You are on page 1of 4

Direktorat Bina Kesehatan Ibu

Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
FACTSHEET
Dari tahun ke tahun akses
masyarakat terhadap pelayanan
UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan ibu, KB dan reproduksi
cenderung makin baik.
Pada saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) telah
menurun dari 390 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007.
Penurunan ini sejalan dengan peningkatan
akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan ibu. Pada tahun 2011 cakupan
kunjungan antenatal pertama kali (K1) telah
mencapai 95,71%, cakupan kunjungan
antenatal sekurang-kurangnya 4 kali (K4) telah
mencapai 88,27%, dan cakupan persalinan
ditolong tenaga kesehatan mencapai 86,38%.
Sementara itu cakupan kunjungan nifas juga
telah berhasil ditingkatkan menjadi
77,65%, cakupan penanganan komplikasi
menjadi 59,68%, dan cakupan peserta KB aktif
menjadi 62,53%.
9
4
,
5
0

8
5
,
5
0

8
4
,
0
0

4
2
,
2
9

6
8
,
1
0

-
9
5
,
3
0

8
5
,
5
6

8
4
,
7
8

5
8
,
8
2

7
0
,
1
0

1
7
,
1
4

9
6
,
6
0

8
8
,
2
7

8
6
,
3
8

6
3
,
2
0

8
6
,
2
0

4
0
,
8
5

0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
K1 K4 PN PK KF FASKES
KB
2009 2010 2011
1
Lap KIA Provinsi 2011
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
FACTSHEET
Perdarahan
32%
Hipertensi
25%
Infeksi
5%
Abortus
1%
Partus Lama
5%
Lain Lain
32%
Menurut Laporan KIA Provinsi tahun 2011, jumlah
kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 5.118 jiwa.
Penyebab kematian ibu terbanyak masih didominasi
Perdarahan (32%), disusul Hipertensi dalam kehamilan
(25%), Infeksi (5%), Partus lama (5%), dan Abortus (1%).
Penyebab Lain-lain (32%) cukup besar, termasuk di
dalamnya penyebab penyakit non obstetrik.
Untuk mencapai target MDGs sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015, diperlukan upaya keras
dan penguatan kerja sama lintas sektoral.
AKI di Indonesia masih cukup tinggi.
Tingginya AKI terkait dengan penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung.
TIGA TERLAMBAT:
1. Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan
mengambil keputusan
2. Terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
3. Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan
EMPAT TERLALU:
Lap KIA Provinsi 2011
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG
kematian ibu di Indonesia masih
didominasi oleh perdarahan,
hipertensi/eklampsia, dan infeksi.
FAKTOR TIDAK LANGSUNG
penyebab kematian ibu karena masih
banyaknya kasus 3 TERLAMBAT dan
4 TERLALU.
EMPAT TERLALU:
1. Terlalu tua hamil (di atas usia 35 tahun) sebanyak
27%
2. Terlalu muda untuk hamil (di bawah usia 20 tahun)
sebanyak 2,6%
3. Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak
11,8%
4. Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2
tahun)
Riskesdas 2010
2
SKENARIO PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
MDG-5 akan tercapai apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat dicegah, dengan cara:
Memastikan setiap komplikasi maternal mendapatkan penanganan secara adekuat dan tepat waktu
melalui pemantapan jejaring rujukan
Memastikan setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
Mengupayakan setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Memberikan pelayanan KB sesuai standar untuk mencegah kehamilan 4 Terlalu
Meningkatkan pemberdayaan suami, keluarga dan masyarakat dalam kesehatan reproduksi
responsif gender
Mengoptimalkan manajemen kesehatan ibu di setiap tingkatan
Memastikan dukungan pembiayaan program kesehatan ibu
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
FACTSHEET
Dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
berbagai kegiatan telah dan akan terus dilakukan, meliputi:
A. Upaya Peningkatan Pelayanan Antenatal
Berkualitas
1. Penggunaan Buku KIA pada ibu hamil
2. Pelayanan antenatal terpadu di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat dasar dan rujukan
3. Pencegahan dan penanganan malaria pada kehamilan
4. Pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan
5. Pencegahan dan penanganan Kurang Energi Kronis
(KEK) pada kehamilan
6. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
7. Prevention of Mother to Child Transmission of HIV
(PMTCT)
A. Upaya Peningkatan Pelayanan Antenatal
Berkualitas
1. Penggunaan Buku KIA pada ibu hamil
2. Pelayanan antenatal terpadu di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat dasar dan rujukan
3. Pencegahan dan penanganan malaria pada kehamilan
4. Pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan
5. Pencegahan dan penanganan Kurang Energi Kronis
(KEK) pada kehamilan
6. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
7. Prevention of Mother to Child Transmission of HIV
(PMTCT)
B. Upaya Peningkatan Persalinan
Ditolong Tenaga Kesehatan di Fasilitas
B. Upaya Peningkatan Persalinan
Ditolong Tenaga Kesehatan di Fasilitas
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 3
Ditolong Tenaga Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
1. Pelaksanaan Jaminan Persalinan
(Jampersal)
2. Penguatan kemitraan bidan dan dukun
3. Pengembangan rumah tunggu kelahiran
4. Pemantapan supervisi fasilitatif
Ditolong Tenaga Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
1. Pelaksanaan Jaminan Persalinan
(Jampersal)
2. Penguatan kemitraan bidan dan dukun
3. Pengembangan rumah tunggu kelahiran
4. Pemantapan supervisi fasilitatif
C. Upaya Pencegahan dan Penanganan
Komplikasi Maternal
1. Pemberdayaan masyarakat melalui Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dengan stiker
2. Optimalisasi fungsi Puskesmas mampu
PONED 24 jam
3. Optimalisasi fungsi Rumah Sakit mampu
PONEK 24 jam
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI
FACTSHEET
D. Upaya Peningkatan Kualitas Fasilitas
Pelayanan Kesehatan DalamPelayanan
Keluarga Berencana
1. Peningkatan Pelayanan KB pasca persalinan
2. Clinical Technology Update (CTU)
3. Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan
pelayanan KB
4. Pemantapan penggunaan Alat Bantu
Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB
5. Jampersal untuk pelayanan KB pasca
persalinan
6. Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan
Puskesmas dan jaringannya dalam
pelayanan KB
7. Penguatan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)
F. Upaya Peningkatan Dukungan
Manajemen ProgramKesehatan Ibu
dan Reproduksi
1. Optimalisasi Pemantauan Wilayah
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 4
E. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan
KesehatanReproduksi
1. Perencanaan terpadu kesehatan ibu yang
responsif gender dan berbasis data
(District Team Problem Solving - DTPS)
2. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
dalam pelayanan kesehatan reproduksi
pada situasi darurat bencana
1. Optimalisasi Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan KB
untuk monitoring kegiatan
(bulanan, tribulanan, semester, tahun)
2. Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal
(AMP)
3. Penguatan kapasitas Bidan Koordinator
dalampelaksanaan supervisi fasilitatif
4. Fasilitasi pengembangan inovasi dan
lesson learnt kesehatan reproduksi
Upaya akselerasi pencapaian
MDGs tidak mungkin hanya
dilakukan oleh sektor kesehatan
saja.
Stakehorders terkait juga
memiliki peran dan
tanggungjawab yang sama
besarnya.

You might also like