You are on page 1of 10

FRAKTUR FEMUR

II.1 DEFINISI
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang.
Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan
atau perimpilan korteks; biasanya patahan itu lengkap dan fragmen
tulang bergeser. Bilamana tidak ada luka yang menghubungkan
fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit atau kulit diatasnya
masih utuh ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana), sedangkan
bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan
udara luar atau permukaan kulit yang cenderung untuk mengalami
kontaminasi dan infeksi ini disebut fraktur terbuka.
II.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan
acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar
dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada
kedua kondilas. epala femur masuk acetabulum. !endi panggul dikelilingi
oleh kapsula "brosa, ligamen dan otot. !uplai darah ke kepala femoral
merupakan hal yang penting pada faktur hip. !uplai darah ke femur
ber#ariasi menurut usia. !umber utamanya arteri retikuler posterior,
nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah
tronkhanter dan bagian ba$ah dari leher femur.
II.3 EPIDEMIOLOGI
lasi"kasi alfanumerik pada fraktur, yang dapat digunakan
dalam pengolahan komputer, telah dikembangkan oleh (%uller dkk.,
&''(). )ngka pertama menunjukkan tulang yaitu :
&. *umerus
+. ,adius-.lna
/. Femur
14
0. 1ibia-Fibula
!edangkan angka kedua menunjukkan segmen, yaitu :
&. Proksimal
+. 2ia"seal
/. 2istal
0. %aleolar
.ntuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasi"kasi
misalnya saja pada fraktur collum, fraktur subtrochanter femur ini
banyak terjadi pada $anita tua dengan usia lebih dari 3( tahun
dimana tulang sudah mengalami osteoporotik, trauma yang dialami
oleh $anita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset di kamar
mandi) sedangkan pada penderita muda ditemukan ri$ayat
mengalami kecelakaan. !edangkan fraktur batang femur, fraktur
supracondyler, fraktur intercondyler, fraktur condyler femur banyak
terjadi pada penderita laki 4 laki de$asa karena kecelakaan ataupun
jatuh dari ketinggian. !edangkan fraktur batang femur pada anak
terjadi karena jatuh $aktu bermain dirumah atau disekolah.
II.4 ETIOLOGI
Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup
mempunyai kekuatan dan daya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat terjadi akibat :
Peristiwa trauma tu!!a"
!ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba 4
tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan,
penghancuran, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring,
pemuntiran, atau penarikan.
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada
tempat yang terkena; jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan
(pukulan sementara) biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit diatasnya; penghancuran kemungkinan akan
15
menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak
yang luas.
Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami
fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan
itu; kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
ekuatan dapat berupa :
&. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral
+. Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang
menyebabkan fraktur melintang
/. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur
sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu 4 kupu
berbentuk segitiga yang terpisah
0. ombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang
menyebabkan fraktur obli5 pendek
6. Penatikan dimana tendon atau ligamen benar 4 benar menarik
tulang sampai terpisah
Te#aa $a! %eru"a! & u"a!
,etak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam
dan benda lain, akibat tekanan berulang 4 ulang.
Ke"ema'a a%(rma" )a*a tu"a! +,ra#tur )at("(!i#-
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang
itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh
(misalnya pada penyakit paget )
II.. KLASIFIKASI
lasi"kasi fraktur femur dapat dibagi dalam :
). F,)1., 7899.% F:%.,:
Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung
yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah
trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
16
(jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu
karena gerakan e;orotasi yang mendadak dari tungkai ba$ah,
dibagi dalam :
Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)
Fraktur e;trakapsuler (Fraktur intertrochanter femur)
B. F,)1., !.B1,87*)<1:, F:%.,
=alah fraktur dimana garis patahnya berada 6 cm distal dari
trochanter minor, dibagi dalam beberapa klasi"kasi tetapi yang
lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasi"kasi Fielding >
%agliato, yaitu :
tipe & : garis fraktur satu le#el dengan trochanter minor
tipe + : garis patah berada & ?+ inch di ba$ah dari batas
atas trochanter minor
tipe / : garis patah berada + ?/ inch di distal dari batas
atas trochanterminor
7. F,)1., B)1)<@ F:%., (de$asa)
Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma
langsung akibat kecelakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh
dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat menimbulkan
perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita
jatuh dalam shock, salah satu klasi"kasi fraktur batang femur
dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan
daerah yang patah. 2ibagi menjadi :
1ertutup
1erbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat
hubungan antara tulang patah dengan dunia luar dibagi
dalam tiga derajat, yaitu:
2erajat = : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar
timbul luka kecil, biasanya diakibatkan tusukan
fragmen tulang dari dalam menembus keluar.
17
2erajat == : 9ukanya lebih besar (A&cm) luka ini
disebabkan karena benturan dari luar.
2erajat === : 9ukanya lebih luas dari derajat ==, lebih
kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot,
saraf, pembuluh darah)
2. F,)1., B)1)<@ F:%., (anak 4 anak)
:. F,)1., !.P,)78<2B9:, F:%.,
Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi
dislokasi ke posterior, hal ini biasanya disebabkan karena
adanya tarikan dari otot 4 otot gastrocnemius, biasanya fraktur
supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena
kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya a;ial dan stress #algus
atau #arus dan disertai gaya rotasi.
F. F,)1., =<1:,78<2B9)=,
Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur
supracondular, sehingga umumnya terjadi bentuk 1 fraktur atau B
fraktur.
@. F,)1., 78<2B9:, F:%.,
%ekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya
hiperabduksi dan adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu
femur keatas.
II./ GAM0ARAN KLINIK
Riwa$at
Biasanya terdapat ri$ayat cedera, diikuti dengan
ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera,
fraktur tidak selalu dari tempat yang cedera suatu pukulan dapat
menyebebkan fraktur pada kondilus femur, batang femur, pattela,
18
ataupun acetabulum. .mur pasien dan mekanisme cedera itu
penting, kalau fraktur terjadi akibat cedera yang ringan curigailah
lesi patologik nyeri, memar dan pembengkakan adalah gejala yang
sering ditemukan, tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari
cedera jaringan lunak, deformitas jauh lebih mendukung.
Ta*a & ta*a umum 1
1ulang yang patah merupakan bagian dari pasien penting untuk
mencari bukti ada tidaknya
&. !yok atau perdarahan
+. erusakan yang berhubungan dengan otak, medula spinalis atau
#isera
/. Penyebab predisposisi (misalnya penyakit paget)
Ta*a & ta*a "(#a"
a. L((#
Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang
abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas,
tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit
robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka
%. Fee"
1erdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa
bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji
sensasi. 7edera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang
memerlukan pembedahan
2. M(3emet
repitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih
penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan
sendi 4 sendi dibagian distal cedera.
II.4 DIAGNOSIS
Aamesis
19
Pada penderita didapatkan ri$ayat trauma ataupun cedera
dengan keluhan bagian dari tungkai tidak dapat digerakkan
Pemeri#saa 5si#
L((# 1
Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang
abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas,
tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit
robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera
terbuka
Fee"
1erdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa
bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk
menguji sensasi. 7edera pembuluh darah adalah keadaan
darurat yang memerlukan pembedahan
M(3emet
repitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih
penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan
sendi 4 sendi dibagian distal cedera.
Pemeri#saa )eu6a!
Pemeriksaan dengan sinar ; harus dilakukan dengan +
proyeksi yaitu anterior posterior dan lateral, kekuatan yang hebat
sering menyebabkan cedera pada lebih dari satu tingkat karena itu
bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto
sinar 4 ; pada pel#is dan tulang belakang.
II.7 KOMPLIKASI
a. :arly :
9okal :
Caskuler : compartement syndrome
1rauma #askuler
20
<eurologis : lesi medulla spinalis atau saraf perifer
!istemik : emboli lemak
7rush syndrome
:mboli paru dan emboli lemak
b. 9ate :
%alunion : Bila tulang sembuh dengan fungsi anatomis
abnormal (angulasi, perpendekan, atau rotasi) dalam $aktu
yang normal
2elayed union : Fraktur sembuh dalam jangka $aktu yang
lebih dari normal
<onunion : Fraktur yang tidak menyambung dalam +( minggu
ekakuan sendi-kontraktur
II.8 PENATALAKSANAAN
&. 1erapi konser#atif :
Proteksi
=mmobilisasi saja tanpa reposisi
,eposisi tertutup dan "ksasi dengan gips
1raksi
+. 1erapi operatif
8,=F
=ndikasi 8,=F :
Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya a#asculair
necrosis tinggi
Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup
Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan
Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang
lebih baik dengan operasi
:;cisional )rthroplasty
21
%embuang fragmen yang patah yang membentuk sendi
:;cisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis
2ilakukan e;cisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis
%oore
&. 1indakan debridement dan posisi terbuka
Penatalaksanaan fraktur ini mengalami banyak perubahan
dalam $aktu sepuluh tahun terakhir ini. 1raksi dan spica casting
atau cast bracing mempunyai banyak kerugian dalam hal
memerlukan masa berbaring dan rehabilitasi yang lama, meskipun
merupakan penatalaksanaan non?in#asif pilihan untuk anak?anak.
8leh karena itu, tindakan ini tidak banyak dilakukan pada orang
de$asa.
Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur
dapat diimobilisasi dengan salah satu dan empat cara berikut
ini:
&. 1raksi.
+. Fiksasi interna.
/. Fiksasi eksterna.
0. Cast bracing
II.19 PEN:EM0U;AN FRAKTUR
&. Fase Peradangan :
Pada saat fraktur ada fase penjendalan dan nekrotik di
ujung atau sekitar fragmen fraktur, proses peradangan akut
faktor eksudasi dan cairan yang kaya protein ini merangsang
lekosit P%< dan %akrofag yang fungsinya fagositosis jendalan
darah dan jaringan nekrotik
+. Fase Proliferasi :
)kibat jendalan darah & 4 + hari terbentuk "brin yang
menempel pada ujung 4 ujung fragmen fraktur, dimana "brin
ini berfungsi sebagai anyaman untuk perlekatan sel 4 sel yang
22
baru tumbuh sehingga terjadi neo#askularisasi dan terbentuk
jaringan granulasi atau procallus yang semakin lama semakin
memadat sehingga terjadi "brocartilago callus yabg bertambah
banyak dan terbentuklah permanen callus yang tergantung
banyak atau sedikitnya celah pada fraktur.
3. Fase Remodelling
Permanen callus diserap dan diganti dengan jaringan
tulang sedangkan sisanya direabsorbsi sesuai dengan bentuk
dan anatomis semula.

23

You might also like