You are on page 1of 17

Rencana Keperawatan (Ackley BJ, Ladwig GB.

2011, Nanda, 2009, Bulecheck, 2010)


Kala I
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi Keperawatan (NIC) Rasional
1. Nyeri akut
berhubungan
dengan Agen
Injury Biologi
(Kontraksi uterus
selama
persalinan)

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 jam diharapkan
nyeri akan berkurang
NOC:
1. Pain level
2. Pain control
3. Comfort level
Kriteria Hasil:
1. Mampu mengontrol
nyeri
2. Menyatakan rasa
nyaman
3. Mengungkapkan
penurunan nyeri
4. Menggunakan tehnik
yang tepat untuk
mempertahankan
kontrol nyeri.

Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi,.
2. Kaji kontraksi uterus dan
ketidaknyamanan (awitan,
frekuensi, durasi, intensitas, dan
gambaran ketidaknyamanan)
3. Observasi reaksi nonverbal dari
reaksi ketidaknyamanan
4. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
6. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan
penanganan nyeri yang tidak
Pain Management
1. Untuk memberikan tindakan
keperawatan yang sesuai


2. Untuk mengetahui kemajuan
persalinan dan ketidaknyamanan
yang dirasakan ibu

3. Respon dari nyeri yang dirasakan
ibu.
4. Dapat mengurangi faktor yang
memperparah tingkat nyeri


5. Membantu mengurangi nyeri
6. Untuk diberikan tindakan
selanjutnya dalam mengatasi nyeri
yang tidak berhasil tersebut
berhasil
Analgesic administration
1. Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi

2. Kolaborasi dengan dokter
pemberian obat analgesik pada klien
3. Monitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah diberikan analgesik


Analgesic administration
1. Verifikasi dalam pemberian obat,
menghindari kesalahan dalam
pemberian obat
2. Menurunkan tingkat nyeri dengan
teknik farmakologi
3. Penurunan sirkulasi darah dapat
terjadi peningkatan kehilangan
cairan mengakibatkan hipotensi dan
takikardi
2. Keletihan
berhubungan
dengan
peningkatan
kebutuhan energy
akibat
peningkatan
metabolisme
sekunder akibat
nyeri selama
persalinan

Setetlah dilakukan
tindakan keperawatan
selam 2 jam diharapkan
ibu tidak mengalami
keletihan
NOC
1. Energy conservation
2. Nutritional status:
energy
Kriteria Hasil:
1. Nadi:60-
80x/menit(saat tidak
ada his),
2. Ibu menyatakan masih
Energy Management
1. Kaji tanda tanda vital yaitu nadi
dan tekanan darah

2. Anjurkan untuk relaksasi dan
istirahat di antara kontraksi

3. Sarankan suami atau keluarga untuk
mendampingi ibu.


4. Sarankan keluarga untuk
menawarkan dan memberikan
Energy Management
1. Nadi dan tekanan darah dapat
menjadi indicator terhadap status
hidrasi dan energy ibu.
2. Mengurangi bertambahnya
keletihan dan menghemat energy
yang dibutuhkan untuk persalinan
3. Dukungan emosional khususnya
dari orang orang yang berarti bagi
ibu dapat memberikan kekuatan dan
motivasi bagi ibu
4. Makanan dan asupan cairan yang
cukup akan memberi lebih banyak
memiliki cukup tenaga minuman atau makanan kepada ibu

energy dan mencegah dehidrasi
yang memperlambat kontraksi atau
kontraksi tidak teratur.
3. Kecemasan
berhubungan
dengan
kekhwatiran
terhadap ibu dan
janin
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 30 menit
diharapkan cemas akan
berkurang.

NOC:
- Anxiety Reduction
Dengan kriteria hasil:
1. Pasien melaporkan
skala cemas menurun
dari skala 2 ke skala 1.
2. Pasien terlihat rileks
3. Pasien mampu
mengindetifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukan teknik
untuk mengontrol
cemas.
4. Tekanan darah dalam
rentang normal
(120/80 mmHg)
5. Frekuensi napas dalam
rentang normal (18-
24x/menit)
NIC
Anxiety Reduction
1. Kaji dan dokumentasikan tingkat
kecemasan dengan menggunakan
skala 0-4.
2. Lakukan pendekatan kepada pasien
untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan.
3. Berikan motivasi kepada pasien,
gunakan kalimat yang positif
kepada pasien dan anjurkan
keluarga pasien selalu menemani
pasien
4. Kaji mekanisme koping yang
digunakan pasien untuk mengtasai
ansietas dimasa lalu
5. Monitor vital sign

6. Anjurkan dan ajarkan teknik
relaksasi dan distraksi.
7. Berikan informasi factual (nyata dan
benar) kepada pasien dan keluarga
tentang kondisi kehamilan sekarang
dan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Anxiety Reduction
1. Untuk mengetahui penurunan
kecemasan sehingga dapat
memberikan intervensi yang tepat.
2. Pendekatan membantu pasien
untuk mengeksternalisasikan
kecemasan yang dirasakan.
3. Focus terapi kognitif pada
perubahan perilaku dan perasaan di
pengaruhi oleh pikiran. Pernyataan
yang positif dapat menurunkan
kecemasan.
4. Mempertahankan mekanisme
koping adaptif, menigkatkan
kemampuan mengontrol cemas.
5. Untuk mengetahui keadaan dan
kondisi pasien.
6. Menciptakan perasaan yang tenang
dan nyaman.
7. Meningkatkan pengetahuan pasien
dapat mengurangi kecemasan,
Komunikasi antara pasien-perawat
merupakan perawatan yang efektif
menurunkan cemas.
6. Nadi dalam rentang
normal (80-
100x/menit)
(Bluchek dkk, 2010).

4. Resiko tinggi
cidera pada janin
berhubungan
dengan hipoksia
jaringan

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 4 jam diharapkan
resiko tinggi cidera pada
janin tidak terjadi.
NOC:
Risk control
Kriteria Hasil:
1. DJJ dalam batas
normal
2. Tidak ada perubahan
periodic yang
berbahaya
Environment Management
1. Lakukan pemeriksaan leopold,
maneuver untuk menentukan posisi
janin posisi janin dan presentasi


2. Pantau DJJ baik secara manual atau
elektronik, perhatikan variasi DJJ




3. Catat kemajuan persalinan







4. Inspeksi perineum ibu

Environment Management
1. Abnormalitas seperti presentasi
wajah, dagu dan posterior juga
memerlukan intervensi khusus
untuk mencegah persalinan yang
lama.
2. DJJ harus di rentang 120 sampai
160 dpm dengan variasi rata-rata,
percepatan dalam respon terhadap
aktivitas maternal, gerakan janin
dan kontraksi uterus.
3. Persalinan lama/disfungsional
dengan perpanjangan fase laten
dapat menimbulkan masalah
kelelahan ibu, stress berat, infeksi,
dan hemoragik. Karena
atino/rupture uteri, menempatkan
janin pada resiko lebih tinggi
terhadap hipoksia dan cidera.
4. Penyakit hubungan kelamin dapat
didapatkan oleh janin selama proses




5. Berikan perawatan perineal pada ibu
sesuai protocol atau perintah



6. Posisikan posisi miring kiri


7. Kolaborasi pemberian oksigen

melahirkan karenanya kelahiran
Caesar dapat diindikasikan
khususnya klien dengan virus
herpes simpleks tipe II
5. Membantu mencegah pertumbuhan
bakteri, menghilangkan kontaminasi
yang dapat menimbulkan
korioamnionitis ibu atau sepsis
janin
6. Menigkatkan perfusi plasenta,
mencegah sindrom hipotensi
terlentang
7. Meningkatkan oksigen ibu ynag
tersedia untuk ambilan fetal







Kala II
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi Keperawatan (NIC) Rasional
1 Nyeri akut
berhubungan
dengan tekanan
mekanik pada
bagian presentasi ,
dilatasi/
peregangan
jaringan ,
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 jam diharapkan
diharapkan klien dapat
mengontrol rasa nyeri.
NOC:
NOC:
1. Pain level
2. Pain control
3. Comfort level
Kriteria Hasil
1. Mengungkapkan
penurunan nyeri
2. Menggunakan tehnik
yang tepat untuk
mempertahankan
kontrol nyeri.
3. Istirahat diantara
kontraksi
Pain Management
1. Identifikasi derajat ketidak
nyamanan dan sumbernya.

2. Pantau dan catat aktivitas uterus
pada setiap kontraksi.



3. Berikan dukungan dan informasi
yang berhubungan dengan
persalinan.
4. Anjurkan klien untuk mengatur
upaya untuk mengejan.



5. Bantu ibu untuk memilih posisi
optimal untuk mengejan
6. Kaji pemenuhan kandung kemih,
kateterisasi bila terlihat distensi.
Pain Management
1. Mengklarifikasi kebutuhan
memungkinkan intervensi yang
tepat.
2. Memberikan informasi
tentangkemajuan kontinu,
membantu identifikasi pola
kontraksi abnormal
3. Informasi tentang perkiraan
kelahiran menguatkan upaya yang
telah dilakukan berarti.
4. Upaya mengejan spontan yang
tidak terus menerus menghindari
efeknegatif berkenaan dengan
penurunan kadar oksigen ibu dan
janin.
5. Posisi yang tepat dengan relaksasi
memudahkan kemajuan persalinan.
6. Meningkatkan kenyamanan,
memudahkan turunnya janin,
menurunkan resiko trauma kantung


7. Dukung dan posisikan blok sadel /
anastesi spinal, local sesuai
indikasi.

kencing.
7. Posisi yang tepat menjamin
penempatan yang tepat dari obat-
obatan dan mencegah komplikasi.

2 Risiko kerusakan
integritas kulit.
Faktor risiko:
Pencetus
persalinan, pola
kontraksi, tekanan
janin)
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 1 x 60 menit
diharapkan tidak terjadi
kerusakan kulit/ jaringan
dengan kriteria evaluasi :
Otot-otot
perineal rileks
selama upaya
mengedan
Bebas dari
laserasi yang
dapat dicegah.

1. Bantu klien dengan posisi tepat,
pernapasan, dan upaya untuk rileks.
2. Tempatkan klien pada posisi Sim
lateral kiri untuk melahirkan bila
nyaman.
3. Bantu klien mengangkat kaki
secara simultan, hindari tekanan
pada poplitea,sokong telapak kaki.
Kolaborasi :
4. Kaji kepenuhan kandung kencing.
5. Bantu sesuai kebutuhan dengan
manufer tangan, berikan tekanan
pada dagu janin melalui perineum
ibu saat tekanan pengeluaran pada
1. Dengan posisi yang tepat, pernafasan
yang baik membantu meningkatkan
peregangan bertahap dari perineal
dan jaringan vagina dan mencegah
terjadinya trauma atau laserasi
serviks.
2. Posisi Sim lateral kiri menurunkan
ketegangan perineal,meningkatkan
peregangan bertahap, dan
menurunkan perlunya episiotomy.
3. Menurunkan regangan otot
mencegah tekanan pada betis,dan
ruang poplitea yang dapat
menyebabkan tromboplebitis pasca
oksiputdengan tangan lain.
6. Bantu dengan episiotomy garis
tengan atau mediolateral k/p.
partum.
4. Menurunkan trauma kandung kemih
dari bagian presentasi.
5. Memungkinkan melahirkan lambat
saat kepala bayi telah distensidi
perineum 5cm sehingga menurunkan
trauma pada jaringan ibu.
6. Episiotomy dapat mencegah robekan
perineum pada kasus bayi besar,
persalinan cepat,dan ketidakcukupan
relaksasi pireneal.
3 Resiko infeksi
maternal
berhubungan
dengan prosedur
invasive berulang,
trauma jaringan,
pemajanan
terhadap pathogen
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 4 jam diharapkan
diharapkan tidak terjadi
infeksi
NOC:
1. Imune Status
2. Knowledge: Infection
Control
3. Risk Control
Kriteria Hasil
Infection Control
1. Lakukan perawatan parienal setiap
4 jam.




2. Catat tanggal dan waktu pecah
ketuban.
3. Lakukan pemeriksaan vagina hanya
bila sangat perlu, dengan
Infection Control
1. Membantu meningkatkan
kebersihan , mencegah terjadinya
infeksi uterus asenden dan
kemungkinan sepsis klien dan janin
rentan pada infeksi saluran asenden
dan kemungkinan sepsis.
2. Dalam 4 jam setelah ketuban pecah
akan terjadi infeksi .
3. Pemeriksaan vagina berulang
1. Tidak ditemukan
tanda-tanda adanya
infeksi.
2. Jumlah Leukosit dalam
batas normal
menggunakan tehnik aseptik
4. Pantau suhu, nadi dan sel darah
putih.
5. Gunakan tehnik asepsis bedah pada
persiapan peralatan.
Kolaborasi :
1. Berikan antibiotik sesuai indikasi

meningkatkan resiko infeksi
endometrial.
4. Peningkatan suhu atau nadi > 100
dpm dapat menandakan infeksi.
5. Menurunkan resiko kontaminasi.

Kolaborasi
1. Digunakan dengan kewaspadaan
karena pemakaian antibiotic dapat
merangsang pertumbuhan yang
berlebih dari organisme resisten









Kala III
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi Keperawatan (NIC) Rasional
1 Risiko cedera (meternal)
berhubungan dengan
posisi selama
melahirkan/pemindahan,
kesulitan dengan
plasenta.

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 4 jam diharapkan
tidak terjadi cedera
maternal dengan
NOC
Risk control
Kriteria hasil:
1. Tidak terjadi tanda-
tanda perdarahan.
2. Kesadaran pasien
bagus.
Environment Management
1. Palpasi fundus uteri dan masase
perlahan.
2. Masase fundus secara perlahan
setelah pengeluaran plasenta.
3. Kaji irama pernapasan dan
pengembangan.



4. Bersihkan vulva dan perineum
dengan air larutan antiseptik,
berikan pembalut perineal steril.


5. Rendahkan kaki klien secara
simultan dari pijakan kaki.
6. Kaji perilaku klien, perhatikan
perubahan SSP.


Environment Management
1. Memudahkan pelepasan plasenta.

2. Menghindari rangsangan/trauma
berlebihan pada fundus.
3. Pada pelepasan plasenta. Bahaya
ada berupa emboli cairan
amnion dapat masuk ke sirkulasi
maternal, menyebabkan emboli
paru.
4. Menghilangkan kemungkinan
kontaminan yang dapat
mengakibatkan infesi saluran
asenden selama periode pasca
partum.
5. Membantu menghindari regangan
otot.
6. Peningkatan tekanan intrakranial
selama mendorong dan
peningkatan curah jantung yang
cepat membuat klien dengan


7. Dapatkan sampel darah tali
pusat untuk menetukan
golongan darah.




Kolaborasi
1. Gunakan bantuan ventilator bila
diperlukan.


2. Berikan oksitosin IV, posisikan
kembali uterus di bawah
pengaruh anastesi dan berikan
ergonovin maleat (ergotrat)
setelah penemapatan uterus
kembali. Bantu dengan tampon
sesuai dengan indikasi.
3. Berikan antibiotik profilatik.

aneurisme serebral sebelumnya
berisiko terhadap ruptur.
7. Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-
negatif, klien akan
menerima imunisasi dengan imun
globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca
partum.

Kolaborasi
1. Kegagalan pernapasan dapat
terjadi mengikuti emboli amnion
atau pulmoner.

2. Meningkatkan kontraktilitas
miometrium uterus.





3. Membatasi potensial infeksi
endometrial.
2 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Pain Management
1. Bantu dengan teknik pernapasan
Pain Management
1. Pernapasan membantu
dengan agen injury fisik
(trauma jaringan, respon
fisiologis setelah
melahirkan).

selama 2 jam diharapkan
nyeri hilang atau
berkurang
NOC
1. Pain level
2. Pain control
3. Comfort level
Kriteria hasil :
1. Menyatakan nyeri
berkurang dengan
skala (0-3).
2. Wajah tampak
tenang.
3. Wajah tampak tidak
meringis.
selama perbaikan pembedahan
bila tepat.

2. Berikan kompres es pada
perineum setelah melahirkan.


3. Ganti pakaian dan linen basah.

4. Berikan selimut hangat.








Kolaborasi
1. Bantu dalam perbaikan
episiotomi bila perlu.

mengalihkan perhatian langsung
dari ketidaknyamanan,
meningkatkan relaksasi.
2. Mengkonstriksikan pembuluh
darah, menurunkan edema
dan memberikan kenyamanan dan
anastesi lokal.
3. Meningkatkan kenyamanan,
hangat, dan kebersihan.
4. Tremor/menggigil pada pasca
melahirkan mungkin karena
hilangnya tekanan secara tiba-tiba
pada saraf pelvis atau
kemungkinana dihubungkan
dengan tranfusi janin ke ibu yang
terjadi pada pelepasan plasenta.

Kolaborasi
1. Penyambungan tepi-tepi
memudahkan penyembuhan.
3. Risiko tinggi
kekurangan volume
cairan faktor risiko
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 jam diharapkan
tidak terjadi kekurangan
Fluid Management
1. Ukur masukan dan haluaran


Fluid Management
1. Adanya dehidrasi, haluaran urin
menurun, peningkatan berat jenis,
dan turgor kulit dan produksi
kehilangan volume
cairan aktif

volume cairan

NOC:
1. Fluid Management
2. Hydration
3. Nutritional Status:
Food and Fluid
intake
Kriteria Hasil
1. Klien bebas dari
tanda dehidrasi dan
rasa haus
2. Haluaran urine
adekuat, membrane
mukosa lembab






2. Pantau suhu klien


3. Kaji DJJ dan data dasar,
perhatikan perubahan periodic
dan variabilitas



4. Berikan cairan peroral atau
parenetral



5. Lepaskan pakaian yang berlebih,
lindungi dari menggigil
mucus turun. Protieinuria mungkin
karena dehidrasi atau kelelahan
atau dapat menandakan
preeclampsia
2. Peningkatan suhu dan nadi
menandakan dehidrasi atau
kadang-kadang, infeksi
3. Pada awalnya DJJ dapat menigkat
karena dehidrasi dan kehilangan
cairan. Asidosis maternal yang
lama dapat mengakibatkan asidosi
dan hipoksia jaringan
4. Menggantikan kehilangan cairan.
Larutan ringer laktas diberikan
secara intrevena membantu
memperbaiki atau mencegah
ketidakseimbangan elektrolit
5. Menyejukan tubuh melalui
evaporasi, dapat menurunkan
kehilangan diaforetik. Tremor otot
yang dihubungkan dengan
menggigil meningkatkan suhu
tubuh dan ketidaknyamanan secara
umum

Kala IV
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi Keperawatan (NIC) Rasional
1 Nyeri akut
berhubungan dengan
agen cedera Fisik
(Trauma
mekanis/edema
jaringan, kelelahan
fisik )

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 jam diharapkan
diharapkan klien dapat
mengontrol nyeri, nyeri
berkurang
NOC
1. Pain level
2. Pain control
3. Comfort level

Kriteria Hasil :
1. Pasien melaporkan
nyeri berkurang
2. Menunjukkan postur
dan ekspresi wajah
rileks
3. Pasien merasakan
nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-2)

Pain Management
1. Kaji sifat dan derajat
ketidaknyamanan, jenis
melahirkan, sifat kejadian
intrapartal, lama persalinan, dan
pemberian anastesia atau
analgesia
2. Berikan informasi yang tepat
tentang perawatan rutin selama
periode pascapartum


3. Inspeksi perbaikan episiotomi
atau laserasi. Evaluasi penyatuan
perbaikan luka, perhatikan
adanya edema, hemoroid

4. Berikan kompres dingin



Pain Management
1. Membantu mengidentifikasi
faktor-faktor yang
memperberat
ketidaknyamanan nyeri


2. Informasi dapat mengurangi
ansietas berkenaan rasa takut
tentang ketidaktahuan, yang
dapat memperberat persepsi
nyeri
3. Trauma dan edema
meningkatkan derajat
ketidaknyamanan dan dapat
menyebabkan stress pada
garis jahitan
4. Kompres dingin memberikan
anastesia lokal,
meningkatkan vasokontriksi
dan menurunkan

5. Lakukan tindakan kenyamanan
(misalnya : perawatan mulut,
mandi sebagian, linen bersih dan
kering, perawatan perineal
periodik)
6. Catat adanya faktor-faktor yang
memperberat hebatnya dan
frekuensi afterpain










7. Anjurkan penggunaan teknik
pernafasan / relaksasi




8. Berikan lingkungan yang tenang,
pembentukan edema
5. Meningkatkan kenyamanan,
perasaan bersih Masase
uterus dengan perlahan sesuai
indikasi.

6. Masase perlahan
meningkatkan kontraktilitas
tetapi tidak seharusnya
menyebabkan
ketidaknyamanan berlebihan.
Multipara, distensi uterus
berlebihan, rangsangan
oksitosin dan menyusui
meningkatkan derajat after
pain berkenaan dengan
kontraksi miometrium
7. Meningkatkan rasa kontrol
dan dapat menurunkan
beratnya ketidaknyamanan
berkenaan dengan afterpain
(kontraksi) dan masase
fundus
8. Persalinan dan kelahiran
anjurkan pasien istirahat





Kolaborasi
1. Pemberian analgesik sesuai
kebutuhan

merupakan proses yang
melelahkan. Dengan
ketenangan dan istirahat
dapat mencegah kelelahan
yang tidak perlu

Kolaborasi
1. Analgesik bekerja pada pusat
otak, yaitu dengan
menghambat prostaglandin
yang merangsang timbulnya
nyeri

2 Risiko tinggi
kekurangan volume
cairan faktor risiko
kehilangan volume
cairan aktif

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 jam diharapkan
tidak terjadi kekurangan
volume cairan

NOC:
1. Fluid Management
2. Hydration
3. Nutritional Status:
Food and Fluid intake

Fluid Management
1. Ukur masukan dan haluaran








2. Pantau suhu klien


Fluid Management
1. Adanya dehidrasi, haluaran
urin menurun, peningkatan
berat jenis, dan turgor kulit
dan produksi mucus turun.
Protieinuria mungkin karena
dehidrasi atau kelelahan atau
dapat menandakan
preeclampsia
2. Peningkatan suhu dan nadi
menandakan dehidrasi atau
kadang-kadang, infeksi
Kriteria Hasil
1. Klien bebas dari
tanda dehidrasi dan
rasa haus
2. Haluaran urine
adekuat, membrane
mukosa lembab

3. Kaji DJJ dan data dasar,
perhatikan perubahan periodic
dan variabilitas



4. Berikan cairan peroral atau
parenetral




5. Lepaskan pakaian yang berlebih,
lindungi dari menggigil
3. Pada awalnya DJJ dapat
menigkat karena dehidrasi
dan kehilangan cairan.
Asidosis maternal yang lama
dapat mengakibatkan asidosi
dan hipoksia jaringan
4. Menggantikan kehilangan
cairan. Larutan ringer laktas
diberikan secara intrevena
membantu memperbaiki atau
mencegah
ketidakseimbangan elektrolit
5. Menyejukan tubuh melalui
evaporasi, dapat menurunkan
kehilangan diaforetik.
Tremor otot yang
dihubungkan dengan
menggigil meningkatkan
suhu tubuh dan
ketidaknyamanan secara
umum

You might also like