You are on page 1of 9

N.

Samuel Kurniawan (1190561006)


(Pembahasan Artikel yg berjudul Advokat Bukan Penegak Hukum dlm Perkara Nazaruddin yg ditulis oleh Frans H Winarta)
Koruptor melarikan diri ke luar negeri dan menjadi
buronan saat ini sudah bukan lagi fenomena baru di
Indonesia, namun sudah menjadi layaknya suatu kebiasaan
yang tidak tabu lagi didengar dalam pemberitaan di media
massa dari zaman Orde Baru hingga sekarang.
Siapakah yg bertanggung memulangkan buronan?
apakah penegak hukum?
atau seorang advokat (yg terdekat dg kliennya)?
Frans H. Winarta
Dasar Hukum pendapat Frans H. Winarta:
Commentary (a) Pasal 1 UN Code of Conduct for Law Enforcement
Officials, (Adopted by General Assembly Resolution 34/169 of 17 December 1979):
The term "law enforcement officials", includes all officers of the
law, whether appointed or elected, who exercise
.
UU No 7 Th 2006 ttg Ratifikasi UN Convention Against Corruption,
shg bila advokat berstatus penegak hukum, maka para advokat
Nazaruddin berkewajiban membawanya pulang dan membeberkan
Nazaruddin kepada polisi.
Frans H. Winarta
Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta:
Pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003 ttg Advokat sbg bagian dari
suatu norma positif yg sah berlaku di Indonesia.
Hukum Positif Hukum sebagaimana diundangkan, ditetapkan,
positum, hrs senantiasa dipisahkan dari hukum yg sehrsnya diciptakan, yg
diinginkan (Herbet Lionel Adolphus Hart);
The pure theory of law dari Hans Kelsen mencari dasar
2
hukum sbg
landasan validitas, tdk pd prinsip
2
meta-juridis; yg melihat hukum dari
sifat normatifnya,
Berdasarkan teori hukum positif dari Kelsen dan memberlakukan secara
legalistic formalistic suatu ketentuan perundang- undangan,
Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta:
Advokat sbg bagian dari suatu Sistem Peradilan Terpadu.
Advokat merupakan bagian integral dlm suatu sistem peradilan pidana
yang terintegrasi.
Criminal Justice System pendekatan sistem mekanisme administrasi
peradilan pidana. (Remington & Ohlin),
Sistem adanya proses interaksi di antara para aparatur hukum dlm
proses peradilan pidana Advokat memiliki kedudukan yg sama &
sejajar dg Unsur Penegak Hukum lainnya (Hakim, Jaksa & Polisi).
Tujuan dari suatu sistem hukum adalah mendorong manusia dg teknik
tertentu agar bertindak dg cara yg ditentukan oleh aturan hukum (Hans
Kelsen)
Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta:
Kewenangan Advokat sbg Penegak Hukum tdk sama dg Penegak
Hukum lainnya.
Wewenang kemampuan yg diberikan oleh peraturan perUUan utk
menimbulkan akibat-akibat hukum
Thd fungsi police power dari penegak hukum, kita hrs melihat scr
komprehensif isi dari PerUUan ttg fungsi & kewenangan advokat, serta
melihat scr proporsional sebuah fungsi & wewenang penegak hukum.
Satu norma masih tetap valid sepanjang merupakan bagian dari tata
aturan yang valid. (Hans Kelsen)
Advokat dpt dikatakan memiliki kewenangan atribusi
with atribution, power is granted to an administrative authority by an
independent legislative body. The power is initial (originair), which is to say
that is not derived from a previously existing power. The legislative body
creates independent and previously non existent powers and assigns them
to an authority (J.G. Brouwer & A.E. Schilder)
Pandangan atas pendapat Frans H. Winarta:
Kewenangan Advokat sbg Penegak Hukum tdk sama dg Penegak
Hukum lainnya.
Wewenang yg dimiliki oleh Advokat ditegaskan dlm Pasal 1 (1) UU Advokat
yaitu memberi jasa hukum.
Jasa Hukum berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum,
menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, & melakukan
tindakan hukum lain utk kepentingan hukum klien, sesuai Pasal 1 ayat (2)
Fungsi yg dimiliki suatu organ & lembaga hrs dilihat scr proporsional & tdk
dpt dicampuradukkan
Menangkap, Menahan Menuntut, Mengadili,
Setiap penegakan & penerapan hukum pidana hrs dilakukan dg fair, benar
& adil sesuai dg aturan hukum. (Konsep Due Process of Law yg
berkembang dari teori rechtstaat )
Keberadaan Advokat dlm sistem peradilan pidana utk membantu
terjaminnya perlindungan HAM.

Terdapat norma kabur (unclear norm/vague van normen) atas
ketentuan Pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003 ttg Advokat yg
menyatakan: Advokat berstatus sbg penegak hukum, bebas &
mandiri yg dijamin oleh hukum & peraturan perUUan.
Berdasarkan legal reasoning dg berbagai penafsiran, baik
berdasarkan teori hukum murni, teori kewenangan serta teori
sistem peradilan pidana maupun due process of law concept,
kami berpandangan bahwa Advokat sesungguhnya merupakan
penegak hukum atau bagian dari unsur penegak hukum, hanya
saja dengan kewenangan yang berbeda dari unsur penegak
hukum lainnya.

You might also like