Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 1
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
4. PHOTOVOLTAIC PV
4.1 Sel Surya Photovoltaic PV 4.1.1 Prinsip kerja Photovoltaic Proses pengubahan atau konversi cahaya surya menjadi listrik ini dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semikonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor intrinsik) ini, elektron
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 2 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Gambar 4.2. Struktur atom dan kristal silikon
Gambar 4.3. Struktur semikonduktor kristal silikon
Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-doping.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 3 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi/metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut (gambar 4.2). a. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.
Gambar 4.2 b. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan elektron- elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan hole dari semikonduktor p menuju semikonduktor n. Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas sambungan awal.
Gambar 4.3 c. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan negatif. Pada saat yang sama, hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.
Gambar 4.4 d. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai dengan huruf W.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 4 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
e. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda. f. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).
Gambar 4.5 g. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang, yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p akibat medan listrik E. Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang lain. Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya surya menjadi listrik terjadi. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang menghadap ke arah datangnya cahaya surya, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya surya yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p. Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya surya, maka elektron mendapat energi dari cahaya surya untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole (electron-hole photogeneration), yakni terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya surya. Cahaya surya dengan panjang gelombang yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan p-n berada pada bagian sambungan p-n yang berbeda pula.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 5 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4. 6 Spektrum merah dari cahaya surya yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor n.
Gambar 4.8
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 6 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan p-n terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan elektron.
Gambar 4.10
4.1.2 Mekanisma Konversi Energi Sel Surya PV Sel PV adalah perangkat konversi energi surya menjadi listrik, yang terdiri dari pn junction dalam suatu semikonduktor (lihat gambar). Mekanisma konversi energi cahaya karena adanya perpindahan elektron bebas di dalam suatu atom. Kondutifitas elektron atau kemampuan transfer elektron suatu material terletak pada banyaknya elektron valensi material tersebut. Sel PV pada umumnya menggunakan material semikonduktor sebagai penghasil elektron bebas, suatu materia padat seperti logam yang konduktifitas elektriknya tergantung pada elektron valensinya. Konduktifitas semikonduktor akan naik sesuai kenaikan temperaturnya.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 7 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4.11
Ketika foton dari sumber cahaya membentur suatu elektron valensi atom semikonduktor dengan energi yang cukup besar menyebabkan elektron terlepas dari atomnya. Elektron tersebut bermuatan negatif bergerak bebas pada daerah pita konduksi dalam kristal semikonduktor. Lepasnya elektron dari atom mengakibatkan suatu kekosongan (hole) pada kristal yang bermuatan positif. Skema ilustrasi ekanisma pelepasan elektron dari struktur atom kristal semikonduktor dapat dilihat pada Gambar 4.12 berikut ini. Daerah semikonduktor dengan elektron bebas yang bersifat negatif dan berfungsi sebagai donor elektron, disebut sisi n-type (tipe negatif). Daerah semikonduktor dengan hole yang bersifat positif dan berfungsi sebagai penerima (acceptor) elektron, disebut sisi p-type (tipe positif).
Gambar 4.12
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 8 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4.13 Ikatan kedua sisi disebut sambungan positif dengan negatif (p-n junction) menghasilkan energi listrik internal yang akan menyebabkan elektron bebas dan hole bergerak ke arah berlawanan. Elektron akan bergerak meninggalkan sisi negatif menuju sisi positif, sedangkan hole bergerak meninggalkan sisi positif menuju sisi negatif. Jika p-n junction ini dihubungkan dengan beban (sebuah lampu), akan mengalir arus listrik melalui beban (lampu menyala) gambar 4.13
4.1.3 Bahan semikonduktor Lebar pita (band gap) suatu semikonduktor sangat menentukan intensitas (banyaknya) spektrum cahaya yang mampu diserap oleh sel surya PV. Hanya energi cahaya yang setara dengan atau lebih besar dari band gap yang diserap dan melepas elektron. Pergerakan elektron bebas dari pita konduktif dan pergerakan hole dari pita valensi melewati band gap inilah yang merupakan enenrgi listrik, seperti ditunjukkan oleh gambar 4.14.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 9 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4.14
Gambar 4.17. p-n junction of Semiconductor based solar cells
Gambar 4.18. Solar cell materials
Energi cahaya yang lebih rendah akan dipantulkan atau ditembuskan oleh sel PV. Sedangkan energi yang lebih tinggi akan diserap dan sebagian berubah menjadi panas. Sehingga bahan dengan band gap yang lebih rendah akan mampu memanfaatkan spektrum cahaya yang lebih
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 10 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
banyak dan menghasilkan arus listrik yang lebih besar tetapi dengan tegangan yang rendah, lihat gambar 4.15.
Gambar 4.15 Band gap juga mempengaruhi besar/kuat medan listrik yang dihasilkan. Material/bahan yang memiliki band gap yang lebih tinggi akan menghasilkan tegangan (voltage) listrik yang lebih tinggi, tetapi dengan arus yang lebih rendah. Semikonduktor dengan band gap antara 1 1,8 eV terbukti lebih efektif digunakan sebagai sel PV.
4.1.4 Struktur Photovoltaic PV Struktur inti sel surya pada umumnya terdiri dari satu atau lebih jenis material/bahan semikonduktor dengan dua daerah berbeda yaitu, daerah positif dan negatif yang berfungsi sebagai elektroda. Untuk menghasilkan dua daerah muatan yang berbeda umumnya digunakan dopant dengan golongan periodik yang berbeda, hal ini dimaksudkan agar dopant pada daerah negatif akan berfungsi sebagai pendonor elektron, sedangkan dopant pada daerah positif akan berfungsi sebagai penerima (acceptor) elektron.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 11 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Pada sel surya photovoltaic digunakan bahan silikon (golongan IV pada tabel periodik) sebagai semikonduktor. Untuk menghasilkan dua muatan yang berbeda, maka pada satu sisi diberi dopant dari golongan periodik V yang mempunyai elektron valensi lima. Hal ini mengakibatkan silikon mempunyai kelebihan elektron (n-type). Sedangkan pada sisi yang lain digunakan dopant dari golongan periodik III yang mempunyai elektron valensi tiga yang mengakibatkan silikon kekurangan elektron (p-type). Oleh karena untuk membentuk suatu struktur yang stabil dibutuhkan empat elektron, maka kekurangan satu elektron akan diperoleh dari donor n-type.
Gambar 4. . Tabel Periodik
Selain itu pada sel PV dipasang lapisan antirefleksi, dan subtrat logam sebagai tempat mengalirnya arus dari lapisan n-type (elektron) dan p-type (hole). Lihat gambar 4. .
Gambar 4. . Struktur Sel Photovoltaic
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 12 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4.19. Struktur Sel PV Silikon
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 13 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
4.1.5 Konfigurasi Sel Photovoltaic PV Energi listrik yang dihasilkan oleh satu sel tunggal photovoltaic PV tergantung pada desain peralatan dan bahan semikonduktor yang dipilih, namun biasanya belum mencukupi untuk kebanyakan aplikasi pada umumnya. Agar mampu menyediakan daya listrik yang sesuai dan mencukupi, sejumlah sel-sel tunggal photovoltaic PV harus dihubungkan secara sambungan listrik. Sambungan listrik terdiri dari sambungan deret (series connection), sambungan sejajar (parallel connection) dan sambungan gabungan (combination connection).
a. Rangkaian Sel Photovoltaic Rangkaian Serie Pada sambungan serie, kontak atas (top contact) suatu cel PV disambungkan dengan kontak belakang (back contact) sel PV berikutnya secara berurutan, sehingga menjadi rangkaian serie (series string). Tujuan dari sambungan serie ini adalah untuk menaikkan tegangan rangkaian hingga mencapai tegangan yang diinginkan; dimana tegangan listrik serie yang dihasilkan adalah sama dengan penjumlahan dari tegangan tiap-tiap sel PV yang ada pada rangkaian tersebut. Sedangkan arus listrik serie yang mampu dihasilkan oleh rangkaian tersebut adalah sama dengan arus listrik terendah yang mampu dihasilkan oleh salah satu dari sel PV yang ada pada rangkaian serie tersebut.
Gambar 4. . Karakteristik tegangan dan arus sel PV rangkaian serie
Perlu untuk diperhatikan kesesuaian sel-sel PV yang dipasang pada rangkaian serie, terutama kesesuaian kapasitas arus masing-masing sel harus setara. Jika salah satu sel menghasilkan arus lebih rendah dari pada sel-sel lainnya (di bawah kondisi pencahayaan
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 14 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
yang sama), maka rangakaian serie sel PV akan beroperasi pada arus terendah tersebut, dan sel-sel PV lainnya tidak akan beroperasi dengan kemampuan arus daya maksimumnya (maximum power point). Hal ini dapat terjadi juga ketika satu atau beberapa sel pada rangkaian ternaungi (shading) sehingga arus listrik yang dihasilkan berkurang. Rangkaian bahkan bisa tidak menghasilkan arus listrik sama sekali jika ada salah satu sel pada rangkaian tidak mampu menghasilkan arus.
Rangkaian Parallel Pada sambungan parallel, kontak atas (top contact) suatu sel PV disambungkan dengan kontak atas (top contact) sel-sel PV lainnya, dan kontak belakang (back contact) suatu sel PV disambungkan dengan kontak belakang (back contact) sel-sel PV lainnyanya secara berdampingan, sehingga menjadi rangkaian sejajar (parallel string). Tujuan dari sambungan serie ini adalah untuk menaikkan arus rangkaian hingga mencapai arus yang diinginkan; dimana arus listrik parallel yang dihasilkan adalah sama dengan penjumlahan dari arus tiap- tiap sel PV yang ada pada rangkaian tersebut. Sedangkan tegangan listrik parallel yang mampu dihasilkan oleh rangkaian tersebut adalah sama dengan tegangan listrik ekuivalen yang mampu dihasilkan oleh salah satu dari sel PV yang ada pada rangkaian parallel tersebut.
Gambar 4. . Karakteristik tegangan dan arus sel PV rangkaian parallel Sebagaimana rangkaian sebelumnya, perlu diperhatikan kesesuaian sel-sel PV yang dipasang pada rangkaian parallel, terutama kesesuaian kapasitas tegangan masing-masing sel harus setara. Jika kemampuan tegangan maksimal masing-masing sel pada rangkaian
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 15 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
berbeda satu sama lain, sehingga akan memaksa seluruh sel PV beroperasi di bawah kemampuan maksimalnya, dimana sel dengan tegangan terendah dipaksa beroperasi pada tegangan open circuitnya dan sel-sel lainnya beroperasi dengan tegangan di bawah tegangan maksimalnya. Akibatnya, daya listrik yang mampu dihasilkan turun di bawah optimum.
Rangkaian Kombinasi Rangkaian kombinasi adalah rangkaian sambungan gabungan antara sambungan serie dan parallel untuk mendapatkan daya listrik dengan kemampuan tegangan dan arus listrik yang diinginkan. Sel-sel PV yang dirangkai dengan sambungan kombinasi ini menjadi konfigurasi Modul Photovoltaic (PV Module). Selanjutnya beberapa modul PV dapat disambungkan dengan rangkaian kombinasi untuk mendapatkan tegangan dan arus listrik yang diinginkan sehingga diperoleh daya listrik dengan kapasitas/kemampuan yang lebih besar. Modul- modul PV yang dirangkai dengan sambungan kombinasi ini menjadi konfigurasi Array Photovoltaic (PV Array) lihat gambar berikut.
Gambar 4. . Konfigurasi array photovoltaic terdiri dari rangkaian kombinasi modul-modul yang berisi rangkaian kombinasi sel-sel pv
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 16 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
b. Modul Photofoltaic Sambungan listrik dalam suatu modul dapat diatur sesuai keinginan melalui kombinasi sambungan serie dan parallel, dengan memperhatikan kesesuaian sel-sel pada rangkaian serie dan parallelnya. Misalnya, penyambungan parallel beberapa rangkaian serie harus menggunakan rangkaian yang jumlah dan jenis sel yang sama. Konfigurasi serie-parallelnya akan menentukan besar tegangan dan arus listrik yang diperoleh dari modul dengan kondisi pencahayaan (illumination) dan beban yang ditentukan. Pada masa awal kebanyakan sistem modul yang digunakan pada aplikasi tersendiri (stand- alone) untuk pengisian bateri, daya listrik yang dihasilkan diperlukan untuk cukup mengisi bateri pada suatu rentang kondisi sinar surya dan diperoleh hasil yang terbaik dengan menyambungkan serie sebanyak 34 hingga 36 sel silikon kristalin. Rangkaian serie ini menghasilkan tegangan (open circuit) sebesar 18 V ( tergantung pada rincian desain sel) dan tegangan maksimal (MPP maximum power point) sebesar 14 15 V; yang melebihi tegangan 12 V yang dibutuhkan untuk pengisian bateri pada selama rentang kondisi sinar surya. Ketika disusun tiga atau empat baris dan dengan jarak minimal antara sel-sel, luas permukaan modul menjadi kira-kira 0,3 m 2 sehingga mudah untuk diangkut dan cukup ringan untuk diangkat oleh satu atau dua orang ketika pemasangan. Sehingga desain ini dipakai pada kebanyakan modul dengan daya mampu 10 Watt atau lebih. Pada modul thin film, desain yang sama juga dipakai untuk keperluan pengisian bateri; konfigurasi modul ini dengan rangkaian serie pada saat pembuatan (fabrication) modul. Ketika tegangan dari sel silikon amorfos lebih tinggi dari pada tegangan sel silikon kristalin, maka lebih sedikit sel-sel yang dibutuhkan pada rangkaian serie untuk menjaga tegangan yang cukup untuk pengisian bateri. Namun sel-selnya harus lebar untuk mendapatkan jumlah arus yang sama. Belakagan ini, mulai diproduksi modul yang lebar dennga sel yang lebih banyak; sehingga memungkinkan untuk mendapatkan sejumlah rangkaian kombinasi pada modul yang sama. Pada beberapa desain, bahkan ada lebih dari dua terminal dengan perolehan daya listrik dari permukaan yang berbeda pada modul yang diambil melalui rangkaian yang berbeda. Pada modul silikon kristalin terbaru, permukaan depan/atas modul selalu terdiri dari kaca/glass, dikuatkan agar kuat secara fisik dengan kandungan besi yang rendah sehingga memudahkan penyebaran gelombang pendek dari spektrum cahaya surya. Permukaan belakang modul dapat dibuaat dari berbagai macam bahan; yang paling umum adalah
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 17 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Tedlar, meskipun bahan plastik lain dapat digunakan. Jika suatu level transparansi diperlukan, maka mungkin menggunakan lembaran Tedlar translucent (tembus cahaya) atau yang paling umum suatulembar kedua dari kaca. Struktur kaca-kaca (glass-glass) lebih populer untuk aplikasi arsitektural, terutama untuk bagian depan gedung ataupun atap. Modul kaca Tedlar biasanya dibuat dengan teknik laminasi (pelapisan). Sel-sel yang tersambung secara listrik diapit oleh dua lembar pelapis encapsulant, misalnya Eva (ethylene vinyl acetate), dan ditempatkan pada lembaran kaca yang menjadi permukaan atas modul. Kemudian ditambahkan lembar plastik belakang dan keseluruhan struktur ditempatkan pada laminator. Udara dihilangkan/dikosongkan dan kemudian diletakkan di atas suatu membran perapat fleksibel di atas modul untuk memberikan tekanan. Kemudian modul dipanaskan sehingga pelapis encapsulant mencair dan mepalisi sel-sel. Bahan encapsulant tambahan juga diliputkan di seluruh pinggiran modul untuk menjamin perapatan yang sempurna di sisi pinggiran modul.
Gambar 4. . Modul Photovoltaic Silikon terdiri dari berbagai bahan material meliputi silikon, kaca/glass, and aluminum. Dalam pengoperasian, modul selalu bertemperatur antara 50 hingga 80 O C ketika beroperasi pada kondisi surya cerah dan dengan temperatur udara luar 25 30 O C. Meskipun temperatur operasi ini tidak berlebihan, perbedaan pemuaian panas (thermal expansion) berbagai komponen harus diperhitungkan. Juga, kemungkian pemuaian dengan temperatur yang lebih tinggi pada saat pembuatan modul, sekalipun dengan waktu yang sangat singkat.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 18 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Rangkaian sel ini harus memungkinkan perbedaan pemuaian panas sepanjang ribbon antara setiap sel. Sambungan listrik juga dibuat pada dua tempat dalam setiap sel (double tabbing) untuk memungkinkan setiap masalah dengan pemuaian panas dan tegangan lainnya selam pembuatan dan operasi. Modul juga harus menyediakan perpindahan panas yang baik untuk menjaga temperatur sel serendah mungkin. Encapsulant juga dibutuhkan untuk menjadi isolasi listrik dan pelindung fisik, sehingga koefisien perpindahaan panas yang tinggi tidak mungkin. Temperatur operasi juga dipengaruhi bahan lapisan luar modul, dengan struktur kaca-kaca biasanya beroperasi dengan temperatur lebih tinggi dari pada modul kasa Tedlar pada kondisi operasi yang sama. Warna lapisan film Tedlar belakang juga berpengaruh. Misalnya modul dengan belakang Tedlarnya berwarna putih akan menolak panas lebih banyak dari pada modul dengan belakang Tedlarnya berwarna hitam, sehingga beroperasi lebih efisien. Modul biasanya disiapkan dengan rangka (frame) dari metal agar dapat langsung dipasang pada struktur penyangganya.
c. Array Photovoltaic Array Photovoltaic terdiri dari sejumlah modul PV, dipasang pada bidang yang sama dan disambungkan secara listrik untuk mendapatkan daya listrik yang diinginkan sesuai aplikasi. Array PV dapat berukuran dari ratusan watt hingga ratusan kilowatt, walaupun sistem yang lebih besar selalu dibagi menjadi beberapa sub-array yang bebas secara listrik yang masing- masingnya memberikan sesuai sistem kondisi dayanya.
Gambar4. . System Array Photovoltaic
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 19 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4. . Array sel surya Struktur penyangga Fungsi utama struktur penyangga adalah untuk memegang modul-modul pada posisi yang diinginkan tanpa menimbulkan tegangan yang tak semestinya. Struktur juga sebagai saluran kabel kelistrikan dan berdiri bebas. Struktur penyangga adalah kerangka metal, dengan aman ditegakkan ditanah; harus cukup mampu menahan tekanan lingkungan seperti beban angin di lokasinya. Seperti halnya persoalan mekanikal, penyangga (mounting) berpengaruh pada temperatur operasi sistem, tergantung pada seberapa mudah panas dihilangkan oleh modul.
Gambar 4. . Penyangga array sel surya
Penaungan (shading) Setiap bagian dari array yang ternaungi (shading) oleh sesuatu dari sinar/cahaya surya, maka mengurangi daya listrik yang dihasilkannya, yang besar pengurangan tersebut
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 20 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
tergantung konfigurasi sambungan listrik array tersebut. Jelasnya, listrik yang dihasilkan setiap sel atau modul yang ternaungi akan berkurang sesuai dengan berkurangnya intensitas cahaya ke permukaan sel atau modul tersebut karena ternaungi sesuatu. Oleh karena sel atau modul yang ternaungi tersebut tersambung secara listrik ke sel-sel atau modul-modul lainnya yang tidak ternaungi, maka kinerja keseluruhan array akan menurun juga, dimana array sesungguhnya mengalami situasi ketidak-sesuaian (mismatch). Jika ada modul pada array yang ternaungi, modul ini akan menjadi beban pada rangkaian array, demikian juga jika ada sel pada modul yang ternaungi. Modul atau sel tersebut bisa menjadi rusak karena panas akibat mengalirnya aurs listrik padanya. Besarnya masalah ini tergantung tergantung pada jumlah modul atau sel pada rangkaian (besarnya penurunan tegangan pada modul) dan kemungkinan naungan parsial rangkaian (tergantung desain sisten dan lokasi). Ketika situasi penaungan (shading) dapat menyebabkan kerusakan modul, maka diperlukan diode pemintas (bypass). Fungsi utama dioda bypass pada sistem photovoltaic adalah untuk melindungi sel/modul photovoltaic PV dari kerusakan akibat panas ketika sel PV tersebut ternaungi (shaded), misalnya karena kejatuhan daun, atau benda lain. Dioda bypass disambungkan secara parallel dengan setiap modul, sehingga ketika modul tersebut ternaungi, maka arus listrik akan mengalir melalui dioda dari melalui modul tersebut.
Gambar 4. . Penaungan (shading) dan dioda bypass
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 21 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Penggunaan dioda bypass ini akan sedikit mengurangi produksi rangkaian, karena drop tegangan melalui dioda. Pada modul ukuran besar, dioda bypass digabungkan dalam struktur modul itu sendiri, dan mungkin beberapa dioda digunakan yang setiap dioda melindungi bagian modul yang berbeda (melindungi sel pada modul). Penggabungan ini mengurangi pengkabelan, tetapi menyulitkan perbaikan jika dioda rusak. Pada sistem dimana penaungan mengurangi produksi rangkaian modul di bawah modul lainnya, ada baiknya juga memasang dioda penghalang (blocking) yang disambung deret (serie) pada setiap rangkaian modul. Hal ini akan mencegah arus listrik dari modul yang normal mengalir ke modul yang ternaungi yang menyebabkan kerusakan. Penggunaan dioda bypass dan blocking ini akan mengurangi produksi sistem photovoltaic, tetapi akan melindungi sel-sel sistem tersebut
Gambar 4. . Dioda dan pemasangannya
Sebagai contoh, jika suatu modul yang sel-selnya disambung serie mengalami ternaungi sebagian, produksi arusnya akan berkurang dan akan mempengaruhi kinerja keseluruhan rangkaian. Jika beberapa modul ternaungi, tegangan rangkaian sistem akan turun hingga tegangan open circuit rangkaian lebih rendah dari pada tegangan operasi rangkaian sistem yang tersisa, sehingga rangkaian yang ternaungi tidak menyumbang (contribute) pada produksi sistem array PV. Jika hal ini terjadi, akan bermanfaat memasang dioda blocking untuk melindungi rangkaian.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 22 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4. . Dioda bypass dan blocking pada modul dan array photovoltaic
Oleh karena itu, penurunan produksi listrik akibat ternaunginya beberapa modul pada array akan menjadi lebih besar dari pada akibat berkurangnya luas terkena cahaya.
4.2 Jenis Sel Surya Photovoltaic Ada tiga jenis sel surya photovoltaics: a) Mono-crystalline: sel surya photovoltaik jenis ini dibuat dengan memotong tipis-tipis suatu batang kristal silikon tunggal; jenis ini dikenal paling efisien di antara semua jenis sel surya, tetapi lebih mahal dibanding jenis lainnya. b) Poly-crystalline: sel surya photovoltaik jenis ini juga dibuat dengan memotong tipis-tipis suatu batang kristal silikon; namun jenis ini kurang efisien dibanding sel surya mono-crystalline c) Thin Film: sel surya photovoltaik jenis ini dibuat dengan mengendapkan (depositing) selembar lapisan tipis bahan semikonduktor fotosensitif di atas selembar kaca (glass), metal atau bahan plastik. Ada bermacam-macam jenis sel surya PV yang dibuat secara masal dengan menggunakan teknologi ini, sehingga harganya menjadi lebih murah; tetapi efisiensinya rendah.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 23 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
a. Mono-crystalline b. Poly-crystaline c. Thin film ASi:H
Secara sederhana, jenis-jenis sel surya (photovoltaic cell) yang ada hingga saat ini dapat dilihat pada gambar skema berikut ini.
Sel Surya Photovoltaic Konvensional (silicon based) Crystalline Bulk Crystalline Thin Film Advanced Photovoltaic Thin Film Material Multi Junction (Tandem) Dye Sensitized Amorphous Silicon Copper Indium Diselenide Cadmium Telluride
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 24 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
4.2.1 Sel Surya Konvensional (silicon based crystalline silicon cells) Sel surya PV berbahan dasar silikon adalah sel surya komersial pertama berhasil dikembangkan. Efisiensi komersialnya saat ini sudah mencapai 15% sedangkan efisiensi laboratorium sudah mencapai 24,7%. Saat ini sel surya berbasis silikon masih mendominasi pasar hingga 86% pasar sel surya dunia. Silikon adalah suatu material semikonduktor bervalensi empat. Keunggulan dari silikon adalah resistifitasnya yang sangat tinggi, yaitu 300 k/cm, energi band gap yang cukup rendah dan tersedia sangat banyak di alam. Namun, kekurangannya adalah biaya produksi silicon wafer yang sangat mahal, karena untk memperoleh kinerja sel yang baik dibutuhkan silikon murni lebih dari 99,9%. Agar biaya produksi turun, dikembangkan dengan meminimalisir material silikon yang digunakan, antara lain dengan menciptakan film tipis beberapa ratus mikrometer silikon kristalin (crystalline thin film silicon). Dikembangkan juga metoda baru yang mudah dan murah dengan memproduksi semiconductor-grade silicon. Sel surya mono-crystalline dibuat dari suatu wafer kristal tunggal yang besar dari silikon (a single large crystal wafer of silicon). Kristal ini dibuat dengan memanfaatkan proses Czochralski dalam batang silindris, dan oleh karena itu tidak meliputi seluruh bidang segi empat permukaan sel surya. Sell surya poly-crystalline lebih murah dari pada sel mono-crystalline, tetapi kurang efisien. Sel ini dibuat dari wafer silikon yang dipotong dari batang segi empat tuangan silikon. Metoda penuangan wafer poly-crystalline dari silikon adalah kebalikan dari wafer mono-crystalline, tidak memerlukan sangat teliti dan biaya tinggi. Gambar 4. . Sel poly-crystalline
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 25 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Untuk mengimbangi biaya pemrosesan, material dan penanganan yang berhubungan dengan sel silikon kristalin, telah dicapai metoda yang baik untuk membuat sel surya thin film crystalline dengan semikonduktor yang tebalnya hanya beberapa mikrometer. Harapannya adalah agar sel surya ii mampu mencapai efisiensi yang diharapkan dengan menggunakan sangat sedikit silikon dan memanfaatkan proses roll-to-roll. Efisiensi sel surya ini rendah dibanding sel silikon kristalin, tetapi biaya pembuatannya cukup rendah sehingga murah.
4.2.2 Advanced Photovoltaic a. Thin Film Cells Amorphous silicon (a-Si) silikon berbentuk non-crystalline dapat diendapkan diatas permukaan subtrat konduktif dalam lapisan yang tebalnya beberapa mikrometer hingga menjadi sel surya thin film (film tipis). Proses pengendapan lapisan a-Si memungkinkannya menjadi kurang dari 1% ketebalan sel crystalline. Sel silikon amorphous biasanya dibuat menggunakan dua atau tiga sambungan (junction) untuk meningkatkan jumlah spektrum cahaya surya yang dapat digunakan. Secara khas campuran a-Si dan germanium digunakan untuk membuat sambungan tambahan dalam sel multi-junction. Sel surya ini lebih ringan, menggunakan sedikit bahan dan dan sedikit energi untuk memproduksinya dibanding sel silikon yang besar (bulk silicon sel). Namun, efisiensi Amorphous silicon jauh lebih rendah dari pada silikon kirstalin terutama karena bertambahnya rekombinasi pasangan elektron-hole yang dihasilkan dari mobilitas pembawa carrier yang lebih rendah. Copper-Indium/Gallium-Diselenide Cells. Sel ini dibuat dari kombinasi copper-indium- diselenide dan copper-gallium-diselenide (CIGS cells) dengan efisiensi mencapai 19%, merupakan jenis thin film yang paling efisien. Campuran kedua bahan ini menciptakan sambungan yang kompleks dan efektif (heterojunction, dimana sambungan terbentuk karena semikonduktor dengan band gap yang berbeda, lebih baik daripada sambungan sel konvensional dari silikon p-type dengan n-type, yang memiliki energi band gap yang identik. Band gap semikonduktor pada sel CIGS dapat bervariasi karena pengaruh perbandingan kandungan unsur indium dengan gallium, sehingga band gap dapat bervariasi antara 1.0 eV to 1.7 eV dalam satu sel, sehingga sangat cocok dan sesuai dengan spekturm sinar/cahaya surya. Bahan CIGS juga relatif mudah dikerjakan, tidak memerlukan proses pengendapan dengan vakum yang rumit seperti yang diperlukan pada semikonduktor photovoltaic lainnya.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 26 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4. . Panjang gelombang yang berbeda dari spektrum sinar surya diserap oleh sel bertingkat dengan band gap ang berbeda.
Sel campuran kristalin Cadmium-Telluride (CdTe) adalah bahan sel surya yang efektif sangat kuat menyerap energi sinar dan memiliki band gap yang disetel (tuning) hampir sempurna menyesuaikan spektrum sinar surya. Untuk menciptakan p-n junction pada sel surya, ditambahkan selapisan cadmium sulfide ke CdTe. Karena keefektifannya sel CdTe hanya menggunakan 1% bahan semikonduktor dari sel silikon kristalin konvensional. Efisiensi sel surya CdTe lebih rendah dibanding sel silikon kristalin, tetapi harganya murah karena jumlah bahannya lebih sedikit dan biaya pembuatannya lebih murah, namun bahan metal tellarium Te agak sulit didapat. Campuran CdTe adalah bahan beracun penyebab kanker (carcinogen) sehingga perlu perlakuan khusus terhadap bahaya sel surya yang dibuat dari CdTe. Perhatikan kandungan cadmium Cd per meter persegi sel surya dan harus terbungkus (encapsulated) dengan baik.
b. Multi-junction cell Sel Multi-junction melapiskan dua atau lebih p-n junction yang masing-masing memiliki semikonduktor dengan band gapnya yang disetel (tuned) untuk menyerap porsi yang berbeda dari spektrum sinar surya. Foton akan membentur semikonduktor teratas yang memiliki band gap energi tertinggi dan jika energi foton lebih tinggi dari band gap energi semikonduktor, maka akan diserap untuk menghasilkan listrik. Jika energi foton lebih
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 27 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
rendah, maka akan ditembuskan melalui semikonduktor dan diserap oleh semikonduktor di bawahnya dengan band gap energi yang lebih rendah, demikian selanjutnya oleh oleh semikonduktor dalam sel surya. Karena selalu dibutuhkan enjiniring lebih maju untuk merancang sel multi-junction yang menyebabkan biaya tinggi, maka digunakan pengkonsentrasi (concentrators) untuk mengumpulkan sinar surya dari bidang yang luas dan difokuskan ke sel surya yang kecil, mengurangi jumlah sel PV yang diperlukan. Konsentrator biasanya cermin lensa yang memusatkan sinar surya menuju sel surya dengan intensias berpuluh kali lipat. Gallium-Arsenide (GaAs) Cells adalah sel surya dengan triple junction, yang bisa menggunakan p-n junction: gallium-indium-phosphide (GaInP), gallium-arsenide (GaAs), dan germanium (Ge). Dikombinasikan dengan consentrator, sel surya ini menjadi sangat efisien, dipasar komersial bisa mencapai 36%. Meskipun sel GaAs berefisiensi tinggi, namun harganya sangat mahal.
c. Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) adalah sel surya dari bahan organik yang prinsip kerjanya berbeda dengan prinsip kerja sel surya konvensional (inorganic solar cell). DSSC mengubah energi sinar surya menjadi energi listrik dalam skala molekular. Prinsip kerjanya berdasarkan proses photo electro chemical, yaitu menggunakan prinsip fotosintesis atau elektrokimia sederhana, seperti pada tumbuh-tumbuhan. Biasanya menggunakan bahan titanium oxide nanocrystalline porous sebagai lapisan aktif untuk menyerap energi sinar/cahaya. Lapisan monomolekular dari sensitizing dye berfungsi sebagai penyerap spektrum cahaya surya lihat gambar berikut.
Gambar 4. . Struktur dan prinsip kerja DSSC
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 28 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Sel DSSC merupakan salah satu jenis exitonic solar cell, dimana ketika lapisan oksida menangkap foton cahaya akan menghasilkan exiton yang merupakan ikatan kuat dari pasangan electron-hole. Adapun mekanisma dari konversi energi cahaya (foton) menjadi energi listrik (elektron) pada DSSC adalah sebagai berikut: Sensitizer menyerap foton dan elektron dari S o (ground state) menuju level energi (tereksitasi) yang melebihi tinggi S* S o + e S* - Penginjeksian elektron yang tereksitasi ke conduction band semikonductor terjadi dalam waktu femto second. Pada tahap ini molekul dye teroksidasi menjadi S + . - Elektron bergerak melalui poros lapisan TiO 2 ke daerah konduktif dan mencapai counter electrode - Karena adanya katalis pada counter electrode, elektron kemudian ditransfer dari elektrolit triiodida ke yielddari iodida mementuk elektron hole (I 3
- Iodida akan mereduksi S + ke bentuk awal S o . S + + 3e I 3 + S o
4.3 Karakteristik Arus vs Tegangan (I-V) Daya listrik yang dihasilkan oleh sel surya ketika mendapat cahaya dihitung dari kemampuan untuk memproduksi tegangan ketika diberi beban dan arus yang melalui beban pada waktu yang sama. Hasil pengukuran digambar dalam suatu kurva arus (I) versus tegangan (V). Kurva I-V hasil pengukuran menunjukkan karakteristik suatu sel surya photovoltaic. Kurva karakteristik I-V suatu sel surya menunjukkan kondisi dan kemampuannya pada saat dilakukan pengukuran, yang kemudian dapat dibandingkan dengan kondisi baru sel surya tersebut. Kondisi baru sel surya dapat dilihat pada papan nama (name plate) yang tertera pada sel tersebut. Kurva karakteristik I-V sel surya menunjukkan kinerja (performance)nya.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 29 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Kinerja suatu sel surya PV sangat dipengaruhi oleh: - intensitas cahaya yang mengenai sel tersebut - temperatur elemen sel photovoltaic Intensitas cahaya yang mengenai elemen sel photovoltaic dipengaruhi oleh: - intensitas cahaya matahari (lihat bab tentang radiasi energi matahari) - kebersihan permukaan atas modul.
Gambar 4. . Kurva Karakteristik I-V
Karakteristik Kurva I-V suatu sel surya diukur pada saat aktif tersinari oleh cahaya matahari dengan intensitas tertentu (terukur pada pyranometer). Pembebanan dilakukan dengan beban bervariasi, pengukuran arus dan tegangan dilakukan pada setiap variasi beban. Kemudian dilakukan pengukuran arus ketika modul dihubung singkat (short circuit), sehingga diperoleh arus short circuit I sc dan tegangan V = 0 volt; selanjutnya dilakukan pengukuran tegangan ketika modul tidak dibebani (open circuit) sehingga arus I = 0 amp. dan diperoleh tegangan open circuit Voc. Dari kurva dapat diperoleh titik beban maksimum MPP (maximum power point) yang diproduksi oleh modul, diperoleh juga arus maksimum I max dan tegangan maksimum V max.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 30 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4. . Kurva kinerja sel surya
Fill Factor Suatu angka yang umum digunakan yang menunjukkan karakteristik/kualitas suatu sel surya adalah faktor pengisian sel FF (fill factor) yang didefinisikan sebagai perbandingan antara luas area P max dengan luas area perkalian I sc dan V oc , sesuai rumusan berikut: P max
FF = (V oc ). (I sc )
Efisiensi sel surya Efisiensi sel surya adalah perbandingan antara daya listrik yang diproduksi (dikirim ke beban) dengan daya cahaya yang mengenai permukaan sel P in . Efisiensi maksimum max adalah ketika daya listrik yang diproduksi sel adalah P max. Daya cahaya yang mengenai sel biasanya ditentukan sebagai daya cahaya matahari pada permukaan bumi yang besarnya 1000W/m 2 . Distribusi spektral cahaya matahari hampir sama dengan spektrum benda hitam pada temperatur 6000 O C dikurang dengan spektrum penyerapan (absorption) udara atmosfer. P max (V oc ). (I sc ). (FF)
max = = P in P in
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 31 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Kurva karakteristik I-V yang diperoleh akan bervariasi tergantung pada variasi atau besar intensitas atau tingkat irradiansi cahaya matahari pada saat pengukuran. Berikut adalah contoh kurva I-V suatu sel surya dengan tingkat irradiansi cahaya matahari yang berbeda.
Gambar 4. . Kurva I-V pada irradiance berbeda
Karakteristik dan efisiensi sel surya sangat tergantung jenis dan bahan material pembuat sel tersebut; berikut adalah contoh dari beberapa jenis sel surya.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 32 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Name plate modul photovoltaic Papan nama modul PV biasanya tertempel pada bagian bawah modul tersebut, yang mencantum informasi spesifikasi modul tersebut. Rating pada name plate adalah rated power, yaitu daya listrik yang mampu diproduksi oleh modul photovoltaic dengan kondisi standar referensi: - 1 kw/m 2 (intensitas cahaya matahari) - 25 O C (temperatur udara luar) - 1 m/s (kecepatan angin) (sesuai standar ASTM E1036-96, standard Test Method for Electrical Performance of Nonconcentrator Terrestrial Photovoltaic Modules and Arrays Using Reference Cells)
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 33 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Gambar 4. . Name plate sel surya dari fabrik yang berbeda
4.4 Pengaruh Temperatur Kinerja sel surya dipengaruhi oleh temperatur sel surya pada saat beroperasi. Gambar berikut menunjukkan kurva I-V suatu sel surya yang beroperasi dengan teperatur yang berbeda.
Gambar 4. . Kurva I-V pada temperatur yang berbeda
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 34 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Hal-hal yang mempengaruhi temperatur sel surya: - temperatur udara atmosfer sekitar sistem sel surya - tata letak/konfigurasi sistem sel surya - kecepatan dan arah angin di lokasi sistem sel surya Pengaruh temperatur sel terhadap kinerja sel tidak sama untuk setiap sel surya, berbeda jenis sel, maka berbeda besar pengaruhnya lihat gambar.
Gambar 4. . Pengaruh temperatur terhadap kinerja beberapa jenis sel surya
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 35 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Fig. 4.7 The various losses in a semiconductor solar cell, shown here on the example of 100x100mm monocrystalline silicon cell. Figures are for production cells; best experimental values in are in brackets.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 36 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 37 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 38 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 39 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 40 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 41 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 42 PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PHOTOVOLTAIC