You are on page 1of 15

Tugas Sosiologi

SOSIALISASI
DAN
PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
Oleh :
AFRA HANIFY AULY AVECENIA
SMA NEERI ! BATU
"#!#
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
"$! De%e&isi
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya
untuk mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang
nantinya merunut juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan
perbandingannya.
Pola-pola tingkah laku bagi semua Homo Sapiens hampir tidak ada, bahkan
bagi semua individu yang tergolong satu ras pun, tidak ada satu system pola tingkah
laku yang seragam. Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens tidak hanya ditentukan
oleh system organic biologinya saja, melainkan juga akal dan pikirannya serta
jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Homo Sapiens sangat besar diversitasnya
dan unik bagi setiap manusia.
Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang ditentukan oleh
nalurinya, dorongan-dorongan dan refleksnya.
adi !"epribadian# dalam konteks yang lebih mendalam adalah susunan unsur-
unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan
$role theory%. "arena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu.
"$" U&su'(u&su' Ke)'i*a+ia&
&da beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut
'
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa
orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang
diterimanya melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-
bagian tertentu dari otaknya. Ddan didalam otak tersebutlah semuanya diproses
menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam
&ntropologi dikenal sebagai !persepsi# yaitu( seluruh proses akal manusia yang
sadar.
&da kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu
penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.
Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan
secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan
Pengamatan.
Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang
paling menarik perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang
menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang
sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul
kembali sebagai kenangan.
Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru dalam istilah psikologi
disebut Apersepsi.
Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu
penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis
secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk
membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak
mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang
baru.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-
tempat tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan
tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut
dengan Konsep.
)ara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan
mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang
dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung
dengan penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru
sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata.
Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam Psikologi disebut
dengan Fantasi.
Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan
unsur-unsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang *ndividu.
Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai
macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat
suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-
persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
!Perasaan#, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam
kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. !Perasaan# adalah suatu keadaan
dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang
positif atau negative.
Dorongan +aluri
"esadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang
tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang
sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri.
Dan kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut orongan.
"$,$ Tu-uh Ma.a/ Do'o&ga& &alu'i
&da perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang
terkandung dalam naluri manusia yaitu (
,. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan
suatu kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat
bertahan hidup.
-. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli
antropolagi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori.
Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan
bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang
normal yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.
.. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari,
dan sejak baru dilahirkan pun manusia telah menampakannya dengan mencari
puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu dipelajari.
/. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang
memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia
sebagai kolektif.
0. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan
asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan
bahwa manusia mengembangkan adat. &dat, sebaliknya, memaksa perbuatan
yang seragam $conform% dengan manusia-manusia di sekelilingnya.
1. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah
makhluk kolektif. &gar manusia dapat hidup secara bersama manusia lain
diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan &ltruisme, Simpati,
)inta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk
kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya
sehingga timbul religi.
2. Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki
bayi, yang sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk, warna-warni, dan suara-
suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dasar dari unsur kesenian.
".0 Ma1e'i Da'i U&su'(u&su' Ke)'i*a+ia&
Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan terciptanya
konsep !asi" personality stru"ture, atau !kepribadian dasar#, yaitu semua semua
unsur kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat.
"epribadian dasar ada karena semua individu warga masyarakat mengalami
pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka.
3etodologi untuk mengumpulkan data mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan
dengan mengumpulkan sample dari warga masyarakat yang menjadi objek penelitian,
yang kemudian diteliti kepribadiannya dengan tes Psikologi.
Selain ciri watak umum, seorang *ndividu memilki ciri-ciri wataknya sendiri,
sementara adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki unsur-unsur
kepribadian umum. Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu kebudaya juga
dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan pada ciri-ciri dan unsur watak
seorang individu dewasa.
Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya
di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua.
Berdasarkan konsepsi Psikologi tersebut, para ahli &ntropologi berpendirian bahwa
dengan mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui
adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan
akibat dari pengalaman-pengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pertama-
tama dilakukan oleh tokoh &ntroplogi 4. Benedict, 4. 5inton, dan 3. 3ead.
Sehingga menjadi bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and
"ulture.
"$2 3e&is sosialisasi
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua' sosialisasi primer $dalam
keluarga% dan sosialisasi sekunder $dalam masyarakat%. 3enurut o%%/a& kedua
proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat
bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang
sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-
sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
"eluarga sebagai perantara sosialisasi primer
!$ Sosialisasi )'i/e'
Pe1e' L$ Be'ge' dan Lu.4/a&& mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota masyarakat $keluarga%. Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia
,-0 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. &nak mulai mengenal
anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu
membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat
penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di
dalamnya. 6arna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna
kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga
terdekatnya.
"$ Sosialisasi se4u&+e'
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi
primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam
masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam
proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan
dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 7pencabutan7 identitas diri
yang lama.
"$5 Ti)e sosialisasi
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh,
standar 7apakah seseorang itu baik atau tidak7 di sekolah dengan di kelompok
sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai
ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di
kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau
saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi
yang ada. &da dua tipe sosialisasi. "edua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai
berikut.
!$ Fo'/al
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut
ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan
pendidikan militer.
"$ I&%o'/al
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-
kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada
pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul
dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya.
Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses
soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan.
Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya
sendiri. 3isalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau
tidak8 &pakah perliaku saya sudah pantas atau tidak8
3eskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya
sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi
formal dan informal sekaligus.
"$6 Pola sosialisasi
Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola' sosialisasi represif dan sosialisasi
partisipatoris. Sosialisasi 'e)'esi% $repressive so"iali#ation% menekankan pada
penggunaan hukuman terhadap kesalahan. )iri lain dari sosialisasi represif adalah
penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada
kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah,
nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan
keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai signi$i"ant other. Sosialisasi
)a'1isi)a1o'is $participatory sociali9ation% merupakan pola di mana anak diberi
imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik.
Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada
interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan
keperluan anak. "eluarga menjadi generali#ed other.
"$7 P'oses sosialisasi
Ma.a/ 8 /a.a/ P'oses Sosialisasi
,. Proses Sosialisasi yang :erjadi :anpa Disengaja melalui Proses *nteraksi Sosial
Proses ini terjadi apabila individu yang disosialisasi maupun yang terisolasi
menyaksikan kegiatan yang dilakukan dan diperbuat oleh orang ; orang
disekitarnya dalam berinteraksi. 3isalnya sorang anak memperhatikan kegiatan
yang dilakukan oleh orang tuanya kemudian ia meniru dan mencontohkan
perbuatan tersebut dalam pergaulan sehari ; hari.
-. Proses Sosialaisasi yang :erjadi secara Sengaja melalui Pendidikan dan
Pengajaran.
Proses ini terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran dan pendidikan
yang sengaja dilakukan oleh pendidik ; pendidik yang mewakili masyarakat.
Dalam pendidikan anak akan dikenalkan pada norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat.
Me&u'u1 eo'ge He'*e'1 Mea+
<eorge =erbert 3ead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat
dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
!$ Taha) )e'sia)a& 9Preparatory Stage:
:ahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman
tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru
meski tidak sempurna.
)ontoh' "ata >makan> yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita
diucapkan >mam>. 3akna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak.
5ama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan
kenyataan yang dialaminya.
"$ Taha) /e&i'u 9Play Stage:
:ahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-
peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk
kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan
sebagainya. &nak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan
apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
"esadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai
terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap
penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap
norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang
amat berarti $Signi$i"ant other%
,$ Taha) sia) *e'1i&+a4 9Game Stage:
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. "emampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya
tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya.
Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin
kompleks. *ndividu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar
rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga
mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma
tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
0$ Taha) )e&e'i/aa& &o'/a 4ole41i% 9Generalized Stage:
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat
bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya
tapi juga dengan masyarakat luas. 3anusia dewasa menyadari pentingnya
peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak
dikenalnya-- secara mantap. 3anusia dengan perkembangan diri pada tahap ini
telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Me&u'u1 Cha'les H$ Coole;
)ooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. 3enurut dia, "onsep
Diri $sel$ "on"ept% seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain.
Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass sel$ terbentuk melalui tiga tahapan
sebagai berikut.
!$ Ki1a /e/*a;a&g4a& *agai/a&a 4i1a +i /a1a o'a&g lai&$
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling
pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai
lomba.
"$ Ki1a /e/*a;a&g4a& *agai/a&a o'a&g lai& /e&ilai 4i1a$
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak
membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. *a merasa orang lain selalu
memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari
perlakuan orang terhadap dirinya. 3*salnya, gurunya selalu mengikutsertakan
dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada
orang lain. *ngatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin
merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada
apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh
informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
,$ Bagai/a&a )e'asaa& 4i1a se*agai a4i*a1 +a'i )e&ilaia& 1e'se*u1$
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul
perasaan bangga dan penuh percaya diri.
"etiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori la!eling, dimana seseorang akan
berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya.
ika seorang anak dicap >nakal>, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran
sebagai >anak nakal> sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian
itu belum tentu kebenarannya.
"$< Age&=Me+ia sosialisasi
&gen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi.
&da empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media
massa, dan lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan
satu sama lain. &pa ayng diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. 3*salnya, di
sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan
menggunakan obat-obatan terlarang $narkoba%, tetapi mereka dengan leluasa
mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh
agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu
sama lain. &kan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi
konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
!$ Kelua'ga 9kinship:
Bagi keluarga inti $nu"lear $amily% agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara
kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-
sama dalam suatu rumah.
Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas
$e%tended $amily%, agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah
dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan
bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah
padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar
anggota kerabat biologis seorang anak. "adangkala terdapat agen sosialisasi yang
merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi $!a!y sitter%.
menurut <ertrudge aeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga
pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan
keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
"$ Te/a& )e'gaula&
:eman pergaulan $sering juga disebut teman bermain% pertama kali didapatkan
manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman
bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat
pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak
pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. "elompok bermain lebih
banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan
tidak sederajat $berbeda usia, pengalaman, dan peranan%, sosialisasi dalam
kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan
orang-orang yang sederajat dengan dirinya. ?leh sebab itu, dalam kelompok
bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang
yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
,$ Le/*aga )e&+i+i4a& %o'/al 9se4olah:
3enurut D'ee*e&, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar
membaca, menulis, dan berhitung. &spek lain yang juga dipelajari adalah aturan-
aturan mengenai kemandirian $independen"e%, prestasi $a"hievement%,
universalisme, dan kekhasan $spe"i$i"ity%. Di lingkungan rumah seorang anak
mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri
dengan penuh rasa tanggung jawab.
0$ Me+ia /assa
@ang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak $surat kabar,
majalah, tabloid%, media elektronik $radio, televisi, video, film%. Besarnya pengaruh
media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
)ontoh ' Penayangan acara SmackDownA di televisi diyakini telah menyebabkan
penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus. *klan produk-produk
tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada
umumnya. 3edia massa merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling
berpengaruh
2$ Age&(age& lai&
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga
dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan
lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya
sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang
pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh
agen-agen ini sangat besar.
,$# Hu*u&ga& A&1a'a Sosialisasi De&ga& Pe/*e&1u4a& Ke)'i*a+ia&
Sosialisasi adalah sebuah proses mempelajari dan menghayati norma serta
perilaku yang selaras dengan peran peran sosial yang berlaku dalam suatu
masyarakat.
"epribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
adi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan dengan proses pembentukan
kepribadian.
Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang individu
menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga
akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya tadi. "epribadian adalah abstraksi
dari pola perilaku manusia secara individual. adi, kepribadian merupakan ciri-ciri
atau watak yang khas dari seorang individu sehingga memberikan identitas yang khas
bagi individu yang bersangkutan.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan
abstraksi atau pengorganisasian dari sikap-sikap seorang individu untuk berprilaku
dalam rangka berhubungan dengan orang lain $berinteraksi sosial% atau menanggapi
suatu hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain, pola
prilaku yang merupakan perwujudan dari kepribadian seorang individu akan
disesuaikan dengan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan sosial
budaya masyarakatnya.
&kan tetapi nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat akan sulit terwujud
jika tidak disosialisasikan kepada seluruh anggota masyarakat. Dibutuhkan proses
belajar atau sosialisasi untuk mencapai kesesuaian antara kepribadian dan nilai atau
norma tersebut. Dengan demikian, kepribadian dapat menjadi acuan $blue print%
bermasyarakat yang disebut kebudayaan. Sebaliknya sifat kebudayaan yang dinamis
akan memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian masyarakat saling
keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan
$life cycle%.
,$!$ Pe/*e&1u4a& Ke)'i*a+ia& Se*agai Hasil Sosialisasi
Setiap individu dalam masyarakat adalah pribadi yang unik, tetapi karena
mereka memperoleh tipe-tipe sosialisasi yang sangat mirip, baik yang berasal dari
rumah maupun sekolah, akan banyak ciri kepribadian yang hampir serupa. Seseorang
akan mencari pola perilaku atau sikap dan nilai-nilai yang ditekankan oleh
kebudayaannya sebagai hal yang penting untuk mencapai kebiasaan dan prestasi
pribadi.
"epribadian merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, nilai yang
memengaruhi seseorang agar berbuat sesuai dengan tata cara yang diharapkan.
"epribadian merupakan gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan yang
dapat dilihat seseorang. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa kepribadian tidak
hanya terlihat dari ciri-ciri fisik, seperti rambutnya keriting atau kulitnya yang hitam
saja, tetapi juga ciri lainnya, seperti kebiasaan dan sikapnya.
"epribadian terbentuk, hidup, dan berubah sejalan dengan proses sosialisasi.
,$"$ Pe&e'a)a& Pe&ge1ahua& Sosiologi +i Mas;a'a4a1
Sosiologi adalah suatu kajian tentang masyarakat dan hubungannya dengan
lingkungan di mana masyarakat bertempat tinggal. "ajian tersebut memberikan
pengetahuan bagi siapa saja yang mempelajari. Pengetahuan sosiologi memberikan
manfaat dan dapat diaplikasikan $diterapkan% dalam kehidupan sehari-hari untuk
menunjang keberhasilan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat. Pengatahuan
sosiologi dapat diterapkan dalam proses sosialisasi yang secara tidak langsung ikut
berperan serta dalam pembentukan kepribadian seorang individu. ?leh karena itu,
peranan pengetahuan sosiologi dalam proses sosialisasi yang secara tidak langsung
ikut membentuk kepribadian seorang individu mempunyai hubungan yang sangat
erat, karena ilmu pengetahuan sosiologilah seorang individu dapat dibentuk
kepribadiannya sedemikian rupa hingga menjadi seorang individu yang berprilaku
sebagaimana di kalangan masyarakat tempat tinggalnya.
,$,$ Pe&e'a)a& Pe&ge1ahua& Sosiologi Te&1a&g P'oses Sosialisasi +a&
Pe/*e&1u4a& Ke)'i*a+ia&
Pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan
kepribadian membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi
dalam masyarakat agar mempunyai kepribadian yang baik.
B contoh ' seorang ibu akan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, tidak
melakukan kekerasan fisik atau emosional memberikan teladan yang baik,
menumbuhkan sikap tolong-menolong, dan sikap saling menghargai sesama manusia.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang meberikan pemecahan atas berbagai
masalah dengan pendekatan kemasyarakatan. Sosiologi sangat berkaitan erat dalam
pembentukan kepribadian seseorang. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan di
dalam masyarakat untuk membantu dalam pembentukan kepribadian seseorang agar
perilakunya sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat setempat.
Pengetahuan sosiologi dapat membantu dalam proses sosialisasi, maksudnya adalah
apabila pengetahuan sosiologi yang dianut oleh suatu masyarakat itu salah, maka
akan menyebabkan proses sosialisasi itu akan membentuk kepribadian seseorang pun
mengikuti masyarakat sekitarnya yang memang sudah menganut suatu pengetahuan
sosiologi yang salah.
Kesi/)ula&
Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia
itu terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau
berupa naluri dan dorongan yang bersifat alami.
Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang berdasarkan
pengalaman dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan oleh orang tua
serta naluri alami yang memang memberikan respon ketika mengalami dan
mempelajari sesuatu.
Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan
kepribadian manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri saja,
tetapi juga pembelajaran. "arena dalam alam bawah sadar manusia berbagai
pengetahuan larut dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali
tercampur aduk tidak teratur.
Penerapan pengetahuan sosiologi berkaitan erat dengan proses sosialisasi dan
pembentukan kepribadian seorang individu.
Dengan penerapan pengetahuan sosiologi yang baik dalam kehidupan di masyarakat
otomatis akan membentuk proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang baik
pula.

You might also like