Efektivitas Amniotomi Dini Pada Induksi Persalinan Nulipara: Uji
Coba Terkontrol Secara Acak
George A. Macones, MD; Alison Cahill, MD; David M. Stamilio, MD; Anthony O. Odibo, MD TUUAN: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai apakah amniotomi dini mengurangi durasi persalinan atau meningkatkan proporsi subyek yang bersalin dalam waktu 24 jam pada pasien nulipara yang menjalani induksi persalinan. DESAIN PENE!ITIAN: Kami melakukan uji coba terkontrol secara acak yang membandingkan amniotomi dini dengan manajemen standar induksi persalinan pada nulipara. Kriteria inklusi adalah nulipara, kehamilan tunggal, kehamilan aterm, dan kebutuhan untuk induksi persalinan. Subyek dibagi secara acak untuk menjalani amniotomi dini (ruptur membran buatan, 4 cm! atau menjalani terapi standar. "da 2 outcome utama: (#! waktu dari induksi inisiasi untuk bersalin dan (2! proporsi wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam. "ASI!: "mniotomi dini mempersingkat waktu persalinan dengan $2 jam (#%,& 's 2#,( jam! dan meningkatkan proporsi wanita nulipara yang diinduksi dan melahirkan dalam waktu 24 jam ()*+ 's ,)+!. -erbaikan dalam outcome persalinan ini tidak muncul dengan mengorbankan peningkatan komplikasi. #ESI$PU!AN: "mniotomi dini tindakan tambahan yang aman dan e.ekti. dalam induksi persalinan nulipara. #ata kunci: amniotomi, induksi persalinan nulipara "ngka induksi persalinan semakin meningkat. /ata terbaru dari National Center for Health Statistics menunjukkan angka induksi $22+ pada tahun 2&&), dimana angka tersebut merupakan lebih dari dua kali lipat dari angka pada tahun #%%& dan berdampak pada $%&&.&&& kelahiran di "merika Serikat pada tahun tersebut. # 0eskipun penelitian terbaru telah menawarkan bukti perbaikan dalam metode induksi persalinan, 212 induksi persalinan tetap menjadi .aktor risiko yang signi.ikan untuk persalinan cesar, *,% yang menyoroti kebutuhan kritis akan alat tambahan untuk memperbaiki praktek induksi. "mniotomi, umumnya dianggap 3low-tech3, murah, dan aman, telah menerima perhatian penelitian yang sedikit, dan penelitian sampai saat ini telah mengabaikan untuk menyelidiki e.ekti'itas amniotomi pada wanita nulipara, meskipun .akta menunjukkan bahwa induksi lebih banyak dilakukan pada wanita nulipara daripada wanita multipara. # 4erdasarkan uji klinis dari wanita dengan persalinan spontan, #& amniotomi dini dalam induksi persalinan dapat mempersingkat durasi persalinan. Keprihatinan klinis terhadap komplikasi yang jarang yaitu prolapsus tali pusat dan keprihatinan teoritis yaitu ruptur membran lebih dini akan menyebabkan durasi yang lebih lama dari ruptur membran secara keseluruhan dengan potensi peningkatan kejadian korioamnionitis, sepsis neonatus, dan penerimaan neonatal intensive care unit (5678! telah membatasi penggunaan empiris praktek amniotomi pada induksi persalinan nulipara tanpa bukti le'el 6 untuk mendukungnya. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menilai apakah amniotomi dini, yang dide.inisikan sebagai ruptur membran buatan, pada dilatasi 94 cm, mengurangi durasi persalinan atau meningkatkan proporsi subyek yang melahirkan dalam waktu 24 jam dari pasien nulipara yang menjalani induksi persalinan. Kami juga berusaha untuk menilai keamanan amniotomi dini, yang diukur dengan outcome obstetri yang merugikan dan mengukur dari morbiditas in.eksi maternal dan neonatal. $ET%DE Kami melakukan suatu uji coba unblinded terkontrol secara acak di Washington University di St :ouis dan University of Pennsylvania dengan persetujuan dari Institutional Review oards pada kedua lembaga. Kriteria inklusi untuk uji klinis ini yaitu nulipara, kehamilan tunggal, kehamilan aterm (dide.inisikan sebagai kehamilan $(2 minggu & hari!, dan membutuhkan induksi persalinan sebagaimana ditentukan oleh dokter yang merawat. Kriteria eksklusi termasuk in.eksi ;6< atau dilatasi ser'iks $4 cm saat pemeriksaan awal. Subyek yang memenuhi syarat didekati oleh perawat penelitian terlatih dan ditawarkan untuk dida.tarkan dalam uji klinis. -asien yang menyetujui kemudian secara acak ditentukan untuk menjalani amniotomi dini, yang dide.inisikan sebagai ruptur membran buatan pada dilatasi 4 cm atau menjalani terapi standar, yaitu amniotomi pada dilatasi $4 cm. -ada kelompok amniotomi dini, amniotomi dilakukan sedini mungkin yang dapat dilakukan dengan aman. Keputusan tentang waktu yang tepat dari ruptur (setelah penentuan acak! dibuat oleh sebuah tim yang termasuk residen, rekan1rekan, dan dokter bedah. Tidak ada instruksi khusus yang diberikan mengenai waktu amniotomi dalam kelompok terapi standar= keputusan ini diserahkan kepada dokter yang merawat. 0etode utama induksi yaitu pada kebijaksanaan dokter yang merawat, seperti semua keputusan intrapartum>pasca partum lainnya. -enentuan acak dilakukan secara sentral. -rosedur randomisasi blok permutasi digunakan untuk merumuskan da.tar penentuan untuk menjamin jumlah subyek yang mendekati sama di setiap kelompok terapi. Sebuah blok seragam ukuran 4 cm digunakan. "da 2 outcome utama. -ertama adalah waktu dari inisiasi induksi, dide.inisikan sebagai waktu persalinan dari metode induksi pertama untuk melahirkan. Kedua adalah proporsi wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam dari inisiasi induksi. 0eskipun tampaknya tidak biasa untuk memiliki 2 titik akhir utama, kami percaya bahwa keduanya sama1sama rele'an secara klinis dan harus diperlakukan sebagai outcome utama. Keputusan ini membuat suatu priori. Kami juga menilai sejumlah titik akhir sekunder yang termasuk angka persalinan cesar dan indikasi untuk persalinan cesar, korioamnionitis (suhu oral $(*?7 selama persalinan!, demam pasca partum (suhu oral $(*?7 pada 2 kondisi terpisah $) jam, $24 jam dari persalinan!, in.eksi luka (dide.inisikan sebagai sekret purulen dari luka insisi!, endomiometritis (dide.inisikan sebagai fundal tenderness dan demam yang membutuhkan terapi dengan antibiotik!, penerimaan 5678, dan dugaan sepsis neonatorum. -erawat penelitian yang terlatih mengumpulkan semua in.ormasi dasar, in.ormasi saat proses persalinan, dan in.ormasi outcome maternal dan neonatus. "nalisis statistik dilakukan dengan prinsip intent-to-treat. !utcome kontinu dibandingkan dengan penggunaan Student t test atau 0ann1@hitney 8 tergantung pada distribusinya= outcome dikotom dinilai dengan tes A 2 atau Bisher e"act test di mana yang sesuai. @aktu untuk persalinan tidak terdistribusi normal dan dibandingkan dengan menggunakan 0ann1@hitney 8 test. Cisiko relati. per kelompok dan confidence interval (76! %,+ diperkirakan untuk persentase wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam dan masing1masing outcome sekundernya. -erkiraan ukuran sampel kami didasarkan pada # dari outcome utama: proporsi wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam. Kami berasumsi kesalahan al.a &.&,, kesalahan beta &.2& (atau kekuatan *&+!, insidensi persalinan dalam waktu 24 jam dari ,&+ berdasarkan data yang dipublikasikan, risiko relati. minimum yang terdeteksi &,2,, dan rasio alokasi #:#. /engan asumsi tersebut dalam pikiran kami, kami memperkirakan bahwa kami akan membutuhkan 2%& subyek per kelompok. Strategi untuk perhitungan ukuran sampel ini memberi kami kekuatan yang luar biasa untuk outcome utama kedua kami, waktu persalinan (ukuran kontinu!. Secara khusus, kami memperkirakan priori bahwa kami memiliki kekuatan %,+ untuk mendeteksi pengurangan 2 jam dalam waktu persalinan. "ASI! Tujuh ratus empat puluh sembilan wanita disaring untuk kelayakan, *4 wanita (##,2+! dianggap tidak memenuhi syarat dengan kriteria eksklusi. /ari )(, wanita nulipara yang memenuhi syarat, ,*, wanita (%2+! setuju dan dibagi secara acak (Dambar!= 2%2 wanita ditentukan ke kelompok amniotomi dini, dan 2%( wanita ditentukan untuk menerima terapi standar. 0ereka yang setuju untuk berpartisipasi dan mereka yang tidak serupa dalam hal karakteristik dasar (umur, usia kehamilan, kondisi medis yang sudah ada sebelumnya medis!. Kelompok tersebut seimbang dalam hal demogra.i dan kondisi medis ibu= rata1rata usia kehamilan saat induksi serupa di antara kelompok (Tabel #!. /ilatasi ser'iks saat penerimaan juga serupa antara kelompok. /emikian juga, indikasi untuk induksi persalinan serupa di antara kelompok. /ua indikasi yang paling umum untuk induksi adalah kehamilan $4& minggu dan hipertensi gestational>preeklampsia. Kategori lainnya untuk indikasi induksi memiliki berbagai indikasi yang jarang untuk induksi, yang termasuk permintaan ibu > .aktor sosial (misalnya, jauh dari rumah sakit! dan oligohidramnion (Tabel 2!. 0etode induksi serupa antara kelompok amniotomi dini dan terapi standar. Kebanyakan wanita menerima misoprostol= sekitar (&+ wanita menerima #oley bulb. Kategori metode induksi ini tidak saling eksklusi., karena banyak wanita yang menerima beberapa agen. Baktanya, 2(+ wanita dari kedua kelompok menerima $# agen untuk induksi. Seperti yang diharapkan, berkaitan dengan waktu amniotomi, kelompok amniotomi dini mengalami ruptur membran lebih awal dari kelompok terapi standar. /ua puluh dua wanita yang ditentukan secara acak untuk menjalani amniotomi dini mengalami ruptur membran setelah dilatasi 4 cm= #( wanita yang ditentukan secara acak untuk menjalani terapi standar mengalami ruptur pada dilatasi 94 cm. !utcome utama dari penelitian ini ditampilkan pada Tabel (. @aktu rata1rata dari awal induksi hingga persalinan lebih sedikit singkat $2 jam pada kelompok amniotomi dini (#%.& 's 2#.( jam, -E&.&4! dibandingkan dengan wanita dengan terapi standar. -erbedaan lama persalinan terjadi terutama pada .ase pertama persalinan, yang dide.inisikan sebagai waktu dari penentuan acak hingga dilatasi ser'iks total. -roporsi yang lebih tinggi dari wanita kelompok amniotomi dini yang melahirkan dalam 24 jam dari inisiasi induksi ()*+ 's ,)+, -E&.&&2!. 0eskipun perbedaan lama persalinan dan persalinan dalam waktu 24 jam, tidak ada perbedaan dalam angka persalinan caesar. "ngka korioamnionitis meningkat secara numerik pada kelompok amniotomi dini (##,,+ 's *,,+, -E&.22!, meskipun perbedaan ini tidak signi.ikan secara statistik. /emikian juga, terdapat 2 prolapsus tali pusat pada kelompok amniotomi dini, dan tidak ada dalam kelompok terapi standar. !utcome neonatus yang terpilih ditampilkan pada Tabel 4. Tidak terdapat peningkatan angka sepsis neonatus yang dikon.irmasi atau diduga atau masuk ke tempat perawatan khusus atau 5678 pada wanita yang menjalani amniotomi awal dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan terapi standar. Kondisi kedua bayi yang lahir dengan prolapsus tali pusat baik, dengan p; arteri umbilikalis $2,2& dan skor "pgar menit ke1,. #%$ENTA& Tujuan dari penelitian kami adalah untuk menilai e.ekti'itas dan keamanan amniotomi dini pada wanita nulipara yang menjalani induksi persalinan. ;asil dari uji klinis ini menunjukkan bahwa amniotomi dini mempersingkat waktu persalinan sekitar 2 jam, meningkatkan proporsi wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam, namun tidak berdampak pada angka persalinan cesar. 0eskipun perbedaan dalam durasi persalinan dan proporsi wanita yang melahirkan dalam waktu 24 jam mungkin menjadi outcome intermediet, kami akan berkomentar bahwa ini adalah pengganti yang baik untuk kedua outcome maternal dan neonatus. Sebagai contoh, telah terdokumentasi dengan baik bahwa lamanya persalinan berkorelasi secara langsung dengan korioamnionitis maternal, demam pasca partum, dan in.eksi neonatus. ##1#( Selain itu, perbedaan lama persalinan selama 2 jam memiliki implikasi penting dalam peman.aatan sumber daya di tingkat rumah sakit. 0isalnya, perbedaan 2 jam dalam waktu persalinan pada banyak induksi dapat menyebabkan penurunan sta. tenaga persalinan dan unit persalinan. Terakhir, ada kemungkinan peningkatan kepuasan pasien dengan waktu persalinan yang lebih singkat. /urasi yang lebih singkat dari lamanya persalinan harus dipertimbangkan terhadap kekhawatiran keamanan ibu dan neonatus. Terdapat sejumlah besar kasus korioamnionitis maternal pada kelompok amniotomi dini, walaupun perbedaan ini tidak signi.ikan secara statistik. 8ntuk penelitian ini, korioamnionitis murni dide.inisikan berdasarkan demam pada saat persalinan. 0engingat bahwa demam adalah ukuran yang obyekti., kami tidak percaya bahwa unblinding secara berbeda mempengaruhi kepastian dari outcome ini. Fang penting, perbedaan numerik pada korioamnionitis tidak menyebabkan peningkatan angka neonatus yang diduga mengalami sepsis atau masuk 5678, dan tidak ada konsekuensi serius pada ibu sebagai akibat dari korioamnionitis. 5amun, penelitian masa depan harus .okus pada terjadinya korioamnionitis dengan amniotomi dini. Guga terdapat 2 prolapsus tali pusat pada kelompok amniotomi dini dan tidak ada dalam kelompok terapi standar. 0enariknya, salah satu dari prolapsus tali pusat terjadi pada pasien kelompok amniotomi dini yang benar1benar telah mengalami ruptur membran setelah dilatasi 4 cm. 5amun, terjadinya prolapsus tali pusat masih memprihatinkan dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. 0eskipun terdapat peran amniotomi dalam persalinan spontan, #4 yang mengherankan, terdapat sedikit penelitian sebelumnya pada peran amniotomi dini dalam konteks induksi persalinan. "da beberapa uji klinis yang membandingkan kombinasi amniotomi dan oksitosin dengan metode induksi lainnya, #, tapi belum ada penelitian yang .okus secara eksklusi. pada waktu amniotomi pada persalinan induksi. "mniotomi telah dipelajari dengan baik dalam konteks wanita dengan persalinan spontan, yang mencakup manajemen akti. dari persalinan= namun, penelitian pada manajemen akti. persalinan tidak dapat digeneralisasi bagi wanita yang menjalani induksi persalinan. #), #2 Braser dkk #& melakukan uji klinis acak dari amniotomi pada wanita nulipara dengan persalinan spontan. /alam penelitian tersebut, amniotomi dini menurunkan terjadinya distosia (dide.inisikan sebagai 4 jam dari dilatasi ser'iks 9&,, cm>jam! dan mempersingkat .ase pertama persalinan selama #() menit. 0an.aat amniotomi paling besar pada wanita dengan dilatasi awal H( cm. ulasan 7ochrane terbaru merangkumkan tersedianya in.ormasi tentang amniotomi dini pada persalinan spontan. #4 Kumpulan analisis ini tidak mendukung gagasan bahwa amniotomi dini mempersingkat .ase pertama persalinan atau mengurangi angka kelahiran cesar. -enulis ulasan 7ochrane ini menunjukkan bahwa penelitian tambahan dibutuhkan. -enelitian kami memiliki beberapa kekuatan dan keterbatasan. -ertama, strategi randomisasi kami e.ekti. menyeimbangkan kelompok penelitian sehubungan dengan e.ek perancu potensial dan, yang lebih penting, dengan maksimal menyeimbangkan mereka dengan perancu yang tidak terukur. Kedua, penelitian ini relati. besar dalam ukurannya dibandingkan dengan penelitian induksi persalinan lainnya, yang memungkinkan kami untuk mencapai sampel yang memadai untuk menguji hipotesis utama kami. Ketiga, kami memasukkan beragam kelompok pasien dengan berbagai indikasi induksi dan berbagai metode induksi, yang mengakibatkan outcome dapat digeneralisasikan. Terakhir, desain percobaan kami yang sederhana dengan kriteria inklusi>eksklusi yang luas dan keputusan yang dibuat dokter yang merawat harus meningkatkan baik generalisasi dan translasi dari e.ekti'itas dalam kondisi penelitian ke e.ekti.itas dunia nyata. "da beberapa kelemahan potensial yang kami percaya layak untuk dipertimbangkan. 8ntuk alasan praktis, penelitian ini unblinded, yang bisa berdampak pada hasil penelitian baik dengan potensi untuk distribusi yang tidak merata dari kointer'ensi maupun penilaian dari outcome sekunder. Kami yakin bahwa dampak potensial dari kointer'ensi dari praktisi karena penentuan kelompok berdasarkan pada outcome utama cenderung minim= tidak ada perbedaan antara kelompok dalam angka agen induksi apapun yang digunakan sendiri atau dalam kombinasi. 4erkenaan dengan outcome sekunder, adalah mungkin bahwa pengetahuan tentang penentuan terapi dapat mempengaruhi outcome neonatus kami yang sedikit subyekti.. Kami percaya bahwa bias potensial, jika ada, akan dihasilkan lebih banyak pada neonatus kelompok amniotomi dini yang masuk ke tempat perawatan khusus, sehingga meningkatkan risiko relati. untuk masuk 5678. Bakta bahwa kami tidak mengamati perbedaan dalam penerimaan 5678 adalah meyakinkan. 8kuran sampel kami, meskipun cukup besar untuk menguji hipotesis kami dan dibandingkan dengan banyak penelitian induksi persalinan, terbatas sehubungan dengan kepercayaan penilaian perbedaan outcome yang jarang, seperti prolapsus tali pusat. Sekitar #&+ dari subyek pada kelompok amniotomi dini mengalami ruptur membran setelah 4 cm, demikian pula, beberapa wanita yang ditentukan secara acak untuk menerima terapi standar mengalami ruptur membran lebih dini. 0isklasi.ikasi ini kemungkinan acak dan oleh karena itu akan cenderung membiaskan hasil kami menuju nol. /engan kekuatan dan keterbatasan, penelitian ini mendukung kesimpulan berikut. -ertama, relati. terhadap terapi standar dengan amniotomi lambat, amniotomi dini mempersingkat waktu persalinan $2 jam dan meningkatkan proporsi wanita nulipara yang diinduksi melahirkan dalam waktu 24 jam. 4erdasarkan data ini, amniotomi dini, ketika dianggap aman oleh praktisi, mungkin berguna sebagai tambahan dalam induksi persalinan nulipara dan dapat dimasukkan ke dalam algoritma induksi.