Paul K. Crane, M.D., M.P.H., Rod Walker, M.S., Rebecca A. Hubbard, Ph.D., Ge Li, M.D., Ph.D., David M. Nathan, M.D., Hui Zheng, Ph.D., Sebastien Haneuse, Ph.D., Suzanne Craft, Ph.D., Thomas J. Montine, M.D., Ph.D., Steven E. Kahn, M.B., Ch.B., Wayne McCormick, M.D., M.P.H., Susan M. McCurry, Ph.D., James D. Bowen, M.D., and Eric B. Larson, M.D., M.P.H. PENELITIAN Latar Belakang Dengan bertambahnya usia pada suatu populasi masyarakat, Demensia telah menjadi ancaman besar untuk kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Pada suatu penelitian sebelumnya yang menghubungkan diabetes dan resiko terjadinya demensia, telah menyimpulkan bahwa diabetes merupakan faktor resiko terjadinya demensia. Namun belum diketahui secara pasti apakah peningkatan kadar glukosa pada mereka yang bukan penderita diabetes juga dapat meningkatkan resiko terkena demensia. Penelitian Dalam Jurnal Penelitian dilakukan secara community based cohort study. follow up selama 6,8 tahun. Subjek penelitian ditentukan oleh ACT study. 2067 subjek. Penelitian telah disetujui dan didukung oleh institutional review boards of Group Health dan University of Washington. Proses analisis data menggunakan SAS versi 9,2 dan R versi 2.15.1 839 1835 nonDiabetes 232 Diabetes 1228 2067 subjek Usia 65 tahun Belum terkena demensia Anggota dari Group Health Cooperative Kunjungan Pertama: -Kadar glukosa darah diperiksa -Identifikasi demensia: instrumen skreening kemampuan kognotif, Pemeriksaan radiologi (pencitraan) Kunjungan Selanjutnya: Dilakukan setiap 2 tahun Dilakukan pemeriksaan yang sama Kadar rata-rata glukosa pada subjek nondiabetes = 101 mg/dL Kadar rata-rata glukosa pada subjek diabetes = 175 mg/dL Hasil Penelitian 524 dari 2067 subjek penelitian, menderita demensia: 450 subjek nondiabetes 74 subjek diabetes
HAZARD RATIO meningkat Kesimpulan Kadar glukosa yang semakin meningkat mempunyai efek merusak pada otak yang semakin tua. Kadar glukosa yang lebih tinggi berhubungan dengan meningkatnya resiko terkena demensia.