoklitsch dapat menganalisa besarnya
sedimen dasar (bed load) yang masuk ke bendung :
Diketahui:
Lebar penampang sungai (B) = 22,2 m
Kedalaman (h ) = 0,646 m
Kecepatan (v) = 1,1213 m/detik
Kemiringan (S) = 0,0136 %
D

= 45,3 mm

Maka perkiraan besarnya sedimen dasar Sungai
Laeya dengan menggunakan rumus Schoklitsch :
) (
3 / 2
500 , 2 q
cr
q S
s
q

q = h v
= 0,646 1,1213
= 0,7243 m
2
/detik
q
cr
= 0,6
6 / 7
2 / 3
S
d

= 0,6
6 / 7
2 / 3
0136 , 0
0453 , 0

= 0,8706 m
2
/detik
q
s
= 2,5 (0,0136)
2/3
(0,8706-0,7243)
= 0,0208 kg/m.detik

G
b
=
s
q B

= 22,2 0,0208
= 0,4617 kg/detik

= 4,617x10
-4
ton/detik
Untuk satu hari
= 24 3600 4,736x10
-4

= 3,9890 ton/hari
Untuk satu tahun
= 365 3,9890
= 1455,985 ton/tahun
Analisis Sedimen Total (Qt)
Analisa sedimen total pada sungai Laeya
Qt = Qsd + Qsm
Sehingga hasil analisa diperoleh sebagai berikut :
Qsd = 1455,985 ton/tahun
Qsm = 1041,5 ton/tahun
Maka besar sedimen total adalah :
Qt = 2501,485 ton/tahun.


PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Besar erosi aktual yang terjadi pada Sub DAS
Laeya rata-rata adalah 21,155 ton/ha/tahun dan
besarnya erosi potensial yang terjadi pada Sub DAS
Laeya rata-rata adalah 1057,752 ton/ha/tahun.
Jumlah sedimen dasar (bed load) lebih besar
dibandingkan dengan jumlah sedimen melayang
(suspended Load) dengan jumlah sedimen melayang
(suspended Load) yang masuk ke Bendung Laeya
sebesar 1041,5 ton/tahun, sedangkan jumlah sedimen
dasar (bed load) sebesar 1455,392 ton/ tahun. Maka
jumlah sedimen mengendap lebih banyak sehingga
terjadi pendangkalan pada Bendung Laeya dan
mengakibatkan berkurangnya aliran air yang masuk ke
areal persawahan seperti kondisi saat ini ,dan
berdasarkan hal tesebut maka perkiraan 10 tahun
kedepan Bendung Laeya sudah tidak mampu
menampung jumlah sedimen.

4.2 Saran
1. Sebaiknya Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara, melalui koordinasi Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Sulawesi Tenggara untuk lebih
memperhatikan masalah sedimentasi yang terjadi
pada Bendung Laeya seperti melakukan
pengerukan dan Observasi Pemeliharaan secara
rutin setiap tahun, sehingga kapasitas air pada
bendung dapat tetap mengairi lahan pertanian di
Kecamatan Laeya sesuai dengan areal rencana
awal.
2. Perlu adanya penyuluhan bagi warga masyarakat
tentang cara pengolahan tanah yang baik agar
mencegah tejadinya erosi yang kritis dan
penyuluhan tentang dampak-dampak illegal
ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1115

logging bagi kehidupan di masa yang akan
datang.
3. Perlu ada penelitian selanjutnya sebaiknya
meneruskan penelitian mengenai pengendalian
sedimentasi disaluran irigasi dengan
membangkitkan arus turbelensi.


DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2010. Laporan PU Balai Wilayah Sungai IV
Prov.Sultra 2010
Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum. 1986. Standar Perencanaan Irigasi,
Kriteria Perencanaan Bagian Parameter
Bangunan, KP-06:CV, Galang Persada ,
Bandung.
Dake, J.M.K.. 1982. Hidrologi Teknik. Erlangga.
Jakarta.
Fidyah, Yunita. 2009. Redesain Perencanaan Embung
Makupa Kab. Konsel.
Skirpsi Tidak Diterbitkan. Kendari
Hermawan. 2001. Analisa Hidrologi. Erlangga.
Jakarta
Isran. 2011. Analisis Angkutan Sedimen Sungai Laeya
Kaupaten Konawe Selatan, Skripsi Tidak
dipublikasikan.
K. Linsley, Ray. 1996. Hidrologi Insinyur. Erlangga,
Jakarta.
Mardjikoen, P., 1987, Angkutan Sedimen. PAU Ilmu
Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Mawardi, Erman. 2007. Desain Hidraulik Bangunan
Irigasi. Alfabeta, Bandung.
Oehadijono 1993, Dasar-dasar Teknik Sungai,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Smith dan Weischmeier. 1990. Grazingland
Hydrology Issues, Joil Water Consery, USA
Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan, Edisi 2 Tahun
2003, Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta
Soekarno, I. Strand, R.I. 1979. Sedimentation-Design
of Small, 2
nd
, New Delhi , Oxford & IBH
Publishinng Co.
Soemurto. 1995. Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta
Soenarno, 1972. Perhitungan bendung tetap,
Direktorat Irigasi, Jakarta.
Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran Dan
Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri),
Nova, Bandung.
Sujana. 1988. Metode Statistik, Bandung Tarsito
Sostrodarsono, Suyono. 1984. Perbaikan dan
Pengaturan Sungai, Pradny Paramita, Jakarta.
Yang Chih Ted. 1994. Sedimen Transport (Theory and
Pratice). The Universities Press (Belfast) Ltd.
Singapore

You might also like