You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
Pemahaman tentang keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting
dalam menangani penderita yang akan, sedang, atau selesai menjalani
pembedahan. Dalam keadaan normal, keseimbangan cairan dan elektrolit
dipertahankan dengan menjaga keseimbangan antara jumlah asupan cairan dan
jumlah cairan yang hilang melalui ginjal, saluran cerna maupun cara lain
(insensible loss).
Pembedahan memicu gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit puasa
sebelum pembedahan, terjadi kehilangan banyak cairan melalui saluran cerna
(muntah, dilatasi lambung atau usus, diare), perdarahan, atau berpindahnya cairan
ke rongga ketiga (peritonitis, ileus obstruksi). Masalah keseimbangn cairan dan
elektrolit pada saat pembedahan bertambah rumit jika terdapat komorbid,
misalnya penyakit ginjal, jantung, dan masalah paru-paru.
Tujuan umum pemberian cairan dan elektrolit adalah mengganti atau
mempertahankan volume cairan intravascular, intersitial, dan intraselular
mempertahankan keseimbangan air, elektrolit, dan komponen darah atau
mempertahankan kadar protein darah. !edangkan tujuan khususnya adalah
mempertahankan beban pra-jantung (beban hulu, preload) serta curah jantung
(cardiac output). Dengan demikian, oksigenasi dan per"usi jaringan dapat
menjamin keseimbangan metabolisme sel.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologi Cairan Tubuh
#ir merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada
bayi $sia % & tahun cairan tubuh adalah sekitar '(-')* berat badan dan pada bayi
usia + & tahun mengandung air sebanyak ,(-,) *. !eiring dengan pertumbuhan
!eseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun
yaitu pada laki-laki de-asa )(-.(* berat badan, sedangkan pada -anita de-asa
)( * berat badan.
Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada
perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa preoperati" maupun
perioperati", dapat menyebabkan gangguan "isiologis yang berat. /ika gangguan
tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum tindakan anestesi dan bedah,
maka resiko penderita menjadi lebih besar.
!eluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular
dan kompartemen ekstraselular. 0ebih jauh kompartemen ekstraselular dibagi
menjadi cairan intravaskular dan intersisial.
- 1airan intraselular
1airan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada orang
de-asa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular
(sekitar 2' liter rata-rata untuk de-asa laki-laki dengan berat badan sekitar ,(
kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya
merupakan cairan intraselular.
- 1airan ekstraselular
1airan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. /umlah relati" cairan
ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar
setengah dari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. !etelah usia & tahun,
jumlah cairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total.
3ni sebanding dengan sekitar &) liter pada de-asa muda dengan berat rata-rata
,(kg.
2
1airan ekstraselular dibagi menjadi4
o 1airan 3nterstitial
1airan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar &&- &2
liter pada orang de-asa. 1airan lim"e termasuk dalam volume interstitial.
5elati" terhadap ukuran tubuh, volume 3!6 adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi
baru lahir dibandingkan orang de-asa.

o 1airan 3ntravaskular
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume
plasma). 5ata-rata volume darah orang de-asa sekitar )-.0 dimana 7 liternya
merupakan plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan
platelet.
o 1airan transeluler
Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti
serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi
saluran pencernaan. Pada keadaan se-aktu, volume cairan transeluler adalah
sekitar & liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak dapat masuk dan keluar dari
ruang transeluler.
!elain air, cairan tubuh mengandung dua jenis 8at yaitu elektrolit dan non
elektrolit.
a. 9lektrolit
Merupakan 8at yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
9lektrolit dibedakan menjadi ion positi" (kation) dan ion negati" (anion).
/umlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam
miliekuivalen).
o :ation
:ation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (;a<), sedangkan
kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (:<). !uatu sistem
pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan
potassium ini.
o #nion
#nion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (1l-) dan bikarbonat
(=1>7 -), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion "os"at
3
(P>? 7-). :arena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial
pada intinya sama maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari
cairan ekstraseluler tetapi tidak mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
&. ;atrium
;atrium merupakan kation utama dan memegang peranan penting dalam
mempetahankan konsentrasi dan volume cairan ekstrasel atau sangat menentukan
osmolalitas cairan ekstraseluler, dalam keadaan normal, kita dapat dengan mudah
memperkirakan osmolalitas cairan ekstraseluler, yaitu sebesar dua kali lipat kadar
natrium plasma. ;atrium juga berperanan penting dalam penghantaran rangsang
dan kepeakaan jaringan sara" dan otot, serta mempertahankan keseimbangan asam
basa.
:adar natrium plasma mencerminkan keseimbangan antara natrium dan
air di plasma dan mengatur masukan maupun keluaran air. ;ormalnya, kadar
natrium plasma adalah &7) @ &?) m9ABliter. Cila kadar natrium meningkat
(hipernatremia), osmolalitas serum meningkat dan akan merangsang pusat rasa
haus serta pelepasan hormone #D=. :ombinasi bertambahnya minum serta
hambatan pengeluaran air akan mengembalikan keseimbangan kadar natrium.
!ebaliknya pada keadaan hiponatremia, ginjal mersepon dengan meningkatkan
pengeluaran air. ;amun, kadar natrium plasma lebih menggambarkan
keseimbangan air dan tidak selalu berhubungan dengan pemasukan atau
pengeluaran natrium.
2. :alium
:alium merupakan kation utama (DD*) di dalam cairan ekstraseluler
berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
/umlah kalium dalam tubuh sekitar )7 m9ABkgCC dimana DD* dapat berubah-
ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan
protein didalam sel.
:adar kalium plasma 7,)-),( m9ABliter, kebutuhan setiap hari &-7
m9ABkgCC. :eseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi =<
ekstraseluler. 9kskresi kalium le-at urine .(-D( m9ABliter, "aeces ,2 m9ABliter
dan keringat &( m9ABliter.
b. ;on elektrolit
4
Merupakan 8at seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan.
Eat lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
2.2 Pross Prgra!an Cairan Tubuh
Perpindahan air dan 8at terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan
mekanisme transpor pasi" dan akti". Mekanisme transpor pasi" tidak
membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor akti" membutuhkan energi.
Di"usi dan osmosis adalah mekanisme transpor pasi". !edangkan mekanisme
transpor akti" berhubungan dengan pompa ;a-: yang memerlukan #TP.
Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara4
a. >smosis
>smosis adalah bergeraknya molekul (8at terlarut) melalui membran
semipermeabel (permeabel selekti") dari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. !eluruh membran sel dan
kapiler permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh seluruh
kompartemen sama. Membran semipermeabel ialah membran yang dapat
dilalui air (pelarut), namun tidak dapat dilalui 8at terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 2')< ) m>smB0. 0arutan dengan tekanan
osmotik kira-kira sama disebut isotonik (;a1l (,D*, Dekstrosa )*, 5inger
laktat). 0arutan dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik
(akuades), sedangkan lebih tinggi disebut hipertonik.
b. Di"usi
Di"usi ialah proses bergeraknya molekul le-at pori-pori. 0arutan akan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan
hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdi"usi mele-ati pori-
pori tersebut. /adi di"usi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik.
c. Pompa ;atrium :alium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion
natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion
kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk
mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel.
5
2." Asu#an $an !hilangan %airan $an l!&roli& #a$a brbagai !a$aan
=omeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah
oleh stres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya
cedera pada paru-paru, kulit atau traktus gastrointestinal.

Pada keadaan normal,
menyebutkan asupan cairan didapat dari metabolisme oksidati" dari karbohidrat,
protein dan lemak yaitu sekitar 2)(-7(( ml per hari, cairan yang diminum setiap
hari sekitar &&((-&?(( ml tiap hari, cairan dari makanan padat sekitar '((-&(((
ml tiap hari, sedangkan kehilangan cairan terjadi dari ekskresi urin (rata-rata &)((
ml tiap hari, ?(-'( ml per jam untuk orang de-asa dan (,) mlBkg untuk pediatrik),
kulit (insensible loss sebanyak rata-rata . mlBkgB2? jam pada rata-rata orang
de-asa yang mana volume kehilangan bertambah pada keadaan demam yaitu
&((-&)( ml tiap kenaikan suhu tubuh & derajat celcius pada suhu tubuh di atas 7,
derajat celcius dan sensible loss yang banyaknya tergantung dari tingkatan dan
jenis aktivitas yang dilakukan), paru-paru (sekitar ?(( ml tiap hari dari insensible
loss), traktus gastointestinal (&((-2(( ml tiap hari).
Dehidrasi ialah kekurangan air dalam tubuh yang dapat dikategorikan
menjadi dehidrasi ringan (kurang dari )*), dehidrasi sedang () sampai &(*), dan
dehidrasi berat (lebih dari &(*). !i"at dehidrasi dapat berupa isotonik (kadar ;a
dan osmolaritas serum normal), hipotonik atau hiponatremik (kadar ;a kurang
dari &7(mmolB0 atau osmolaritas serum kurang dari 2,) m>smB0), atau dapat
juga hipertonik atau hipernatremik (kadar ;a lebih dari &)( mmolB0 atau
osmolaritas serum lebih dari 2D) m>smB0).
Tabl 2.1 Dra'a& $hi$rasi (nuru& !ri&ra #ir%
6luid 0oss (9Fpressed as Percentage o" Cody Geight)
HejalaBde"isit Ringan (3-5% BB) Sedang (6-8 % BB) Berat (>10%)
Turgor kulit berkurang Menurun !angat menurun
0idah ;ormal 0unak :ecil keriput
Mata ;ormal 1o-ong !angat co-ong
6
6luid 0oss (9Fpressed as Percentage o" Cody Geight)
HejalaBde"isit Ringan (3-5% BB) Sedang (6-8 % BB) Berat (>10%)
$bun-ubun normal cekung !angat cekung
5asa haus < << <<<
;adi I
II kecil lemah
nadi +&((FBmnt
III sangat kecil
;adi +&2(FBmnt
Tensi J JJ
JJJ tidak
terukur
$rin J $rin pekat anuria
Pengantian cairan menggunakan cara sebagai berikut 4
Hambar 2.2 Perhitungan kebutuhan cairan pada dehidrasi
!ebagai contoh pada orang de-asa dengan berat badan )( kg, mengalami
dehidrasi berat. !ehingga kira-kira terjadi kehilangan cairan sebesar &(*. Maka
cairan yang hilang adalah ) 0 ()( kg K &(*).
Perdarahan adalah penyebab syok yang paling sering terjadi pada
penderita trauma. 5espon penderita trauma terhadap kehilangan darah menjadi
lebih rumit karena pergeseran cairan diantara kompartemen cairan di dalam tubuh.
5espon klasikterhadap kehilangan darah harus dipertimbangkan dalam konteks
pergeseran cairan tersebut dalam kaitannya dengan cedera jaringan lunak. !ebagai
tambahan, perubahan yang berhubungan dengan syok yang berat dan
berkepanjangn dari hasil pato"isiologis dari resusitasi dan reper"usi juga harus
dipertimbangkan.
7
De"inisi dari perdarahan adalah kehilangan akut volume peredaran darah.
Galau dapat bervariasi volume darah oarng de-asa normal adalah kira-kira ,*
dari berat badan. Dengan demikian laki-laki yang beratnya ,( kg, mempunyai
volume darah yang beredar sekitar ) liter. Cila pada anak dihitung ' @ D* dari
berat badan.
Perbedaan antara kelas-kelas syok hemoragik mungkin tidak jelas terlihat
pada seorang penderita, dan penggantian volume harus diarahkan pada respon
terhadap terapi semula, bukan hanya mengandalkan klasi"ikasi a-al saja. !istem
klasi"ikasi ini berguna untuk memastikan tanda-tanda dini dan pato"isologi
keadaan syok. Cerbahaya untuk menunggu sampai tanda-tanda syok jelas, dan
baru memulai pemulihan volume dengan agresi". 5esusitasi cairan harus dimulai
bila tanda-tanda dan gejala kehilangan darah ;ampak atau diduga, bukan bila
tekanan darah menurun atau sudah tidak terdeteksi.
Hambar 2.7 klasi"ikasi perdarahan
8
Hambar 2.? :lasi"ikasi perdarahan
:egunan klinis klasi"ikasi tersebut dapat digambarkan sebagai contoh
berikut. :arena perdarahan kelas 333 merupakan kehilangn volume darah yang
terkecil yang dpat dihubungkan dengan penurunan tekanan sistolik, seorang
penderita ,( kg yang hipotensi" ketika tiba-tiba kehilangan kira-kira &?,( ml
darah (,( kg K ,* K 7(* L &?,( ml). dengan menggunakan hokum Mthree "or
oneN penderita ini membutuhkan ??(( ml cairan kristaloid (&?,( ml K 7 L ??((
ml).
2.) Dasar*Dasar Tra#i Cairan El!&roli& Prio#ra&i+
#da beberapa "aktor yang harus diperhatikan dan menjadi pegangan
pemberian cairan perioperati", yaitu 4
&. :ebutuhan ;ormal 1airan Dan 9lektrolit =arian
>rang de-asa rata-rata membutuhkan cairan 7(-?( mlBkgCCBhari dan
elektrolit utama ;a< L 2-? mmolBkgCCBhari dan :< L &-2 mmolBkgCCBhari.
:ebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang akibat
pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat (le-at kulit) dan
pengeluaran le-at paru atau dikenal dengan insensible -ater losses. 1airan
9
yang hilang ini pada umumnya bersi"at hipotonus (air lebih banyak
dibandingkan elektrolit).
2. De"isit 1airan Dan 9lektrolit Pra Cedah
=al ini dapat timbul akibat dipuasakannya penderita terutama pada penderita
bedah elekti" (sektar .-&2 jam), kehilangan cairan abnormal yang seringkali
menyertai penyakit bedahnya (perdarahan, muntah, diare, diuresis berlebihan,
translokasi cairan pada penderita dengan trauma), kemungkinan
meningkatnya insensible -ater loss akibat hiperventilasi, demam dan
berkeringat banyak. !ebaiknya kehilangan cairan pra bedah ini harus segera
diganti sebelum dilakukan pembedahan.
7. :ehilangan 1airan !aat Pembedahan
a. Perdarahan
Dalam praktek jumlah perdarahan selama pembedahan hanya bisa ditentukan
berdasarkan kepada taksiran (perlu pengalaman banyak) dan keadaan klinis
penderita yang kadang-kadang dibantu dengan pemeriksaan kadar
hemoglobin dan hematokrit berulang- ulang (serial). Pemeriksaan kadar
hemoglobin dan hematokrit lebih menunjukkan rasio plasma terhadap
eritrosit daripada jumlah perdarahan. :esulitan penaksiran akan bertambah
bila pada luka operasi digunakan cairan pembilas (irigasi) dan banyaknya
darah yang mengenai kain penutup, meja operasi dan lantai kamar bedah.
b. :ehilangan 1airan 0ainnya
Pada setiap pembedahan selalu terjadi kehilangan cairan yang lebih menonjol
dibandingkan perdarahan sebagai akibat adanya evaporasi dan translokasi
cairan internal. :ehilangan cairan akibat penguapan (evaporasi) akan lebih
banyak pada pembedahan dengan luka pembedahan yang luas dan lama.
!edangkan perpindahan cairan atau lebih dikenal istilah perpindahan ke ruang
ketiga atau seAuestrasi secara masi" dapat berakibat terjadi de"isit cairan
intravaskuler. /aringan yang mengalami trauma, in"lamasi atau in"eksi dapat
mengakibatkan seAuestrasi sejumlah cairan interstitial dan perpindahan cairan
ke ruangan serosa (ascites) atau ke lumen usus. #kibatnya jumlah cairan ion
"ungsional dalam ruang ekstraseluler meningkat. Pergeseran cairan yang
terjadi tidak dapat dicegah dengan cara membatasi cairan dan dapat
10
merugikan secara "ungsional cairan dalam kompartemen ekstraseluler dan
juga dapat merugikan "ungsional cairan dalam ruang ekstraseluler.
2., Pna&ala!sanaan Tra#i
&. 1airan Pra Cedah
!tatus cairan harus dinilai dan dikoreksi sebelum dilakukannya induksi
anestesi untuk mengurangi perubahan kardiovaskuler dekompensasi akut.
Penilaian status cairan ini didapat dari 4
#namnesa 4 #pakah ada perdarahan, muntah, diare, rasa haus. :encing
terakhir, jumlah dan -arnya.
Pemeriksaan "isik. Dari pemeriksaan "isik ini didapat tanda-tanda obyekti"
dari status cairan, seperti tekanan darah, nadi, berat badan, kulit,
abdomen, mata dan mukosa.
0aboratorium meliputi pemeriksaan elektrolit, C$;, hematokrit,
hemoglobin dan protein.
2. 1airan !elama Pembedahan
!elama pembedahan, pemberian cairan didasarkan pada 4
&. /umlah cairan untuk menggantikan darah yang keluar yaitu cairan
;a1l (,D* atau 5inger laktat sebanyak 7 kali jumlah perdarahan
2. Perkiraan de"isit cairan yang belum sepenuhnya terkoreksi (misalnya
de"isit cairan ) liter, diberikan resusitasi cairan a-al 7 liter, dan
kekurangan 2 liternya dibagi menjadi4 & liter diberikan dalam ' jam
sedangkan & liter sisanya diberikan dalam &. jam.
7. 1airan rumatan selama pembedahan, bergantung pada jenis operasinya,
berkisar antara 2,) mlBkgBjam (untuk operasi pada
permukaanBsuper"isisal) hingga &) mlBkgbbBjam (untuk operasi yang
membuka rongga abdomen.
Pemilihan jenis cairan intravena tergantung pada prosedur pembedahan
dan perkiraan jumlah perdarahan. Perkiraan jumlah perdarahan yang terjadi
selama pembedahan sering mengalami kesulitan., dikarenakan adanya
perdarahan yang sulit diukurBtersembunyi yang terdapat di dalam luka operasi,
kain kasa, kain operasi dan lain-lain. Dalam hal ini cara yang biasa digunakan
untuk memperkirakan jumlah perdarahan dengan mengukur jumlah darah di
dalam botol suction ditambah perkiraan jumlah darah di kain kasa dan kain
operasi. !atu lembar duk dapat menampung &(( @ &)( ml darah, sedangkan
untuk kain kasa sebaiknya ditimbang sebelum dan setelah dipakai, dimana
11
selisih & gram dianggap sama dengan & ml darah. Perkiraan jumlah perdarahan
dapat juga diukur dengan pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin secara
serial.
Pada perdarahan untuk mempertahankan volume intravena dapat diberikan
kristaloid atau koloid sampai tahap timbulnya bahaya karena anemia. Pada
keadaan ini perdarahan selanjutnya diganti dengan trans"usi sel darah merah
untuk mempertahankan konsentrasi hemoglobin ataupun hematokrit pada
level aman, yaitu =b , @ &( gBdl atau =ct 2& @ 7(*. 2( @ 2)* pada individu
sehat atau anemia kronis.
7. 1airan Paska Cedah
Terapi cairan paska bedah ditujukan untuk 4
Memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan nutrisi.
Mengganti kehilangan cairan pada masa paska bedah (cairan lambung,
"ebris).
Melanjutkan penggantian de"isit prabedah dan selama pembedahan.
:oreksi gangguan keseimbangan karena terapi cairan.
;utrisi parenteral bertujuan menyediakan nutrisi lengkap, yaitu kalori,
protein dan lemak termasuk unsur penunjang nutrisi elektrolit, vitamin dan
trace element. Pemberian kalori sampai ?( @ )( :calBkgCC dengan protein
&-&,'gBkgCC. ;utrisi parenteral ini penting, karena pada penderita paska
bedah yang tidak mendapat nutrisi sama sekali akan kehilangan protein ,)
@ &2) grBhari. =ipoalbuminemia menyebabkan edema jaringan, in"eksi dan
dehisensi luka operasi, terjadi penurunan en8ym pencernaan yang
menyulitkan proses realimentasi.
2.- .a%a(*(a%a( Cairan /ang Da#a& Diguna!an $ala( Tra#i Cairan
&. 1airan :ristaloid
1airan ini mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (19! L 196).
:euntungan dari cairan ini antara lain harga murah, tersedia dengan mudah di
setiap pusat kesehatan, tidak perlu dilakukan cross match, tidak menimbulkan
alergi atau syok ana"ilaktik, penyimpanan sederhana dan dapat disimpan lama.
1airan kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup (7-? kali cairan koloid)
ternyata sama e"ekti"nya seperti pemberian cairan koloid untuk mengatasi de"isit
volume intravaskuler. Gaktu paruh cairan kristaloid di ruang intravaskuler sekitar
12
2(-7( menit. Ceberapa penelitian mengemukakan bah-a -alaupun dalam jumlah
sedikit larutan kristaloid akan masuk ruang interstitiel sehingga timbul edema
peri"er dan paru serta berakibat terganggunya oksigenasi jaringan dan edema
jaringan luka, apabila seseorang mendapat in"us & liter ;a1l (,D*. Penelitian lain
menunjukkan pemberian sejumlah cairan kristaloid dapat mengakibatkan
timbulnya edema paru berat. !elain itu, pemberian cairan kristaloid berlebihan
juga dapat menyebabkan edema otak dan meningkatnya tekanan intra kranial.
:arena perbedaan si"at antara koloid dan kristaloid dimana kristaloid akan
lebih banyak menyebar ke ruang interstitiel dibandingkan dengan koloid maka
kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi de"isit cairan di ruang interstitiel.
0arutan 5inger 0aktat merupakan cairan kristaloid yang paling banyak digunakan
untuk resusitasi cairan -alau agak hipotonis dengan susunan yang hampir
menyerupai cairan intravaskuler. 0aktat yang terkandung dalam cairan tersebut
akan mengalami metabolisme di hati menjadi bikarbonat. 1airan kristaloid
lainnya yang sering digunakan adalah ;a1l (,D*, tetapi bila diberikan berlebih
dapat mengakibatkan asidosis hiperkloremik (delutional hyperchloremic acidosis)
dan menurunnya kadar bikarbonat plasma akibat peningkatan klorida.

Hambar 2.? :omposisi cairan
2. 1airan :oloid
Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut plasma
substituteO atau plasma eFpanderO. Di dalam cairan koloid terdapat 8atBbahan yang
mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan
13
cairan ini cenderung bertahan agak lama (-aktu paruh 7-. jam) dalam ruang
intravaskuler. >leh karena itu koloid sering digunakan untuk resusitasi cairan
secara cepat terutama pada syok hipovolemikBhermorhagik atau pada penderita
dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak (misal luka
bakar). :erugian dari plasma eFpander yaitu mahal dan dapat menimbulkan reaksi
ana"ilaktik (-alau jarang) dan dapat menyebabkan gangguan pada cross match.
DAFTA0 PUSTAKA
&. =eit8 $, =orne MM. 6luid, electrolyte and acid base balance. )th ed.
Missouri49lsevier-mosby 2(().p7-22,
2. Huyton #1, =all /9.TeFtbook o" medical physiology. Dth ed. Pennsylvania4
G.C.saunders company &DD,4 7,)-7D7
7. =ardiono, =anindi to 9, 5ahardjo Puger, :eseimbangan 1airan, 9lektrolit,
dan #sam Casa. Cuku #jar 3lmu Cedah. 9H1. =al &..-&,). 2((,
?. 5assam !!, 1ounsell D/. Perioperative electrolyte and "luid balance.
1ontinuing education in anaesthesia, critical care P pain volume ) number )
2(().
). #merican !ociety "or Parenteral and 9nteral ;utrition. The Science and
Practice o !"trition S"##ort. 2((&.
14
.. =an-Heurts, 3./, /eekel,/.,Tilanus =.G, Crou-er,:./., 5andomi8ed clinical trial
o" patient-controlled versus "iFed regimen "eeding a"ter elective abdominal
surgery. British $o"rnal o S"rger%& 2((&, Dec''(&2)4&),'-'2.
,. 5oss, 5. Micronutrient recommendations "or -ound healing. S"##ort 'ine&
2((?(?)4 ?.
'. 1arrico 1/, 1anari8o P1, !hires HT 4 6luid resuscitation "ollo-ing injury4
rationale "or use o" balanced salt solutions. 1ritical 1are Medicine &D,.
?(2)4?.-?).
D. 1arry 01, 0o-ery CD, 1loutier 1T4 =emorrhagic shock. 3n4 5avitch MM (ed)4
1urrent Problems in !urgery. 1hicago, Qearbook Medical Publisher, &D,&, pp
&-?'.
15

You might also like