You are on page 1of 26

Sherley Meiske

Oktavia Utami
Zuwwidatul Husna

Pembimbing : dr. Iman WIdya, SpOT
No. RM : 01204236
Nama : Ny. YS
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gandaria
Usia : 60 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Minang
xx61001
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 20
Februari 2014
Nyeri pada payudara sebelah kiri semenjak bulan
oktober 2013 sebelum masuk rumah sakit
Pasien datang ke Rumah sakit Fatmawati dengan
keluhan nyeri di payudara sebelah kiri semenjak bulan
Oktober 2013. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri
dirasakan seperti disayat. Selain nyeri, pasien juga
mengeluhkan adanya benjolan semenjak tahun 1983
namun, tidak mengganggu aktivitas sehingga pasien
berobat ke alternatif. Semenjak itu benjolan dirasakan
membengkak, sampai bulan Oktober dirasakan nyeri di
payudara sebelah kiri. Selain benjolan, pasien juga
mengeluhkan adanya luka berdarah pada payudaranya
dan terkadang teraba panas. Setelah itu pasien
memeriksakan mammografi di YKAI dan dirujuk ke
spesialis bedah di RSF
Penurunan berat badan, sesak, batuk, dan nyeri tulang
disangkal oleh pasien.


Pasien memiliki riwayat kencing manis dan
mengonsumsi glibenclamide
Riwayat darah tinggi disangkal oleh pasien
Pasien pertama menstruasi pada umur 12 tahun dan
terakhir menstruasi pada usia 51 tahun
Pasien menggunakan KB, pertama pasien menggunakan
KB suntik dari tahun 1985 sampai 1989 dilanjutkan
dengan KB pil sampai tahun 1993.
Anak pertama pasien lahir pada tahun 1984, anak kedua
lahir pada tahun 1985, anak ketiga lahir di tahun 1989
dan anak terakhir lahir di tahun1993
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan
serupa dengan pasien
Riwayat DM (+)
Riwayat keganasan (-)

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15)
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Pernafasan : 20 x/mnt
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,7
0
C
Status gizi
BB = ?? Kg
TB = ?cm
IMT = ?
Status Generalis :
Kepala : normochepali, rambut berwarna hitam dan putih
sebaran merata dan tidak mudah dicabut.
Telinga : normotia, nyeri tekan tragus -/- , liang telinga
lapang, sekret -/-
Mata : konjungtiva tidak pucat -/- sklera putih -/-
Hidung : deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut : tonsil T1-T1 tenang, uvula di tengah, faring
tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, tiroid tidak teraba
membesar
Paru
Inspeksi : simetris saat
statis dan dinamis, tidak
tampak penggunaan otot
bantu nafas.
Palpasi : nyeri tekan(-),
vokal fremitus simetris di
kedua lapang paru
Perkusi : sonor di
kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas
Vesikuler +/+, Rhonki -/-
Wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : ictus cordis
tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis
teraba pada 1 jari lateral
LMCS ICS V
Perkusi
- Batas kanan jantung
ICS V linea sternalis dekstra
- Batas kiri jantung ICS
V, 1 jari lateral LMCS
- Batas pinggang
jantung ICS 2 line
parasternalis sinistra
Auskultasi : S1, S2 reguler,
murmur (-), gallop (-)

Regio mamma sinistra
Dengan inspeksi pada
sekitar areola mamma
terdapat luka dengan darah
(+)
Teraba benjolan dengan
ukuran
Benjolan teraba padat
Benjolan sulit digerakkan
Nyeri tekan (-)
Terdapat pembesaran
kelenjar getah bening axilla
dengan ukuran 1x1x1, tidak
dapat digerakkan, tidak nyeri


Abdomen :
Inspeksi : supel, datar, benjolan (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Hepar dan
Lien tidak teraba membesar.
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+) normal

Ekstremitas : akral teraba hangat, edema di keempat
ekstremitas (-)
PEMERIKSAAN 20/2/2014
Hematologi
Hemoglobin (g/dL)
Hematokrit (%)
Leukosit (rb/uL)
Trombosit (rb/uL)
Eritrosit (jt/uL)
VER/HER/KHER/RDW
VER (fl)
HER (pg)
KHER (g/dL)
RDW

9,9
35
6500
450.000
4.170.000

78,2
28,2
16,0

Hitung Jenis
Basofil
Eusinofil
Netrofil
Limfosit
Monosit
Luckosit
0
5
68
22
4
2

Periksa LED
Pulmo : dalam batas
normal
Cor : kardiomegali

Untuk persiapan
operasi OA tidak
usah ditampilkan
Penyempitan ruang
antar sendi

Pasien berdiri
memperlihatkan
keluhan pasien
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada payudara
sebelah kiri
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hemodinamik stabil,
IMT 33,33 (obesitas grade II), batas jantung kiri 1 jari
lateral LMCS ICS V. Pada pemeriksaan genu bilateral
didapatkan bengkak, nyeri tekan (+) dan ROM terbatas
karena nyeri
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia.
Pada pemeriksaan roentgen thorax didapatkan
gambaran kardiomegali. Dan pada pemeriksaan genu
bilateral didapatkan gambaran penyempitan ruang antar
sendi
Ca mamma sinistra T4
Pro op excisi + VC
Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan sendi yang
bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi
berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti
pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang
rawan sendi yang disebut osteofit, diikuti dengan fibrosis
pada kapsul sendi.
OA bisa timbul akibat mekanisme abnormal pada proses
penuaan, trauma atau akibat kelainan lain yang
menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi.

Insidensi OA meningkat seiring dengan proses penuaan
dan terutama pada usia di atas 50 tahun, obesitas,
riwayat trauma, dan riwayat keluarga dengan OA
Faktor risiko pada pasien ini adalah usia yang sudah
lebih dari 50 tahun (60 tahun) dan obesitas grade II (IMT
33,33)
Gejala yang dapat ditemukan : nyeri ketika beraktifitas.
Setelah istirahat, sendi terasa kaku, dan sendi terasa
nyeri bila untuk berjalan setelah duduk untuk waktu yang
lama. Sering juga ditemukan pembengkakan dan
keterbatasan gerak.
Gejala yang muncul pada pasien selain nyeri sendi yakni
kekakuan sendi dan gangguan pergerakan. Kekakuan
yang dikemukakan berupa kesukaran untuk bergerak
setelah duduk. Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan
lutut yang bengkak, adanya nyeri tekan dan keterbatasan
gerak saat fleksi sendi lutut

OA dapat ditegakkan dengan anamnesis yang sistematis,
pemeriksaan fisik, X-Ray
Pada pemeriksaan X-Ray akan terlihat kerusakan sendi,
termasuk penyempitan ruang sendi, penipisan atau erosi
tulang, cairan yang berlebihan pada sendi, dan adanya
osteofit atau kelainan lainnya
Pada pasien ini terlihat adanya penyempitan ruang sendi
osteofit pada tepi sendi, sklerosis tulang subkondral.

Nonsurgical treatment
Lifestyle modification
Medication
Physical therapy
Injection (steroid,
analgetic, hyaluronic acid)
Surgical treatment
Arthroscopy stage I, II, III
dengan mechanical
symptom
Osteotomy stadium I, II,
ada riwayat trauma, varum,
syarat masih ada kartilago
Joint fusion zaman dulu,
sudah ditinggalkan. Masih
digunakan pada kasus
infeksi
Joint replacement pain
relief terbaik. Gold standard
OA. Realignment
Autologus cartilage
implantation

http://www.drugs.com
Sudoyo AW, dkk. IPD. Jakarta: FKUI. 2009.
Murray. et al. Oxford handbook of clinical medicine. 8th ed. USA: Oxford;
2010.

You might also like