(Pembahasan Artikel yg berjudul Advokat Bukan Penegak Hukum dlm Perkara Nazaruddin yg ditulis oleh Frans H Winarta) Koruptor melarikan diri ke luar negeri dan menjadi buronan saat ini sudah bukan lagi fenomena baru di Indonesia, namun sudah menjadi layaknya suatu kebiasaan yang tidak tabu lagi didengar dalam pemberitaan di media massa dari zaman Orde Baru hingga sekarang. Siapakah yg bertanggung memulangkan buronan? apakah penegak hukum? atau seorang advokat (yg terdekat dg kliennya)? Frans H. Winarta Dasar Hukum pendapat Frans H. Winarta: Commentary (a) Pasal 1 UN Code of Conduct for Law Enforcement Officials, (Adopted by General Assembly Resolution 34/169 of 17 December 1979): The term "law enforcement officials", includes all officers of the law, whether appointed or elected, who exercise . UU No 7 Th 2006 ttg Ratifikasi UN Convention Against Corruption, shg bila advokat berstatus penegak hukum, maka para advokat Nazaruddin berkewajiban membawanya pulang dan membeberkan Nazaruddin kepada polisi. Frans H. Winarta Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta: Pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003 ttg Advokat sbg bagian dari suatu norma positif yg sah berlaku di Indonesia. Hukum Positif Hukum sebagaimana diundangkan, ditetapkan, positum, hrs senantiasa dipisahkan dari hukum yg sehrsnya diciptakan, yg diinginkan (Herbet Lionel Adolphus Hart); The pure theory of law dari Hans Kelsen mencari dasar 2 hukum sbg landasan validitas, tdk pd prinsip 2 meta-juridis; yg melihat hukum dari sifat normatifnya, Berdasarkan teori hukum positif dari Kelsen dan memberlakukan secara legalistic formalistic suatu ketentuan perundang- undangan, Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta: Advokat sbg bagian dari suatu Sistem Peradilan Terpadu. Advokat merupakan bagian integral dlm suatu sistem peradilan pidana yang terintegrasi. Criminal Justice System pendekatan sistem mekanisme administrasi peradilan pidana. (Remington & Ohlin), Sistem adanya proses interaksi di antara para aparatur hukum dlm proses peradilan pidana Advokat memiliki kedudukan yg sama & sejajar dg Unsur Penegak Hukum lainnya (Hakim, Jaksa & Polisi). Tujuan dari suatu sistem hukum adalah mendorong manusia dg teknik tertentu agar bertindak dg cara yg ditentukan oleh aturan hukum (Hans Kelsen) Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta: Kewenangan Advokat sbg Penegak Hukum tdk sama dg Penegak Hukum lainnya. Wewenang kemampuan yg diberikan oleh peraturan perUUan utk menimbulkan akibat-akibat hukum Thd fungsi police power dari penegak hukum, kita hrs melihat scr komprehensif isi dari PerUUan ttg fungsi & kewenangan advokat, serta melihat scr proporsional sebuah fungsi & wewenang penegak hukum. Satu norma masih tetap valid sepanjang merupakan bagian dari tata aturan yang valid. (Hans Kelsen) Advokat dpt dikatakan memiliki kewenangan atribusi with atribution, power is granted to an administrative authority by an independent legislative body. The power is initial (originair), which is to say that is not derived from a previously existing power. The legislative body creates independent and previously non existent powers and assigns them to an authority (J.G. Brouwer & A.E. Schilder) Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta: Kewenangan Advokat sbg Penegak Hukum tdk sama dg Penegak Hukum lainnya. Wewenang yg dimiliki oleh Advokat ditegaskan dlm Pasal 1 (1) UU Advokat yaitu memberi jasa hukum. Jasa Hukum berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, & melakukan tindakan hukum lain utk kepentingan hukum klien, sesuai Pasal 1 ayat (2) Fungsi yg dimiliki suatu organ & lembaga hrs dilihat scr proporsional & tdk dpt dicampuradukkan Menangkap, Menahan Menuntut, Mengadili, Setiap penegakan & penerapan hukum pidana hrs dilakukan dg fair, benar & adil sesuai dg aturan hukum. (Konsep Due Process of Law yg berkembang dari teori rechtstaat ) Keberadaan Advokat dlm sistem peradilan pidana utk membantu terjaminnya perlindungan HAM.
Terdapat norma kabur (unclear norm/vague van normen) atas ketentuan Pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003 ttg Advokat yg menyatakan: Advokat berstatus sbg penegak hukum, bebas & mandiri yg dijamin oleh hukum & peraturan perUUan. Berdasarkan legal reasoning dg berbagai penafsiran, baik berdasarkan teori hukum murni, teori kewenangan serta teori sistem peradilan pidana maupun due process of law concept, kami berpandangan bahwa Advokat sesungguhnya merupakan penegak hukum atau bagian dari unsur penegak hukum, hanya saja dengan kewenangan yang berbeda dari unsur penegak hukum lainnya.