You are on page 1of 67

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan
dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan
maupun zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang
banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit Asma Bronkhial (Medlinux,
2!".
Asma Bronkhial adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak
bisa disembuhkan se#ara total. $esembuhan dari satu serangan Asma
Bronkhial tidak menjamin dalam %aktu dekat akan terbebas dari an#aman
serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta
&aktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan &aktor alergen
yang menjadi penyebab serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada %aktu
serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi
pengobatan pro&ilaksis yang memerlukan %aktu lebih lama, sering menjadi
problem tersendiri (Medlinux, 2!".
'anggal ( Mei 2( ditetapkan oleh )lobal *nitiati+e in Asthma
()*,A" sebagai -orld Asthma .ay (/ari Asma Bronkhial se-.unia".
Menurut data organisasi kesehatan dunia (-/0. 2!", penyandang Asma
Bronkhial di dunia men#apai 1-12 juta orang. 3umlah ini diduga terus
bertambah sekitar 1! ribu orang per 'ahun.
1
1
4aporan 0rganisasi $esehatan .unia (-/0" dalam -orld /ealth
5eport 2! menyebutkan, lima penyakit paru utama merupakan 16,(7 dari
seluruh kematian di dunia, masing-masing in&eksi paru 6,27, 880$ (,!7,
tuberkulosis 9,7, kanker, paru:trakea:bronkus, 2,17, dan Asma Bronkhial
,97.
Asma Bronkhial merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan
kematian di *ndonesia, hal ini tergambar dari data 5iset $esehatan .asar
(5*S$;S.AS" 'ahun 219 di berbagai propinsi di *ndonesia. .imana
pre+alensi Asma Bronkhial se#ara nasional untuk ,'B yaitu (,67 .
Studi pada anak usia S4'8 di Semarang dengan menggunakan
kuesioner *nternational Study o& Asthma and Allergies in <hildhood
(*SAA<", didapatkan pre+alensi Asma Bronkhial (gejala Asma Bronkhial 12
bulan terakhir:re#ent asthma" =,2 7 yang =( 7 diantaranya mempunyai
gejala klasik (Mu#hid dkk, 26".
Asma Bronkhial terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya.
.alam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical Immunology
'ahun 29 dinyatakan bah%a dari 9.26 kasus yang diteliti, ((-217
mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 2!,97 penderita
mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. 8enderita
yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga
sebanyak 22,67, akti+itas sosial 9!7, akti+itas &isik ((,17, #ara hidup
96,17, pemilihan karier 96,>7, dan pekerjaan rumah tangga 92,=7. Absen
dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 9=,27
2
anak dan 2=,27 orang de%asa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk Asma
Bronkhial di ?SA sekitar 1 milyar dollar per 'ahun dengan pengeluaran
terbesar untuk ruang emergensi dan pera%atan di rumah sakit. 0leh karena
itu, terapi e&ekti& untuk penderita Asma Bronkhial berat sangat dibutuhkan.
Menurut 'he Lung Association of Canada ada dua &aktor yang
menjadi pen#etus Asma Bronkhial antara lain pemi#u (trigger" dan penyebab
(inducer". 8emi#u dari Asma Bronkhial antara lain perubahan #ua#a, serbuk
sari:debu, keadaan lingkungan yang tidak sehat, kebiasaan merokok,
gangguan emosi atau stress serta akti+itas orang yang berlebihan. Sedangkan
penyebab Asma Bronkhial umumnya adalah allergen. Asma Bronkhial
berkaitan dengan gangguan saluran pernapasan yang berupa peradangan dan
bronkokonstriksi terbagi menjadi dua antara lain Asma Bronkhial ;kstrinsik
dan *nstrinsik (/ardiantoro, 22".
$ejadian Asma Bronkhial di 8ro+insi ,'B #endrung mengalami
peningkatan kasus dimana pada tahun 211 sebanyak 1!.9( kasus meningkat
pada tahun 212 menjadi 22.1!6 kasus dan meningkat lagi pada tahun 219
menjadi 26.=26 kasus (4aporan 'ahunan .inas $esehatan 8ro+insi ,'B,
219".
$ejadian Asma Bronkhial di $abupaten 4ombok Barat tahun 212
sebanyak 2.(96 kasus dan tahun 219 sebanyak 6.6>! kasus (4aporan
'ahunan .inas $esehatan $abupaten 4ombok barat, 219"
Berdasarkan data yang ter#atat di 8uskesmas $ediri pada 'ahun 212
diketahui dari 9=.=61 kunjungan !>( orang menderita Asma Bronkhial dan
9
pada tahun 219 dari 92.(2( kunjungan 1.>9 orang menderita Asma
Bronkhial dan berdasarkan data pada tahun 21( dari bulan 3anuari sampai
bulan Maret dari !.9(= kunjungan. 1=6 orang menderita Asma Bronkhial
(4aporan 'ahunan 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat. 219"
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
8uskesmas $ediri pada Bulan Maret 21( diketahui dari 2 orang laki-laki
yang berumur dari 16-= tahun yang di %a%an#arai diketahui ( orang bukan
perokok, 2 orang mantan perokok, dan 11 orang merupakan perokok akti&
yang sehari-hari menghisap atau mengkonsumsi rokok jenis kretek dan &ilter.
.an berdasarkan data pula di ketahui dari 2 orang tersebut 12 orang
diantaranya menderita Asma Bronkhial.
$ebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kesehatan serius hingga memba%a kematian. Merokok dapat
merusak paru-paru, bronkhi, otak, pembuluh darah jantung, dan organ-organ
lain. $ebiasaan merokok berhubungan dengan penyakit-penyakit yang
berisiko tinggi seperti bronkhitis kronis atau radang saluran perna&asan, asma,
radang paru-paru (pneumonia", penyakit paru obstrukti& kronis (880$",
em&isema, pengerasan arteri (arteriosklerosis", stroke, jantung koroner, tukak
lambung, kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, dan naso&aring. Selain itu,
juga dapat merusak sperma dan menyebabkan impotensi, memi#u
penggumpalan darah sehingga sirkulasi darah tidak lan#ar.
(
B. Identifikasi Masalah
1. $ejadian Asma Bronkhial di 8ro+insi ,'B tahun 211 sebanyak 1!.9(
kasus meningkat pada tahun 212 menjadi 22.1!6 kasus dan meningkat
juga pada tahun 219 menjadi 26.=26 kasus.(.inas $esehatan 8ro+insi
,'B, 219".
2. .i $abupaten 4ombok Barat kejadian Asma Bronkhial tahun 212
sebanyak 2.(96 kasus dan tahun 219 sebanyak 6.6>! kasus. (.inas
$esehatan $abupaten 4ombok Barat, 219".
9. .an berdasarkan data yang ter#atat pada 8uskesmas $ediri pada pada
'ahun 212 diketahui dari 9=.=61 kunjungan diketahui !>( orang
menderita Asma Bronkhial dan pada tahun 219 dari 92.(2( kunjungan
diketahui 1.>9 orang menderita Asma Bronkhial dan berdasarkan data
pada tahun 21( dari bulan 3anuari sampai bulan Maret dari !.9(=
kunjungan diketahui 1=6 orang menderita Asma Bronkhial
(. Berdasarkan data hasil sur+ey a%al yang dilakukan oleh peneliti di
8uskesmas $ediri diketahui dari 2 orang laki-laki yang berumur dari 16-
= tahun yang di %a%an#arai dimana ( orang bukan perokok, 2 orang
mantan perokok, dan 11 orang merupakan perokok akti& yang sehari-hari
menghisap atau mengkonsumsi rokok jenis kretek dan &ilter. .an
berdasarkan data pula di ketahui dari 2 orang tersebut 12 orang
diantaranya menderita Asma Bronkhial.
2
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan
permasalahan pada penelitian ini adalah @Apakah ada hubungan kebiasaan
merokok dengan kejadian Asma Bronkhial di puskesmas kediri $abupaten
4ombok Barat 'ahun 21(AB.
D. Tujuan Penelitian
. Tujuan Umum
?ntuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian
Asma Bronkhial di 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat 'ahun
21(
!. Tujuan "husus
a. Mengetahui kebiasaan merokok di 8uskesmas $ediri $abupaten
4ombok Barat 'ahun 21(
b. Mengetahui kejadian Asma Bronkhial di 8uskesmas $ediri $abupaten
4ombok Barat 'ahun 21(
#. Menganalisis hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian Asma
Bronkhial di 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat 'ahun 21(
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi .inas $esehatan $ab. 4obar.
.iharapkan menjadi tolak ukur dalam mengambil kebijakan lebih lanjut
khususnya dalam masalah pen#egahan terjadinya penyakit Asma
Bronkhial.
=
2. Bagi *nstansi 'erkait (8uskesmas".
.apat memberikan masukan bagi 8uskesmas $ediri khsususnya bagi
pemegang 8rogram 8emberantasan 8enyakit .an 8enyehatan 4ingkungan
(8284" dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bahaya
penyakit Asma Bronkhial serta bahaya merokok
9. Bagi Cakultas $esehatan Masyarakat.
Menambah literatur atau re&erensi untuk ba#aan dan pihak lain yang
meman&aatkannya dengan penelitian yang serupa.
(. Bagi 8eneliti.
?ntuk menambah pengetahuan dan pengalaman belajar langsung di
lapangan.
6
BAB II
LANDA#AN TE$%I
A. Asma Br&nkhial
. Definisi
Asma Bronkhial merupakan suatu penyakit gangguan jalan na&as
obstrukti& intermiten yang bersi&at re+ersibel, ditandai dengan mengi
(wheezing", batuk dan rasa sesak di dada se#ara berkala atau kronis ,
sebagai akibat adanya bronkokonstiksi. .an dasar penyebabnya belum
diketahuin. Asma Bronkhial adalah penyakit jalan na&as obstrukti&
intermitten, re+ersible dimana trakeobronkhial berespon se#ara hiperakti&
terhadap stimuli tertentu. (Buku Ajar *8.,2!".
Asma Bronkhial adalah suatu penyakit dengan #iri meningkatnya
respon bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan mani&estasi adanya
penyempitan jalan na&as yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik
se#ara spontan maupun hasil dari pengobatan. (Buku Ajar *8.,2!".
.ari de&inisi di atas, maka dapat diambil poin penting mengenai
Asma Bronkhial, yaitu D
a" Asma Bronkhial merupakan penyakit gangguan jalan na&as
b" .itandai dengan hipersensiti&itas bronkus dan bronkokostriksi
#" .iakibatkan oleh proses in&lamasi kronik
d" Bersi&at re+ersibel
!
6
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa
serangan Asma Bronkhial yang berat atau bertambah berat yang bersi&at
re&rakter sementara terhadap pengobatan yang lazim diberikan. 5e&rakter
adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang si&atnya hanya singkat,
dengan pengamatan 1-2 jam. (Medi#a&arma, 2!". )ambaran klinis
Status Asma Bronkhialtikus D
a. 8enderita tampak sakit berat dan sianosis.
b. Sesak na&as, bi#ara terputus-putus.
#. Banyak berkeringat, bila kulit kering menunjukkan kega%atan sebab
penderita sudah jatuh dalam dehidrasi berat.
d. 8ada keadaan a%al kesadaran penderita mungkin masih #ukup baik,
tetapi lambat laun dapat memburuk yang dia%ali dengan rasa #emas,
gelisah kemudian jatuh ke dalam koma. (Medi#a&arma, 2!"
!. 'ejala klinis
Se#ara umum gejala Asma Bronkhial adalah sesak napas, batuk
berdahak dan suara napas yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya
gejala ini timbul pada pagi hari menjelang %aktu subuh, hal ini karena
pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika
pagi dan berbagai &aktor lainnya.( 5iskesdas,219"
8enderita Asma Bronkhial akan mengeluhkan sesak na&as karena
udara pada %aktu berna&as tidak dapat mengalir dengan lan#ar pada
saluran na&as yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya
bunyi ngik-ngik pada saat berna&as. 8ada penderita Asma Bronkhial,
>
penyempitan saluran perna&asan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan
tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi se#ara berlebihan dan
menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.
(Medlinux, 2!"
Salah satu #iri Asma Bronkhial adalah hilangnya keluhan di luar
serangan. artinya pada saat serangan, penderita Asma Bronkhial bisa
kelihatan amat menderita (banyak batuk, sesak napas hebat dan bahkan
sampai seperti ter#ekik", tetapi di luar serangan dia sehat-sehat saja. *nilah
salah satu hal yang membedakannya dengan penyakit lain.
(/ardiantoro,22"
$eluhan utama penderita Asma Bronkhial ialah sesak napas
mendadak, disertai &ase inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan
&ase ekspirasi, dan diikuti bunyi mengi (wheezing", batuk yang disertai
serangan napas yang kumat-kumatan. 8ada beberapa penderita Asma
Bronkhial, keluhan tersebut dapat ringan, sedang atau berat dan sesak
napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin lama makin meningkat
atau tiba-tiba menjadi lebih berat. (Medi#a&arma,2!"
Wheezing terutama terdengar saat ekspirasi. Berat ringannya
%heezing tergantung #epat atau lambatnya aliran udara yang keluar masuk
paru. Bila dijumpai obstruksi ringan atau kelelahan otot pernapasan,
%heezing akan terdengar lebih lemah atau tidak terdengar sama sekali.
Batuk hampir selalu ada, bahkan seringkali diikuti dengan dahak putih
1
berbuih. Selain itu makin kental dahak, maka keluhan sesak akan semakin
berat. (Medi#a&arma,2!"
.alam keadaan sesak napas hebat, penderita lebih menyukai posisi
duduk membungkuk dengan kedua telapak tangan memegang kedua lutut.
8osisi ini didapati juga pada pasien dengan Chronic Obstructive
ulmonary !isease (<08.". 'anda lain yang menyertai sesak napas
adalah pernapasan #uping hidung yang sesuai dengan irama pernapasan.
Crekuensi pernapasan terlihat meningkat (takipneu", otot bantu pernapasan
ikut akti&, dan penderita tampak gelisah. 8ada &ase permulaan, sesak napas
akan diikuti dengan penurunan 8a02 dan 8a<02, tetapi p/ normal atau
sedikit naik. /ipo+entilasi yang terjadi kemudian akan memperberat sesak
napas, karena menyebabkan penurunan 8a02 dan p/ serta meningkatkan
8a<02 darah. Selain itu, terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut nadi
sampai 11-19:menit, karena peningkatan konsentrasi katekolamin dalam
darah akibat respons hipoksemia. (Medi#a&arma, 2!"
(. Eti&l&gi
Sampai saat ini etiologi (#iri khas" penyakit Asma Bronkhial belum
diketahui. Berbagai teori sudah diajukan, akan tetapi yang paling
disepakati adalah adanya gangguan parasimpatis (hiperakti+itas sara&
kolinergik", gangguan Simpatis (blok pada reseptor beta adrenergi# dan
hiperakti&itas reseptor al&a adrenergik". (Buku Ajar *8., 2!"
Berdasarkan etiologi, Asma Bronkhial dapat diklasi&ikasikan
menjadi 9 tipe, yaitu D
11
a. ;kstrinsik (alergik"
.itandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh &aktor-
&aktor pen#etus yang spesi&ik, seperti debu, serbuk bunga, bulu
binatang, obat-obatan (antibioti# dan aspirin" dan spora jamur. Asma
Bronkhial ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu
predisposisi genetik terhadap alergi. 0leh karena itu jika ada &aktor-
&aktor pen#etus spesi&ik seperti yang disebutkan di atas, maka akan
terjadi serangan Asma Bronkhial ekstrinsik.
b. *ntrinsik (non alergik"
.itandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi
terhadap pen#etus yang tidak spesi&ik atau tidak diketahui, seperti
udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya in&eksi saluran
perna&asan dan emosi. Serangan Asma Bronkhial ini menjadi lebih
berat dan sering sejalan dengan berlalunya %aktu dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan em&isema. Beberapa pasien
akan mengalami Asma Bronkhial gabungan.
#. Asma Bronkhial gabungan
Bentuk Asma Bronkhial yang paling umum. Asma Bronkhial
ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
). Pat&fisi&l&gi
Asma Bronkhial ditandai dengan kontraksi spasti# dari otot polos
bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernapas. 8enyebab yang umum
adalah hipersensiti+itas bronkhiolus terhadap benda-benda asing di udara.
12
5eaksi yang timbul pada Asma Bronkhial tipe alergi diduga terjadi dengan
#ara sebagai berikut D seorang yang alergi mempunyai ke#enderungan
untuk membentuk sejumlah antibody *g ; abnormal dalam jumlah besar
dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen
spesi&ikasinya. (Buku Saku 8ato&isiologi,2"
8ada Asma Bronkhial, antibody ini terutama melekat pada sel
mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan
brokhiolus dan bronkhus ke#il. Bila seseorang menghirup alergen maka
antibody *g ; orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi
yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai ma#am zat, diantaranya histamin, zat ana&ilaksis
yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient", &aktor kemotaktik
eosino&ilik dan bradikinin. ;&ek gabungan dari semua &aktor- &aktor ini
akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhioulus ke#il maupun
sekresi mu#us yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot
polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi
sangat meningkat. (Medi#a&arma,2!"
8ada Asma Bronkhial, diameter bronkiolus lebih berkurang
selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan
dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. $arena
bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah
akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama
selama ekspirasi. 8ada penderita Asma Bronkhial biasanya dapat
19
melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan
ekspirasi. /al ini menyebabkan dispnea. $apasitas residu &ungsional dan
+olume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan Asma
Bronkhial akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. /al
ini bisa menyebabkan barrel chest. (Medi#a&arma,2!"
*. "lasifikasi
$lasi&ikasi 8enyakit Asma Bronkhial dapat dilihat pada tabel
berikutD
Ta+el ! . "lasifikasi Pen,akit Asma Br&nkhial Menurut -H$. !//0
.erajat 'ejala 'ejala malam 1aal 2aru
*ntermiten )ejala kurang dari
1x:minggu
Asimtomatik
$urang dari 2 kali
dalam sebulan
A8; E!7
Mild persisten:
Asma Bronkhial
ringan
a" )ejala
lebih dari
1x:minggu tapi
kurang dari
1x:hari
b" Serangan
dapat
menggangu
akti&itas dan
tidur
4ebih dari 2 kali
dalam sebulan
A8; E!7
Moderate
persisten: Asma
Bronkhial
sedang
a" Setiap hari,
b" Serangan 2
kali:seminggu,
bisa berahari-
hari
#" mengguna
4ebih 1 kali dalam
seminggu
A8; =-!7
1(
kan obat setiap
hari
Se+ere
persisten: Asma
Bronkhial berat
a" gejala
$ontinyu
b" Akti&itas
'erbatas
#" Sering
serangan
Sering A8; F=7
#um+er3 -/0, 2!
4. Diagn&sa Banding
a. Bronkitis kronis
.itandai dengan batuk kronis serta mengeluarkan sputum
)ejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada penderita E
92 'ahun dan perokok berat. )ejalanya berupa batuk di pagi hari,
lama-lama disertai mengi, menurunnya kemampuan kegiatan jAsma
Bronkhialni pada stadium lanjut ditemukan sianosis dan tanda-tanda
kor pumonal (Medi#a&arma, 2!"
+. ;m&isema paru
Sesak merupakan gejala utama em&isema, sedangkan batuk dan
mengi jarang menyertainya. 8enderita biasanya kurus. Berbeda dengan
Asma Bronkhial, em&isema biasanya tida ada &ase remisi, penderita
selalu merasa sesak pada saat melakukan akti+itas. 8ada pemeriksaan
&isik di dapat dada seperti tong, gerakan na&as terbatas, hipersonor,
pekak hati menurun, suara +esikuler sangat lemah. 8ada &oto dada di
dapat adanya hiperin&lasi. (Medlinux, 2!"
12
5. )agal jantung kiri
)ejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari
dikenal sebagai paroksisimal dispneu. 8enderita tiba-tiba terbangun
pada malam hari karena sesak, tetapi sesak berkurang jika penderita
duduk. 8ada pemeriksaan &isik ditemukan adanya kardiomegali dan
udem paru. (Medi#a&arma, 2!"
d. ;mboli paru
/al-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal
jantung dan trombo&lebitis dengan gejala sesak na&as, pasien terbatuk-
batuk disertai darah, nyeri pleura, keringat dingin, kejang, dan
pingsang. 8ada pemeriksaan &isik didapat ortopnea, takikardi, gagal
jantung kanan, pleural &ri#tion, gallop, sianosis, dan hipertensi.
(Medi#a&arma, 2!"
6. Diagn&sis Asma Br&nkhial
8ada diagnosis Asma Bronkhial terdapat beberapa langkah pemeriksaan
yaituD
a. Anamnesa
1" $eluhan sesak na&as, mengi, dada terasa berat atau
tertekan, batuk berdahak yang tak kunjung sembuh, atau batuk
malam hari.
2" Semua keluhan biasanya bersi&at episodik dan
re+ersible.
1=
9" Mungkin ada ri%ayat keluarga dengan penyakit
yang sama atau penyakit alergi yang lain.
+. 8emeriksaan Cisik
1" $eadaan umum D penderita tampak sesak na&as dan
gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi duduk.
2" 3antung D pekak jantung menge#il, takikardi.
9" 8aru D
a7 *nspeksi D dinding torak tampak
mengembang, dia&ragma terdorong ke ba%ah.
+7 Auskultasi D terdengar %heezing (mengi",
ekspirasi memanjang.
57 8erkusi D hipersonor
d7 8alpasi D Gokal Cremitus kananHkiri
5. 8emeriksaan laboratorium
1" .arah rutin didapat peningkatan eosino&il dan *g;
2" Sputum didapat adanya eosino&il, spiral #rushman,
kristal #har#ot 4eyden.
9" Coto toraks dapat normal diluar serangan,
hiperin&lasi saat serangan, adanya penyakit lain
(" Caal paru (spirometri :peak &lo% meter" menilai
berat obstruksi, re+ersibilitas, +ariabilitas
2" ?ji pro+okasi bronkus untuk membantu diagnosis
16
B. 1akt&r81akt&r 9ang Mem2engaruhi Asma Br&nkhial
. 1akt&r Ekstrinsik
a. Peru+ahan Cua5a
8re+alensi Asma Bronkhial terus meningkat dalam 9 'ahun
terakhir baik di negara maju maupun negara berkembang. .i *ndonesia
perubahan #ua#a dan kondisi polusi udara semakin parah. Asumsi yang
berkembang di masyarakat mengatakan polusi udara mengganggu
kesehatan. 8asien Asma Bronkhial sering mengalami serangan pada
saat musim dingin dan hujan. (Medi#a&arma,2!"
+. #er+uk #ari :De+u
Asma Bronkhial biasa disebabkan oleh masuknya suatu alergen
misalnya debu rumah yang masuk ke dalam saluran na&as seseorang
sehingga merangsang terjadinya reaksi hipersentiti+itas tipe *. debu
rumah ukurannya ,1 - ,9 mm dan lebar ,2 mm, terdapat di tempat-
tempat atau benda-benda yang banyak mengandung debu. Misalnya
debu yang berasal dari karpet dan jok kursi, terutama yang berbulu
tebal dan lama tidak dibersihkan, juga dari tumpukan koran-koran,
buku-buku, pakaian lama. (Medlinux, 2!"
5. Asa2
1!
Asma Bronkhial adalah jenis reaksi alergi, kadang-kadang
disebut penyakit saluran napas reakti&. Setiap orang dengan Asma
Bronkhial memiliki &aktor pemi#u yang berbeda-beda. Sebagian besar
pemi#u serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan Asma
Bronkhial dan tidak pada orang lain. Caktor pemi#u penyebab penyakit
Asma Bronkhial antara lain asap yang bersumber dari tembakau, asap
obat anti nyamuk, asap dapur, dan menghirup udara yang ter#emar,
menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti par&um atau produk
pembersih, paparan iritasi saluran udara. (Medi#a&arma, 2!"
d. Lingkungan %umah
Menurut -ikipedia, arti umum rumah adalah bangunan yang
dijadikan tempat tinggal selama jangka %aktu tertentu. 5umah bisa
menjadi tempat tinggal manusia maupun he%an, namun tempat tinggal
yang khusus bagi he%an biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang.
.alam arti khusus, rumah menga#u pada konsep-konsep sosial-
kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal,
seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur, berakti+itas, dan
sebagainya.
.e&inisi lain, rumah adalah tempat untuk tumbuh dan
berkembang biak se#ara jamani, rohani, dan sosial. *ni berarti &ungsi
pokok rumah untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia, kebutuhan
rohani manusia, perlindungan terhadap penyakit, dan perlindungan
terhadap gangguan ke#elakaan. *ni berarti, rumah merupakan salah
1>
satu kebutuhan dasar manusia yang ber&ungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
5umah mampu memberikan perlindungan dari penyakit, ini
berarti dalam pen#egahan atau penanggulangan penyakit Asma
Bronkhial atau serangan Asma Bronkhial kondisi rumah harus
diperhatikan.
$ondisi lingkungan rumah yang harus diperhatikan diantaranya
adalah asap rokok dari anggota keluarga yang merokok, tungau debu
rumah, binatang peliharaan dan aroma pe%angi ruangan.
(Medi#a&arma, 2!"
!. 1akt&r Intrinsik
a. "eturunan
Beberapa orang dilahirkan dengan ke#enderungan untuk
menderita Asma Bronkhial, sementara yang lain tidak. 8ara ilmu%an
men#oba untuk menemukan gen yang menyebabkan ke#enderungan
ini. Caktor gen (keturunan" merupakan &a#tor intrisik yang
menyebabkan Asma Bronkhial pada seseorang. Seorang yang memiliki
orang tua dengan ri%ayat Asma Bronkhial maka keturunannya akan
memiliki risiko sebanyak 97 mengalami Asma Bronkhial (.epkes
5*, 29".
+. 'angguan Em&si: #tress
$e#enderungan bah%a Asma Bronkhial lebih sering terjadi pada
%anita dibanding pria mungkin disebabkan oleh &luktuasi kadar
2
hormon, demikian sebuah laporan yang dipresentasikan dalam
pertemuan 'ahunan Ameri#an <ollege o& Allergy, Asthma and
*mmunology, di Anaheim, <ali&. (Medi#a&arma, 2!"
Menurut seorang peneliti dari ?ni+ersity o& <ali&ornia and the
Allergy I Asthma Medi#al )roup and 5esear#h <enter di San .iego,
%anita berusia antara 2-2 'ahun ternyata 9 kali lebih sering
dibanding pria untuk dira%at di 5umah Sakit akibat Asma Bronkhial.
(Medi#a&arma, 2!"
(= persen dari para %anita datang ke rumah sakit pada masa
sekitar menstruasi (perimenstrual" dan sampai (7 dari mereka
mengalami apa yang disebut gejala Asma Bronkhial premenstrual.
$ebanyakan %anita mengalami gejala Asma Bronkhial dalam minggu-
minggu sekitar masa menstruasi dengan pun#ak gejala umumnya
terjadi pada 9 hari menjelang menstruasi. Bukti lain dari pengaruh
hormonal tersebut adalah bila kita melihat pada &aktor usia. 8ada usia
di ba%ah 12 'ahun, penderita Asma Bronkhial anak laki-laki lebih
banyak dibandingkan anak perempuan. 'api pada masa-masa pubertas,
rasio ini berubah. (8urnomo, 2!"
Caktor hormonal seorang %anita juga dipengaruhi oleh masa
kehamilan. Sekitar ! persen dari %anita hamil mengalami Asma
Bronkhial. $arena itu, %anita dengan Asma Bronkhial yang
meren#anakan kehamilan perlu mempersiapkan diri lebih baik lagi
21
untuk mengendalikan gejala Asma Bronkhial dan juga terhadap
keamanan obat-obat yang dipergunakannya. (Medi#a&arma, 2!"
5. Alergi
7 Pengertian
Alergi adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak
organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap
bahan-bahan tertentu. Alergi di masyarakat merupakan istilah
umum untuk menyatakan reaksi simpang terhadap sesuatu seperti
makanan, minuman, sayuran-sayuran termasuk di dalamnya proses
non-alergi yang sebenarnya lebih tepat disebut intoleransi.
*ntoleransi merupakan reaksi terhadap makanan yang bukan reaksi
imunologik, misalnya reaksi toksik, reaksi metabolik, dan reaksi
indiosinkrasi. (Bis#hop,1>>"
!7 1akt&r8fakt&r ,ang +er2engaruh terjadin,a
alergi
a7 *maturitas usus se#ara &ungsional (misalnya
dalam &ungsi-&ungsi D asam lambung, enzym-enzym usus,
gly#o#alyx" maupun &ungsi-&ungsi imunologis (misalnya D *gA
sekretorik" memudahkan penetrasi alergen makanan. *maturitas
juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan
tertentu
22
+7 )enetik berperan dalam alergi makanan.
Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan
sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan
setempat
57 Caktor pen#etus D &aktor &isik (dingin, panas,
hujan", &aktor psikis (sedih, stress" atau beban latihan (lari, olah
raga"
(7 Diagn&sis
.iagnosis alergi makanan diperoleh dari anamnesa,
pemeriksaan &isik, pemeriksaan laboratorium dan se#ara akademis
dipastikan dengan "!ouble #lind lacebo Controlled $ood
Challenge". Se#ara klinis bisa dilakukan uji eliminasi dan
pro+okasi terbuka "O%en Challenge"& 8ertama-tama dilakukan
eliminasi dengan makanan yang dikemukakan sendiri oleh
penderita atau orangtuanya atau dari hasil uji kulit. $alau tidak ada
perbaikan maka dipakai regimem diet tertentu (Medi#a&arma,
2!"
)7 'ejala "linik
)ejala klinis alergi makanan biasanya mengenai berbagai
organ sasaran seperti kulit, saluran na&as, saluran #erna, mata,
telinga, saluran +askuler. 0rgan sasaran bisa berpindah-pindah,
gejala sering kali sudah dijumpai pada masa bayi. Makanan
29
tertentu bisa menyebabkan gejala tertentu pada seseorang anak,
tetapi pada anak lain bisa menimbulkan gejala lain. 8ada seseorang
makanan yang satu bisa mempunyai organ sasaran yang lain
dengan makanan yang lain, misalnya udang menyebabkan
urtikaria, sedangkan ka#ang tanah menyebabkan sesak na&as. Susu
sapi bisa menimbulkan gejala alergi pada saluran na&as, saluran
#erna, kulit dan ana&ilaksis. Bis#hop (1>>" mendapatkan pada
penderita yang alergi susu sapi D (7 dengan gejala Asma
Bronkhial, 217 eksema, (97 dengan rinitis. 8eneliti lain
mendapatkan gejala alergi susu sapi berupa D urtikaria, angionerotik
udem, pu#at, muntah, diare, eksema dan Asma Bronkhial
(8ato&isiologi $epera%atan, 2!"
C. %&k&k
. Pengertian %&k&k
5okok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang
berukuran panjang antara 6 hingga 12 mm (ber+ariasi tergantung
negara" dengan diameter sekitar 1 mm, ber%arna putih dan #oklat.
5okok merupakan salah satu produk industri dan komoditi
internasional yang mengandung sekitar 1.2 bahan kimia. ?nsur-unsur
yang penting antara lain D tar, nikotin, benzoyrin, metil kloride, aseton,
amonia, dan karbon monoksida. .iantara sekian banyak zat berbahaya
ini ada 9 yang paling penting, khususnya dalam hal kanker, yakni tar,
nikotin, dan karbonmonoksida. (Bustan, 1>>2".
2(
'ar mengandung ratusan zat kimia%i yang kebanyakan bersi&at
karsinogenik. ,ikotin merangsang pelepasan #ate#holamin yang bisa
meningkatkan denyut jantung. <0 merupakan 1-27 dari asap rokok.
Jat ini mengusung oksigen dalam darah (eritrosit" dan membentuk
#arboxyhaemoglobin. (Bustan, 1>>2".
!. ;enis8jenis %&k&k
a. 5okok dibedakan menjadi beberapa jenis yakni D
1" $lobot D rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
jagung.
2" $a%ung D rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
aren.
9" Sigaret D rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
(" <erutu D rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau. (Bustan, 1>>2".
b. 5okok berdasarkan bahan baku atau isi.
1" 5ok o k 8utih D rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan e&ek rasa dan
aroma tertentu.
2" 5okok $retek D rokok yang bahan baku atau isinya berupa
daun tembakau dan #engkeh yang diberi saus untuk
mendapatkan e&ek rasa dan aroma tertentu.
9" 5okok $lembak D rokok yang bahan baku atau isinya berupa
daun tembakau, #engkeh, dan menyan yang diberi saus untuk
mendapatkan e&ek rasa dan aroma tertentu. (Bustan, 1>>2".
#. 5okok berdasarkan proses pembuatannya.
22
1" Sigaret $retek 'angan (S$'" D rokok yang proses
pembuatannya dengan #ara digiling atau dilinting dengan
menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
2" Sigaret $retek Mesin (S$M" D rokok yang proses
pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material
rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. $eluaran
yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan.
(Bustan, 1>>2".
d. 5okok berdasarkan penggunaan &ilter.
1" 5okok Cilter (5C" D rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus.
2" 5okok ,on Cilter (5,C" D rokok yang pada bagian pangkalnya
tidak terdapat gabus. (Bustan, 1>>2".
(. Aki+at Negatif %&k&k
Akibat negati& dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada
%aktu orang baru mulai menghisap rokok. .alam asap rokok yang
membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga
menghasilkan <0 (karbon mono oksida", yang disamping asapnya
sendiri, tar dan nikotin (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau
tersebut" dihirup masuk ke dalam jalan napas. (.epkes 5*.2!"
). Pandemi %&k&k
Selain A*.S, maka rokok lebih di katakan sudah men#apai
tingkat pandemitas. ,egara yang paling menonjol dalam merokok
adalah negara <ina. di mana D
2=
a. 8re+alensi pemakai: perokok yang tinggi dan merata keseluruh
negara.
b. 3enis rokok yang dipakai, kebanyakan kretek.
#. 'ampak merupakan budaya: kehidupan masyarakat karena
menjadi KhobbyK semua orang, terutama lelaki (=17 dari
penduduknya". (.epkes 5*.2!"
d. 'anda-tanda pandemitas dapat dirin#i sebagai berikut D
1" .iperkirakan sejumlah 1,1 miliyar perokok dunia berumur 12
tahun ke atas, sepertiga dari total penduduk dunia.
2" ! juta perokok berada di negara-negara sedang berkembang,
didominasi oleh kaum laki (6 juta" dan terutama di Asia.
9" 8eningkatan konsumsi rokok yang sudah men#apai 6 juta ton,
2( gr:hari di negara-negara maju dan 1( gr:hari di negara-
negara yang sedang berkembang.
(" Menjelang tahun 22 kematian yang di sebabkan oleh rokok
akan meningkat sampai 1 juta, di mana 67 terjadi di negara-
negara berkembang. (Bustan, 1>>2"
*. Masalah %&k&k
Beberapa ke#enderungan mengenai situasi rokok ini yang #ukup
men#emaskan dalam permasalahan merokok adalah D
a. ?mur usia merokok makin muda
Sekitar 97 komsumen rokok di AS merupakan golongan
usia 2 tahun. .i *ndonesia juga untuk golongan remaja perokok
yang berusia 2 tahun bukanlah suatu hal yang langka ditemui,
26
dimana anak usia sekolah menengah sudah mengkonsumsi rokok.
(Bustan, 1>>2"
b. An#aman khusus kelompok anak
An#aman khusus terhadap kelompok usia anak merupakan
salah satu masalah yang tidak di sepelekan. /al ini telah
men#emaskan berbagai pihak, terutama kelompok perlindungan
anak. 5okok mengan#am kesehatan dan keperibadian anak. Anak
terpapar dengan bahaya rokok melalui barbagai #ara D
1" 'erpapar dengan kampanye dan reklame gempar perusahaan
rokok disemua sudut kota dan desa, melalui billboard, lea&let,
media tulis maupun siaran tele+isi:radio.
2" 'er#emar asap rokok dari %assive smoking dari orang tua
maupun dari orang de%asa serumah maupun lingkungannya.
(Bustan, 1>>2"
#. Semakin banyak %anita merokok
8ada negara berkembang sekitar (!7 merupakan perokok
%anita. Masalah rokok untuk %anita ini lebih serius jika dikaitkan
dengan kehamilan dan produkti+itas. 8engaruh rokok terhadap
kehamilan dapat berupa abortus sepontan, kelahiran prematur,
berat badan bayi lahir rendah dan kematian prinatal (Bustan, 1>>2".
d. $e#enderungan meningkatkan konsumsi rokok
Alasannya, makin banyak negara sedang berkembang yang
menjadi tempat pelemparan komoditi tembakau karena D
2!
1" .emogra&is D dalam 2 tahun terakhir ini terdapat pertambahan
penduduk dari 1,2 menjadi 2 miliar di negara-negara sedang
berkembang.
2" $esadaran penduduk yang rendah terhadap bahaya rokok.
9" Sosial ekonomi meningkat dan kemampuan membeli rokok
meningkat.
(" 8rototeksi terhadap zat-zat berbahaya umumnya kurang.
2" 8erokok juga di dominasi oleh kelompok pendapatan rendah
dan para pekerja kasar. 8edapatan yang seharusnya dipakai
untuk membeli protein atau makanan, harus melayang jadi
asap rokok. (Bustan, 1>>2"
e. Makin meningkatnya masalah perokok pasi& ( %assive smoking'
4ingkungan kerja atau tempat tinggal (kamar" yang semakin
tertutup memungkinkan terjadinya pengaruh %assive smoking. /al
ini menunjukkan bahaya ganda rokok yang tidak hanya untuk
perokok sendiri tetapi terhadap orang lain sekitarnya. (Bustan,
1>>2"
&. 'embakau bisa membunuh dengan berbagai #ara ()obacco can kill
in two dozen way'
Sudah terbukti hubungan kausal rokok dengan kanker
pankreas, kanker ser+iks uteri, kanker kandungan ken#ing dan
ginjal. (Bustan, 1>>2"
4. Mer&k&k #e+agai 1akt&r %esik&
8enyakit akibat rokok dianggap sebagai &aktor resiko penting yang
berupaD
2>
a. Batuk menahun.
b. 8enyakit paru seperti,Asma Bronkhial, penyakit paru obstrukti&
menahun (880M", bronkhitis, empisema.
#. ?lkus peptikum.
d. *n&ertiliti.
e. )angguan kehamilan bisa berupa keguguran, kehamilan luar rahim.
&. Artherosklorosis sampai penyakit jantung koroner.
g. Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker
sistem perna&asan lainnya. 3uga kanker kantung kemih, pankreas,
atau ginjal. (.epkes 5*,2!"
6. Identifikasi "e+eradaan Mer&k&k
?ntuk mengetahui adanya keterpaparan merokok maka dapat
dilakukan berbagai #ara D
a. .engan %a%an#ara, menanyakan langsung kepada yang
bersangkutan ada tidaknya merokok dan hal-hal yang terkait
dengan rokok.
b. .engan menanyakan kepada orang atau keluarga dekat.
#. .engan memeriksakan eksresi komponen rokok pada urine,
misalnya nikotin. (Bustan, 1>>2"
$arena itu keterpaparan rokok perlu diidenti&ikasi
selengkapnya dari berbagai segi D
1" 3enis perokok D perokok akti& atau &asi&.
2" 3umlah rokok yang dihisap D dalam satu batang, bungkus atau
pak per hari.
9" .ari jenis perokok dapat dibagi atas perokok ringan sampai
berat. 8erokok ringan jika kurang dari 1 batang perhari,
perokok sedang mengisap 1-2 batang, dan perokok berat jika
lebih 2 batang.
9
(" 3enis rokok yang dihisap D kretek, #erutu atau rokok putih ,
pakai &ilter atau tidak.
2" <ara mengisap rokok D mengisap dangkal, di mulut saja atau
mengisap dalam.
=" Alasan mulai merokok D sekedar ingin hebat, ikut-ikutan,
kesepain, pelarian, sebagai gaya, meniru orang.
6" ?mur mulai merokok D sejak umur 1 tahun atau lebih.
(Bustan, 1>>2"
0. Berhenti Mer&k&k
Berhenti merokok, mungkin dengan #ara D
a. Menurunkan jumlah se#ara bertahap
b. Berhenti * cold turkey* berhenti segera.
#. Men#ari bentuk penggantinya, misalnya gula-gula.
d. .an berbagi #ara lainnya. (Bustan, 1>>2"
<. Pen,e+a+ %emaja Mer&k&k
a. 8engaruh 0rang 'ua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bah%a
anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak
bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-
anaknya dan memberikan hukuman &isik yang keras (Bustan,
1>>2".
b. 8engaruh 'eman
Berbagai &akta mengungkapkan bah%a semakin banyak
remaja merokok maka semakin kemungkinan teman-temannya
adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. .ari &akta tersebut
ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja
tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya
91
mereka semua menjadi perokok. .iantara remaja perokok terdapat
!67 mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Bustan, 1>>2".
#. Caktor $epribadian
0rang men#oba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau
ingin melepaskan diri dari rasa sakit &isik atau ji%a, membebaskan
diri dari kebosanan. ,amun satu si&at kepribadian yang bersi&at
predikti& pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok" ialah
kon&ormitas sosial (Bustan, 1>>2"
d. 8engaruh *klan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bah%a perokok adalah lambang kejantanan atau
glamour, membuat remaja seringkali terpi#u untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan (Bustan, 1>>2".
92
BAB III
"E%AN'"A "$N#EPTUAL DAN HIP$TE#I#
A. "erangka "&nse2
s
Sumber D Modi&ikasi Soekidjo 29
$eterangan D
H akan diteliti
H tidak diteliti
99
;kstrinsik
1. 8erubahan <ua#a
2. .ebu
9. $ondisi 4ingkungan
5umah
9.
*ntrinsik
1. Caktor $eturunan
2. Alergi makanan,
minuman dan sayuran
9. )angguan ;mosi:Stess
Asma Bronkhial
( . $ebiasaan Merokok
99
B. Hi2&tesis
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori tersebut di atas maka dapat
di ajukan hipotesis pada penelitian ini yaituD
@Ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian Asma Bronkhial di
8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat 'ahun 21(B
9(
BAB I=
MET$DE PENELITIAN
A. %an5ang Bangun Penelitian
5an#angan bangun penelitian ini menggunakan ran#angan Case Control
yaitu suatu penelitian sur+ey analitik yang menyangkut bagaimana &aktor
risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan +etros%ectif, dengan kata
lain e&ek penyakit atau status kesehatan diidenti&ikasi pada saat ini, kemudian
&aktor risiko diidenti&ikasi adanya atau kejadian pada %aktu yang lalu.
Melihat kasus-kasus tersebut meliputi orang yang mengidap suatu
penyakit yang sedang diamati dan sebuah kelompok kontrol yang sesuai dari
orang-orang yang mengidap suatu penyakit (Soekidjo ,otoatmojo, 22".
B. P&2ulasi dan sam2el Penelitian
. P&2ulasi
8opulasi penelitian ini adalah %ilayah generasi yang terdiri atas
obyek:subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 26".
8opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang menderita
Asma Bronkhial di %ilayah 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat
yang berjumlah 1=6 orang yang menderita Asma Bronkhial dari bulan
3anuari L Maret tahun 21(.
92 92
!. #am2el. Besar #am2el. Cara Pengam+ilan #am2el
a. Sampel
Sampel adalah subset (bagian" populasi yang diteliti (Sastro Asmoro.
22". Sampel dalam penelitian ini adalah pasien Asma Bronkhial
yang telah di .iagnose oleh tenaga medis di poli de%asa 8uskesmas
$ediri kabupaten 4ombok barat. .imana sampel pada penelitian ini
menggunakanD
1" $asus (penderita Asma Bronkhial" adalah penderita gangguan
jalan na&as yang telah didiagnosa oleh dokter puskesmas,
memiliki karakteristik umur 16- = tahun, dan berjenis kelamin
laki-laki
2" <ontrol adalah responden yang memiliki karakteristik umur
dan jenis kelamin yang sama tetapi tidak menderita penyakit
Asma Bronkhial
b. Besar sampel
Besar sampel dengan menggunakan rumus yaituD (,otoatmodjo,
22".
" (
2
1
d
-
-
n
+
=
$aterangan
n HBesar sampel
,HBesar populasi kriteria
dH 'ingkat keper#ayaan:ketepatan yang diinginkan ,1
9=
Besar Sampel kasus
" 1 , ( 1=6 1
1=6
2
+
= n
H =2,2 di bulatkan menjadi H =9 sampel kasus. .imana peneliti
menggunakan perbandingan 1D1 sehingga untuk sampel kasus dan
#ontrol masing L masing berjumlah =9.
#. <ara pengambilan sampel
<ara pengambilan sampel adalah purposi+e sampel atau sampel
bertujan dilakukan dengan #ara pengambilan subjek bukan didasarkan
atas strata, random, atau daerah tetapi atas tujuan tertentu. .engan
syarat yang harus di penuhi adalahD
1" 8engambilan sampel harus didasarkan atas #iri-#iri, si&at atau
karakteristik tertentu yang merupakan #iri-#iri pokok populasi
2" Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan
subjek yang paling banyak mengandung #iri-#iri yang terdapat
pada populasi
9" 8enentuan karakteristik populasi dilakukan dengan #ermat di
dalam studi pendahuluan
(" <ara pengambilan sampel untuk kasus dengan kriteria D umur E
16 L = tahun yang diambil dari data puskesmas .
96
2" <ara pengambilan sampel untuk #ontrol sesuai dengan kesetaraan
meliputi umur, tempat tinggal dan jenis kelamin laki-laki
9!
C. L&kasi dan >aktu 2enelitian
. L&kasi Penelitian
4okasi penelitian di 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat tahun
21(
!. -aktu Penelitian
-aktu 8enelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1> Mei L 2! Mei 21(
D. =aria+el Penelitian
Gariabel, .e&inisi 0perasional, <ara 8engukuran dan Skala .ata
N& =ari+el Definisi $2erasi&nal
Cara
Pengukuran
Parameter
#kala
Data
A.
=aria+el Inde2enden
$ebiasaan
merokok
Asap tembakau
(rokok" yang
dihasilkan dari
seorang yang
merokok
-a%an#ara
dengan
bantuan
kuisioner
merokok
'idak merokok
,ominal
B.
=aria+el De2enden
1. $ejadian
Asma
Bronkhial
8enyakit gangguan
jalan na&as yang telah
didiagnosa oleh
dokter puskesmas
.iukur
menggunakan
lembar
obser+asi
dengan melihat
rekam medik
responden.
/asil obser+asi
tersebut
kemudian
Asma Bronkhiale
tidak Asma
bronkhiale
,ominal
9>
dikategorikan
menjadiD
E. Teknik dan Instrumen Pengum2ulan Data
a. Teknik Pengum2ulan Data
'eknik pengumpulan data adalah #ara yang dapat dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data (Muhidin dan Abdurrahman, 26".
.alam penelitian ini, mengumpulkan data dengan teknik obser+asi dan
%a%an#ara langsung, jenis yang dikumpulkan yaitu D
a. 8engumpulan data primer, yaitu data yang didapatkan dan diolah
langsung dari obyeknya (Muhidin dan Abdurrahman, 26".
Meliputi D data karaktristik responden dan kebiasaan merokok
responden,
b. 8engumpulan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam
bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak
lain (Muhidin dan Abdurrahman, 26".
Meliputi D data kejadian Asma Bronkhial,data gambaran umum
lokasi penelitian, jumlah penduduk dan data-data pendukung
lainnya
(
+. Instrumen Pengum2ulan Data
*nstrumen adalah proses pemilihan atau pengembangan metode
dan alat ukur yang tepat dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis
(8ratiknya, 2!".
Alat pengukuran data menggunakan lembar obser+asi, lembar
kuisioner, dan komputer dengan .oftware .tatistical roduct and .ervice
.olution (S8SS", untuk memasukkan dan mengolah data hasil penelitian.
1. Teknik Analisa Data
8eneliti akan menganalisa data dengan #ara D
/& 0diting
.ata yang sudah terkumpul sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu, apakah data tersebut sudah sesuai seperti apa yang
diharapkan atau tidak dengan harapan supaya jelas si&at-si&at yang
dimiliki oleh data tersebut (Az%ar, 22".
1& Coding
8engkodean (Coding' ini dipandang perlu karena data yang
dikumpulkan banyak ma#amnya apalagi jika pengumpulan data
mempergunakan pertanyaan yang sipatnya terbuka. untuk
mempermudah semua itu maka data-data tersebut perlu diberikan
simbol-simbol tertentu pada masing-masing responden. (Az%ar, 22"
2& 0ntry
Memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.
(1
3& )abulasi
'abulasi data bertujuan untuk mempermudah dalam menganalisa data
yang sudah terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian karena kegiatan
tabulasi akan memberikan gambaran hasil berupa tabel-tabel yang
sangat berperan dalam menganalisa (Az%ar, 22"
2. ?ji Statistik
.ata yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan
so&t%ere program S8SS dengan menggunakan alat 45i Cochran6s the
7antel-8aenszel statistic untuk melihat hubungan antara +ariabel
independen dan +ariabel dependen serta melihat nilai ke#endrungan
(0dd 5atio" antara data kasus dan data kontrol .
BAB =
(2
HA#IL PENELITIAN
A. 'am+aran Umum L&kasi Penelitian
. 4etak -ilayah
8uskemas $ediri merupakan 8uskesmas yang dilengkapi dengan
Sarana 5a%at *nap yang berada dalam %ilayah $e#amatan $ediri di
$abupaten 4ombok Barat. Adapun %ilayah kerja 8uskesmas $ediri
mempunyai batas-batas sebagai berikut D
a. Sebelah ?tara D $e#amatan 4abuapi
b. Sebelah 'imur D $e#amatan $uripan
c. Sebelah Barat D $e#amatan )erung
d. Sebelah Selatan D $e#amatan $uripan
(8ro&il 8uskesmas $ediri.212"
!. Luas -ila,ah Dan Penduduk
8uskesmas $ediri memiliki luas %ilayah sebanyak 21.(9 km yang
terdiri dari 1 desa dan 62 dusun
3umlah penduduk ke#amatan $ediri tahun 219 adalah 22.219
ji%a, sehingga kepadatan penduduk rata-rata men#apai 2.229 ji%a:km. dan
presentase penduduk miskin men#apai =,= 7 atau 92.(9 ji%a dari total
jumlah penduduk (8ro&il 8uskesmas $ediri,212"
.ilihat dari rasio penduduk yang dilayani oleh 8uskesmas $ediri
adalah 22,219 ji%a, maka beban kerja 8uskesmas $ediri tergolong #ukup
tinggi karena rasio ideal adalah 1 D 9. ji%a. 3ika dilihat dari jumlah
(9
penduduk $abupaten 4ombok Barat seharusnya sudah membuat 2
8uskesmas di -ilayah $e#amatan $ediri (8ro&il 8uskesmas $ediri,212"
$ondisi %ilayah kerja 8uskesmas $ediri merupakan %ilayah
dataran rendah dengan jalur angkutan perhubungan antar desa sebagian
besar merupakan sarana jalan beraspal dan jalan tanah. Sarana transportasi
lan#ar dengan &asilitas sarana angkutan pedesaan, #idomo dan ojek (8ro&il
8uskesmas $ediri,212"
B. Hasil Analisis Data
. Distri+usi %es2&nden Berdasarkan Umur
?ntuk melihat distribusi responden berdasarkan umur di
8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat sebagaimana terlihat pada
tabel 2.1 berikut D
Ta+el *. Distri+usi %es2&nden Berdasarkan Umur Di Puskesmas "ediri
"a+u2aten L&m+&k Barat Tahun !/)
,o ?mur 3umlah 7
1
2
9
16-92 tahun 1> 12.!
99-(! tahun 2( (2.!=
(>-=( tahun 29 (2.=
'otal 12= 1.
Sumber D /asil analisis data primer
Berdasarkan tabel 2.1 diketahui bah%a dari 12= responden yang
berumur 16-92 tahun berjumlah 1> orang (12,!7", untuk responden yang
berumur 99-(! tahun berjumlah 2( orang ((2,!=7" sedangkan untuk
responden yang berumur (>-=( tahun berjumlah 29 orang ((2,=7".
!. Distri+usi %es2&nden Berdasarkan ;enis %&k&k
((
?ntuk melihat distribusi responden berdasarkan jenis rokok di
8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat sebagaimana terlihat pada
tabel 2.2 berikut D
Ta+el *.! Distri+usi %es2&nden Berdasarkan jenis r&k&k ,ang di hisa2
di Puskesmas "ediri "a+u2aten L&m+&k Barat Tahun !/)
,o 3enis 5okok 3umlah 7
1
2
Cilter =2 6!.2
$retek 16 21.2
'otal 6> 1.
Sumber D /asil analisis data primer
Berdasarkan tabel 2.2 diketahui bah%a dari 6> responden yang
menghisap rokok, jenis rokok &ilter berjumlah =2 orang (6!,27", untuk
responden yang menghisap rokok jenis kretek berjumlah 16 orang
(21,27".
(. Distri+usi %es2&nden Berdasarkan "e+iasaan Mer&k&k
?ntuk melihat distribusi responden berdasarkan merokok di
8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat sebagaimana terlihat pada
tabel 2.9 berikut D
Ta+el *.( Distri+usi %es2&nden Berdasarkan "e+iasaan Mer&k&k
Di Puskesmas "ediri "a+u2aten L&m+&k Barat Tahun
!/)
,o Merokok 3umlah 7
1
2
Merokok 6> =2.6
'idak Merokok (6 96.9
'otal 12= 1.
Sumber D /asil analisis data primer
(2
Berdasarkan tabel 2.9 diketahui dari 12= responden dimana yang
merokok berjumlah 6> orang (=2,67" dan yang tidak merokok berjumlah
(6 orang (96,97" .
). Distri+usi %es2&nden Berdasarkan "ejadian Asma Br&nkhial
?ntuk melihat distribusi responden berdasarkan kejadian Asma
Bronkhial di 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat sebagaimana
terlihat pada tabel 2.( berikut D
Ta+el *.) Distri+usi %es2&nden Berdasarkan "ejadian Asma Br&nkhial
Di Puskesmas "ediri "a+u2aten L&m+&k Barat Tahun !/)
,o $ejadian Asma
Bronkhial 3umlah 7
1
2
Asma Bronkhial =9 2.
'idak Asma Bronkhial =9 2.
'otal 12= 1.
Sumber D /asil analisis data primer
Berdasarkan tabel 2.( diketahui bah%a dari 12= responden yang
menderita Asma Bronkhial (kasus" berjumlah =9 orang (27", sedangkan
untuk yang tidak Asma Bronkhial (#ontrol" berjumlah =9 orang (27"
C. Hasil Analisis Ta+ulasi #ilang ?Cr&ssta+s7 Antar =aria+el
/asil Analisis 'abulasi Silang (<rosstabs" Antar Gariabel kebisaan
merokok .engan $ejadian Asma Bronkhial. ?ntuk melihat distribusi
responden berdasarkan Analisis 'abulasi Silang (<rosstabs" Antar Gariabel
kebisaan merokok .engan $ejadian Asma Bronkhial di 8uskesmas $ediri
sebagaimana terlihat pada tabel 2.2 berikut D
(=
Ta+el *.* Distri+usi %es2&nden Berdasarkan Analisis Ta+ulasi #ilang
?Cr&ssta+s7 Antar =aria+el "e+isaan Mer&k&k Dengan "ejadian
Asma Br&nkhial Di Puskesmas "ediri "a+u2aten L&m+&k Barat
Tahun !/)
$ejadian Asma Bronkhial
'otal
Asma
Bronkhial
'idak Asma
Bronkhial
$ebiasaan Merokok Merokok <ount (2 9( 6>
7 o& 'otal 92.67 26.7 =2.67
'idak
Merokok
<ount 1! 2> (6
7 o& 'otal 1(.97 29.7 96.97
'otal <ount =9 =9 12=
7 o& 'otal 2.7 2.7 1.7
Sumber D /asil analisis data primer
Berdasarkan tabel 2.2 hasil analisis tabulasi silang antar +ariabel
kebisaan merokok dengan $ejadian Asma Bronkhial diketahui dari 12=
responden di peroleh gambaran sebagai berikut D
1. .ari 12= responden di ketahui sejumlah (2 orang (92,67" menderita
Asma Bronkhial di karenakan kebiasaan merokok, sedangkan 9( orang
(26.7" responden tidak menderita asma bronkhial %alaupun
merupakan seorang perokok
2. .ari 12= responden diketahui sejumlah 1! orang (12,97" menderita
Asma Bronkhial tetapi tidak disebabkan oleh kebiasaan merokok,
sedangkan 2> orang (29,7" responden memang tidak menderita asma
bronkhial
(6
D. Hasil Uji C&5hran@s the Mantel8HaensAel statisti5
Berdasarkan hasil analisis menggunakan 45i Cochran6s the 7antel-
8aenszel statistic terhadap +ariabel kebiasaan merokok dengan kejadian
Asma Bronkhial diperoleh hasil sebagai berikutD
1. Berdasarkan hasil 45i Cochran6s the 7antel-8aenszel statistic diperoleh
nilai pH ,(9 F M ,2 (signi&ikan" artinya ada hubungan kebiasaan
merokok dengan kejadian asma bronkhial.
2. .engan nilai odd ratio H 2.192 yang artinya . seseorang perokok memiliki
resiko (ke#endrungan" 2 (dua" kali menderita asma bron#hial
dibandingkan seorang yang bukan perokok.
(!
BAB =I
PEMBAHA#AN

A. "e+iasaan Mer&k&k
.ari 12= responden yang diteliti diketahui responden merokok
berjumlah 6> orang (=2,67". dan yang tidak merokok berjumlah (6 orang
(96,97". .ari (6 orang tersebut 19 orang adalah mantan perokok dan 9(
orang memang tidak merokok
.alam penelitian ini diketahui bah%a dari 6> responden yang
menghisap rokok, jenis rokok &ilter berjumlah =2 orang (6!,27", untuk
responden yang menghisap rokok jenis kretek berjumlah 16 orang (21,27".
Seseorang yang menghisap rokok kretek mempunyai resiko lebih besar
menderita asma bronkhial dibandingkan dengan yang menghisap rokok bukan
kretek.rokok kretek mempunyai kandungan 2 miligram tar dan (,2 miligram
nikotin,lebih tinggi di bandingkan dengan rokok bukan kretek misalnya rokok
putih yang mengandung 1(-12 miligram nikotin.tar dan nikotin adalah
penyebab kanker.kandungan tar dan nikotin pada rokok yang tinggi pada
rokok kretek disebabkan karena tembakau yang ada di rokok kretek masih
berupa #a#ahan tembakau kasar sedangkan pada rokok putih tembakau
tersebut di #a#ah halus sehingga menjadi setengah serbuk.disamping itu
penggunaan @&ilterisasiB pada batangan rokok putih yaitu dengan menambah
busa yang ber&ungsi
(>
sebagai penyaring nikotin dan tar yang diletakkan pada bagian yang dihisap.
(%%%.%ikipedia.5okok.:16:9:21(".
$ebiasaan merokok dapat di klasi&ikasikan menjadi perokok saat ini
yang terbagi menjadi dua kategori yaitu setiap hari merokok dan perokok
kadang kadang, sedangkan klasi&ikasi yang tidak merokok di bagi juga
menjadi dua kategori yaitu mantan perokok dan bukan perokok.
(5iskesdas,21"
$ebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kesehatan serius hingga memba%a kematian. Merokok dapat
merusak paru-paru, bronkhi, otak, pembuluh darah jantung, dan organ-organ
lain. $ebiasaan merokok berhubungan dengan penyakit-penyakit yang
berisiko tinggi seperti bronkhitis kronis atau radang saluran perna&asan, asma,
radang paru-paru (pneumonia", penyakit paru obstrukti& kronis (880$",
em&isema, pengerasan arteri (arteriosklerosis", stroke, jantung koroner, tukak
lambung, kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, dan naso&aring. Selain itu,
juga dapat merusak sperma dan menyebabkan impotensi, memi#u
penggumpalan darah sehingga sirkulasi darah tidak lan#ar. 8ada %anita hamil
dapat memperbesar risiko keguguran, kematian pada janin atau menimbulkan
ke#a#atan pada bayi. Merokok juga dapat meningkatkan sekresi lendir di
seluruh saluran perna&asan meningkat, memperlambat gerakan bulu-bulu
getar (#ilia" pada dinding saluran na&as bahkan silia dapat terbakar karena
e&ek panas dari asap rokok. /al tersebut mengurangi kemampuan silia dan
lendir untuk mengeluarkan kontaminan (benda asing" menjadi berkurang,
2
dinding saluran na&as meradang yang akhirnya dapat berkembang menjadi
kanker. (Bustan, 1>>2"
B. "ejadian Asma
.ari 12= responden yang diteliti diketahui responden menderita Asma
Bronkhial (kasus" berjumlah =9 orang (27" sedangkan untuk yang tidak
Asma Bronkhial (#ontrol" berjumlah =9 orang (27".
Asma Bronkhial merupakan suatu penyakit gangguan jalan na&as
obstrukti& intermiten yang bersi&at re+ersibel, ditandai dengan mengi
(wheezing", batuk dan rasa sesak di dada se#ara berkala atau kronis , sebagai
akibat adanya bronkokonstiksi. .an dasar penyebabnya belum diketahuin.
Asma Bronkhial adalah penyakit jalan na&as obstrukti& intermitten, re+ersible
dimana trakeobronkhial berespon se#ara hiperakti& terhadap stimuli tertentu.
(Buku Ajar *8.,2!".
C. Hu+ungan "e+iasaan Mer&k&k Dengan "ejadian Asma Br&nkhial Di
Puskesmas "ediri "a+u2aten L&m+&k Barat
Berdasarkan hasil 45i Cochran6s the 7antel-8aenszel statistic
diperoleh nilai pH ,(9 F M ,2 (signi&ikan" artinya ada hubungan kebiasaan
merokok dengan kejadian asma bronkhial.
.engan nilai odd ratio H 2.192 yang artinya . seseorang perokok
memiliki resiko (ke#endrungan" 2 (dua" kali menderita asma bron#hial
dibandingkan seorang yang bukan perokok.
21
5okok merupakan salah satu produk industri dan komoditi
internasional yang mengandung sekitar 9 bahan kimia%i. ?nsur-unsur
yang penting antara lain tar, nikotin, benzopyrin, metil kloride, aseton,
amonia, dan karbon monoksida. .iantara sekian banyak zat ini ada yang
paling penting yaitu D tar, nikotin, karbon monoksida. 'ar mengandung
ratusan zat kimia%i yang kebanyakan bersi&at karsinogenik, nikotin
merangsang pelepasan #ate#holamin yang bisa meningkatkan denyut jantung.
<0 merupakan 1-27 dari asap rokok. Jat ini mengusung oksigen dalam
darah (eritrosit" dan membentuk #arboxihaemoglobin. Seorang perokok akan
mempunyai #arbosihaemoglobin lebih tinggi dari orang normal 2-127. 8ada
orang normal hanya ,2-27. Selain itu <0 merusak dinding arteri yang
menyebabkan atheros #lerosis dan penyakit jantung koroner, <0 juga
menyebabkan gangguan perna&asan seperti asma bron#hial, 880M dan dapat
merusak ginjal. (Bustan, 1>>2"
0rganisasi $esehatan .unia menyatakan tembakau membunuh lebih
dari 2 juta orang per tahun, dan diproyeksikan akan membunuh 1 juta
sampei 2 juta, dari jumlah itu 27 korban berasal dari negara berkembang,
4embaga .emogra&i ?* men#atat, angka kematian akibat penyakit yang
disebabkan rokok tahun 2( adalah (26.>(! ji%a, berarti 1.162 ji%a perhari
atau sekitar 22,27 dari total kematian di *ndonesia. (.epkes 5*. 2!"
)as <0 yang dihasilkan oleh asap rokok dapat menyebabkan
pembuluh darah 9kram%" sehingga tekanan darah naik, dinding pembuluh
darah menjadi robek. $arbon monoksida menimbulkan desaturasi
22
hemoglobin, menurunkan langsung peredaran oksigen untuk jaringan seluruh
tubuh termasuk miokard. <0 menggantikan tempat oksigen di hemoglobin,
mengganggu pelepasan oksigen dan memper#epat arterosklerosis
(pengapuran atau penebalan dinding pembuluh darah". .engan demikian <0
menurunkan kapasitas latihan &isik, meningkatkan +iskositas darah sehingga
mempermudah penggumpalan darah (sudaryo,2!".
Seperti diketahui bah%a asma bronkhial berdasarkan anamnesa
dokter yang berupa sesak napas, batuk dan nyeri dada juga disertai %heezing
dan #endrung memburuk saat malam hari karena &aktor #ua#a (dingin"..
/asil penelitian sejenis yang dilakukan oleh 8urnomo pada tahun
2! di 5S $udus. ternyata keterpaparan asap terutama asap rokok memiliki
probabilitas 29 kali akan menjadi &aktor risiko terhadap kejadian Asma
(8urnomo, 2!".
Seperti diketahui tidak hanya kebiasaan merokok (asap rokok" yang
menjadi &aktor risiko. karena Asma adalah jenis reaksi alergi, kadang-kadang
disebut penyakit saluran napas reakti&. Setiap orang dengan asma memiliki
&aktor pemi#u yang berbeda-beda. Sebagian besar pemi#u serangan berbeda-
beda pada setiap kejadian, tetapi berdasarkan hasil penelitian dimana
diketahui 05D 2.192 yang artinya . seseorang perokok memiliki resiko
(ke#endrungan" 2 (dua" kali menderita asma bron#hial di bandingkan dengan
orang yang tidak merokok. Caktor-&aktor lain pemi#u penyakit asma antara
lain asap yang bersumber dari obat anti nyamuk (obat nyamuk bakar", asap
dapur, dan menghirup udara yang ter#emar, menghirup zat kimia lainnya
29
seperti par&um atau produk pembersih yang memiliki kandungan bahan kimia
akti& yang dapat memuai (menguap" di udara sekitar. (Medi#a&arma, 2!"
2(
BAB =II
"E#IMPULAN DAN #A%AN
A. "esim2ulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada halaman sebelumnya, maka peneliti dapat menarik suatu kesimpulan
sebagai berikutD
1. .ari 12= responden dimana yang merokok berjumlah 6> orang
(=2,67" dan yang tidak merokok berjumlah (6 orang (96,97" .
2. .ari 12= responden yang menderita Asma Bronkhial (kasus"
berjumlah =9 orang (27", sedangkan untuk yang tidak Asma
Bronkhial (#ontrol" berjumlah =9 orang (27"
9. /asil analisis menggunakan 45i Cochran6s the 7antel-8aenszel
statistic diketahuiD
a. ,ilai pH ,(9 F M ,2 (signi&ikan" artinya ada hubungan
kebiasaan merokok dengan kejadian asma bronkhial
b. ,ilai odd ratio H 2.192 yang artinya . seseorang perokok memiliki
resiko (ke#endrungan" 2 (dua" kali menderita asma bron#hial
dibandingkan seorang yang bukan perokok
22
B. #aran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti dapat
merekomendasikan beberapa saran untuk dapat diaplikasi di lokasi
penelitianD
1. $epada instansi-instansi yang terkait (.inas $esehatan $abupaten
4ombok Barat dan 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok Barat" hasil
penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam
ren#ana pen#egahan dan penggulangan penyakit Asma Bronkhial.
2. $epada peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti &aktor risiko lain
dengan kejadian Asma Bronkhial di 8uskesmas $ediri, baik itu
dengan penambahan sampel dan sebagainya agar dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan baik.
9. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mas,arakat tentang bahaya
merokok melalui penyuluhan- penyuluhan tentang bahaya merokok
dimulai dari tingkat yang paling ba%ah yaitu 5' sampai tingkat yang
paling tinggi.
2=
DA1TA% PU#TA"A
Az%ar, Asrul., I 8rihartono, 3oedo. (29". 7etedologi enelitian (:edokteran
dan :esehatan 7asyarakat'& 3akarta Barat D Bina 8utra Aksara.
Bis#hop (1>>",Alergi 7akanan;Obat.Al&abeta.Bandung
Bustan (1>>2",0%idemologi enyakit )idak 7enular.
<ro%in ;lizabeth 3. (2" #uku .aku atofisiologi D ;)< D 3akarta
.epkes 5*. 2!. 0fek-efek yang merugikan tentang bahaya rokok,3akarta
.epkes 5*.29. $aktor :eturunan enyebab 4tama Asma #ronkhial.3akarta
.ikes $abupaten 4ombok Barat, 219. revalensi :e5adian Asma #ronkhial di
:abu%aten Lombok barat.)erung
.ikes 8ro+insi ,'B, 21. revalensi ke5adian Asma #ronkhial di -)#.Mataram
.ikes 8ro+insi ,'B, 219 La%oran )ahunan
/ardiantoro, (22". Ciri-ciri Asma #ronkhial, $: 4nair. Surabaya 8arametrik
A&abeta. Bandung
$emenkes 5* +iskesdas. 21
$emenkes 5* +iskesdas. 219
Medi#a&arma, 2!, Asma #ronkhial. C$ ?*. Salemba.3akarta
Medlinux,2!, Asma #ronkhial. C$ ?ni+ersitas Mula%arman
Mu#hid dkk, 26. 7akalah tentang dam%ak buruk Asma #ronkhial. C$M ?)M
Nogyakarta
Muhidin dan Abdurrahman, 26. .tatistik arametrik dan -on arametrik
,otoatmodjo, Soekidjo. (22", 7etodologi enelitian :esehatan. 3akarta. 8'
rineka #ipta
,otoatmodjo, Soekidjo. (29", Ilmu :esehatan 7asyarakat (Cetakan :e-1'.
3akarata. 8' rineka #ipta.
26
,otoatmodjo, Soekidjo. (29", endidikan !an rilaku :esehatan. 3akarta. 8'
rineka #ipta
8ratiknya, 2!. Instrumen enenelitian. )ramedia. 3akarta.
8ratiknya, Ahmad -atik.(2!". !asar-dasar 7etologi enelitian :edokteran
!an :esehatan 7asyarakat& 3akarta D 5aja )ra&indo 8ersada.
8urnomo, 2!. $aktor-faktor +esiko <ang #er%engaruh )erhada% :e5adian
Asma #ronkhial #ronkial ada Anak& Jurnal 0%idemiologi&
8uskesmas $ediri. 212 . rofil uskesmas :ediri
8uskesmas $ediri. 219 . 4aporan tahunan 8uskesmas $ediri
Sudaryo Aru. .kk. 2! #uku A5ar Ilmu enyakit !alam. 3akarta D 8usat
8enerbitan *8.
Sugiyono. (26". .tatistik 4ntuk enelitian& Bandung D Al&abeta.
-/0, (2!". La%oran lima %enyakit %aru utama dunia. %%%. -/0.org
Wikipedia bahasa indonesia, Ensiklopedia bebas.Pembicaraan
:Rokok.Bersumber
dari:http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Rokok.
www& 8ealth&us, (1==2'& Journal of allergy and clinical immunoo
2!
Lampiran I
PE%M$H$NAN MEN;ADI %E#P$NDEN
"a2ada
9th.Ba2ak:I+u:#dr:ICal&n %es2&nden
di8
tem2at
Dengan H&rmat
,ama saya Syari& 3unaedi Mahasis%a 8rogram Studi S1 *lmu $esehatan
Masyarakat Cakultas $esehatan Masyarakat ?ni+ersitas ,usa 'enggara Barat
bermaksud akan mengadakan penelitian untuk mengetahui @/ubungan $ebiasaan
Merokok .engan $ejadian Asma Bronkhial .i 8uskesmas $ediri $abupaten
4ombok Barat 'ahun 21(.B
Sehubungan dengan hal tersebut diatas saya mohon kesediaan saudara
untuk memberikan ja%aban atas pertanyaan yang disampaikan sesuai petunjuk
keikut sertaan saudara menjadi responden, hal ini bersi&at sukarela.
$ami akan menjamin kerahasiaan identitas saudara dan hasilnya akan
digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dimasa
yang akan datang.
Atas kerjasamanya saya u#apkan terima kasih.
/ormat $ami
8eneliti
#9A%I1 ;UNAEDI

2>
Lampiran II
PE%#ETU;UAN MEN;ADI %E#P$NDEN
Saya yang bertanda tangan diba%ah ini menerangkan bah%a saya setuju
untuk ikut serta dalam penelitian dengan judul @/ubungan $ebiasaan Merokok
.engan $ejadian Asma Bronkhial .i 8uskesmas $ediri $abupaten 4ombok
Barat 'ahun 21(B yang diselenggarakan oleh Mahasis%a 8rodi S1 *lmu
$esehatan Masyarakat Cakultas $esehatan Masyarakat ?ni+ersitas ,usa
'enggara Barat.
$ediriOOO.., OOOOO..21(
5esponden

(OOOOOOOOOOOOO.."
=
Lampiran III
LEMBA% "UE#I$NE%
HUBUN'AN "EBIA#AAN ME%$"$" DEN'AN "E;ADIAN A#MA
B%$N"HIAL DI PU#"E#MA# "EDI%I "ABUPATEN L$MB$" BA%AT
TAHUN !/)
A. "arakteristik %es2&nden
N& %es2&nden 3
Nama 3
;enis "elamin 3 L
Umur 3
#tatus 3A#MA B%$N"HIAL : TIDA" A#MA B%$N"HIAL
B. Lem+ar "uesi&ner
. Apakah bapak mengkonsumsi atau menghisap rokokA
a. Na
b. 'idak
!. 3ika ya ..lanjutkan ke pertanyaan no 1
(. 3ika tidak lanjutkan pertanyaan diba%ah ini
). Apakah Bapak sama sekali tidak merokok A
aNa
b'idak
2.Apakah Bapak sebelumnya pernah merokok kemudian berhenti A
a. Na
b. 'idak.(jika tdk lanjut kepertanyaan no 6 ."
=.3ika ya mulai kapan Bapak berhenti merokokA
a. F 2 'ahun
b. E 2 'ahun
6.Apakah bapak sering terpapar asap rokok A
a. Na
b. 'idak
!.3ika ya sudah berapa lama A
a. F 1 'ahun
b. E 1 'ahun
>.Apakah dilingkungan atau di dalam rumah bapak ada yang merokok A
a. Na
b. 'idak
1.Sejak umur berapa bapak mulai merokok A
a.F16 'ahun
b.E16 'ahun
11.3enis rokok apa yang bapak konsumsi A
a. Cilter
b.$retek
12.Berapa bungkus atau berapa banyak bapak mengkonsumsi atau menhisap rokok
Setiap hari A
=1
a.F 1 Bungkus.
b.E 1 Bungkus.
Sumber D modi&ikasi 5iskesdas 219.

=2
Lampiran IV
HA#IL ANALI#I# DATA
1reBuen5ies
#tatisti5s
?M?5
3;,*S
50$0$
S'A'?S
8;50$0$
$;B*ASAA,
M;50$0$
$;3A.*A,
ASMA
$A';)05*
?M?5
, Galid 12= 12= 12= 12= 12= 12=
Missing
Mean (2.96 1.96 1.2 2.2!
Median ((. 1. 1.2 2.
Mode = 1 1
a
2
Std. .e+iation 11.=9! .(!= .22 .=(
Minimum 1! 1 1 1
Maximum = 2 2 9
a. Multiple modes exist. 'he smallest +alue is sho%n
1reBuen5, Ta+le
=9
UMU%
CrePuen#y 8er#ent Galid 8er#ent <umulati+e 8er#ent
Galid 1! 1 .! .! .!
1> 1 .! .! 1.=
21 2 1.= 1.= 9.2
29 1 .! .! (.
22 9 2.( 2.( =.9
26 1 .! .! 6.1
2! 1 .! .! 6.>
9 9 2.( 2.( 1.9
92 = (.! (.! 12.1
99 1 .! .! 12.>
92 ! =.9 =.9 22.2
96 2 1.= 1.= 29.!
9! 1 .! .! 2(.=
9> > 6.1 6.1 91.6
( 1= 12.6 12.6 ((.(
(2 2 1.= 1.= (=.
(9 2 1.= 1.= (6.=
(( 2 (. (. 21.=
(2 2 (. (. 22.=
(! 9 2.( 2.( 26.>
(> 1 .! .! 2!.6
2 9 2.( 2.( =1.1
21 9 2.( 2.( =9.2
22 2 1.= 1.= =2.1
2( 2 (. (. =>.
22 ( 9.2 9.2 62.2
2= ( 9.2 9.2 62.(
2> 2 1.= 1.= 66.
= 2> 29. 29. 1.
'otal 12= 1. 1.
=(
"ATE'$%IUMU%
CrePuen#y 8er#ent Galid 8er#ent <umulati+e 8er#ent
Galid
16-92 tahun 1> 12.! 1.9 1.9
99-(! tahun 2( (2.!= 21.= =1.>
(>-=( tahun 29 (2.= 9!.1 1.
'otal 12= 1. 1.
;ENI#%$"$"
CrePuen#y 8er#ent Galid 8er#ent <umulati+e 8er#ent
Galid C*4';5 =2 (>.2 (>.2 (>.2
$5;';$ 16 19.2 19.2 =2.6
'5 (6 96.9 96.9 1.
'otal 12= 1. 1.
"EBIA#AANME%$"$"
CrePuen#y 8er#ent Galid 8er#ent <umulati+e 8er#ent
Galid M;50$0$ 6> =2.6 =2.6 =2.6
'*.A$ M;50$0$ (6 96.9 96.9 1.
'otal 12= 1. 1.
"E;ADIANA#MA
CrePuen#y 8er#ent Galid 8er#ent <umulati+e 8er#ent
Galid ASMA =9 2. 2. 2.
'*.A$ ASMA =9 2. 2. 1.
'otal 12= 1. 1.
Cr&ssta+s
Case Pr&5essing #ummar,
<ases
Galid Missing 'otal
, 8er#ent , 8er#ent , 8er#ent
$;B*ASAA,M;50$0$ Q
$;3A.*A,ASMA
12= 1.7 .7 12= 1.7
=2
"EBIA#AANME%$"$" C "E;ADIANA#MA Cr&ssta+ulati&n
$;3A.*A,ASMA
'otal ASMA '*.A$ ASMA
$;B*ASAA,M;50$0$ M;50$0$ <ount (2 9( 6>
7 o& 'otal 92.67 26.7 =2.67
'*.A$ M;50$0$ <ount 1! 2> (6
7 o& 'otal 1(.97 29.7 96.97
'otal <ount =9 =9 12=
7 o& 'otal 2.7 2.7 1.7
Chi8#Buare Tests
Galue d&
Asymp. Sig.
(2-sided"
;xa#t Sig.
(2-sided"
;xa#t Sig.
(1-sided"
8earson <hi-SPuare (.1=
a
1 .(9
<ontinuity <orre#tion
b
9.9>9 1 .=2
4ikelihood 5atio (.192 1 .(2
CisherRs ;xa#t 'est .=2 .92
4inear-by-4inear Asso#iation (.6( 1 .((
, o& Galid <ases
b
12=
a. #ells (.7" ha+e expe#ted #ount less than 2. 'he minimum expe#ted #ount is 29.2.
b. <omputed only &or a 2x2 table
==
#,mmetri5 Measures
Galue Approx. Sig.
,ominal by ,ominal 8hi .1!1 .(9
<ramerRs G .1!1 .(9
<ontingen#y <oe&&i#ient .16! .(9
, o& Galid <ases 12=
Tests &f H&m&geneit, &f the $dds %ati&
<hi-SPuared d&
Asymp. Sig. (2-
sided"
Breslo%-.ay . .
'aroneRs . .
Tests &f C&nditi&nal Inde2enden5e
<hi-SPuared d&
Asymp. Sig. (2-
sided"
<o#hranRs (.1= 1 .(9
Mantel-/aenszel 9.9=6 1 .=6
?nder the #onditional independen#e assumption, <o#hranRs statisti# is
asymptoti#ally distributed as a 1 d& #hi-sPuared distribution, only i& the
number o& strata is &ixed, %hile the Mantel-/aenszel statisti# is al%ays
asymptoti#ally distributed as a 1 d& #hi-sPuared distribution. ,ote that the
#ontinuity #orre#tion is remo+ed &rom the Mantel-/aenszel statisti# %hen
the sum o& the di&&eren#es bet%een the obser+ed and the expe#ted is .
Mantel8HaensAel C&mm&n $dds %ati& Estimate
;stimate 2.192
ln(;stimate" .626
Std. ;rror o& ln(;stimate" .96=
Asymp. Sig. (2-sided" .((
Asymp. >27 <on&iden#e
*nter+al
<ommon 0dds 5atio 4o%er Bound 1.2
?pper Bound (.(2>
ln(<ommon 0dds 5atio" 4o%er Bound .2
?pper Bound 1.(>2
'he Mantel-/aenszel #ommon odds ratio estimate is asymptoti#ally normally distributed under the #ommon
odds ratio o& 1. assumption. So is the natural log o& the estimate.
=6

You might also like