You are on page 1of 12

Oleh:

M. Dwi Mahindra Faizal




Pembimbing:
Dr. NETTY HERAWATI, M.Ked (For).,Sp.F

LATAR BELAKANG
Banyaknya kasus pidana seperti perkelahian,
penganiayaan, perkosaan, dan kematian yang
belum jelas, mengharuskan pihak hukum meminta
bantuan dari kalangan ahli.
Visum et repertum tercantum dalam lembar negara
(staatsblad) tahun 1937 no.350 pasal 1 dan pasal 2.
Visum yang paling banyak dibuat oleh dokter adalah
visum tentang penganiayaan, kecelakaan,
perkosaan, baru diikuti dengan visum jenazah.
Visum lain seperti visum psikiatri, keraguan siapa
bapak seorang anak (disputed parenity) biarpun
jarang merupakan pelayanan yang dapat dilakukan
dokter juga.
DEFINISI
Visum jamak dari visa yang berarti dilihat,
dan repertum jamak dari repere yang
berarti ditemukan. Sehingga VeR jika
diterjemahkan langsung berarti yang
dilihat dan ditemukan
Dalam lembar negara 1937 no.350
menyatakan bahwa VeR adalah suatu
keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter
atas sumpah atau janji tentang apa yang
dilihat pada benda yang diperiksa, dan
mempunyai daya bukti dalam perkara
pidana.
Pada seminar/lokakarya tentang VeR dimedan
tahun 1981 pengertian VeR dirumuskan lebih
jelas yaitu laporan tertulis untuk peradilan
yang dibuat dokter berdasarkan sumpah/janji
yang diucapkan pada waktu menerima jabatan
dokter, memuat pemberitaan tentang segala
hal (fakta) yang dilihat dan ditemukan pada
benda bukti berupa tubuh manusia (hidup atau
mati) atau benda yang berasal dari tubuh
manusia yang diperiksa dengan pengetahuan
dan keterampilan yang sebaik-baiknya dan
pendapat mengenai apa yang ditemukan
sepanjang pemeriksaan tersebut
DASAR HUKUM VISUM ET
REPERTUM
KUHAP pasal 133 ayat 1 & 2
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada
ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau
ahli lainnya
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang
dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan
atau pemeriksaan bedah mayat

KUHAP pasal 184
Alat bukti yang sah adalah
(1) Keterangan saksi
(2) Keterangan ahli
(3) Surat
(4) Petunjuk
(5) Keteragan terdakwa
KUHAP pasal 186
Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli
nyatakan disidang pengadilan
KUHAP pasal 187
Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat
pendapat berdasarka keahliannya mengenai
sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang
diminta secara resmi kepadanya
FUNGSI DAN PERAN VER
VeR dianggap sebagai pengganti barang
bukti, karena memuat segala sesuatu tentang
hasil pemeriksaan medis yang diuraikan
dalam pemberitaan.
Menjernihkan suatu perkara
Tidak semua barang bukti asli dapat
dihadirkan kepengadilan, karena pasti akan
mengalami perubahan (pembusukan/jenazah
sudah dikuburkan). Jadi bentuk penjelasan
tertulis dari dokter dapat menjadi pengganti
barang bukti yang sudah diperiksa sesuai
dengan keilmuan yang dimiliki dokter tersebut.
JENIS VISUM
Berdasarkan waktu pemberian
1. Visum seketika (definitif)
2. Visum sementara
3. Visum lanjutan
Berdasarkan objek yang diperiksa
1. Objek psikis
2. Objek fisik
- Korban hidup
- keracunan/perlukaan
- kejahatan susila
- Korban meninggal
- Pemeriksaan luar
- Pemeriksaan luar dan dalam
STRUKTUR VISUM ET
REPERTUM
1. PRO JUSTITIA
2. PENDAHULUAN
3. PEMERIKSAAN
4. KESIMPULAN
5. PENUTUP
*terkadang perlu dilampirkan foto-foto dari
korban yang sulit diuraikan dengan
kalimat pada bagian pemeriksaan,
sehingga mempermudah dokter dalam
menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
pemakai VeR
TATA CARA
PERMOHONAN/PENCABUTAN
VISUM
Syarat permohonan visum korban hidup
1. Harus tertulis, tidak boleh lisan
2. Surat diantar langsung oleh penyidik, tidak
boleh dititip atau melalui pos
3. Bukan kejadian yang sudah lewat
4. Ada alasan mengapa korban dibawa kedokter
5. Ada identitas korban
6. Ada identitas peminta
7. Mencantumkan tanggal permintaan
8. Korban diantar oleh polisi atau jaksa
Jika korban meninggal, sesuai dengan
KUHAP pasal 133 ayat 3:
1. Harus diperlakukan secara baik
2. Diberi label (identitas mayat, dilak, dan
diberik cap jabatan) diletakkan pada ibu
jari kaki atau bagian tubuh lain mayat.
PENCABUTAN
VISUM ET REPERTUM
instruksi polisi No.Pol.INS/E/20/IX/75
tentang tata cara permohonan/ pencabutan
Visum et Repertum
Pada dasarnya pencabutan VeR tidak
dapat dibenarkan. Bila terpaksa Visum et
Repertum yang sudah diminta harus
diadakan pencabutan/penarikan kembali,
maka hal tersebut hanya diberikan oleh
komandan kesatuan paling rendah tingkat
Komres dan untuk kota hanya oleh
DANTES.

You might also like