You are on page 1of 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hasil amandemen Undang-Undang Dasar 1945 ke IV yaitu tentang
pendidikan yang terdapat pada Pasal 31 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5 berbunyi :
Ayat 1 : Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan;
Ayat 2 : Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya;
Ayat 3 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang;
Ayat 4 : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
20% dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan nasional;
Ayat 5 : Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
memajukan peradaban kesejahteraan umat manusia.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga
Negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34
ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin
terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib
belajar merupakan tanggung jawab Negara yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh
peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan
pendidikan lain yang sederajat.

2

Disparitas pertisipasi satuan pendidikan antar kelompok masyarakat
di Indonesia masih cukup tinggi. Angka Partisipasi Kasar (APK) kelompok
masyarakat yang mampu secara ekonomi secara umum lebih tinggi di
semua jenjang pendidikan dibandingkan dengan APK bagi keluarga miskin.
Untuk membantu meningkatkan pendidikan bagi masyarakat miskin, maka
kebijakan pembangunan pendidikan diarahkan untuk mencapai misi 5 K
yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas/Mutu, Kesetaraan dan
Kepastian memperoleh layanan pendidikan yang lebih berkualitas melalui
peningkatan pelaksanaan layanan Pendidikan Dasar dan Menengah yang
bermutu, serta memberi kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih
besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat
menjangkau layanan pendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat
yang tinggal di daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik,
ataupun masyarakat penyandang cacat.
Keadaan tersebut tentu perlu terus diperbaiki sebagai bentuk
pemenuhan hak setiap warga Negara untuk mendapatkan pendidikan, serta
untuk mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam kesepakatan
internasional seperti Education For All (EFA) dan millennium
Development Goal (MDGs) yaitu memberikan pendidikan yang merata pada
semua anak, dimanapun, laki-laki dan perempuan.
Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada
kelompok miskin adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung
maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi antara lain iuran satuan
pendidikan, buku, seragam dan alat tulis, sementara biaya tidak langsung
meliputi antara lain biaya transportasi, kursus, uang saku dan biaya lain-
lain.
Dalam rangka meningkatkan taraf pendidikan bagi seluruh
masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara, Pemerintah Daerah terus
berupaya agar masyarakat mendapatkan layanan pendidikan dengan
mudah, murah dan meringankan bagi orang tua peserta didik maupun
peserta didik itu sendiri.
Biaya Operasional Satuan pendidikan (BOS) Kabupaten yang dulunya
disebut dengan subsidi pendidikan bersumber dari APBD Kabupaten Kutai
Kartanegara, dimana pemberian dana tersebut diperuntukkan agar satuan
pendidikan mendapatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan
operasionalnya dan membantu untuk meningkatkan angka partisipasi
satuan pendidikan bagi peserta didik secara keseluruhan.
Melalui pemberian BOS Kabupaten ini, Pemerintah Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara berusaha mewujudkan pendidikan yang
murah tanpa mengurangi kualitas pendidikan itu sendiri. Diharapkan
melalui dana BOS Kabupaten tersebut satuan pendidikan mampu
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, ikut berpartisipasi dalam
mengurangi jumlah peserta didik putus satuan pendidikan dan mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan yang berkualitas.

3

B. MAKSUD DAN TUJUAN PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BOS
KABUPATEN
Maksud dan Tujuan dari petunjuk teknis penggunaan dana BOS
Kabupaten ini antara lain :
1. Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS Kabupaten bermaksud untuk
memberikan pemahaman yang sama dan sebagai pedoman bagi pejabat
pengelola dana BOS Kabupaten.
2. Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS Kabupaten bertujuan agar
pengelolaan dana BOS Kabuapten dapat dilaksanakan dengan tertib
administrasi, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, tepat waktu,
serta terhindar dari penyimpangan.


C. PENGERTIAN
Istilah yang digunakan antara lain :
1. Bantuan Operasional Sekolah Kabupaten, yang selanjutnya disingkat
dengan BOS Kabupaten adalah program pemerintah daerah yang berupa
penyediaan pendanaan bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
sebagai pelaksana program wajib belajar.
2. Penerima BOS Kabupaten adalah satuan pendidikan yang telah
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara
berdasarkan mekanisme yang telah ditetapkan.
3. Rekening penyalur adalah rekening penampung yang dibuka oleh
satuan pendidikan yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan
dana BOS Kabupaten untuk menunjang operasional satuan pendidikan
yang bersangkutan.
4. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) adalah naskah yang berisi
perjanjian antara Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah atas nama
Bupati Kepala Daerah Tingkat II dengan Kepala Satuan Pendidikan.
5. RAPBS adalah Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah.
6. RKAS adalah Rencana Kerja Anggaran Sekolah

D. SASARAN
Sasaran dana BOS Kabupaten adalah seluruh satuan pendidikan yang ada
di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara baik satuan pendidikan negeri
maupun satuan pendidikan swasta seluruh tingkatan, mulai dari satuan
pendidikan PAUD, Satuan pendidikan Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Satuan
pendidikan Dasar Luar Biasa, Satuan pendidikan Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah/SMP Luar Biasa, Satuan pendidikan
Menengah Atas/Satuan pendidikan Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah.

E. BESARAN DANA BOS KABUPATEN
Dana BOS Kabupaten disalurkan ke satuan pendidikan negeri melalui
SKPD Dinas Pendidikan dan satuan pendidikan swasta disalurkan melalui
4

BPKAD Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Besaran Dana BOS
Kabupaten bersumber dari APBD Kabupaten Kutai Kartanegara dimana
masing-masing satuan pendidikan akan menerima sebesar :
No Jenjang Satuan Pendidikan
Jumlah Dana yang diterima per
peserta didik/ tahun (dalam Rp)
1
PAUD 250.000
2
SD/MI 400.000
3
SMP/MTs 600.000
4
SMA/MA 800.000
5
SMK 1.000.000

F. PENGGUNAAN DANA BOS KABUPATEN
Penggunaan dan pertanggungjawaban BOS Kabupaten akan diuraikan
untuk setiap komponen yang diperbolehkan untuk didanai oleh dana
tersebut. Satuan pendidikan penerima harus menggunakan dana tersebut
secara transparan sesuai dengan RAPBS dan RKAS yang telah disusun
masing-masing satuan pendidikan.
Ketentuan penggunaan dana sebagai berikut :
1. Penggunaan BOS Kabupaten berdasarkan pada tahun anggaran
2. Satuan Pendidikan penerima dana BOS Kabupaten harus menggunakan
dana tersebut secara transparan, partisipatif, efisien, dan akuntabel
sesuai dengan Juknis dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Satuan pendidikan (RAPBS) dan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS)
yang telah disusun
3. Sebuah kegiatan atau program operasional satuan pendidikan tidak
diperkenankan untuk dibiayai oleh lebih dari satu sumber pendanaan.
4. Dana Bos kabupaten hanya untuk dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
1 Pengembangan
Sarana Prasarana
a. Pengadaan buku
penunjang
perpustakaan
b. Pengadaan modul
c. Pengadaan Lembar
Kerja Peserta didik
(LKS
d. Perawatan dan
perbaikan ringan
sarana prasarana
sekolah






Merupakan pembiayaan untuk
perawatan ringan meliputi:
- komputer (PC/Laptop),
- peralatan laboratorium,
- meja/kursi peserta didik,
- meubeler,
5

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
- gedung
- taman/kebun
- sarana olahraga,
- jaringan listrik,
- telepon, internet
- instalasi air
- prasarana inventaris lainnya
yang berhubungan dengan
fasilitas pembelajaran
(kurikuler dan ekstra
kurikuler)
2. Pengembangan
Tenaga Pendidik
dan Kependidikan
a. In House Training
..
b. Seminar/Lokakarya

c. Musyawarah Guru Mata
Pelajaran(MGMP)
d. Kelompok Kerja Guru
(KKG)
e. Musyawarah kerja
Kepala Sekolah (MKKS)
f. Kelompok Kerja Kepala
Sekolah (K3S)

3. Pengembangan
Standar Isi
a. Penyelenggaraan
Supervisi dan Evaluasi
Kegiatan Belajar
Mengajar
b. Penyusunan silabus
dan RPP dalam rangka
pengembangan
kurikulum
c. Pembuatan Media
Pembelajaran
sederhana dan
perangkat Kegiatan
Belajar Mengajar

4. Pengembangan
dan Implementasi
Sistem Penilaian
Penyelenggaraan
Ulangan harian, Uian
Tengah Semester dan
Ujian Akhir Semester
Merupakan pembiayaan untuk
pembuatan soal, pengawasan
ujian, penulisan hasil ujian

5. Pengembangan
Standar
Pengelolaan rutin
operasional sekolah
Merupakan pembiayaan untuk
Pembelian barang habis pakai
6

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
pembiayaan
meliputi:
- ATK,
- bahan/alat praktikum,
- buku nilai,
- konsumsi harian guru,
- baterai/CD/USB/kaset,
- spidol, kapur tulis, tinta
komputer, pita mesin ketik,
tinta stensil,
- biaya penerimaan tamu
- peralatan lainnya yang terkait
dengan pembelajaran di
sekolah yang merupakan
biaya operasional rutin
sekolah.
6. Pengembangan
standar
pengelolaan
Pengelolaan Manajemen
Berbasis Sekolah
Merupakan pembiayaan untuk
honorarium dan tunjangan
meliputi:
- honorarium guru honorer
- honorarium staf tata usaha
bagi pegawai honorer
- honorarium laboran
- honorarium instruktur yang
diangkat sekolah,
- honorarium kelebihan
mengajar,
- tunjangan khusus yg terkait
dengan manajemen sekolah
7. Pengembangan
standar proses
dan kompetensi
kelulusan
a. Remedial dan
pengayaan mata
pelajaran ..
b. Pelaksanaan Praktek
Kerja Industri
(Prakerin)










Meliputi pembiayaanPrakerin
meliputi:
- biaya koordinasi dengan
pihak Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DUDI),
- biaya pembekalan,
- honor pembimbing,
kepanitiaan,
- biaya pelepasan,
- biaya
7

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN




c. Penyelenggaraan Uji
Kompetensi/Tes
Daya Serap/Ujian
Nasional















d. Penyelenggaraan
Kegiatan Kepeserta
didikan
.













e. Penerimaan Peserta
Didik Baru
pengantaran/penjemputan
peserta didik,
- biaya monitoring, dan
- honor penguji.
Merupakan pembiayaan untuk
kegiatan Persiapan dan
pelaksanaan ujian Kompetensi
dan Ujian Nasional (UN)
meliputi:
- honor pembimbing,
- honor kepanitiaan,
- honor pengawas,
- honor penguji internal
/eksternal,
- biaya bimbingan belajar /try
out,
- biaya pembuatan prediksi
soal UN,
- biaya analisis SKL UN,
- biaya analisis mata pelajaran
ujian nasional
- biaya analisis daya serap
peserta didik
- Merupakan Pembiayaan untuk
kegiatan kepeserta didikan yang
meliputi:
- bimbingan akademik dan non
akademik
- ekstrakurikuler,
- keagamaan sekolah
- bimbingan olimpiade mata
pelajaran,
- lomba keterampilan peserta
didik,
- Karya Ilmiah Remaja (KIR),
- cerdas cermat mata pelajaran,
- debat bahasa,
- lomba baca alquran,
- lomba kaligrafi,
- pengembangan diri.

8

NO PROGRAM KEGIATAN KETERANGAN
f. Pemberian
beapeserta didik


Merupakan Pembiayaan untuk
bantuan khusus peserta didik
meliputi:
- biaya transport peserta didik
terpencil,
- bahan bakar transport
peserta didik terpencil,
- beapeserta didik miskin,
- beapeserta didik prestasi,
- uang duka,
- bantuan sosial lainnya

1. Pada saat penyusunan RKAS/RAPBS, harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Standar harga belanja mengikuti Standar Harga Belanja dan Jasa
(SHBJ) 2014. SHBJ Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan standar
maksimal. Sekolah menyesuaikan dengan kemampuan keuangannya.
b. Nomenklatur program/kegiatan dan kode rekening belanja (terlampir).
1) Belanja pegawai adalah belanja kompensasi dalam bentuk uang yang
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2) Belanja barang dan jasa adalah pengeluaran untuk menampung
belanja pembelian/ pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang
dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah yang
nilainya tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum.
3) Belanja modal adalah belanja untuk pengeluaran yang dilakukan
dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap
berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan yang melewati
batas nilai kapitalisasi minimum.
Catatan: Kapitalisasi adalah pengakuan terhadap jumlah kas/setara
kas dan nilai wajar perolehan barang yang dikategorikan sebagai aset
tetap. Batasan kapitalisasi belanja sekolah untuk pengadaan peralatan
dan mesin dengan nilai per satuan sama dengan atau lebih dari Rp
500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);


9

Keterangan Untuk penggunaan dana BOS Kabupaten:
a. Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu:
1. Pembelian barang habis pakai;
2. Pengadaan buku pelajaran/buku penunjang perpustakaan/alat
peraga atau media pembelajaran;
3. Biaya perawatan/pemeliharaan ringan terhadap
perlengkapan/peralatan belajar mengajar;
4. Biaya pemeliharaan lingkungan (pemeliharaan taman, komputer,
kebersihan ruangan, serta pemeliharaan ringan lainnya yang
berhubungan dengan fasilitas pembelajaran);
5. Biaya daya dan jasa, meliputi biaya listrik, air, koran, petugas
keamanan, petugas kebersihan, dan jasa lainnya yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan;
6. Honorarium pengajar.
7. Operasional kegiatan belajar mengajar;

b. Bagi Pendidikan Dasar (SD/MI/SMP/MTs/SMPLB), yaitu:
1. Pembelian barang habis pakai;
2. Pengadaan buku pelajaran/buku penunjang perpustakaan;
3. Biaya perawatan/pemeliharaan ringan terhadap
perlengkapan/peralatan fasilitas pendidikan;
4. Biaya pemeliharaan lingkungan dan sarana prasarana satuan
pendidikan (pemeliharaan taman, komputer, kebersihan ruangan,
serta pemeliharaan ringan lainnya yang berhubungan dengan
fasilitas pembelajaran), perawatan/pembuatan sarana prasarana
non gedung;
5. Biaya daya dan jasa, meliputi biaya listrik, air, koran, petugas
keamanan, petugas kebersihan, Internet dan jasa lainnya yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan;
6. Honorarium, meliputi honorarium guru honorer/staf tata
usaha/laboran/instruktur berdasarkan analisa kebutuhan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan, serta kualifikasi yang
diperlukan.
7. Operasional pengelolaan dana dan laporan penggunaan dana (Tim
pengelola dana terdiri dari Kepala Satuan pendidikan, Bendahara
dan Operator).
8. Pengadaan alat dan bahan pembelajaran;
10

9. Peningkatan mutu manajemen satuan pendidikan/guru/tenaga
kependidikan/peserta didik meliputi:inhouse training, seminar,
dan kegiatan penunjang lainnya.
10. Pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar;
11. Biaya kegiatan peserta didik, meliputi remedial, pengayaan mata
pelajaran, bimbingan belajar dan bahan ajar untuk remedial;
12. Kegiatan ekstrakurikuler, pembinaan OSIS, UKS, dan kegiatan
kepeserta didikan lainnya yang sesuai dengan pendidikan dan
pembelajaran satuan pendidikan;
13. Belanja kegiatan penerimaan peserta didik baru, Ujian Nasional
dan Ujian Satuan pendidikan/Madrasah, Ujian Semester dan UTS
14. Pemberian bantuan terhadap peserta didik berprestasi;
15. Bantuan biaya transportasi khusus untuk proses pencairan dan
penyampaian laporan SPJ BOS Kabupaten
16. Biaya transport perjalanan dinas untuk berbagai keperluan
perjalanan dinas pendidik tenaga kependidikan dan peserta didik
dalam kota maupun ke luar kota yang tidak dibiayai oleh dana
lain.
17. Belanja makan minum rapat dan tamu.
18. Pembelian, Pembuatan dan Pemeliharaan sarana prasarana
satuan pendidikan termasuk 7 K. (Keindahan, Kebersihan,
Kerindangan, Ketertiban, Kerapian, Kekeluargaan).
19. Seluruh bentuk belanja honor bulanan dan honor kegiatan
tidak melebihi 30% dari pagu anggaran bagi satuan
pendidikan negeri, sedangkan untuk satuan pendidikan
swasta sebesar 30% dari pagu anggaran selama 1 tahun
anggaran.
20. Seluruh bentuk belanja ATK, penggunaan dana tidak boleh
melebihi 15 % dari pagu anggaran.
c. Bagi Satuan pendidikan Menengah (SMA/SMK/MA/MAK/SMALB),
yaitu:
1. Pembelian barang habis pakai;
2. Pengadaan buku pelajaran/buku penunjang perpustakaan;
3. Biaya perawatan/pemeliharaan ringan terhadap
perlengkapan/peralatan fasilitas pendidikan;
4. Biaya pemeliharaan lingkungan (pemeliharaan taman, komputer,
kebersihan ruangan, serta pemeliharaan ringan lainnya yang
berhubungan dengan fasilitas pembelajaran);
11

5. Biaya daya dan jasa, meliputi biaya listrik, air, koran, petugas
keamanan, petugas kebersihan, Internet dan jasa lainnya yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan;
6. Honorarium, meliputi honorarium guru honorer/staf tata usaha/
laboran/instruktur berdasarkan analisa kebutuhan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan, serta kualifikasi yang
diperlukan.
7. Operasional pengelolaan dana dan laporan penggunaan dana (Tim
pengelola dana terdiri dari Kepala Satuan pendidikan, Bendahara
dan Operator).
8. Pengadaan alat dan bahan pembelajaran;
9. Peningkatan mutu manajemen satuan pendidikan/guru/tenaga
kependidikan/peserta didik meliputi: inhouse training, seminar,
lokakarya dan kegiatan penunjang lainnya.
10. Pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar;
11. Biaya kegiatan peserta didik, meliputi remedial, pengayaan mata
pelajaran, bimbingan belajar dan bahan ajar untuk remedial;
12. Kegiatan ekstrakurikuler, pembinaan OSIS, UKS, dan kegiatan
kepeserta didikan lainnya yang sesuai dengan pendidikan dan
pembelajaran satuan pendidikan;
13. Belanja kegiatan penerimaan peserta didik baru, Ujian Nasional
dan Ujian Satuan pendidikan/Madrasah, Penyuluhan, Ujian
Semester dan UTS
14. Pemberian bantuan terhadap peserta didik berprestasi;
15. Bantuan biaya transportasi khusus untuk proses pencairan dan
penyampaian laporan SPJ BOS Kabupaten
16. Biaya transport perjalanan dinas untuk berbagai keperluan
perjalanan dinas pendidik tenaga kependidikan dan peserta didik
dalam kota maupun ke luar kota yang tidak dibiayai oleh dana
lain.
17. Belanja makan minum rapat dan tamu.
18. Pembelian, Pembuatan dan Pemeliharaan sarana prasarana
satuan pendidikan termasuk 7 K. (Keindahan, Kebersihan,
Kerindangan, Ketertiban, Kerapian, Kekeluargaan).
19. Seluruh bentuk belanja honor manajemen sekolah dan honor
kegiatan tidak melebihi 30% dari pagu anggaran bagi satuan
pendidikan negeri, sedangkan untuk satuan pendidikan
swasta sebesar 30% dari pagu anggaran selama 1 tahun
anggaran.
20. Seluruh bentuk belanja ATK, penggunaan dana tidak boleh
melebihi 15 % dari pagu anggaran.
12


G. LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOS KABUPATEN
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
2. Menanamkan dana subsidi pendidikan dalam bentuk saham.
3. Dipinjamkan kepada pihak lain.
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas satuan pendidikan dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour dan
sejenisnya.
5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.
6. Membeli pakaian seragam bagi guru/peserta didik untuk kepentingan
pribadi (bukan inventaris satuan pendidikan).
7. Digunakan untuk rehabilitasi berat.
8. Membangun gedung/ruangan baru kecuali pembangunan toilet/wc
satuan pendidikan.
9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.
10. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat atau pemerintah daerah secara penuh.
11. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan UPTD Kecamatan atau
SKPD Kabupaten atau pihak lainnya kecuali untuk menanggung biaya
peserta didik/guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
12. Membayar honor jam mengajar bagi guru PNS.

H. PERPAJAKAN
Aturan perpajakan dalam penggunaan dana BOS Kabupaten sama dengan
aturan perpajakan yang diterapkan dalam penggunaan dana BOS Pusat
yang tertuang dalam Buku Petunjuk Teknis Penggunaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Satuan
pendidikan Tahun 2014 halaman 49 sampai dengan halaman 55.

13

BAB II
DANA BOS KABUPATEN

A. Alokasi Dana BOS Kabupaten
(1) Pemerintah Daerah memberikan dana BOS Kabupaten untuk satuan
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
(2) Pemberian dana BOS Kabupaten sebagaimana dimaksud yaitu
berdasarkan jumlah peserta didik per satuan pendidikan per tahun.

B. Pengelola
1. Dana BOS Kabupaten disalurkan ke satuan pendidikan negeri melalui
SKPD Dinas Pendidikan dan satuan pendidikan swasta disalurkan melalui
BPKAD Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Besaran Dana BOS
Kabupaten bersumber dari APBD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
Anggaran 2014
2. Dengan pertimbangan kelancaran operasional Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara membentuk Tim Pengelola Dana BOS Kabupaten yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara.
3. Tim Pengelola Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai tugas dan fungsi
sebagai berikut :
a. Meminta dan menerima data satuan pendidikan dan jumlah peserta
didik;
b. Menetapkan satuan pendidikan penerima dana BOS Kabupaten;
c. Menetapkan perhitungan alokasi dana tiap satuan pendidikan;
d. Melakukan verifikasi data satuan pendidikan dan jumlah peserta didik;
e. Melayani proses administrasi dalam rangka pencairan dana BOS
Kabupaten;
f. Menetapkan waktu penyaluran dana BOS Kabupaten ke satuan
pendidikan penerima, yang didasarkan pada kelengkapan administrasi
yang diperlukan;
g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BOS
Kabupaten;
h. Menerima dan meneliti laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
BOS Kabupaten oleh satuan pendidikan penerima
i. Menyampaikankan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS
Kabupaten kepada Bupati Kutai Kartanegara secara periodik

4. Tim Pengelola Tingkat Satuan Pendidikan/Satuan pendidikan :
Organisasi Pelaksana :
- Kepala Satuan pendidikan
- Bendahara
- Tenaga Administrasi

14

Masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Penanggungjawab adalah kepala satuan pendidikan dan tim pengelola
dana BOS Kabupaten satuan pendidikan.
b. Tim pengelola satuan pendidikan ditetapkan melalui Surat Keputusan
(SK) kepala satuan pendidikan yang terdiri dari unsur Ketua, Bendahara
serta anggota dimana anggota yang dimaksud terdiri dari unsur dewan
guru yang ditunjuk melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan kredibilitasnya dengan tujuan untuk menghindari
terjadinya konflik kepentingan.
c. Tim Pengelola Tingkat Satuan Pendidikan melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai berikut :
(1) Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data peserta
didik yang ada. Bila jumlah dana yang diterima lebih dari yang
semestinya, maka harus segera mengembalikan kelebihan dana
tersebut pada rekening kas Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara.
(2) Mengelola dana BOS Kabupaten secara transparan dan
bertanggungjawab.
(3) Menyusun RAPBS dan RKAS bersama unsur satuan pendidikan
sesuai dengan program dan kebutuhan satuan pendidikan dan
disahkan oleh Tim Pengelola Kabupaten.
(4) Membuka rekening satuan pendidikan pada Bank atau Kantor Pos.
(5) Satuan Pendidikan bertanggung jawab terhadap keabsahan data
satuan pendidikan dan jumlahpeserta didik yang diusulkan kepada
Dinas Pendidikan.
(6) Menggunakan dana BOS Kabupaten sesuai dengan ketentuan.
(7) Mempertanggungjawabkan penggunaan dana BOS Kabupaten
bersama-sama dengan pertanggungjawaban dana bantuan pusat.
(8) Menyusun dan menyampaikan laporan SPJ Belanja kepada Tim
Pengelola Dana BOS Kabupaten Per Triwulan.



15

BAB III
PENERIMA DAN MEKANISME USULAN DANA BOS KABUPATEN

1. Satuan pendidikan yang berhak menerima dana BOS Kabupaten dari
Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut:
a. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (TK , RA dan Kelompok Bermain) yang
terdaftar pada Dinas Pendidikan;
b. Satuan pendidikan Dasar (SD) Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri;
c. Satuan pendidikan Dasar (SD) Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Swasta yang terdaftar pada Dinas Pendidikan;
d. Satuan pendidikan Menengah Pertama (SMP) Negeri dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri;
e. Satuan pendidikan Menengah Pertama (SMP) Swasta dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Swasta yang terdaftar pada Dinas Pendidikan;
f. Satuan pendidikan Menengah Atas (SMA) Negeri/Madrasah Aliyah (MA)
Negeri dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) Negeri;
g. Satuan pendidikan Menengah Atas (SMA) Swasta/Madrasah Aliyah (MA)
Swasta yang terdaftar pada Dinas Pendidikan;
h. Satuan pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) Negeri dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK) Negeri;
i. Satuan pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) Swasta dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) Swasta yang terdaftar pada Dinas Pendidikan;
j. Satuan pendidikan Luar Biasa (SLB) baik SDLB, SMPLB, maupun SMALB.

2. Satuan pendidikan yang berhak menerima dana BOS Kabupaten sabagaimana
dimaksud pada angka (1), mengajukan usulan yang
direkomendasi/diketahui oleh UPT Dinas Pendidikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan dan akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab IV tentang mekanisme
penganggaran dan penyaluran.

16

BAB IV
MEKANISME PENGANGGARAN DAN PENYALURAN

(1) Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan rekomendasi berupa penetapan
perhitungan dan jumlah alokasi dana BOS Kabupaten untuk setiap satuan
pendidikan kepada Bupati melalui Kepala BPKAD selaku PPKD.
(2) Dana BOS Kabupaten dianggarkan dalam bentuk Belanja Langsung bagi
satuan pendidikan negeri dan Belanja Tidak Langsung bagi satuan pendidikan
swasta
(3) Pelaksanaan anggaran BOS Kabupaten berdasarkan atas RKA-DPA SKPD
Dinas Pendidikan dan RKA-DPA BPKAD.


Mekanisme Penyaluran :
1. Penyaluran dana BOS Kabupaten ke satuan pendidikan meliputi beberapa
tahapan, yaitu Untuk satuan pendidikan swasta mengajukan permohonan
pencairan dana BOS Kabupaten kepada Bupati melalui Dinas Pendidikan yang
ditembuskan kepada BPKAD.
2. Satuan Pendidikan Penerima dana BOS Kabupaten memenuhi persyaratan
antara lain :
a. Persyaratan pengajuan penerima dana BOS Kabupaten untuk satuan
pendidikan negeri :
1) RAPBS/RKAS
2) Data Siswa
3) Foto copy Rekening Bank/ Kantor Pos
4) Foto Copy KTP Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah
5) Foto Copy SK Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah
b. Persyaratan pengajuan penerima dana BOS Kabupaten untuk satuan
pendidikan swasta :
(Ketentuan berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 26
Tahun 2013, pasal 18 tentang Hibah Dana BOSDA dan dana BOS
Kabupaten)
1) RKAS/RAPBS
2) Data Siswa
3) Surat usulan pencairan belanja hibah (Lampiran A.V.a dari Perbup
nomor 26 Tahun 2013)
4) Foto copy SK Penetapan sekolah penerima dari Dinas Pendidikan
yang telah dilegalisir oleh pejabat berwenang
5) Data Siswa
6) Foto copy usulan hibah asli yang telah dilegalisir oleh SKPD
7) Foto Copy rekening bank yang masih aktif atas nama sekolah

17

8) Foto Copy SK pengangkatan Kepala Sekolah dan Bendahara
9) Foto Copy KTP Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah
10) Kwitansi rangkap 4 (empat) bermaterai cukup, ditandatangani
kepala sekolah dan bendahara sekolah dan dibubuhi cap sekolah,
serta dicantumkan nama lengkap
11) Pakta Integritas(Lampiran A.VI.a dari Perbup nomor 26 Tahun 2013)
12) Naskah Perjanjian hibah daerah (NPHD)

(1) Tim Verifikasi melakukan verifikasi dan validasi kelengkapan administrasi
pencairan dana BOS Kabupaten sebagaimana tersebut di atas.
(2) Satuan pendidikan yang dinyatakan telah lengkap persyaratan administrasi
pencairan dana BOS Kabupaten oleh Tim Verifikasi, akan melakukan
penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bersama-sama
antara Kepala satuan pendidikan dengan Kepala Dinas Pendidikan atas nama
Bupati. Hal ini berlaku untuk satuan pendidikan swasta.
(3) Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan perhitungan dan penetapan jumlah
alokasi dana BOS Kabupaten, NPHD yang telah ditandatangani sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan rekomendasi kepada BPKAD.
(4) Penyaluran dana BOS Kabupaten ke satuan pendidikan swasta melalui BPKAD
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Penyaluran dana BOS Kabupaten ke satuan pendidikan negeri dilaksanakan
melalui SKPD Dinas Pendidikan.
(6) Tim Pengelola Dana BOS Kabupaten tidak diperkenankan untuk memotong
dan/atau mengurangi dana BOS Kabupaten dalam bentuk apapun dan dengan
alasan apapun.

18

BAB VI
PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

(1) Pengawasan penggunaan dana BOS Kabupaten dilakukan oleh:
a. Inspektorat;
b. BPKAD;
c. Dinas Pendidikan, Pengawas/Penilik Tingkat Satuan Pendidikan, Unsur
masyarakat seperti Dewan Pendidikan, Komite Satuan pendidikan
(2) Satuan pendidikan berkewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
setiap triwulan terhadap penggunaan dana BOS Kabupaten.
(3) Pertanggungjawaban penggunaan dana BOS Kabupaten oleh satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud diatas harus disertai dengan dokumen dan
bukti pertanggungjawaban yang sah dan lengkap, untuk triwulan pertama
dan triwulan kedua paling lambat tanggal 10 Juli dan untuk triwulan ketiga
dan triwulan keempat paling lambat akhir Desember tahun berkenaan.
(4) Penggunaan dana BOS Kabupaten sepenuhnya menjadi tanggungjawab satuan
pendidikan.
(5) Pedoman Pembukuan menggunakan Ketentuan pembukuan keuangan daerah
dan ketentuan perpajakan yang berlaku, meliputi :
a) Membuat Buku Kas Umum (BKU), Buku Kas Tunai, Buku Pembantu Bank,
Buku Pembantu Pajak, Kwitansi dan Buku Pembantu lainnya sesuai
kebutuhan.
b) Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam BKU dan
Buku Pembantu yang relevan sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya.
c) Setiap akhir bulan BKU dan Buku Pembantu ditutup pada akhir bulan dan
diketahui kepala satuan pendidikan.
d) Saldo tunai yang ada di Kas Tunai tidak lebih dari Rp. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah)
(6) Lampiran Bukti Fisik Pengeluaran :
a) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kwitansi yang
sah. Sebelum kwitansi diterbitkan baik kwitansi untuk pembayaran honor
maupun pembelian barang dan jasa, harus dibuatkan buku per rincian
obyek.
b) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai
yang cukup sesuai dengan ketentuan biaya materai. Untuk transaksi
dengan nilai sampai dengan Rp. 250.000,- tidak dikenai biaya materai,
sedang transaksi dengan nilai nominal antara Rp. 250.000,- sampai dengan
Rp. 1.000.000,- dikenai biaya materai dengan tarif sebesar Rp. 3000,- dan
transaksi dengan nilai nominal lebih besar Rp. 1.000.000,- dikenai biaya
materai sebesar Rp. 6.000,-. Tanggal, bulan dan tahun harus tertulis dalam
kwitansi atau nota pembelian.
19

c) Uraian pembayaran dalam kwitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan
peruntukkannya.
d) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk
faktur sebagai lampiran kwitansi.
e) Setiap bukti pembayaran harus disetujui kepala satuan pendidikan dan
pembayaran dilakukan oleh bendahara satuan pendidikan. Ditandatangani
oleh kepala satuan pendidikan dan bendahara satuan pendidikan.
f) Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh satuan pendidikan
sebagai bukti dan bahan laporan.
g) Untuk pembayaran honor kegiatan ataupun honor pengelola dana BOS
Kabupaten harus dilampiri Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
Kepala Satuan pendidikan yang bersangkutan, kwitansi dan daftar tanda
terima honor.
h) Bukti setor pajak harus dilampirkan apabila ada pajak yang disetor.
i) Pembiayaan untuk pelatihan dan sejenisnya yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan harus dilampiri: SK Panitia Pelaksana Kegiatan,
Dokumentasi Kegiatan, Kwitansi Belanja dan Daftar Tanda Terima Honor.
j) Pengiriman guru/pegawai untuk mengikuti pelatihan dan sejenisnya tanpa
biaya konstribusi dari pihak penyelenggara harus dilampiri : Surat
Undangan/Surat Tugas dari Satuan pendidikan, Kwitansi.
k) Belanja transportasi harus melampirkan surat tugas, kwitansi, laporan
perjalanan dinas,SPPD, dan daftar tanda terima.
l) Belanja rutin satuan pendidikan misalnya belanja air dan listrik: bukti/resi
pembayaran dilampirkan.
m) Pembayaran jasa kebersihan atau perawatan satuan pendidikan
melampirkan kwitansi pembayaran dan ditandatangani.

(7) Pelaporan
Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan dana BOS
Kabupaten dan laporan tersebut harus memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
a) Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan.
b) Pertanggungjawaban dana BOS Kabupaten mengikuti tahun anggaran.
c) Seluruh arsip keuangan, yang berkaitan dengan belanja satuan pendidikan
melalui dana BOS Kabupaten baik berupa laporan keuangan maupun
dokumen pendukungnya disimpan, diarsipkan dan ditata dengan rapi
dalam urutan nomor dan tanggal kejadiannya, serta disimpan disuatu
tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat.
d) Laporan pertanggungjawaban belanja (SPJ Belanja) BOS Kabupaten
disampaikan kepada Tim Pengelola BOS Kabupaten.
e) Waktu Pelaporan
Laporan pertanggungjawaban belanja (SPJ Belanja) dana BOS Kabupaten
disampaikan setiap triwulan.
20

BAB VII
SANKSI

1. SANKSI
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat mengakibatkan
kerugian keuangan negara akan diberikan oleh pejabat yang berwenang
dalam bentuk:
a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Penghentian penyaluran dana BOS Kabupaten untuk periode
berikutnya.

Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Kutai Kartanegara



Wiyono, SIP, MSi
Pembina
NIP. 19690204 199003 1 009

No Nama Jabatan
Paraf
1 Ir. Muhammad Taufik, MM
NIP. 19620604 199301 1 001
Sekretaris
2. DR. H. Rahmadi, MMPd
NIP. 19630318 198601 1 005
Kabid Dikmen
3. Drs. H. Hamrin HW, MPd
NIP. 19590701 198403 1 014
Kabid Dikdas
4. H. Tursino, SPd, MM, MSi
NIP. 19650312 198903 1 015
Kasi Pengembangan
Mutu SMP/SMA

5. Dra. Hj. Titik Maysaroh, MSi
NIP. 19651207 199003 2 011
Kasi Data TK, SD,
SDLB

6. Saipul Anwar, SPd.
NIP.19690310 199103 1 016
Kasi PAUD
7. Patahangi, SPd, MM
NIP. 19670315 199303 1 009
Kasi Pendidikan
Kejuruan

You might also like