You are on page 1of 17

RESUME

Film
LE GRAND VOYAGE
(PERJALANAN SUCI)
Nama : Feridi
NIM : 1206012
Kelas : Pilkom D
1 mobil,Satu supir,Satu penumpang,Belasan
negara,Ratusan teman, Ribuan mil.
SINOPSIS LE GRAND VOYAGE
LE GRAND VOYAGE mengisahkan tentang
perjalan sepasang ayah dan anak menuju kota Mekkah
di Arab Saudi untuk sang ayah yang akan menunaikan
ibadah haji.

Sepanjang perjalanan, keduanya bertemu
beberapa orang yang unik. Reda belajar tentang Islam
dan mengetahui sebab ayahnya lebih memilih pergi haji
menggunakan mobil ketimbang pesawat terbang.
ALUR CERITA LE GRAND VOYAGE
Ayah Reda sangat ingin
untuk menggunakan mobil dalam
perjalanannya menuju Mekkah.

Awalnya, kakak Reda yang
diminta ayahnya untuk
mendampingi dalam perjalanan
tersebut, tapi karena kakak Reda
tersandung masalah soal obat-
obatan dan narkotik,
Akhirnya Reda-lah yang menemani ayahnya dalam perjalanan
besar menuju Baitullah, walaupun dengan sedikit terpaksa karena harus
meninggalkan pacarnya dan studinya di Prancis.

Perjalanan sejauh ribuan mil inipun akhirnya dimulai.
Dengan menggunakan
sebuah mobil yang dipinjam dari
tukang bengkel kenalan, ayah dan
anak ini kemudian menjelajahi
puluhan negara di Eropa dan
Timur Tengah.



Selama perjalanan, ayah dan anak yang sangat jarang menjalin
interaksi ini kemudian perlahan-lahan mulai menjalin rasa satu sama lain.
Awalnya, hubungan mereka memang terlihat sangat kaku, sang anak
sangat cuek dan bersikap mau enaknya sendiri, sedangkan si ayah
meminta anaknya untuk tidak berbuat seperti itu.
Di tengah perjalanan, Reda sempat bertanya pada ayahnya.
Ayah, kenapa kau tidak terbang saja ke Mekkah? Sunguh perjalanan seperti ini amat merepotkan..

Ayah Reda, dengan suaranya yang tenang dan bijaksana, menjawab pertanyaan anaknya dalam
bahasa Arab yang indah dan sarat makna yang dalam,

Ketika air samudera menguap menuju langit, air-air tersebut akan kehilangan rasa asinnya dan
kembali murni kembali. Air samudera kan menguap seiring naiknya mereka ke kawanan awan
dan ketika mereka menguap, mereka akan menjadi murni kembali. Itulah sebabnya lebih baik
berangkat haji dengan berjalan kaki daripada menaiki kuda, lebih baik menaiki kuda daripada
menggunakan mobil, lebih baik menggunakan mobil daripada menaiki kapal, dan lebih baik
menaiki kapal daripada berkendara dengan pesawat..

Jawaban ayah Reda mungkin agak susah dicerna, tapi sangat indah dan luar biasa. Inti dari jawaban
ayah Reda sebenarnya adalah: Ini semua soal kemurnian niat, dan lebih baik menempuh
perjalanan panjang selama berbulan-bulan, karena setiap langkah dalam perjalanan menuju
Baitullah akan dihitung sebagai sebuah pahala yang akan mengurangi dosa dan memurnikan
jiwa

Reda pun hanya tersenyum dan
terpukau mendengar jawaban ayahnya.
Tapi, rintangan dan konflik dalam perjalanan orangtua-anak ini tak berhenti sampai disini.
Perjalanan mereka baru sampai setengahnya ketika mereka beranjak dari Turki menuju
Damaskus.

Di Damaskus, godaan setan tampaknya berhasil menghasut hati Reda. Saat ayahnya
sedang tidur, Reda yang kebosanan beranjak dari tempatnya dan berangkat ke sebuah
klub tari perut. Disana dia hanya bersenang-senang sambil mabuk dengan arak dan
menari bersama penari-penari yang cantik.

Sebelum ini pun, Reda juga sempat tergoda bujukan bulus Mustapha untuk minum bir di
Turki. Ada sebuah percakapan menarik antara mereka sebelum Reda meminum bir.
Untuk kedua kalinya, di
Damaskus, ayah Reda benar-
benar kecewa dengan sikap
anaknya yang bermain-main
dengan wanita.

Sampai ayah Reda memutuskan
untuk berangkat sendiri ke
Mekkah. Tapi dengan bujuk rayu
serta sendu Reda, akhirnya ayah
Reda pun berusaha untuk sabar
dan memaafkan tindakan
anaknya yang sudah sangat
keterlaluan ini.
Konflik belum berakhir, dan akhirnya justru kembali. Reda yang
kebosanan makan-makanan yang murahan, meminta ayahnya
untuk membeli daging.

Karena Reda terlalu memaksa, akhirnya ayahnya menjual kamera
miliik Reda untuk ditukarkan dengan seekor kambing. Reda
terang marah dengan ayahnya yang menukarkan kamera dengan
kambing, dan ayah Reda hanya menjawab,

Loh, kan kamu yang ingin makan daging?
Saat mereka berhenti untuk
menyembelih kambing itu,
ternyata kambing itu lepas dan
hanya membuat Reda semakin
kesal.
Puncak kekesalan Reda adalah pada saat Reda
melihat ayahnya memberikan uang kepada
pengemis jalanan padahal pada saat itu uang
mereka juga ingi menipis.

Reda jengkel, dan akhirnya kabur.
Reda tak benar-benar kabur, dan
hanya sekedar mangkel sambil
duduk-duduk diatas bukit.
Ayahnya kemudian menghampiri.

Reda kembali bertanya lagi kepada ayahnya,

Ayah, kenapa ayah sangat ingin ke Mekkah? Kenapa Mekkah
sangat berarti banyak bagi ayah sehingga ayah mengusahakan
untuk mengendarai mobil sejauh ini bersamaku untuk sampai
kesana?

Ayah Reda menjawab pertanyaan anaknya itu dengan suaranya
yang khas dan menenangkan,
Reda dan ayahnya bertemu dengan segerombol jamaah
haji dari penjuru negeri Arab.

Disinilah Reda akhirnya ditinggalkan oleh ayahnya ke
Mekkah, dan Reda mengatakan kepada ayahnya untuk
memberi tahu jika ayahnya sudah selesai dengan ibadah
haji esok hari.
Tapi, sampai esok, ayahnya tak kunjung datang dengan
bus charter para jamaah. Reda mulai khawatir.
Reda dengan jiwanya yang cemas mulai mengejar dan mencari
ayahnya hingga menaiki bus ke Mekkah. Ditengah kerumunan
jemaah haji yang berjuta jumlahnya, dia berusaha untuk mencari
wajah ayahnya yang bersahaja. Tapi, tetap dia tidak bisa
menemukan ayahnya. Dia hanya bisa berteriak, Ayahku dimana?
Dimana? Dimana?

Sampai karena teriakannya, dia ditangkap oleh polisi Mekkah.
Dia memasuki sebuah ruangan
dengan cahaya redup, dan
melihat jenazah-jenazah yang
bergeletak. Perasaan Reda
mulai tak tentu, dan kemudian
dia dibimbing oleh penjaga
tempat tersebut untuk mencari
ayahnya.

ketika membuka kain penutup
terakhir dari jenazah tersebut,
dia menemukan ayahnya.
ALUR CERITA LE GRAND VOYAGE
Lalu Reda menjual mobilnya untuk pulang dengan memakai pesawat. Reda
pun perlahan merubah sifatnya dan banyak pelajaran yang dia ambil dari
perjalanan ini

SELESAI

You might also like