You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN
Trauma mencakup kepentingan lintas batas bangsa. Banyak negara yang sedang
berkembang sudah memiliki banyak korban trauma dari jalan raya dan industri yang mengenai
kelompok usia muda. Morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan trauma tersebut dapat
dikurangi dengan intervensi medik yang efektif sejak dini.
Sebagian besar negara didunia mengalami epidemi trauma tetapi peningkatan jumlah
yang tinggi terjadi di negara yang sedang berkembang. Penambahan jalan raya dan penggunaan
kendaraan bermotor menyebabkan laju jumlah korban dan kematian korban trauma. Banyak
fasilitas kesehatan di perifer tidak mampu menangani banyak korban sekaligus dari kecelakaan
yang melibatkan bis penumpang atau bencana lainnya. Luka bakar yang berat juga banyak
dijumpai didaerah kota maupun diluarnya.
Primary Trauma Care ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan dasar dan
ketrampilan yang diperlukan untuk identifikasi dan menangani korban trauma yaitu penilaian
cepat !rapid assessment"# resusitasi# stabilisasi bagian $ fungsi tubuh yang cedera.
Pengelolaan trauma ganda yang berat memerlukan kejelasan dalam menetapkan prioritas.
Tujuannya adalah segera mengenali cedera yang mengancam ji%a dengan Survey Primer#
seperti obstruksi jalan nafas# cedera dada dengan kesukaran bernafas# perdarahan berat eksternal
dan internal# cedera abdomen. &ika ditemukan lebih dari satu orang korban maka pengelolaan
dilakukan berdasar prioritas !triage". 'al ini tergantung pada pengalaman penolong dan fasilitas
yang ada. Survei (BC)* !(ir%ay# Breathing# Circulation# )isability# *+posure" ini disebut
survei primer yang harus selesai dilakukan dalam , - . menit.Terapi dikerjakan serentak jika
korban mengalami ancaman ji%a akibat banyak sistim yang cedera.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki umur /0 tahun diba%a ke 12) 3S(L. 4esadaran menurun# tekanan darah
50$.0# denyut nadi 6/,+$menit kurang kuat# respirasi rate /,+$menit# suara ngorok dan seperti ada cairan
dan tidak hilang pada penanganan a%al. Pada pemeriksaan ditemukan fraktur tertutup pada paha sebelah
kanan.
Pemeriksaan fisik7
4epala 7 Mulut berdarah karena gigi depannya rontok# konjungtiva anemis.
Leher 7 Tidak ada pembesaran dileher# trakea lurus# &8P tidak meninggi
Thora+ 7 Tidak ada jejas pada daerah dada
&antung 7 Takikardi# nafas takipnoe
(bdomen 7 Tidak ditemukan adanya kelainan
*kstremitas 7 (da jejas di 6$/ tengah paha# bengkak# nyeri tekan 9# nyeri lepas 9# krepitasi 9#
tidak didapatkan luka terbuka
Lain-lain dalam batas normal
Laboratorium7
'b 7 5 gr:
Leukosit 7 66.000
Lain-lain dalam batas normal
2
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
;ama 7 -
1mur 7 /0 tahun
&enis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan 7 -
Status 7 -
(lamat 7 -
KELUHAN UTAMA
&atuh dari motor dan terjadi penurunan kesadaran
ANAMNESIS
(lloanamnesis7
- )itanyakan identitas pasien<
- Bagaimana kronologi kecelakaan<
- (pakah pasien mengenakan helm saat mengendarai motor<
- Bagaimana posisi pasien saat jatuh<
- (pakah pasien sempat sadar atau langsung kehilangan kesadaran saat jatuh<
HIPOTESIS
3
Berdasarkan dari keluhan utama pasien yaitu jatuh dari motor dan mengalami penurunan kesadaran# maka
hipotesis tentang masalah tersebut adalah7
1. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan kondisi dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang
berakhir pada kegagalan beberapa organ# disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat dan
berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. Paling sering# syok hipovolemik merupakan akibat
kehilangan darah yang cepat !syok hemoragik". Pada pasien ini telah mengalami penurunan
kesadaran yang diduga akibat kehilangan darah yang masif.
2. Tr!m kpi"i#
Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung
mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis. Pada pasien ini telah mengalami
penurunan kesadaran yang diduga terdapat trauma kapitis sebelumnya sehingga mengakibatkan
terjadinya penurunan kesadaran tersebut.
$. O%#"r!k#i &l' '(# "# ki%" #pir#i
=bstruksi jalan napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran
pernapasan bagian atas. Sumbatan jalan nafas dapat disebabkan oleh benda asing seperti darah di
jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau dibatukkan oleh penderita yang tidak sadar dapat
menyumbat jalan nafas# trauma akibat kecelakaan# trauma akibat tindakan medik. Pada pasien
ini terdapat suara ngorok dan seperti ada cairan dan tidak hilang pada penanganan a%al#
diduga bah%a cairan itu adalah darah akibat trauma mekanik yang ia alami.
PEMERIKSAAN )ISIK
T'* +i"l
- 4esadaran 7 Menurun
4
- Tekanan darah 7 50$.0 mm'g Terdapat hipotensi !;7 6,0$>0 mm'g"
- ;adi 7 6/,+$menit# kurang kuat Tachycardi !;7 ?0-600+$menit"# teraba kurang kuat
menandakan volume denyut kecil kemungkinan diakibatkan oleh syok.
- 33 7 /,+$menit# suara ngorok dan seperti ada cairan dan tidak hilang pada penanganan a%al
Pasien mengalami tachypnea !;7 6@-6>+$menit"# terdapat cairan kemungkinan dari
aspirasi darah dari mulut.
.
S""!# ,e'erli#
- 4epala 7
Mulut berdarah karena gigi depannya rontok (kibat dari kecelakaan.
4onjungtiva anemis 4emungkinan disebabkan karena adanya perdarahan.
- Leher 7 Tidak ada pembesaran di leher trakea lurus# &8P tidak meninggi ;ormal
- Thora+ 7
Tidak ada jejas di daerah dada Pada pemeriksaan luar tampak normal# namun tetap
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk pemastian.
&antung 7 Takikardi
;apas 7 Takipnoe
- (bdomen 7 Tidak ada kelainan
- *kstremitas 7
Tungkai ba%ah kanan ada jejas di 6$/ tengah paha# bengkak 4arena terdapat fraktur
tertutup.
;yeri tekan 9# nyeri lepas 9# tidak ada luka terbuka 4arena fraktur tertutup pada
paha.
4repitasi 9 Suara-suara yang dihasilkan oleh segmen-segmen tulang yang fraktur.
- Lain-lain dalam batas normal
Pada pemeriksaan ditemukan fraktur tertutup pada paha sebelah kanan Merupakan akibat
dari kecelakaan# yang diduga selain menyebabkan fraktur juga mencederai pembuluh darah paha
yang menimbulkan perdarahan hebat.
PEMERIKSAAN PENUN-AN,
Pemerik#' L%or"ori!m
5
Pemeriksaan ;ilai temuan ;ilai normal Anterpretasi
'b 5 mg: 6/#. -65#. mg: 'b menurun drastis disebabkan oleh adanya
kemungkinan pendarahan masif pada
ekstremitas inferior regio femur de+tra
Leukosit 66000 .000 - 60000 4emungkinan terjadi infeksi pada pasien
Pemerik#' Tm%h'
6. 3ontgen femur
1ntuk mengetahui lokasi fraktur# garis fraktur# tempat dan type fraktur secara langsung.
Pemeriksaan ini biasanya diambil sebelum dan sesudah dilakukan operasi dan selama proses
penyembuhan secara periodik
,. CT-scan kepala
1ntuk memastikan ada atau tidaknya trauma kapitis pada pasien
/. 3ontgen toraks
1ntuk memastikan ada atau tidaknya kelainan seperti pneumothoraks# haemothoraks# atau
flail chest pada pasien.
DIA,NOSIS KER-A
Pada pasien ini belum dapat ditentukan diagnosis kerja# karena hal utama yang menjadi
perhatian adalah mempertahankan kehidupan pasien. ;amun pada pasien ini harus di%aspadai
karena telah terjadi fraktur pada tulang femur akibat kecelakaan lalu lintas yang mempengaruhi
kemungkinan cara penganganan pada kasus ini.
6
PENATALAKSANAAN
6. Life Support$Primary Survey
( B (ir%ay# bebaskan jalan nafas# chin lift-head tilt.
B B Breathing# menjaga pernafsan dan ventilasi# pemberian oksigen dengan
sungkup$masker.
C B Circulation# hentikan perdarahan atasi syok# beri infus cairan ;aCl fis$ 3L hangat.
) B )isability.
,. - Mengatasi pendarahan yang ada# mulut berdarah akibat dari kecelakaan tersebut.
- Craktur femur# diatasi dengan bidai penarikan untuk memberikan tarikan longitudinal
pada fraktur dan dilakukan oleh , orang
/. *vakuasi ke pelayanan defenitif karena syok hipovolemik dan penurunan kesadaran
dengan cara 7
- Pindahkan pada alas yan datar# jaga air%ay# jangan banyak gerakan yang tidak perlu
- Leher# bahu# D sumbu tubuh dalam satu garis# collar brace pasang !bila ada".
- *kstremitas yang patah jangan banyak bergerak.
- 1sahakan tungkai diangkat lebih tinggi !pada syok"
- 4orban diangkat dalam posisi tubuh yang lurus.
@. Transfusi darah ! Ehole Blood".
.. (ntibiotik dan (nalgetik.
KOMPLIKASI
a. 4omplikasi a%al
6" Syok# dapat berakibat fatal dalam beberapa jam setelah edema.
," *mboli lemak# dapat terjadi ,@-5, jam.
/" Sindrom kompartemen# perfusi jaringan dalam otot kurang dari kebutuhan.
@" Anfeksi dan tromboemboli.
." 4oagulopati intravaskular diseminata.
?" Sepsis.
b. 4omplikasi lanjutan
7
6" Mal-union$ non union
," ;ekrosis avaskular tulang
PRO,NOSIS
A* +i"m 7 )ubia (d Bonam !4arena bila diatasi dengan baik syok yang terjadi pada
pasien ini tidak akan terjadi kematian".
A* S'"io'm 7 Bonam
A* )!'."io'm 7 )ubia (d Bonam !4arena Cungsi ekstremitas pada pasien sudah terganggu#
kemungkinan imobilisasi dalam %aktu lama pada pasien".
8
BAB I+
TIN-AUAN PUSTAKA
A. )RAKTUR )EMUR
1. DE)INISI
Craktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tak
lebih dari suatu retakan# suatu pengisutan atau perimpilan korteks biasanya patahan itu lengkap
dan fragmen tulang bergeser. Bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan
udara luar atau permukaan kulit atau kulit diatasnya masih utuh ini disebut fraktur tertutup !atau
sederhana"# sedangkan bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara
luar atau permukaan kulit yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi ini disebut
fraktur terbuka.
6#,
2. EPIDEMIOLO,I
4lasifikasi alfanumerik pada fraktur# yang dapat digunakan dalam pengolahan komputer#
telah dikembangkan oleh !Muller dkk.# 6FF0". (ngka pertama menunjukkan tulang yaitu 7
6. 'umerus
,. 3adius$1lna
/. Cemur
@. Tibia$Cibula
Sedangkan angka kedua menunjukkan segmen# yaitu 7
1. Proksimal
2. )iafiseal
$. )istal
/. Maleolar
9
1ntuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasifikasi misalnya saja pada fraktur
collum# fraktur subtrochanter femur ini banyak terjadi pada %anita tua dengan usia lebih dari ?0
tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotik# trauma yang dialami oleh %anita tua ini
biasanya ringan !jatuh terpeleset di kamar mandi" sedangkan pada penderita muda ditemukan
ri%ayat mengalami kecelakaan. Sedangkan fraktur batang femur# fraktur supracondyler# fraktur
intercondyler# fraktur condyler femur banyak terjadi pada penderita laki G laki de%asa karena
kecelakaan ataupun jatuh dari ketinggian. Sedangkan fraktur batang femur pada anak terjadi
karena jatuh %aktu bermain dirumah atau disekolah.
,
/. ETIOLO,I
Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh# namun cukup mempunyai kekuatan dan daya
pegas untuk menahan tekanan. Craktur dapat terjadi akibat 7
6#/
Peristi%a trauma tunggal
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba G tiba dan berlebihan# yang dapat
berupa benturan# pemukulan# penghancuran# penekukan atau terjatuh dengan posisi miring#
pemuntiran# atau penarikan.
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena jaringan lunak
juga pasti rusak. Pemukulan !pukulan sementara" biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit diatasnya penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur
komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari
tempat yang terkena kekuatan itu kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
4ekuatan dapat berupa 7
6. Pemuntiran !rotasi"# yang menyebabkan fraktur spiral
,. Penekukan !trauma angulasi atau langsung" yang menyebabkan fraktur melintang
10
/. Penekukan dan Penekanan# yang mengakibatkan fraktur sebagian melintang tetapi disertai
fragmen kupu G kupu berbentuk segitiga yang terpisah
@. 4ombinasi dari pemuntiran# penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur obliH
pendek
.. Penatikan dimana tendon atau ligamen benar G benar menarik tulang sampai terpisah
Tekanan yang berulang G ulang
3etak dapat terjadi pada tulang# seperti halnya pada logam dan benda lain# akibat tekanan
berulang G ulang.
4elemahan abnormal pada tulang !fraktur patologik"
Craktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah !misalnya oleh tumor" atau
kalau tulang itu sangat rapuh !misalnya pada penyakit paget "
0. KLASI)IKASI
4lasifikasi fraktur femur dapat dibagi dalam 7
,#/
a. C3(4T13 C=LL1M C*M137
Craktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya penderita jatuh
dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
!jalanan" ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena gerakan e+orotasi yang
mendadak dari tungkai ba%ah# dibagi dalam 7
Craktur intrakapsuler !Craktur collum femur"
Craktur e+trakapsuler !Craktur intertrochanter femur"
b. C3(4T13 S1BT3=C'(;T*3 C*M13
11
Aalah fraktur dimana garis patahnya berada . cm distal dari trochanter minor# dibagi dalam
beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Cielding
D Magliato# yaitu 7
tipe 6 7 garis fraktur satu level dengan trochanter minor
tipe , 7 garis patah berada 6 -, inch di ba%ah dari batas atas trochanter minor
tipe / 7 garis patah berada , -/ inch di distal dari batas atas trochanterminor
c. C3(4T13 B(T(;2 C*M13 !de%asa"
Craktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas
dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian# patah pada daerah ini dapat menimbulkan
perdarahan yang cukup banyak# mengakibatkan penderita jatuh dalam shock# salah satu
klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan
daerah yang patah. )ibagi menjadi 7 tertutup dan terbuka
4etentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia
luar dibagi dalam tiga derajat# yaitu
I )erajat A 7 Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil# biasanya diakibatkan
tusukan fragmen tulang dari dalam menembus keluar.
I )erajat AA 7 Lukanya lebih besar !J6cm" luka ini disebabkan karena benturan dari luar.
I )erajat AAA 7 Lukanya lebih luas dari derajat AA# lebih kotor# jaringan lunak banyak yang ikut
rusak !otot# saraf# pembuluh darah"
d. C3(4T13 B(T(;2 C*M13 !anak G anak"
e. C3(4T13 S1P3(C=;)KL*3 C*M13
Craktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior# hal ini biasanya
disebabkan karena adanya tarikan dari otot G otot gastrocnemius# biasanya fraktur supracondyler
12
ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya a+ial dan
stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.
f. C3(4T13 A;T*3C=;)KL(A3
Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular# sehingga umumnya terjadi
bentuk T fraktur atau K fraktur.
g. C3(4T13 C=;)KL*3 C*M13
Mekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai dengan
tekanan pada sumbu femur keatas.
1. ,AMBARAN KLINIK
I 3i%ayat
Biasanya terdapat ri%ayat cedera# diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai
yang mengalami cedera# fraktur tidak selalu dari tempat yang cedera suatu pukulan dapat
menyebebkan fraktur pada kondilus femur# batang femur# pattela# ataupun acetabulum. 1mur
pasien dan mekanisme cedera itu penting# kalau fraktur terjadi akibat cedera yang ringan
curigailah lesi patologik nyeri# memar dan pembengkakan adalah gejala yang sering ditemukan#
tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak# deformitas jauh lebih
mendukung.
@
I Tanda G tanda umum 7
Tulang yang patah merupakan bagian dari pasien penting untuk mencari bukti ada tidaknya
6. Syok atau perdarahan
,. 4erusakan yang berhubungan dengan otak# medula spinalis atau visera
/. Penyebab predisposisi !misalnya penyakit paget"
13
I Tanda G tanda lokal
/#@
a. Look 7 Pembengkakan# memar dan deformitas !penonjolan yang abnormal# angulasi#
rotasi# pemendekan" mungkin terlihat jelas# tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh
kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur# cedera terbuka
b. Ceel 7 Terdapat nyeri tekan setempat# tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari
fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah
keadaan darurat yang memerlukan pembedahan
c. Movement 74repitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan# tetapi lebih penting
untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi G sendi dibagian distal cedera.
2. DIA,NOSIS
I (namnesis 7 pada penderita didapatkan ri%ayat trauma ataupun cedera dengan keluhan bagian
dari tungkai tidak dapat digerakkan
@
I Pemeriksaan fisik 7
@
- Look 7 Pembengkakan# memar dan deformitas !penonjolan yang abnormal# angulasi#
rotasi# pemendekan" mungkin terlihat jelas# tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh
kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur# cedera terbuka
- Ceel 7 Terdapat nyeri tekan setempat# tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari
fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah
keadaan darurat yang memerlukan pembedahan
- Movement 74repitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan# tetapi lebih penting untuk
menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi G sendi dibagian distal cedera.
Pemeriksaan penunjang 7
@
Pemeriksaan dengan sinar + harus dilakukan dengan , proyeksi yaitu anterior posterior dan
lateral# kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari satu tingkat karena itu
14
bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar G + pada pelvis dan
tulang belakang.
2ambar 6. Craktur collum femoris sinistra yang tampak pada foto L-3ay
3. KOMPLIKASI
. Erly 4
Lokal 7
- 8askuler 7 compartement syndrome# trauma vaskuler
- ;eurologis 7 lesi medulla spinalis atau saraf perifer
Sistemik 7
*mboli lemak# crush syndrome# emboli paru dan emboli lemak
@#.
%. L"e 4
- Malunion 7 Bila tulang sembuh dengan fungsi anatomis abnormal !angulasi# perpendekan# atau
rotasi" dalam %aktu yang normal
- )elayed union 7 Craktur sembuh dalam jangka %aktu yang lebih dari normal
- ;onunion 7 Craktur yang tidak menyambung dalam ,0 minggu
15
- 4ekakuan sendi$kontraktur
@#.
5. Pe'"lk#''
6. Terapi konservatif 7
- Proteksi
- Ammobilisasi saja tanpa reposisi
- 3eposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
- Traksi
,. Terapi operatif
(. =3AC
Andikasi =3AC 7
- Craktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avasculair necrosis tinggi
- Craktur yang tidak bisa direposisi tertutup
- Craktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan
- Craktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi
- *+cisional (rthroplasty !Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi"
- *+cisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis !)ilakukan e+cisi caput femur dan
pemasangan endoprosthesis Moore"
B. Tindakan debridement dan posisi terbuka
.
16
16. PEN7EMBUHAN )RAKTUR 4
1
6. Case Peradangan 7
Pada saat fraktur ada fase penjendalan dan nekrotik di ujung atau sekitar fragmen fraktur# proses
peradangan akut faktor eksudasi dan cairan yang kaya protein ini merangsang lekosit PM; dan
Makrofag yang fungsinya fagositosis jendalan darah dan jaringan nekrotik
,. Case Proliferasi 7
(kibat jendalan darah 6 G , hari terbentuk fibrin yang menempel pada ujung G ujung fragmen
fraktur# dimana fibrin ini berfungsi sebagai anyaman untuk perlekatan sel G sel yang baru tumbuh
sehingga terjadi neovaskularisasi dan terbentuk jaringan granulasi atau procallus yang semakin
lama semakin memadat sehingga terjadi fibrocartilago callus yabg bertambah banyak dan
terbentuklah permanen callus yang tergantung banyak atau sedikitnya celah pada fraktur.
/. Case Remodelling
Permanen callus diserap dan diganti dengan jaringan tulang sedangkan sisanya direabsorbsi
sesuai dengan bentuk dan anatomis semula.
17
B. TINDAKAN RESUSITASI -ANTUN, PARU
Airway, Breathing, Circulation
(. Penilaian respons
Penilaian respons dilakukan setelah penolong yakin bah%a dirinya sudah aman untuk melakukan
pertolongan. Penilaian respons dilakukan dengan cara menepuk-neouk dan menggoyangkan
penderita sambil berteriak memanggil penderita.
5
'al yang perlu diperhatikan setelah melakukan penilaian respons penderita 7
Bila penderita menja%ab atau bergerak terhadap respons yang diberikan# maka usahakan
tetap memperhatikan posisi pasien seperti pada saat ditemuka atau usahakan pasien
diposisikan ke dalam posisi mantap sambil terus melakukan pemantauan terhadap tanda-
tanda vital penderita tersebut secara terus menerus sampai bantuan dating.
Bila penderita tidak memberikan respons serta tidak bernafas atau bernafas tidak normal
!gasping" maka penderita dianggap mengalami kejadian henti jantung# maka langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan aktivasi system layanan ga%at darurat.
B. Pengaktifan system layanan ga%at darurat
18
Setelah melakukan pemeriksaan kesadaran penderita dan tidak didapatkan respon dari
penderita# sambil melanjutkan bantuan hendaknya penolong meminta bantuan orang terdekat
untuk menelepon system layanan ga%at darurat ! atau system kode biru bila di rumah sakit". Bila
tidak ada orang lain di dekat penolong untuk membantu# maka sebaiknya penolong menelepon
system layanan ga%at darurat. Saat melaksanakan percakapan dengan petugas layanan ga%at
darurat# hendaknya dijelaskan lokasi pasien# kondisi pasien# serta bantuan yang sudah diberikan
kepada pasien.
5
C. Buka jalan nafas !Airway"
Pada penderita yang tidak sadarkan diri# maka tonus otot-otot tubuh akan melemah termasuk
otot rahang dan leher. 4eadaan tersebut dapat mengakibatkan lidah dan epiglottis terjatuh ke
belakang dan menyumbat jalan nafas. &alan nafas dapat dibuka oleh penolong dengan metode 7
6. Head tilt chin lift maneuver !dorong kepala ke belakang sambil mengangkat dagu". Tindakan
ini aman bila penderita tidak dicurigai mengalami gangguan trauma kepala atau trauma
tulang leher.
,. Bila penderita dicurigai mengalami gangguan $ trauma leher# maka tindakan untuk membuka
jalan nafas dilakukan dengan cara menekan rahang ba%ah kea rah belakang$posterior !ja%
thrust".
19
Setelah dilakukan tindakan membuka jalan nafas# langkah selanjutnya adalah dengan
pemberian nafas buatan. Tindakan pembersihan jalan nafas# serta maneuver look, listen, and feel
"i*k *iker&k' l.i kecuali jika tindakan pemberian nafas buatan tidak menyebabkan paru
terkembang secara baik.
). Breathing !ventilasi"
Tindakan pemberian nafas bantuan dilakukan kepada penderita henti jantung setelah satu siklus
kompresi selesai dilakukan !/0+ kompresi" dilanjutkan dengan pemberian bantuan nafas
sebanyak , kali yang dia%ali dengan membuka jalan nafas. Posisi penderita saat diberikan
bantuan nafas tetap terlentang# jikalau mungkin dengan dasar yang keras dan datar dengan posisi
penolong tetap berada di samping penderita. 'al yang perlu diperhatikan dalam ventilasi
5
7
Berikan nafas bantuan , kali dalam %aktu 6 detik setiap tiupan.
Berikan bantuan nafas sesuai dengan kapasitas volume tidal yang cukup untuk
memperlihatkan pengangkatan dinding dada.
Berikan bantuan nafas besesuaian dengan kompresi dengan perbandingan , kali
bantuan nafas setiap /0 kali kompresi.
Pemberian nafas bantuan bisa dilakukan dengan metode 7
6. Mulut ke mulut
Metode pertolongan ini merupakan metode yang paling mudah dan cepat.=ksigen
yang dipakai berasal dari udara yang dikeluarkan oleh penolong. Cara melakukan pertolongan
adalah 7
Mempertahankan posisi head tilt chin lift# yang dilanjutkan dengan menjepit hidung
menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan yang melakukan head tilt chin lift.
20
Buka sedikit mulut pasien# tarik nafas panjang dan tempelkan rapat bibir penolong
melingkari mulut pasien# kemudian tiupkan lambat# setiap tiupan selama 6 detik dan
pastikan sampai dada terangkat.
Tetap pertahankan head tilt chin lift# lepaskan mulut penolong dari mulut pasien# lihat
apakah dada pasien turun %aktu ekshalasi.
,. )engan kantung pernafasan
(lat ini terdiri dari kantung yang berbentuk balon dan katup satu arah yang
menempel pada sungkup muka. 8olume dari kantung nafas ini 6?00 ml. (lat ini bisa digunakan
untuk pembeian nafas buatan dengan atau disambungkan dengan sumber oksigen.
Bila alat tersebut disambungkan dengan oksigen# maka kecepatan aliran oksigen bisa
sampai 6, L$ menit !ini dapat memberikan konsentrasi oksigen yang diinspirasi sebesar 5#@0:".
Penolong hanya memompa sekitar @00-?00 ml ! ?-5 ml$kg" dalam 6 detik ke pasien# bila tanpa
oksigen dipompakan 60 ml$kg BB pasien dalam 6 detik. Caranya dengan menempatkan tangan
untuk membuka jalan nafas dan meletakkan sungkup menutupi muka dengan teknik *-C Clamp
!bila seorang diri"# yaitu ibu jari dan jari telunjuk penolong membentuk huruf MCN dan
mempertahankan sungkup di muka pasien. &ari G jari ketiga# empat dan lima membentuk huruf
M*N dengan meletakkannya di ba%ah rahang ba%ah untunk mengangkat dagu dan rahang ba%ah
tindakan ini akan mengangkat lidah dari belakang faring dan membuka jalan nafas.
5
'al yang perlu diperhatikan pada tindakan ini antara lain 7
6. Bila dengan , penolong# satu penolong pada posisi diatas kepala pasien menggunakan ibu
jari dan telunjuk tangan kiri dan kanan untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran di
sekitar sungkup dan mulut# jari-jari yang lain mengangkat rahang ba%ah dengan
mengekstensikan kepala sembari melihat pergerakan dada. Penolong kedua secara perlahan !
, detik " memompa kantung sampai dada terangkat.
21
,. Bila 6 penolong# dengan ibu jari dan jari telunjuk melingkari pinggir sungkup dan jari Gjari
lainnya mengangkat rahang ba%ah ! *-C clamp"# tangan yang lain memompa kantung nafas
sembari melihat dada terangkat.
*. 4ompresi jantung !circulation"
4ompresi jantung merupakan tindakan yang dilakukan untuk menciptakan aliran darah
melalui peningkatan tekanan intratorakal untuk menekan jantung secara tidak langsung.
)ilakukan dengan menekan secara kuat dan berirama di bagian setengah ba%ah sternum. Tkanan
tersebut diharapkan menciptakan aliran darah serta menghantarkan oksigen terutama untuk otot
miokardium serta otak. Tahap G tahap pelaksanaan kompresi dada atau jantung adalah sebagai
berikut
5
7
6. 3aba denyut arteri karotis dalam %aktu maksimal 60 detik.

2ambar. Pemeriksaan nadi karotis
,. Penderita dibaringkan di tempat yang datar dan keras.
/. Tentukan lokasi kompresi di dada dengan cara meletakkan telapak tangan yang
telah saling berkaitan di bagian ba%ah sternum# , jari di atas processus
+yphoideus.
@. Berikan kompresi dada dengan frekuensi yang mencukupi ! minimal 600+$menit"
.. 1ntuk de%asa# berikan kompresi dada dengan kedalaman minimal , inci !. cm"
22
?. Penolong a%am lakukan kompresi 600+$menit tanpa interupsi. Penolong terlatih
tanpa alat bantu napas lanjutan lakukan kompresi dan ventilasi dengan
perbandingan /0 7 , !setiap /0 kali kompresi efektif# berikan , nafas buatan".
5. *valuasi penderita dengan melakukan pemeriksaan denyut arteri karotis setelah .
siklus kompresi.
>. )alam keadaan berlutut. 'arus diperjatikan posisi setengah berlutut penolong
agar dapat memberikan kekuatan kompresi yang memadai.
Bantuan 'idup )asar dengan , penolong
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan bantuan hidup dasar dengan ,
penolong 7
6. Tiap penolong harus mengerti peranan masing G masing. Satu orang penolong melakukan
pernafasan buatan sedangkan penolong lain melakukan kompresi dada.
,. Penolong yang melakukan kompresi dada memberikan pedoman dengan cara menghitung
dengan suara yang kuat.
/. Sebaiknya perputaran penolong dilakukan setiap . siklus. Sebelum melakukan perpindahan
tempat# penolong yang melakukan kompresi memberikan aba-aba bah%a akan melakukan
perpindahan tempat setelah kompresi ke-/0 dan melanjutkan pemberian , nafas buatan.
Sedangkan# penolong yang memberikan nafas buatan# segera mengambil tempat di samping
pasien untuk melakukan kompresi. 'al tersebut terus berlanjut sampai bantuan dinyatakan
boleh dihentikan.
23
BAB +
KESIMPULAN
Seorang laki-laki berumur /0 tahun diba%a ke 12) karena jatuh dari motor dan terjadi
penurunan kesadaran. 'ipotesis tentang masalah tersebut antara lain syok hipovolemik# trauma
kapitis# obstruksi jalan nafas atas akibat aspirasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
menurun# hipotensi# takikardi# takipnoe# mulut berdarah akibat kecelakaan# konjungtiva anemis.
Pada pemeriksaan ditemukan fraktur tertutup pada paha sebelah kanan merupakan akibat
dari kecelakaan# yang diduga selain menyebabkan fraktur juga mencederai pembuluh darah paha
yang menimbulkan perdarahan hebat. 'b menurun kemungkinan diakibatkan oleh syok
hipovolemik akibat terjadi perdarahan pada pasien dan leukosit yang meningkat mengindikasi
terjadinya infeksi pada pasien. Pemeriksaan Tambahan yang diperlukan 3ontgen femur# CT-scan
kepala# 3ontgen toraks#.
Pada pasien ini belum dapat ditentukan diagnosis kerja# karena hal utama yang menjadi
perhatian adalah mempertahankan kehidupan pasien. Penatalaksanaan pada kasus ini# Life
Support$Primary Survey# Secondary Survey# *vakuasi ke pelayanan defenitif karena syok
hipovolemik dan penurunan kesadaran.
24
BAB +I
DA)TAR PUSTAKA
6. Fraktur femur. )alam kumpulan 4uliah Almu bedah 4husus# (ksara Medisina C4 1A.
&akarta# ,005.
,. Fraktur. )alam Buku (jar Almu Bedah# *ditor 7 Sjamsihidajat# Eim de &ong# *2C# &akarta#
6FF5.
/. (pley# Dalam Buku Aar !rto"edi dan fraktur Sistem A"ley# *disi 5# *ditor 7 *di ;ugroho
6FFF.
@. 'arrelson &M# =rtopedi 1mum. )alam Buku (jar Almu Bedah Sabiston. *ditor 7 dr. )evi '#
(lih bahasa 7 )e Petrus (# *2C# &akarta.
.. &ergesen C'.# =rtopedi. )alam Almu Bedah !'andbook of Surgery"# *ditor 7 Theodore 3.
Schrock# (lih bahasa 7 (dji )harma# Petrus# 2una%an# *2C# &akarta.
?. 3asjad C.# Pengantar Almu Beadh =rtopedi# Bintang Lamumpatue# 1jung Pandang.
5. Subagjo (# (chyar# 3atnaningsih *# Sugiman T# 4osasih (# (gustinus 3. Bantuan Hidu"
Dasar "ada Dewasa. Buku panduan kursus bantuan hidup jantung dasar. &akarta 7
Perhimpunan )okter Spesialis 4ardiovaskular Andonesia# ,066 p..6-?0.
25

You might also like