You are on page 1of 24

A.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan di dunia setiap menit
perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan
persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan meninggal setiap harinya atau kurang
lebih 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan.
Kematian ibu di ndonesia merupakan peringkat tertinggi di negara !"#!$, yang mana
diperkirakan sedikitnya 1%.000 ibu meninggal setiap tahun, karena kehamilan atau
persalinan. &ari 'umlah kematian ibu pre(alensi paling besar adalah pre)eklampsia dan
eklampsia sebesar 1*,+, dari keseluruhan kematian ibu ("is-ono, *00.).
/re eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan *0 minggu atau segera setelah persalinan. Ke'adian
pre eklampsia menduduki urutan nomor * dengan persentase *4, dari angka kematian
ibu di ndonesia. !ngka Kematian bu (!K) merupakan salah satu indikator untuk
melihat dera'at kesehatan perempuan. !ngka kematian ibu 'uga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tu'uan pembangunan millenium yaitu tu'uan ke 5,
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan di0apai sampai tahun *015 adalah
mengurangi sampai 1 risiko 'umlah kematian ibu. &ari sur(ei yang dilakukan !K
telah menun'ukkan penurunan dari -aktu ke -aktu, namun demikian upaya untuk
me-u'udkan target tu'uan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen
dan usaha keras (&epkes 2, *010).
3enurut &epkes 2 (*010), angka kematian ibu melahirkan di ndonesia saat ini
tergolong masih 0ukup tinggi yaitu men0apai **% per 100.000 kelahiran. Walaupun
sebelumnya ndonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka .00 per 100.000
kelahiran pada tahun *004. /adahal berdasarkan "asaran /embangunan 3ilenium atau
Millenium Development Goal (3&4s), kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka
10. per 100.000 kelahiran pada tahun *015. 3asalah !K di ndonesia masih 0ukup
tinggi dari !sia. 5erdasarkan persentase penyebab kematian ibu melahirkan,
perdarahan merupakan penyebab terbesar kematian ibu melahirkan dengan' persentase
*%,, penyebab kedua adalah hipertensi saat hamil atau pre eklampsia dengan
persentase *4,, penyebab ketiga dikarenakan in6eksi saat melahirkan dan lain)lain
yang merupakan penyakit penyerta saat kehamilan maupun persalinan dengan
persentase 11,. /enyebab lain adalah komplikasi masa puerperium dengan persentase
%,. "elain itu, masih ada penyebab lain seperti persalinan lama atau ma0et dan abortus
dengan persentase 5,, dan penyebab lain karena ter'adinya emboli obat sebanyak .,
(sur(ei "&K *007).
8ingginya angka kematian ibu akibat pre eklamsia dan eklamsia menuntut
peranan tenaga kesehatan dalam men0egah komplikasi dari ter'adinya pre eklamsia.
8enaga kesehatan khususnya pera-at harus mampu melakukan pera-atan yang tepat
terhadap ibu pre eklamsia sehingga ke'adian pre eklamsia dapat ditangani dengan 0epat
dan tepat. Hal tersebut akan lebih baik apabila pre eklamsia dapat ditangani sampai
sebelum ibu akan melakukan proses persalinan sehingga ibu dapat melahirkan dalam
kondisi dan partus normal tanpa adanya komplikasi persalinan. Oleh karena itu,
dilakukan penyusunan laporan pendahuluan tentang post partum dengan pre eklamsia,
supaya mahasis-a memahami tentang bagaimana konsep dasar dan pemberian asuhan
kepera-atan terhadap pasien post partum dengan pre eklamsia.
2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
"etelah melakukan penyusunan laporan pendahuluan diharapkan mahasis-a dapat
mengelola pasien post partum dengan pre eklamsia.
b. Tujuan Instruksional Kusus
"etelah melakukan penyusunan laporan pendahuluan diharapkan mahasis-a dapat9
1) 3engetahui konsep post partum dengan pre eklamsia.
*) 3elakukan pengka'ian pada pasien post partum dengan pre eklamsia.
.) 3enetapkan diagnosa kepera-atan pasien post partum dengan pre eklamsia.
4) 3elakukan inter(ensi kepera-atan pada pasien post partum dengan pre eklamsia.
B. TIN!AUAN PU"TAKA
Pre Eklamsi Berat #PEB$
1. Pengertian
/re eklamsia merupakan penyakit khas akibat kehamilan yang memperlihatkan
ge'ala trias (hipertensi, edema, dan proteinuria), kadang)kadang hanya hipertensi dan
edema atau hipertensi dan proteinuria (dua ge'ala dari trias dan satu ge'ala yang harus
ada yaitu hipertensi).
3enurut 3ans'oer (*000), pre eklamsia merupakan timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan *0 minggu atau segera
setelah persalinan.
/re eklampsia merupakan suatu kondisi spesi6ik kehamilan dimana hipertensi
ter'adi setelah minggu ke)*0 pada -anita yang sebelumnya memiliki tekanan darah
normal dan diartikan 'uga sebagai penyakit (asospastik yang melibatkan banyak sistem
dan ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuria (5obak, :o-dermilk, ;
<ensen, *005).
Klasi6ikasi pre eklamsia dibagi men'adi * yaitu sebagai berikut9
a. /re eklamsia ringan
/re eklamsia ringan ditandai dengan9
1) 8ekanan darah 140=+0 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang> kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih dari tensi baseline (tensi
sebelum kehamilan *0 minggu)> dan kenaikan sistolik .0 mmHg atau lebih. ?ara
pengukuran sekurang)kurangnya pada * kali pemeriksaan dengan 'arak periksa 1
'am, atau berada dalam inter(al 4)@ 'am.
*) #dema umum, kaki, 'ari tangan, dan muka> kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
dalam seminggu.
.) /roteinuria kuantati6 0,. gr atau lebih per liter> kualitati6 1 A atau * A pada urin
kateter atau midstream (aliran tengah).
b. /re eklamsia berat
/re eklamsia berat ditandai dengan9
1) 8ekanan darah 1@0=110 mmHg atau lebih.
*) /roteinuria 5 gr atau lebih per liter.
.) Oliguria, yaitu 'umlah urin kurang dari 500 00 per *4 'am .
4) !danya gangguan serebral atau kesadaran, gangguan (isus atau penglihatan, dan
rasa nyeri pada epigastrium.
5) 8erdapat edema paru dan sianosis
@) Kadar enBim hati ("4O8, "4/8) meningkat disertai ikterik.
7) /erdarahan pada retina.
%) 8rombosit kurang dari 100.000=mm.
2. Etiologi
/enyebab pre)eklampsia belum diketahui se0ara 'elas. /enyakit ini dianggap
sebagai "maladaptation syndrome" akibat penyempitan pembuluh darah se0ara umum
yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari)ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan
darah yang memba-a nutrisi ke 'anin. $amun ada beberapa 6aktor predisposisi
ter'adinya pre eklamsia, diantaranya yaitu9
a. /rimigra(ida atau primipara mudab (%5,).
b. 4rand multigra(ida
0. "osial ekonomi rendah.
d. 4iBi buruk.
e. Caktor usia (rema'a> D *0 tahun dan usia diatas .5 tahun).
6. /ernah pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya.
g. Hipertensi kronik.
h. &iabetes mellitus.
i. 3ola hidatidosa.
'. /emuaian uterus yang berlebihan, biasanya akibat dari kehamilan ganda atau
polihidramnion (14)*0,).
k. 2i-ayat keluarga dengan pre eklamsia dan eklamsia (ibu dan saudara perempuan).
l. Hidro6etalis.
m. /enyakit gin'al kronik.
n. Hiperplasentosis9 mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops 6etalis, bayi besar, dan
diabetes mellitus.
o. Obesitas.
p. nter(al antar kehamilan yang 'auh.
%. Pato&isiologi
/ada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. /erubahan ini
menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia uterus.
Keadaan iskemia pada uterus, merangsang pelepasan bahan tropoblastik yaitu akibat
hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. 5ahan tropoblastik berperan dalam
proses ter'adinya endotheliosis yang menyebabkan pelepasan tromboplastin.
8romboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan akti(asi=
agregasi trombosit deposisi 6ibrin. /elepasan tromboksan akan menyebabkan
ter'adinya (asospasme sedangkan akti(asi=agregasi trombosit deposisi 6ibrin akan
menyebabkan koagulasi intra(askular yang mengakibatkan per6usi darah menurun dan
konsumti6 koagulapati. Konsumti6 koagulapati mengakibatkan trombosit dan 6aktor
pembekuan darah menurun dan menyebabkan gangguan 6aal hemostasis. 2enin uterus
yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama) sama
angiotensinogen men'adi angiotensin dan selan'utnya men'adi angiotensin .
!ngiotensin bersama tromboksan akan menyebabkan ter'adinya (asospasme.
Easospasme menyebabkan lumen arteriol menyempit. :umen arteriol yang menyempit
menyebabkan lumen hanya dapat dile-ati oleh satu sel darah merah. 8ekanan peri6er
akan meningkat agar oksigen men0ukupi kebutuhan sehingga menyebabkan ter'adinya
hipertensi. "elain menyebabkan (asospasme, angiotensin akan merangsang glandula
suprarenal untuk mengeluarkan aldosteron. Easospasme bersama dengan koagulasi
intra(askular akan menyebabkan gangguan per6usi darah dan gangguan multi organ.
4angguan multiorgan ter'adi pada organ) oragan tubuh diantaranya otak, darah,
paru) paru, hati= li(er, renal dan plasenta. /ada otak akan dapat menyebabkan
ter'adinya edema serebri dan selan'utnya ter'adi peningkatan tekanan intrakranial.
8ekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan ter'adinya gangguan per6usi
serebral, nyeri dan ter'adinya ke'ang sehingga menimbulkan diagnosa kepera-atan
risiko 0edera. /ada darah akan ter'adi endotheliosis menyebabkan sel darah merah dan
pembuluh darah pe0ah. /e0ahnya pembuluh darah akan menyebabkan ter'adinya
pendarahan, sedangkan sel darah merah yang pe0ah akan menyebabkan ter'adinya
anemia hemolitik. /ada paru)paru, :!&#/ akan meningkat menyebabkan ter'adinya
kongesti (ena pulmonal, perpindahan 0airan sehingga akan mengakibatkan ter'adinya
edema paru. #dema paru akan menyebabkan ter'adinya gangguan pertukaran gas. /ada
hati, (asokontriksi pembuluh darah akan menyebabkan gangguan kontraktilitas
miokard sehingga menyebabkan payah 'antung dan memun0ulkan diagnosa
kepera-atan penurunan 0urah 'antung. /ada gin'al, akibat pengaruh aldosteron, ter'adi
peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi 0airan dan dapat
menyebabkan ter'adinya edema sehingga dapat memun0ulkan diagnosa kepera-atan
kelebihan (olume 0airan. "elin itu, (asospasme arteriol pada gin'al akan meyebabkan
penurunan 4C2 dan permeabilitas terhadap protein akan meningkat. /enurunan 4C2
tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga menyebabkan
diuresis menurun sehingga menyebabkan ter'adinya oligouri dan anuri. Oligouri atau
anuri akan memun0ulkan diagnosa kepera-atan gangguan eliminasi urin.
/ermeabilitas terhadap protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein
akan lolos dari 6iltrasi glomerulus dan menyenabkan proteinuria. /ada mata, akan
ter'adi spasmus arteriola selan'utnya menyebabkan edema diskus optikus dan retina.
Keadaan ini dapat menyebabkan ter'adinya diplopia dan memun0ulkan diagnosa
kepera-atan risiko 0edera. /ada plasenta penurunan per6usi akan menyebabkan
hipoksia=anoksia sebagai pemi0u timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga
dapat berakibat ter'adinya Intra Uterin Growth Retardation serta memun0ulkan
diagnosa kepera-atan risiko ga-at 'anin.
Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem sara6 parasimpatis
akan meningkat. /eningkatan sara6 simpatis mempengaruhi traktus gastrointestinal dan
ekstrimitas. /ada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan ter'adinya hipoksia
duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan H?l meningkat sehingga dapat
menyebabkan nyeri epigastrik. "elan'utnya akan ter'adi akumulasi gas yang
meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga mun0ul diagnosa
kepera-atan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. /ada ektremitas
dapat ter'adi metabolisme anaerob yang menyebabkan !8/ diproduksi dalam 'umlah
yang sedikit yaitu * !8/ dan pembentukan asam laktat. 8erbentuknya asam laktat dan
sedikitnya !8/ yang diproduksi akan menimbulkan keadaan 0epat lelah, lemah
sehingga mun0ul diagnosa kepera-atan intoleransi akti(itas. Keadaan hipertensi akan
mengakibatkan seseorang kurang terpa'an in6ormasi dan memun0ulkan diagnosa
kepera-atan kurang pengetahuan.
'. (ani&estasi Klinis
5iasanya tanda)tanda pre eklampsia timbul dengan urutan pertambahan berat
badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. /ada pre
eklampsia ringan tidak ditemukan ge'ala)ge'ala subyekti6. "edangkan pada pre
eklampsia berat ditemukan ge'ala sub'ekti6 berupa sakit kepala di daerah 6rontal,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, dan mual atau muntah. 4e'ala)
ge'ala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan
petun'uk bah-a eklampsia akan timbul. /enegakkan diagnosa pre eklampsia
yaitu adanya * ge'ala di antara trias tanda utama, dimana tanda utamanya yaitu
hipertensi dan * tanda yang lain yaitu edema atau proteinuria. 8etapi dalam praktik
medis hanya hipertensi dan proteinuria sa'a yang di'adikan sebagai * tanda dalam
penegakkan diagnosa pre eklamsia.
). Pemeriksaan Penunjang
/emeriksaan penun'ang yang dapat dilakukan pada pasien dengan pre eklamsia yaitu
sebagai berikut9
a. /emeriksaan :aboratorium
1) /emeriksaan &arah :engkap dan !pusan &arah
a) /enurunan hemoglobin (nilai ru'ukan atau kadar normal hemoglobin untuk
-anita hamil adalah 1*)14 gr,).
b) Hematokrit meningkat (nilai ru'ukan .7)4. (ol,).
0) 8rombosit menurun (nilai ru'ukan 150.000)450.000=mm
.
)
*) Frinalisis
&itemukan protein dalam urine.
.) /emeriksaan Cungsi Hati
a) 5ilirubin meningkat ($G D 1 mg=d:).
b) :&H (laktat dehidrogenase) meningkat.
0) !spartat aminomtrans6erase (!"8) H @0 u:.
d) "erum 4lutamat /iru6at 8ransaminase ("4/8) meningkat ($G 15)45 u=ml)
e) "erum 4lutamat OIaloa0eti0 transaminase ("4O8) meningkat ($G D .1 u=ml)
6) 8otal protein serum menurun ($G @,7 J %,7 g=d:)
4) 8es Kimia &arah
!sam urat meningkat H *,7 mg=d:, dimana nilai normalnya yaitu *,4 J *,7
mg=d:
b. /emeriksaan 2adiologi
1) Fltrasonogra6i (F"4).
Hasil F"4 menun'ukan bah-a ditemukan retardasi perteumbuhan 'anin intra
uterus. /erna6asan intrauterus lambat, akti(itas 'anin lambat, dan (olume 0airan
ketuban sedikit.
*) Kardiotogra6i
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan kardiotogra6i menun'ukan bah-a
denyut 'antung 'anin lemah.
*. Kom+likasi
Komplikasi yang dapat ter'adi pada pasien dengan pre eklamsia tergantung pada
dera'at pre eklamsia yang dialami. $amun yang termasuk komplikasi pre eklamsia
antara lain9
a. Komplikasi pada bu
1) #klamsia.
*) 8ekanan darah meningkat dan dapat menyebabkan perdarahan otak dan gagal
'antung mendadak yang berakibat pada kematian ibu.
.) 4angguan 6ungsi hati9 "indrom H#::/ (Hemolisis, levated, !iver, nzymes and
!ow "lateleted) dan hemolisis yang dapat menyebabkan ikterik. "indrom H#::/
merupakan singkatan dari hemolisis (pe0ahnya sel darah merah), meningkatnya
enBim hati, serta rendahnya 'umlah platelet=trombosit darah. H#::/ syndrome
dapat se0ara 0epat mengan0am kehamilan yang ditandai dengan ter'adinya
hemolisis, peningkatan kadar enBim hati, dan hitung trombosit rendah. 4e'alanya
yaitu mual, muntah, nyeri kepala, dan nyeri perut bagian kanan atas.
4) "olutio plasenta.
5) Hipo6ebrinogemia yang berakibat perdarahan.
@) 4angguan 6ungsi gin'al9 oligo sampai anuria.
7) /erdarahan atau ablasio retina yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
untuk sementara.
%) !spirasi dan edema paru)paru yang dapat mengganggu perna6asan.
+) ?edera 6isik karena lidah tergigit, terbentur atau ter'atuuh dari tempat tidur saat
serangan ke'ang.
10) &? (Disseminated Intravas#ular $oagulation) atau kelainan pembekuan
darah.
b. Komplikasi pada <anin
1) Hipoksia karena solustio plasenta.
*) 8erhambatnya pertumbuhan 'anin dalam uterus sehingga ter'adi peningkatan
angka morbiditas dan mortalitas perinatal.
.) !s6iksia mendadak atau as6iksia neonatorum karena spasme pembuluh darah dan
dapat menyebabkan kematian 'anin (FC&).
4) :ahir prematur dengan risiko H3& (Hyalin Mem%ran Disease).
,. Penatalaksanaan
a. /en0egahan atau 8indakan pre(enti6
1) /emeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu se0ara teliti, mengenali tanda)
tanda sedini mungkin (pre)eklamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang 0ukup
supaya penyakit tidak men'adi lebih berat.
*) Harus selalu -aspada terhadap kemungkinan ter'adinya pre)eklemsi kalau ada
6aktor)6aktor predisposisi.
.) 5erikan penerangan tentang man6aat istirahat dan tidur, ketenangan, serta
pentingnya mengatur diet rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi
protein, 'uga men'aga kenaikan berat badan yang berlebihan
b. /enatalaksanaan atau 8indakan kurati6
8u'uan utama penatalaksanaan atau penanganan adalah untuk men0egah
ter'adinya pre)eklamsia berlan'ut dan eklamsia, sehingga 'anin bisa lahir hidup dan
sehat serta men0egah trauma pada 'anin seminimal mungkin.
1) /enanganan pre eklamsia ringan
/engobatan hanya bersi6at simtomatis dan selain ra-at inap, maka penderita
dapat dira-at 'alan dengan skema periksa ulang yang lebih sering, misalnya *
kali seminggu. /enanganan pada penderita ra-at 'alan atau ra-at inap adalah
dengan istirahat ditempat, diit rendah garam, dan berikan obat)obatan seperti
(alium tablet 5 mg dosis . kali sehari atau 6enobarbital tablet .0 mg dengan dosis
. kali 1 sehari. &iuretika dan obat antihipertensi tidak dian'urkan, karena obat ini
tidak begitu berman6aat, bahkan bisa menutupi tanda dan ge'ala pre)eklampsi
berat. 5ila ge'ala masih menetap, penderita tetap dira-at inap.3onitor keadaan
'anin 9 kadar estriol urin, lakukan aminoskopi, dan ultrasogra6i, dan
sebagainya.5ila keadaan mengiBinkan, barulah dilakukan induksi partus pada usia
kehamilan minggu .7 ke atas.
*) /enanganan pre eklamsia berat
a) /re eklamsia berat pada kehamilan kurang dari .7 minggu.
<ika 'anin belum menun'ukan tanda)tanda maturitas paru)paru dengan u'i
ko0ok dan rasio :=", maka penanganannya adalah sebagai berikut9
(1) 5erikan suntikan sul6as magnesikus dengan dosis % gr intramuskular
kemudian disusul dengan in'eksi tambahan 4 gr itramuskular selama tidak
ada kontraindikasi.
(*) <ika ada perbaikan 'alannya penyakit, pemberian sul6as magnesikus dapat
diteruskan lagi selama *4 'am sampai di0apai kriteria pre)eklamsia ringan
ke0uali ada kontraindikasi.
(.) "elan'utnya ibu dira-at, diperiksa, dan keadaan 'anin dimonitor, serta berat
badan ditimbang seperti pada pre eklamsia ringan, sambil menga-asi
timbulnya lagi ge'ala.
(4) <ika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan dilakukan terminasi
kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain tergantung keadaan.
<ika pada pemeriksaan telah di'umpai tanda)tanda kematangan paru 'anin,
maka penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan diatas .7 minggu.
b) /re eklamsia berat pada kehamilan lebih dari .7 minggu.
(1) /enderita dira-at inap
(a) stirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar isolasi.
(b) 5erikan diet rendah garam dan tinggi protein.
(0)5erikan suntikan sul6as magnesikus % gr intramuskular, 4 gr digluteus
kanan dan 4 gr digluteus kiri.
(d) "untikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 'am.
(e)"yarat pemberian 3g"O4 adalah re6leks patella positi6> diuresis 100 00
dalam 4 'am terakhir> respirasi 1@ kali per menit, dan harus tersedia
antidotumnya yaitu kalsium glukonas 10, dalam ampul 10 00.
(6) n6us dekstrosa 5, dan ringer laktat.
(*) 5erikan obat anti hipertensi6 9 in'eksi katapres 1 ampul 3 dan selan'utnya
dapat diberikan tablet katapres . kali K tablet atau * kali K tablet sehari.
(.) &iuretika tida diberikan ke0uali bila terdapat edema umum, edema paru
dan kegagalan 'antung kongesti6. Fntuk itu dapat disuntikan 1 ampul E
lasiI.
(4) "egera setelah pemberian sul6as magnesikus kedua, dilakukan induksi
partus dengan atau tanpa amniotomi. Fntuk induksi dipakai oksitosin
(pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam in6us tetes.
(5) Kala harus dipersingkat dengan ekstraksi (akum atau 6or0eps, 'adi ibu
dilarang mengedan.
(@) <angan diberikan methergin postpartum, ke0uali bila ter'adi perdarahan
yang disebabkan atonia uteri.
(7) /emberian sul6as magnesikus, kalau tidak ada kontraindikasi, kemudian
diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 'am dalam *4 'am post partum.
(%) 5ila ada indikasi obstetrik dilakukan seksio sesarea.
0. /era-atan 3andiri untuk Kasus /re #klamsia
1) !romatherapy 9 penelitian membuktikan bah-a minyak tertentu dapat
menimbulkan e6ek pada penurunan tekanan darah dan membantu relaksasi
seperti 9 le(ender, kamomile, kenanga, neroli dan 0endana. 8etapi ada 'uga
aromatehrapy yang dapat meningkatkan tekanan darah diantaranya rosemary,
6enel, hyssop dan sage.
*) /i'at 9 pi'at bagian punggung, leher, bahu, kaki, bisa memberikan ketenangan dan
kenyamanan.
.) "hiatsu, tai 0hi, yoga, dan latihan relaksasi
4) 8erapi nutrisi 9 spesialis nutrisi mengan'urkan penggunaan (itamin dan suplemen
mineral, khususnya Bin0 dan (itamin 5@.
-. Pengkajian
a. &ata "ub'ekti6
1) Fmur biasanya sering ter'adi pada primigra(ida , D *0 tahun atau H .5 tahun
*) 2i-ayat kesehatan ibu sekarang 9 ter'adi peningkatan tekanan darah, adanya
edema, pusing, nyeri epigastrium, mual, muntah, penglihatan kabur, pertambahan
berat badan yang berlebihan yaitu naik H 1 kg=minggu, pembengkakan ditungkai,
muka, dan bagian tubuh lainnya, dan urin keruh dan atau sedikit (pada pre
eklamsia berat D 400 ml=*4 'am).
.) 2i-ayat kesehatan ibu sebelumnya 9 penyakit gin'al, anemia, (askuler esensial,
hipertensi kronik, &3.
4) 2i-ayat kehamilan9 ri-ayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
ri-ayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
5) /ola nutrisi 9 'enis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
@) /sikososial spiritual 9 #mosi yang tidak stabil dapat menyebabkan ke0emasan,
oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.
b. &ata Ob'ekti6
1) /emeriksaan Cisik
a) nspeksi 9 edema yang tidak hilang dalam kurun -aktu *4 'am.
b) /alpasi 9 untuk mengetahui 8CF, letak 'anin, dan lokasi edema.
0) /erkusi 9 untuk mengetahui re6leks patella sebagai syarat pemberian "3 'ika
re6leks positi6.
d) !uskultasi 9 mendengarkan &<< untuk mengetahui adanya 6etal distress.
"elain itu, untuk pre eklamsia ringan tekanan darah pasien H 140=+0 mmHg
atau peningkatan sistolik H .0 mmHg dan diastolik H 15 mmHg dari tekanan
biasa (base line le(el=tekanan darah sebelum usia kehamilan *0 minggu).
"edangkan untuk pre eklamsia berat tekanan darah sistolik H 1@0 mmHg, dan
atau tekanan darah diastolik H 110 mmHg.
*) /emeriksaan /enun'ang
a) 8anda (ital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur * kali
dengan inter(al 4)@ 'am
b) :aboratorium 9 proteinuria dengan kateter atau midstream (biasanya
meningkat hingga 0,. gr=lt atau lebih dan A1 hingga A* pada skala kualitati6),
kadar hematokrit menurun, 5< urine meningkat, serum kreatinin meningkat,
uri0 a0id biasanya H 7 mg=100 ml.
0) 5erat badan 9 peningkatannya lebih dari 1 kg=minggu.
d) 8ingkat kesadaran9 penurunan 4?" sebagai tanda adanya kelainan pada otak.
e) F"49 untuk mengetahui keadaan 'anin.
6) $"89 untuk mengetahui kese'ahteraan 'anin.
1.. Diagnosa Ke+era/atan
3enurut Herdman (*01*), diagnosa kepera-atan yang mungkin mun0ul yaitu sebagai
berikut9
a. 2isiko ketidake6ekti6an per6usi 'aringan otak berhubungan dengan pre eklamsia
berat.
b. 4angguan pertukaran gas berhubungan dengan (entilasi)per6usi akibat
penimbunan 0airan paru 9 adanya edema paru.
0. /enurunan 0urah 'antung berhubungan dengan perubahan preload dan a6terload.
d. Kelebihan (olume 0airan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi.
e. ntoleransi akti(itas berhubungan dengan kelemahan umum.
6. 4angguan eliminasi urin berhubungan dengan penyebab multipel.
g. Ketidakseimbangan nutrisi9 kurang dari kebutuhan tubuh b.d 6aktor psikologis dan
ketidakmampuan untuk men0erna, menelan, dan mengabsorpsi makanan.
h. 2isiko 0edera berhubungan dengan diplopia, dan peningkatan intrakranial9 ke'ang.
11. 0en1ana Asuan Ke+era/atan
D2 Tujuan Inter3ensi 0asional
2isiko
ketidake6ekti6an
per6usi 'aringan
otak berhubungan
dengan pre
eklamsia berat.
"etelah dilakukan tindakan kepera-atan
selama 1 'am diharapkan status
neurologi membaik dan ketidake6ekti6an
per6usi 'aringan serebral teratasi dengan
indikator9
&O$' Management neurology
ndikator !-al 8arget
"tatus neurologi9
syara6 sensorik dan
motorik dbn
* .
Fkuran pupil 4 4
/ulil reakti6 . 4
/ola pergerakan
mata
. 4
/ola na6as . 5
88E dalam batas
normal
. 4
/ola istirahat dan
tidur
. 4
8idak muntah 5 5
8idak gelisah . 4
Keterangan 9
1G keluhan ekstrim
*G keluhan substansial
.G keluhan sedang
4G keluhan ringan
5G tidak ada keluhan
&eurologi# monitoring
1. 3onitor ukuran pupil, bentuk,
simetris dan reakti6itas pupil
*. 3onitor keadaan klien dengan
4?"
.. 3onitor 88E
4. 3onitor status respirasi9
!5?le(els, pola na6as,
kedalaman na6as, 22
5. 3onitor re6lek muntah
@. 3onitor pergerakan otot
7. 3onitor tremor
%. 3onitor re6lek babinski
+. denti6ikasi kondisi ga-at
darurat pada pasien.
10. 3onitor tanda peningkatan
tekanan intrakranial
11. Kolaborasi dengan dokter 'ika
ter'adi perubahan kondisi pada
klien
1. Klien dengan 0edera
kepala akan
mempengaruhi reakti(itas
pupil karena pupil diatur
oleh syara6 0ranialis
*. 3engetahui penurunan
kesadaran klien
.. 3emantau kondisi
hemodinamik klien
4. 3engetahui kondisi
perna6asan klien
5. /eningkatan 8K
@. 3emonitor kelemahan
7. 3emonitor persyara6an di
peri6er
%. 2e6lek babinsky (A)
menun'ukan adanya
perdarahan otak
+. /eningkatan 8K dengan
tanda muntah proyektil,
ke'ang, penurunan
kesadaran
4angguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan (entilasi)
per6usi akibat
penimbunan 0airan
paru 9 adanya
edema paru.
"etelah dilakukan tindakan kepera-atan
.I*4 'am, status respiratori9 pertukaran
gas dengan indikator9
1. "tatus mental dalam batas
normal (5)
*. &apat melakukan napas dalam
(5)
.. 8idak terlihat sianosis (5)
4. 8idak mengalami somnolen (4)
5. /aO* dalam rentang normal (4)
@. pH arteri normal (4)
7. (entilasi)per6usi dalam kondisi
seimbang (4)
$?9 (irway management
a. /osisikan klien untuk
memaksimalkan potensi
(entilasinya.
b. denti6ikasi kebutuhan klien akan
insersi 'alan na6as baik aktual
maupun potensial.
0. :akukan terapi 6isik dada
d. !uskultasi suara na6as, tandai area
penurunan atau hilangnya (entilasi
dan adanya bunyi tambahan
e. 3onitor status perna6asan dan
oksigenasi, sesuai kebutuhan
a. Fntuk mempermudah
pertukaran gas
b. Fntuk memantau kondisi
'alan na6as klien
0. Fntuk mengeluarkan
sputum
d. 3emantau kondisi
perna6asan klien
e. 3emantau kondisi klien
/enurunan 0urah
'antung
berhubungan
dengan perubahan
preload dan
a6terload.
"etelah dilakukan tindakan kepera-atan
selama .I*4 'am diharapkan penurunan
0urah 'antung teratasi dengan indikator9
&O$'
) $ardia# "ump e))e#tiveness
) $ir#ulation *tatus
) +ital *ign *tatus
) ,issue per)usion' peri)er
ndikator !-al 8arget
88E dbn * .
&apat mentoleransi
akti(itas, tidak ada
kelelahan
1 .
8idak ada edema
paru
1 1
8idak ada asites 5 5
8idak ada udema * *
1. #(aluasi adanya nyeri dada
*. ?atat adanya disritmia 'antung
.. ?atat adanya tanda dan ge'ala
penurunan 0ardia0 putput
4. 3onitor status perna6asan yang
menandakan gagal 'antung
5. 3onitor balan0e 0airan
@. 3onitor respon pasien terhadap
e6ek pengobatan antiaritmia
7. 3onitor adanya dyspneu, 6atigue,
tekipneu dan ortopneu
%. !n'urkan untuk menurunkan stress
+. 3onitor 8&, nadi, suhu, dan 22
10. 3onitor irama 'antung
11. 3onitor 6rekuensi dan irama
pernapasan
1*. 3onitor pola pernapasan abnormal
1. 3enun'ukan 'antung
dalam kondisi abnormal
*. 8akikardi, bradikardi
.. 8anda dan ge'ala
penurunan 0ardia0
output 9 pu0at, akral
dingin, udema ekstermitas
4. 4agal 'antung kiri
menyebabkan udema di
paru dan gagal 'antung
kanan menyebabkan
udema ekstermitas
5. 3engetahui adanya
kelebihan 0airan karena
klien biasanya udema
@. 3engetahui respon pasien
terhadap obat
peri6er
8idak ter'adi
penurunan
kesadaran
5 5
8idak ada distensi
Eena 'ugularis
5 5
Warna kulit normal 1 *
Keterangan 9
1G keluhan ekstrim
*G keluhan substansial
.G keluhan sedang
4G keluhan ringan
5G tidak ada keluhan
1.. 3onitor suhu, -arna, dan
kelembaban kulit
14. 3onitor sianosis peri6er
15. <elaskan pada pasien tu'uan dari
pemberian oksigen
1@. Kelola pemberian obat anti aritmia
dan (asodilator
7. Fdema paru
menyebabkan dyspnea
%. "tres menambah berat
ker'a 'antung
+. 3engetahui kondisi
hemodinamik klien
10."uara 'antung tambahan,
"., "4
11. 2on0hi basah menun'ukan
adanya 0airan di pulmo
1*.&yspnea, 0epat dan
dangkal
1..3emungkinkan ter'adinya
sianosis
14.Kurang 0* menyebabkan
sianosis peri6er
15.3embantu suplai O* ke
pasien
1@.Obat antiaritmia dan
(asodilatator untuk
membantu pengelolaan
kontraktilitas 'antung
Kelebihan (olume
0airan berhubungan
dengan gangguan
mekanisme
regulasi
"etelah dilakukan tindakan kepera-atan
selama .I*4 'am, diharapkan (olume
0airan pasien stabil dengan kriteria hasil9
1. Keseimbangan intake dan output
0airan (4).
*. 88E normal (4).
.. 55 stabil dan tidak terdapat edema
(4).
4. 3enyatakan pemahaman tentang
1. 3onitor pengeluaran urin, 0atat
'umlah dan -arna saat dimana
diuresis ter'adi.
1. /engeluaran urin mungkin
sedikit dan pekat karena
penurunan per6usi gin'al.
/emantauan urin dengan
memperhatikan 'umlah
dan -arna urin akan
membantu dalam proses
penentuan diagnosa
pasien.
pembatasan 0airan indi(idual (5). *. 3onitor dan hitung intake dan
output 0airan selama *4 'am.
.. /ertahankan duduk atau tirah baring
dengan posisi semi6o-ler atau
posisi yang nyaman bagi pasien
selama 6ase akut.
4. 3onitor 88E terutama 8& dan
?E/ (bila ada).
5. 3onitor rehidrasi 0airan dan batasi
asupan 0airan.
@. 8imbang berat badan setiap hari
'ika memungkinkan dan amati
turgor kulit serta adanya edema.
7. Kolaborasi pemberian medikasi
seperti pemberian diuretik9
6urosemid, spironola0ton, dan
hidronola0ton.
*. /emantauan intake dan
output 0airan membantu
dalam proses penentuan
keseimbangan 0airan dan
elektrolit pasien.
.. /osisi duduk atau tirah
baring dengan posisi
semi6o-ler dapat
meningkatkan 6iltrasi
gin'al dan menurunkan
produksi !&H sehingga
meningkatkan diuresis.
4. Hipertensi dan
peningkatan ?E/
menun'ukkan kelebihan
0airan dan dapat
menun'ukkan kongesti
paru serta gagal 'antung.
5. /emantauan dan
pembatasan 0airan akan
menentukan 55 ideal,
keluaran urin, dan respon
terhadap terapi.
@. 5erat badan, turgor kulit,
dan adanya edema
mempengaruhi kondisi
0airan dalam tubuh.
7. &iuretik bertu'uan untuk
menurunkan (olume
plasma dan menurunkan
retensi 0airan di'aringan
sehingga menurunkan
risiko ter'adinya edema.
ntoleransi akti(itas
berhubungan
dengan kelemahan
umum
"etelah dilakukan tindakan kepera-atan
selama .I*4 'am, pasien mempunyai
0ukup energi untuk berakti(itas sehingga
toleran terhadap akti(itas, dengan
kriteria hasil9
1. 88E normal (4).
*. #K4 normal (4).
.. Koordinasi otot, tulang, dan
anggota gerak lainnya baik (4).
4. /asien melaporkan kemampuan
dalam !&: (4).
1. Ka'i akti(itas dan periode istirahat
pasien, ren0anakan dan 'ad-alkan
periode istirahat dan tirah baring
yang 0ukup dan adekuat.
*. 5erikan latihan akti(itas 6isik se0ara
bertahap (2O3, ambulasi dini, 0ara
berpindah, dan pemenuhan
kebutuhan dasar).
.. 5antu pasien dalam memenuhi
kebutuhan dasar.
4. :akukan terapi komponen darah
sesuai resep bila pasien menderita
anemia berat.
5. Ka'i akti(itas dan respon pasien
setelah latihan akti(itas (3onitor
88E).
1. 3engetahui akti(itas dan
periode istirahat pasien
serta upaya untuk
menurunkan keletihan dan
kelemahan pasien.
*. 8ahapan)tahapan yang
diberikan membantu
proses akti(itas se0ara
perlahan dengan
menghemat tenaga namun
tu'uan tepat.
.. 3engurangi pemakaian
enargi sampai kekuatan
pasien pulih kembali.
4. 3en0egah dan
mengurangi anemia berat
yang berakibat pada
kelemahan.
5. 3en'aga kemungkinan
adanya respon abnormal
dari tubuh sebagai akibat
dari latihan.
Ketidakseimbangan
nutrisi9 kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d 6aktor
psikologis dan
ketidakmampuan
"etelah dilakukan tidakan kepera-atan
selama .I*4 'am diharapkan kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi dengan kriteria
hasil9
a. 3asukan per oral meningkat (5).
b. /orsi makan yang disediakan habis
1. Ka'i pola makan, kebiasaan makan,
dan makanan yang disukai pasien.
*. Ka'i 88E pasien se0ara rutin, status
mual, muntah, dan bising usus.
1. 3eningkatkan na6su
makan pasien dan
menghindari makanan
yang alergi.
*. 3onitor KF pasien,
mengetahui kemampuan
untuk men0erna,
menelan, dan
mengabsorpsi
makanan.
(5).
0. 3asa dan tonus otot baik (5).
d. 8idak ter'adi penurunan 55 (5).
e. 3ual dan muntah tidak ada (5).
.. 5erikan makanan sesuai diet dan
berikan selagi hangat.
4. <elaskan pentingnya makanan untuk
kesembuhan.
5. !n'urkan pasien makan sedikit
tetapi sering.
@. !n'urkan pasien untuk
meningkatkan asupan nutrisi yang
adekuat terutama makanan yang
banyak mengandung karbohidrat
atau glukosa, protein, dan makanan
berserat.
7. Kolaborasi dengan ahli giBi untuk
pemberian diet sesuai indikasi.
pasien dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
.. 3eminimalkan anoreksia
dan mengurangi iritasi
gaster.
4. /asien termoti(asi untuk
makan.
5. 3eningkatkan
kenyamanan saat makan.
@. 4lukosa dalam
karbohidrat 0ukup e6ekti6
untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit
untuk diserap sehingga
akan membebani hepar,
protein baik untuk
meningkatkan dan
memper0epat kesembuhan
pasien, makanan berserat
membantu men0egah
ter'adinya konstipasi.
7. 3eningkatkan proses
penyembuhan
2isiko 0edera
berhubungan
dengan diplopia,
dan peningkatan
intrakranial9 ke'ang
"etelah dilakukan tindakan kepera-atan
selama .I*4 'am, diharapkan tidak
ter'adi 0edera, dengan kriteria hasil9
1. /asien tidak mengeluh pusing
(5).
*. /asien tidak mengalami 0edera
(5).
1. denti6ikasi keterbatasan 6isik
dan kogniti6 pasien yang dapat
meningkatkan risiko 0edera.
*. !'arkan pasien untuk
meminimalkan 0edera, misalnya
ketika ditempat tidur maka
gunakan side rail, ketika
1. 3engetahui penyebab
pasien mengalami
risiko 0edera.
*. 3emberikan
pengetahuan kepada
pasien sehinggapasien
bisa terhindar dari
.. /asien mampu men'elaskan 0ara
men0egah ter'adinya 0edera (5)
mobilitas dari tempat tidur
an'urkan untuk dibantu oleh
keluarga atau gunakan tongkat
sebagai pegangan dan 'ika
pasien pusing an'urkan untuk
istirahat terlebih dahulu.
.. &ampingi pasien dalam
melakukan pemenuhan
kebutuhan !&:.
4. !n'urkan pasien untuk banyak
mengkonsumsi makanan yang
dapat menambah darah seperti
sayur)sayuran hi'au dan diet
rendah garam untuk
menurunkan tekanan darah,
sehingga bisa mengurango
pusing.
0edera.
.. 3engantisipasi hal)hal
yang dapat
menyebabkan
ter'adinya 0edera.
4. "ayuran hi'au dapat
menambah darah dan
mengobati anemia
serta diet rendah
garam dapat
mengurangi
kekambuhan penyakit
hipertensi.
4. Pat/a5
8ekanan darah
3eningkat (140=+0 mmHg)
$ormal
Hipertensi kronik "uperimposed pre eklamsia
Hamil D *0 minggu Hamil H*0 minggu
P0E EKLA("IA
Ke'ang ()) Ke'ang (A)
#K:!3"! 6aktor +re7is+osisi PE 8
/rimigra(ida atau primipara mudab (%5,),
4rand multigra(ida, "osial ekonomi
rendah, 4iBi buruk., Caktor usia (rema'a> D
*0 tahun dan usia diatas .5 tahun), /ernah
pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya,
Hipertensi kronik, &iabetes mellitus, 3ola
hidatidosa, /emuaian uterus yang
berlebihan, biasanya akibat dari kehamilan
ganda atau polihidramnion (14)*0,),
2i-ayat keluarga dengan pre eklamsia dan
eklamsia (ibu dan saudara perempuan),
Hidro6etalis, /enyakit gin'al kronik,
Hiperplasentosis9 mola hidatidosa,
kehamilan ganda, hidrops 6etalis, bayi
besar, dan diabetes mellitus, Obesitas,
nter(al antar kehamilan yang 'auh.
/enurunan aliran darah
/rostaglandin plasenta menurun
skemia uterus
Hiperoksidase lemak ; pelepasan
renin uterus
3erangsang pengeluaran
bahan tropoblastik
/roses endotheliosis
3erangsang pelepasan tromboplastin
3erangsang pengeluaran
bahan tromboksan
!kti(asi=agregasi trombosit
deposisi 6ibrin
Koagulasi intra(askuler
/enurunan per6usi darah ;
konsumti6 koagulati6
/enurunan trombosit ;
6aktor pembekuan darah
4angguan 6isiologis
homeostasis
Easospasme /&
:umen arteriol menyempit
Hanya 1 "&3 yg dpt le-at
8ek. /eri6er meningkat
kompensasi oksigen
9HIPE0TEN"I
4angguan per6usi darah :angguan (ulti ;rgan
2eninAdarah hati
2eninAangiotensinogen
!ngiotensin !ngiotensin
!ngiotensin A tromboksan
:angguan (ulti ;rgan
Otak &arah
#dema serebri
/eningkatan
tek.intrakranial
0isiko
Keti7ake&ekti&an
Per&usi !aringan
;tak
Ke'ang
0isiko
<e7era
#ndotheliosis
/& pe0ah "&3 pe0ah
/erdarahan
!nemia
hemolitik
Kelemahan Ketidakseimb
angan suplay
; kebutuhan
O*
Intoleransi
Akti3itas
/aru
/enumpukan darah
/eningkatan :!#&/
Kongesti (ena pulmonal
/roses perpindahan 0airan
karena perbedaan tekanan
8imbul edema (gangguan
6ungsi al(eoli (ron0hi,
rales, takipnea, /a?O*
menurun
:angguan Pertukaran
:as
Hati
"pasmus arteriola
Penurunan <ura
!antung
/ayah 'antung
4angguan kontraktilitas
miokard
Easokontriksi /&
miokard
3ata
#dema duktus optikus
dan retina
&iplopia
0isiko <e7era
:angguan (ulti ;rgan
4in'al
!danya rangsangan
angiotensin pada
gland.suprarenal
aldosteron
/eningkatan
reabsorpsi $a
2etensi 0airan
9EDE(A
Kelebian =olume
<airan
Easospasme arteriol
pada gin'al
/enurunan
4C2
/eningkatan
permeabilitas
protein
&iuresis
menurun
Oliguri=anuri
:angguan
Eliminasi
Urin
HH protein yg
lolos dari
6iltrasi
glomerulus
9P0;TEINU0IA
/lasenta #kstremitas
Intra Uterine Growth
Retardation -IUGR.
4angguan
pertumbuhan
plasenta
Hipoksia=anoksia
/enurunan per6usi plasenta
0isiko :a/at
!anin
Intoleransi
Akti3itas
?epat lelah ;
lemah
/embentukan
asam laktat
!8/ diproduksi * !8/
3etabolisme
anaerob
Kelemahan umum
4 8ra0t
H?: meningkat
/eristaltik turun
/eningkatan
akumulasi gas
Konsti
+asi
Kembung
3ual ; 3untah
Keti7akseimba
ngan nutrisi8
kurang 7ari
kebutuan
tubu
N5eri
DA6TA0 PU"TAKA
!ri6, 3. (*00*). Kapita "elekta Kedokteran <ilid 1 #disi .. <akarta9 3edia !es0ulapius.
5obak, .3., &eitra :.:., ; 3argaret &. <. (*005). 5uku a'ar kepera-atan maternitas, #disi
4. <akarta9 #4?
Herdman, 8. H. (*01*). &iagnosis kepera-atan9 de6inisi dan klasi6ikasi *01*)*014. <akarta9
#4?.
<ohnson, 3. 3., ; "ue 3. (*000). $ursing out0ame 0lasi6i0ation. /hiladelphia9 3osby.
30?loskey ; 4loria 3.5. (1++@). $ursing nter(ention ?lasi6i0ation. F"!9 3osby.
/ra-irohard'o, ". (*00@). lmu Kebidanan. <akarta9 Layasan 5ina /ustaka "ar-ono
/ra-irohard'o.
"umiati ; &-i C. (*01*). MHubungan obesitas terhadap pre eklamsia pada kehamilan di 2"F
Ha'i "urabayaN. m%rio, /urnal Kebidanan, Eol 1, $o.*, Hal. *1)*4.
Widiastuti, $. /. !. (*01*). M!suhan kepera-atan pre eklamsiaN.
http9==nursingisbeauti6ul.-ordpress.0om=*010=1*=0.=askep)preeklampsia=.
LAP;0AN PENDAHULUAN
KEPE0A>ATAN (ATE0NITA"
PEB #P0E EKLA("I BE0AT$
DI 0UAN: AN::0EK 0U(AH "AKIT U(U( DAE0AH BAN?U(A"
ole8
6E00A 6EB0IANI
:1B212..'
KE(ENTE0IAN PENDIDIKAN NA"I;NAL
UNI=E0"ITA" !ENDE0AL ";EDI0(AN
6AKULTA" KED;KTE0AN DAN IL(U@IL(U KE"EHATAN
!U0U"AN KEPE0A>ATAN
P0;:0A( P0;6E"I NE0"
PU0>;KE0T;
2.1%

You might also like