You are on page 1of 5

1. a.

RS sebagai BLUD
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah yang
memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan. Dalam BLUD upaya
pengambilan keputusan diselenggarakan oleh instansi tersebut sehingga
pemberian layanan kepada masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif.
Sehingga RS sebagai BLUD akan dapat mengatur sendiri maslah
keuangannya, Merencanakan dan menetapkan kebutuhan sumberdaya yang
dibutuhkan, Pengelolaan belanja diselenggarakan secara fleksibel
berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah
pengeluaran, Pengadaan barang/jasa (prinsip efisiensi dan ekonomis), Sistem
informasi manajemen keuangan. RS harus mampu menghitung dan
menyajikan anggaran yang digunakannya dalam kaitannya dengan layanan
yang telah direalisasikan.
Pada Rumah Sakit Pemerintah / non profit, terdapat dua unsur tarif yaitu
tarif yang dibebankan pemerintah dan yang dibebankan masyarakat. Biaya
pemerintah seperti misalnya biaya gaji karyawan dan biaya investasi. Biaya
yang dibebankan masyarakat untuk biaya operasionalnya. Pola pengelolaan
keuangan dalam BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
masyarakat umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
Tarif pelayanan BLUD RSUD dapat memungut biaya kepada masyarakat
sebagai imbalan atas barang dan atau jasa layanan yang diberikan yang
ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya
satuan per unit layanan atau hasil per investasi dana.
RS sebagai BLUD juga diberikan kesempatan untuk mempekerjakan
tenaga profesional non PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa
kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya.
b. Keuntungan dan Kerugian BLUD
Kelebihan sistem BLUD
Kinerja RS menjadi lebih baik
Memperlancar proses pelayanan dengan mempercepat proses pengadaan
barang dan jasa.
Insentif bagi karyawan menjadi lebih baik dan meningkat
Fleksibilitas dalam operasionalisasi RS termasuk efektif dalam pengadaan
tenaga kerja
Motivasi dalam memberikan pelayanan menjadi lebih baik
Rumah sakit dapat lebih mudah menetapkan tarif di luar kelas III

Kekurangan sistem BLUD
RS harus menjalankan 2 sistem akuntansi secara bersamaan (Akuntansi
Pemerintah dan Akuntansi Keuangan)
Tanggung jawab sepenuhnya di pegang oleh RSUD

2. a. Sistem Rujukan
Sistem rujukan kesehatan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari
unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal. Sistem rujukan
merupakan bagian dari sub sistem upaya kesehatan dalam sistem kesehatan
nasional.
b. Cara merujuk yang baik
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan,
dijabarkan sebagai berikut :
Pasien harus dalam kondisi stabil (harus bernafas spontan).
Informed consent, dimana keluarga pasien diberitahu tentang kondisi
pasien, alasan pasien dirujuk, dan pembiayaan.
Menyiapkan surat rujukan
Pastikan tempat rujukan sudah siap menerima rujukan
Menyiapkan transportasi beserta isinya (misal oksigen, alat untuk
penanganan kegawatdaruratan)
Pasien didampingi tenaga kesehatan yang kompeten.

3. a. Pengobatan irrasional
Penggunaan obat rasional adalah pemberian obat yang sesuai dengan
kebutuhan, dalam dosis yang sesuai, periode waktu yang tepat dan biaya
yang serendah mungkin. Pengobatan yang tidak sesuai dengan definisi
penggunaan obat rasional disebut pola pengobatan irasional.
b. 4 contoh pengobatan irrasional
Polifarmasi atau pemberian obat yang berlebihan
Pengobatan sendiri yang tidak tepat, misalnya pembelian obat di apotek
tanpa resep dokter.
Penggunaan antimikroba atau antibiotik tidak sesuai dosisnya, tempatnya,
maupun jenis penyakitnya. Contohnya penggunaan antibiotik untuk infeksi
virus.
Penggunaan pengobatan injeksi berlebih dimana pengobatan oral
sebenarnya masih bisa dilakukan
Pemberian resep yang tidak sesuai dengan indikasi klinis

4. a. Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang
dirawat nginap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat. Rekam medis digunakan sebagai acuan pasien selanjutnya, terutama
pada saat pasien itu berobat kembali. Rekam medis pasien harus siap apabila
pasien berobat kembali.
b. yang harus membuat rekam medis
Yang berkewajiban membuat rekam medis adalah tenaga kesehatan:
Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi danasisten apoteker.
Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologkesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiologi kesehatan,penyuluh kesehatan, administrator
kesehatan dansanitarian.
Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.
Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapisdan terapis
wicara.
Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis,teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analisi kesehatan,refraksionis optisien, othotik prostetik,
teknisi tranfusi danperekam medis.
c. 6 manfaat Rekam Medis
Pengobatan pasien yaitu bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan
pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada
pasien.
Peningkatan kualitas pelayanan, dimana dalam pembuatanrekam medis
bagi penyelenggaraan praktik kedokterandengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untukmelindungi tenaga medis dan untuk
pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam bidang pendidikan dan penelitian yaitu menyediakan data untuk
penelitian dan pendidikan.
Dalam hal pembiayaan perawatan pasien sebagai dasar dalam
perhitungan biaya pelayanan medis.
Bahan informasi statistik yaitu dapat digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan
masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-
penyakit tertentu.
Pembuktian masalah hukum, disiplin dan etik merupakan bukti tertulis
utama, yang bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan
etik

5. a. Hospital disaster plan
Hospital Disaster Plan adalah persiapan dan perencanaan penanggulangan
bencana di Rumah Sakit. Menurut UU No 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
b. Tahapan yang harus dilalui
Fase dan Tata Laksana Penanggulangan Bencana
Fase Informasi
Fase informasi adalah fase saat rumah sakit mendapat berita adanya
bencana sehingga rumah sakit bisa segera mempersiapkan datangnya
korban bencana.Pelaporan bencana yang terjadi saat jam kerja dilakukan
oleh kepala IGD untuk diinformasikan kepada Direktur Rumah Sakit, Kabid
Yanmed, Kasubid Perawat, Ketua Tim Siaga Bencana untuk menentukan
status Siaga. Sedangkan, pelaporan bencana diluar jam kerja dilakukan
oleh dokter jaga IGD, segera menghubungi direktur, ketua Tim Siaga
Bencana, Kepala IGD.
Fase Siaga
Fase dimana rumah sakit siap untuk menangani korban bencana massal
dimana jumlah korban melebihi kemampuan IGD. Apabila diperlukan bisa
menghubungi tenaga kesehatan lini kedua atau ketiga.Fase Siaga segera
ditetapkan saat ada informasi bencana dilaporkan kemudian informasi
bencana diumumkan agar segenap petugas kesehatan di Rumah Sakit
mempersiapkan diri dan sarana yang dibutuhkan.
Fase Triage
Fase dimana korban bencana sudah datang kerumah sakit sehingga
petugas rumah sakit memulai penanganan korban bencana
massal.Penempatan korban sesuai pelabelan triage.
Fase Evaluasi
Fase Evaluasi adalah evaluasi keseluruhan kegiatan penanganan korban
bencana massal yang telah dilakukan.Evaluasi pelaksanaan penanganan
bencana.

You might also like