You are on page 1of 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Autisme
Sejak pertama kali diketahui, gangguan autisme telah memiliki aura yang agak mistis.
Sindrom tersebut diidentifikasi pada tahun 1943 oleh seorang psikiater di Harvard, Leo
anner yang suatu saat dalam pelaksanaan pekerjaan klinisnya mengamati bah!a sebelas
anak yang mengalami gangguan menunjukkan perilaku yang tidak ditemukan pada anak"anak
retardasi mental dan ski#ofrenia. $a menamai sindrom tersebut %utisme $nfantil dini karena ia
mengamati bah!a &sejak a!al terdapat suatu kesendirian autisme ekstrim yang kapanpun
memungkinkan tidak memedulikan, mengabaikan, menutup diri, dari segala hal yang berasal
dari luar dirinya'. ()avison, *eale, + ring, ,--./.
anner menganggap kesendirian autisme merupakan simtom fundamental. $a juga
menemukan bah!a sejak a!al kehidupan mereka kesebelas anak tersebut tidak mampu
berhubungan dengan orang lain se0ara !ajar. 1ereka memiliki keterbatasan yang parah
dalam bahasa dan memiliki keinginan obsesif yang kuat agar segala sesuatu yang berkaitan
dengan mereka tetap persis sama. 2erlepas dari deskripsi a!al oleh anner dan yang lain,
gangguan tersebut tidak dimasukan dalam klasifikasi diagnostik resmi hingga terbitnya )S1"
$$$ pada tahun 193-. ()avison, *eale, + ring, ,--./.
%utisme adalah salah satu (yang paling dikenal/ diantara beberapa gangguan
perkembangan pervasif yang ditandai dengan keterlambatan dan gangguan yang parah pada
beberapa area perkembangan, seperti pada interaksi sosial, komunikasi dengan orang lain,
perilaku bermain, aktivitas sosial, dan minat sehari"hari. 4eberapa penyandang autisme juga
mengalami keterbelakangan mental atau retardasi mental dalam taraf sedang (dalam
*uryanti, ,--3/.
%nak"anak dengan autisme tampak mengalami masalah keterampilan sosial yang
berat. 1ereka jarang mendekati orang lain dan pandangan mata mereka seolah mele!ati
orang lain atau membalikan badan memunggungi mereka. 5ontohnya sebuah studi
menunjukkan bah!a anak"anak autime jarang mengu0apkan salam se0ara spontan ketika
bertemu atau berpisah, baik se0ara verbal atau dengan senyuman, melakukan kontak mata
atau gerakan tangan bila bertemu atau berpisah dengan seorang de!asa. %nak"anak dengan
autisme kadang"kadang melakukan kontak mata, namun pandangan mata mereka memiliki
kualitas yang tidak !ajar.
4eberapa anak autisme tampaknya tidak mengenali atau tidak membedakan antara
orang yang satu dengan orang yang lain. 1eskipun demikian mereka mengalami ketertarikan
dan men0iptakan kelekatan kuat dengan berbagai benda"benda mati (kun0i, batu, tombol
lampu, selimut besar/ dan berbagai benda mekanis (lemari es dan alat penyedot debu/ jika
benda tersebut merupakan sesuatu yang dapat mereka ba!a, mereka dapat berjalan kemana"
mana dengan memba!a benda tersebut ditangan sehingga menghambat mereka untuk belajar
berbagai hal lain yang lebih bermanfaat. ()avison, *eale, + ring, ,--./.
B. Karakteristik Autisme
riteria gangguan autisme dalam )S1 $6"27 8
1. 9nam atau lebih dari kriteria pada a, b, dan 0 di ba!ah ini, dengan minimal , kriteria dari a
dan masing"masing dari b dan 0.
a. Hendaya dalam interaksi sosial yang ter!ujud dalam minimal , dari kriteria berikut 8
: Hendaya yang tampak jelas dalam penggunaan perilaku non verbal seperti kontak mata,
ekspresi !ajah, bahasa tubuh.
: elemahan dalam perkembangan hubungan dengan anak"anak sebaya sesuai dengan tahap
perkembangan.
: urang melakukan hal"hal atau aktivitas bersama orang lain se0ara spontan.
: urangnya ketimbal balikan sosial atau emosional.
b. Hendaya dalam komunikasi seperti ter!ujud dalam minimal 1 dari kriteria berikut8
: eterlambatan atau sangat kurangnya bahasa bi0ara tanpa upaya untuk menggantinya dengan
gerakan non verbal.
: ;ada mereka yang 0ukup mampu berbi0ara hendaya yang tampak jelas dalam kemampuan
untuk menga!ali atau mempertahankan per0akapan dengan orang lain.
: 4ahasa yang di ulang"ulang atau idiosinkratik.
: urangnya bermain sesuai tahap perkembangannya.
0. ;erilaku atau minat yang di ulang"ulang atau stereotip, ter!ujud dalam minimal 1 dari kriteria
berikut ini 8
: ;reokupasi yang tidak normal pada objek atau aktibitas tertentu.
: eterikatan yang kaku pada ritual tertentu.
: 2ingkah laku stereotip.
: ;reokupasi yang tidak normal pada bagian tertentu dari suatu objek.
,. eterlambatan atau keberfungsian abnormal dalam minimal satu dari bidang berikut, bera!al
sebelum usia 3 tahun 8 interaksi sosial, bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau
permainan imajinatif.
3. <angguan yang tidak dapat dijelaskan sebagai gangguan 7ett atau gangguan disintegratif di
masa kanak"kanak.
C. Faktor-faktor yang Menyebabkan Autisme
2erdapat beberapa faktor yang menyebabkan autisme, antara lain 8
1. 4asis ;sikologis
4eberapa alasan yang sama yang mendorong anner, meyakini bah!a anak"anak
autisme memiliki inteligensi rata"rata. ;enampilan mereka yang normal dan fungsi fisiologis
yang tampak normal memi0u para teoris terdahulu melakukan kesalahan dengan
mengabaikan pentingnya faktor"faktor biologis. =rang"orang mungkin se0ara diam"diam
berasumsi bah!a bila faktor"faktor biologis menjadi penyebab gangguan seberat autisme,
maka semestinya terdapat berbagai gejala nyata lain, seperti stigma fisik dalam do!n
syndrome. =leh karena itu, pada a!alnya fo0us diarahkan pada faktor"faktor psikologis,
terutama pengaruh"pengaruh keluarga sejak usia sangat dini.
a. 2eori ;sikoanalisis
1eskipun banyak teori psikoanalisis mengenai penyebab gangguan autisme, yang paling
dikenal adalah teori yang dikemukakan oleh 4runo 4attleheim (dalam )avison, *eale, +
ring, ,--./, yang sangat banyak menangani anak"anak autisme. %sumsi dasarnya adalah
autisme sangat mirip dengan apati dan keputus asaan yang dialami oleh para penghuni 0amp"
0amp konsentrasi >erman dalam ;erang )unia $$ dank arena itu sesuatu yang amat sangat
merusak pasti telah terjadi di usia dini. 4attleheim (dalam )avison, *eale, + ring, ,--./
berpendapat bah!a balita telah menolak orang tuanya dan mampu merasakan perasaan
negatif mereka. Si bayi melihat bah!a tindakannya hanya berdampa ke0il pada perilaku
orang tua yang tidak responsif. 1aka si anak kemudian meyakini bah!a ia tidak memiliki
dampak apapun pada dunia, kemudian men0iptakan &benteng kekosongan' autisme untuk
melindungi dirinya dari penderitaan dan keke0e!aan.
b. 2eori 4ehavioral
4eberapa teoris perilaku mengemukakan teori bah!a pengalaman belajar tertentu di masa
kanak"kanak menyebabkan autisme. )alam sebuah artikel yang berpengaruh, ?erster (dalam
)avison, *eale, + ring, ,--./ berpendapat bah!a tidak adanya perhatian dari orang tua,
terutama ibu, men0egah terbentuknya berbagai asosiasi yang menjadikan manusia sebagai
penguat sosial. arena orang tua sendiri tidak pernah menjadi penguat sosial, mereka tidak
dapat mengendalikan perilaku si anak dan mengakibatkan terjadinya gangguan autisme.
,. 4asis 4iologis
Sekumpulan bukti neurologis dan genetik sangat kuat menunjukkan adanya basis
biologis dalam gangguan autisme.
a. ?aktor"faktor <enetik
Serangkaian studi yang memantau tentang orang kembar dan keluarga yang salah satu
anggotanya menderita autisme menunjukkan bah!a autisme terkait se0ara genetik dengan
suatu spektrum kelemahan dalam komunikasi dan bidang"bidang sosial yang lebih luas.
5ontohnya hampir semua saudara kembar identik non autisme dari orang de!asa yang
menderita autisme tidak mampu hidup mandiri atau mempertahankan hubungan yang akrab
dan terbuka. Selain itu sebagian besar saudara kembar identik non autisme menunjukkan
berbagai kelemhan komunikasi seperti keterlambatan berbi0ara atau hendaya memba0a, serta
kelemahan sosial para, termasuk tidak ada kontak sosial selain dengan keluarga, kurang
responsif terhadap tanda"tanda dan konvensi sosial, hanya sedikit atau bahkan tidak ada
spontanitas afeksi dengan orang"orang yang mengasuhnya. Se0ara kontras, saudara kembar
non identik dari anak"anak autisme hampir selalu normal dalam perkembangan sosial dan
bahasa mereka dan menikah serta hidup mandiri diusia de!asa. 4ila digabungkan, bukti"
bukti dari berbagai studi keluarga dan orang kembar memperkuat basis genetik dalam
gangguan autisme.
b. ?aktor"faktor *eurologis
4erbagai studi 99< terdahulu terhadap anak"anak autisme mengindikasikan bah!a banyak
diantaranya yang memiliki pola gelombang otak abnormal. 4erbagai tipe uji neurologis
lainnya juga mengungkap adanya tanda"tanda disfungsi otak pada banyak anak"anak autisme.
%bnormalitas neurologis pada para individu dengan autisme menunjukkan bah!a dalam
masa perkembangan otak mereka, sel"sel otak gagal menyatu dengan benar dan tidak
membentuk jaringan koneksi seperti terjadi dalam perkembangan otak se0ara normal.
;revalensi autisme pada anak"anak yang ibunya terinfeksi 7ubella semasa hamil hampir
sepuluh kali lebih besar dibanding pada anak"anak dalam populasi umum, dan kita
mengetahui bah!a infeksi virus 7ubella pada ibu hamil dapat membahayakan otak janin.
Suatu sindrom yang mirip dengan autisme kadang terjadi setelah sembuh dari meningitis,
esefalitis, @ rapuh, dan tuberus sklerosis, yang semuanya dapat mempengaruhi fungsi sistem
saraf pusat. 4erbagai temuan tersebut bersama dengan tingkat retardasi mental yang umum
terdapat pada autisme, tampaknya memperkuat keterkaitan antara autisme dan kerusakan
otak.
. Tera!i Bermain
1. ;engertian 4ermain
1embi0arakan anak tidak dapat meninggalkan pembi0araan tentang bermain.
4ermain adalah dunia anak. )imanapun anak"anak berada dan di !aktu apapun, bermain
adalah aktivitas utama mereka. 4ermain juga suatu bahasa yang paling universal, meskipun
tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. 1elalui
bermain, anak"anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. 2ak diragukan
bah!a anak"anak bermain sepanjang !aktu yang mereka miliki.
4ermain adalah bagian integral dari masa kanak"kanak, media yang unik untuk
memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, keterampilan komunikasi, perkembangan
emosi, keterampilan sosial, keterampilan pengambilan keputusan, dan perkembangan kognitif
pada anak"anak. 4ermain juga dikatakan sebagai media untuk eksplorasi dan penemuan
hubungan interpersonal, eksperimen dalam peran orang de!asa, dan memahami perasaannya
sendiri. 4ermain adalah bentuk ekspresi diri yang paling lengkap yang pernah dikembangkan
manusia. 4ermain adalah rangkaian perilaku yang sangat kompleks dan multi"dimensional,
yang berubah se0ara signifikan seiring pertumbuhan dan perkembangan anak, yang lebih
mudah untuk diamati daripada untuk didefinisikan dengan kata"kata.
Studi mengenai bagaimana anak bermain telah mengungkapkan bah!a bermain
selama masa kanak"kanak memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari
permainan remaja dan orang de!asa. Aalaupun karakteristik ini mungkin sedikit bervariasi
pada masing"masing anak, aspek utamanya sangat serupa, sehingga praktis dapat dianggap
universal sampai sekarang.
etika anak tumbuh dan berkembang, permainan mereka bergerak jauh dari fantasi
menuju ke kenyataan. )engan bertambahnya kemampuan untuk berpikir logis dan dapat
menggunakan alasan, merupakan persiapan untuk perkembangan anak dalam tahap &bermain
dengan aturan'. 4ermain bebas dan spontan merupakan bentuk bermain aktif yang
merupakan !adah anak"anak untuk melakukan apa,kapan, dan bagaimana mereka ingin
melakukan. 2idak ada kaidah dan peraturan. %nak"anak terus bermain selama kegiatan itu
menimbulkan kegembiraan, kemudian berhenti bila perhatiaan dan kegembiraan dari
permainan itu berkurang. )alam permainan yang hanya untuk kesenangan mempunyai aturan
yang lebih leluasa, dimana anak sering mengubah atau bahkan melanggar. 2etapi, ketika anak
lebih de!asa, aturan menjadi lebih ketat dan kompetensi lebih tajam ()ji!andono, ,--B/.
,. ;ermaianan sebagai 2erapi
)alam semua kemungkinan semua terapis pada umumnya setuju bah!a pengalaman
terapeutik yang &sukses' untuk anak akan menyebabkan perubahan yang nyata dan
berpengaruh pada tingkah laku anak fisik sama seperti psikologi.
2eknik terapi bermain terlibat karena anak"anak belum dapat mengekspresikan diri
mereka sendiri se0ara tepat pada tingkat verbal. 4ermain dapat membantu anak dalam
perkembangan mereka dan merupakan teknik yang efektif untuk mengontrol lingkungan
mereka yang tampaknya memberikan suatu kesempatan untuk bereaksi dengan orang de!asa
yang berbeda sikap dengan mereka.
;enggunaan bermain dalam terapi anak dapat diadaptasi menurut orientasi teori yang
dianut konselor atau terapi. )ua pendekatan utama terapi bermain adalah psikodinamika dan
0lient 0entered. 4entuk terapi bermain dikembangkan melalui pekerjaan %nna ?reud dan
1elanie leinC kemudian yang paling dekat diidentifikasikan dengan tulisan 6irginia %Dline.
%da perbedaan dan persamaan antara dua pendekatan ini.
2erapi bermain berkembang se0ara perlahan dari usaha a!al mengadaptasi
psikoanalisis untuk menyembuhkan anak. Sesudah ditemukan bah!a anak"anak tidak dapat
menggunakan asosiasi bebas untuk menjelaskan ke0emasan mereka. 1elanie lein dan %nna
?reud menggabungkan kegiatan bermain ke dalam proses terapeutik. lein menggunakan
permainan sebagai suatu kegiatan dalam menganalisis pekerjaan nyata. lein melihat arti
yang tidak disadari dan simbol seksual dalam sebagian besar kegiatan permainan dan ini
diinterpretasikan kepada anak. Sebaliknya, %nna ?reud tidak per0aya bah!a semua
permaianan mempunyai arti simbolik dan karena itu dia menggunakan permainan sebagai
dasar untuk menginterpretasi.
%lfred %dler adalah ahli teori pertama yang melepaskan diri dari pikiran psikoanalisis
tradisional. %dler lebih menempatkan pentingnya sosial dan dinamika antara pribadi dalam
perkembangan kepribadian. Aalaupun teori %dler diadaptasi oleh anak"anak dan keluarga
mereka, tidak ada model untuk terapi bermain yang ada sampai sekarang. Hottman (dalam
)ji!andono, ,--B/ mengadaptasi teori %dlerian dalam proses dan teknik yang digunakan
pada anak dalam terapi bermain, dengan menyusun suatu pendekatan perkembangan yang
dapat digunakan dalam berbagai setting. 4eberapa teknik terapi bermain %dlerian, seperti
tra0king, restatement of 0ontent, refle0tion of feeling, and en0ouragement, dapat digunakan
dalam terapi bermain, tanpa memandang orientasi teori terapis. 2erapis yang bebas dan
terstruktur, seperti yang dikembangkan oleh Levy dan Hambridge (dalam )ji!andono,
,--B/, memperkenalkan atau men0iptakan situasi kehidupan yang menghasilkan ke0emasan
dalam bermain. 1odel"model ini ada yang kurang menekankan pada hubungan, seperti
terapis mempersiapkan dan mengarahkan urutan permainan yang terstruktur, yang
mendorong kebebasan emosional melalui katarsis. 2erapi bermain 0lient 0entered
berdasarkan pada keper0ayaan terapis dalam memperjuangkan anak se0ara !ajar terhadap
kesehatan dan pertumbuhan. 6irginia %Dline (dalam )ji!andono, ,--B/ memodifikasi
pendekatan 0lient 0entered (berpusat pada klien/ 5arl 7ogers ke dalam suatu teknik terapi
bermain. 1odel pertumbuhan ini tergantung pada kreasi dari kehangatan dan lingkungan
terapeutik yang penuh perhatian dan suatu keper0ayaan kepada kemampuan anak untuk
meme0ahkan masalahnya sendiri.
;ada tahun 19.-"an 4ernard dan Louise <uerney mengembangan teknik pembaruan
yang dikenal sebagai terapi filial (yang berhubungan dengan anak/. ;endekatan terapi
bermain 0lient 0entered ini melibatkan orangtua yang sudah terlatih dalam mengatr
pertemuan tiap minggu untuk bermain dengan anak"anak mereka dirumah. )alam pertemuan
bermain antara orang tua dan anak, anak"anak didorong untuk mengkomunikasikan
kebutuhan, pikiran,dan perasaan kepada orang tua mereka melalui terapi bermain. Selama
proses orang tua dan anak"anak diharapkan mengubah persepsi mereka satu sama lain. >ika
orang tua menjadi lebih toleran dan menerima anak sebagaimana adanya,anak"anak akan
tumbuh menjadi orang yang per0aya diri dan mempunyai perasaan untuk menghargai diri
mereka sendiri.
3. 2erapi 4ermain
1enurut teori perkembangan anak, yaitu teori ke0erdasan jamak atau multiple
intelligen0e dari <ardner menyatakan bah!a seorang anak dalam perkembangan inteligensi
yang meliputi inteligensi linguistik (bahasa/, kemampuan taktil atau bodily ta0tile aeareness,
interpersonal, intrapersonal, dan berhitung. )alam hal ini hendaknya orang tua, guru, dan
orang"orang yang peduli anak autisme mengupayakan bimbingan ke arah upaya mendapatkan
pengalaman"pengalaman nyata yang sesuai dengan keberadaan lingkungan setempat. >adi,
dalam pemberian kesempatan belajar anak autisme diikuti dengan kegiatan bermain.
ita menyadari bah!a otak anak autisme seharusnya dapat mempelajari pengalaman
positif dari lingkungan hidupnya se0ara aman dengan melibatkan sensoris tubuhnya se0ara
penuh. =leh karena itu, terapi bermain yang diterapkan kepada anak autisme tertuju pada
penekanan"penekanan terhadap hal"hal berikut.
a/ ;ermainan yang 0o0ok.
b/ Sensoris motor.
0/ )ilakukan dengan gembira dan berfungsi sebagai !ahana hubungan kasih sayang di antara
keluarga.
d/ 1udah dilakukan, bersifat ekonomis, dan mudah dibuat atau diperoleh.
;enekanan terhadap sensori motor untuk terapi bermain diran0ang serta diterapkan
sesuai dengan sensasi gerak berbentuk informasi dan pesan"pesan sensoris. ;esan"pesan
sensoris dari lingkungan kehidupan yang datang ke tubuh anak autisme akan diproses dan
diintegrasikan oleh otak melalui sistem saraf pusat (5*S/ ke seluruh organ tubuh. emudian,
menjadi respon berupa gerakan"gerakan yang berarti serta sesuai dengan pikiran dan
perasaan.
4agi anak autisme pesan"pesan informasi sensoris sulit dihubungakan ke sensori
motor karena ada kema0etan pada sensori motornya. )alam ilmu anatomi dan faal tubuh,
telah diketahui bah!a semakin banyak otak menerima rangsangan"rangsangan pengalaman
sensoris sejak usia dini, maka kelak anak yang bersangkutan semakin mudah mempelajari
fungsi"fungsi tubuh dalam memebuhi kehidupan sehari"hari.
2erapi permainan yang diberikan kepada anak autisme harus 0o0ok atau sesuai. Eang
dimaksud dengan ke0o0okan atau appropiate adalah semua kegiatan terapi permainan harus
diprogram dan dapat dilaksanakan dengan keberadaan anak autisme. )engan demikian,
tugas"tugas yang diberikan sebagai bentuk kegiatan latihan terapi dapat dilakukan se0ara
aman, meningkatkan kesehatan, dan membantu kepuasan diri anak autisme sesuai dengan
harapannya.
;rogram terapi bermain biasanya diikuti dengan irama gerak yang ritmis sesuai
dengan unsur"unsur gerak tubuh berdasarkan persepsi gerak atau per0eptual motor therapy.
Hal ini dilakukan agar anak autisme dapat melatih keterampilan gerak gross motor, fine
motor, visual dan peren0anaan gerak atau motor planning.
2erapi bermain memerlukan sebuah kamar bermain dan bahan"bahan untuk bermain.
amar harus ber!arna 0erah, menyenangkan dan jika mungkin kedap suara. )inding dan
lantai seharusnya dari bahan"bahan yang mudah di bersihkan dan bahan"bahan yang kuat
seperti tanah liat, 0at dan palu kayu. 2empat men0u0i dengan air dingin atau air panas
sebaiknya tersedia. Fntuk penelitian dan tujuan pelajaran, kamar terapi dapat dilengkapi
dengan tape re0ording. amar terapi juga bisa di lengkapi dengan ka0a yang dapat dilihat
hanya dari satu sisi dan suara per0akapan anak dan terapis dapat didengar dan direkam,
observasi dapat dibuat tanpa anak menyadari akan kehadiran observer. >ika observasi dibuat
tentu saja syarat"syarat kode etik harus dipenuhi.
)aftar bahan"bahan yang digunakan untuk bermain se0ara sukses dalam terapi
bermain berkembang terus setiap tahun. lein (dalam )ji!andono, ,--B/ hanya
menggunakan beberapa mainan yang masih primitif yang diletakan dimeja yang rendah.
%Dline (dalam )ji!andono, ,--B/ memberikan daftar yang panjang bahan dan mainan apa
saja yang bisa digunakan dalam permainan anak"anak. 4anyak mainan yang lain telah
digunakan dengan sukses. 1ungkin bijaksana jika terapis bisa memilih mainan yang begitu
banyak bervariasi, sehingga anak bisa menemukan mainan yang 0o0ok dan sebagai medium
yang menyenangkan untuk mengungkapkan perasaanya.
4eberapa terapis mempunyai kamar khusus untuk terapi bermain, dan yang lain tdak
mempunyai kamar khusus. 1emba!a barang"barang mainan dalam tas mereka. 2erapis yang
beruntung yang mempunyai kesempatan untuk meren0anakan atau mendekorasi tempat
khusus untuk terapi anak. amar"kamar ini lengkap dengan meja kursi dan sebagainya,
sebagai 0ontoh 0ara memenuhi kebutuhan anak dan terapis dalam berbagai lingkungan.
Siapapun terapisnya mempunyai tujuan yang sama dalam men0iptakan suasana terapeutik
yang dapat mengubah klien atau anak. 4agian dari suasana ini tergantung pada jenis mainan
dan materi"materi yang dipilih.
a. 1emilih mainan dan materi mainan
etika terapis siap untuk mulai terapi bermain, dia membutuhkan beberapa mainan dan
materi mainan untuk memudahkan komunilasi dengan anak. 1ateri atau bahan mainan harus
dipilih atau diseleksi untuk memudahkan terapeutik pada anak. 1ainan harus sederhana,
memunyai konstruksi yang kuat dan sehat, mudah bagi anak memanipulasi dan diperkuat
dengan imajinasi daripada dengan baterai. ;ilih mainan yang mengarah pada stimulasi
kognisi, motorik, sosial dan bahasa. 4uku dari kain atau plastik, misalnya, bisa merangsang
perkembangan bahasa karena ada gambar dan hurufnya. %nak juga bisa mengenal bentuk,
!arna, tekstur, bahkan bunyi. 7angsangan ini akan membuat sambungan"sambungan listrik
di otak membentuk susunan syaraf mirip pohon yang rimbun. &semakin banyak memperoleh
stimulus, semakin rimbun susunan syarafnya, dan kian 0erdas pula si anak'. 1anfaat yang
maksimal ini bisa diperoleh jika orang tua mendampingi anak saat dia bermain.
<inott (dalam )ji!andono, ,--B/ salah satu ahli klinis pertama mengembangkan
se0ara rasional dalam memilih mainan, per0aya bah!a mainan harus 8
a/ 1emudahkan dalam mengembangkan kontak dengan anak.
b/ 1embangkitkan dan mendorong katarsis.
0/ 1embantu mengembangkan insight
d/ 1elengkapi dalam mengetes realita
e/ Sebagai media untuk terjadinya perubahan.
Landreth (dalam )ji!andono, ,--B/ memilih mainan se0ara komprehensif dan yang
paling rasional, menetukan materi permainan yang memudahkan anak mengekspresikan
se0ara kreatif dan emosional, menstimulasi minat anak dan membiarkan anak mengeksplorasi
dan mengekspresikan diri dalam kegiatan yang tida terstruktur.
b. 1ainan untuk memudahkan ekspresi
&1ainan adalah kata"kata anak"anak dan bermain adalah bahasa mereka'. =leh
karena itu terapis, harus memberikan mainan yang dapat memudahkan anak untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam rentangan yang luas. 1enurut <inott (dalam
)ji!andono, ,--B/ suatu ide yang baik untuk memberikan mainan dimana anak"anak tidak
biasa dibiarkan bermain dirumah. %danya mainan"mainan ini menyatakan suatu sikap yang
permisif dan membantu terapis mengerti dunia inner anak.
0. 1ainan mendorong kreativitas
4eberapa mainan, sudah menjadi sifat dasarnya mendorong kreativitas. Sebuah kotak
yang sudah tua dipojok dapat menjadi rumah boneka jika rumah boneka tidak tersedia. )alam
memilihmainan, terapis ingin menyimpan dalam pikirannya barang"barang yang sederhana,
yang kadang"kadang dapat membangkitkan imajinasi.
d. 1ainan dapat menyalurkan emosi
%nak dapat menggunakan pasir, air, 0at dan tanah liat untuk menyalurkan perasaannya
yang kuat dimana mereka tidak berani mengkomunikasikan lebih terbuka. %nak dibiarkan
untuk mengubah identitas bahan"bahan atau materi mainan dalam khayalan mereka dalam
men0iptakan sesuatu yang kreatif. Fntuk memenuhi kebutuhan mereka. 2anah liat, pasir dan
0at dapat dijadikan untuk &menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin dinyatakan dan
dilakukan karena memalukan'. %nak memerlukan tempat yang aman dalam mengeksplorasi
dan menyalurkan perasaan, seperti dalam permainan pasir dan air dapat membuat tenang,
rileks, dan bahagia pada beberapa anak.
e. 1ainan dapat mengekspresikan sifat agresif.
1ainan senjata, pisau karet, pedang plastik, perisai dari kayu, palu dan 0atut menggambarkan
kepada anak"anak suatu arti yang mengekspresikan permusuhan dan agresif. 1enembak,
menusuk, memukul dan meninju dengan keras adalah ekspresif simbolik dari kemarahan dan
jika anak diberikan kebebasan bermain mungkin akan memberikan 2erapeutik atarsik dan
kesempatan untuk mengumpulkan energi.
f. 4ermain dikontrol versus bermain bebas
%da perbedaan pendapat apakah bermain seharusnya dikontrol atau bebas. Levy (dalam
)ji!andono, ,--B/ merasa bah!a mengontrol mainan dengan menyeleksi mainan"mainan
tertentu, dapat digunakan untuk meme0ahkan konflik"konfliknya.
%Dline dan 1ousetakas (dalam )ji!andono, ,--B/ berpegang pada anak boleh
memilih se0ara bebas permainan yang mereka sukai. 1ereka mengatur kamar bermain
dengan 0ara"0ara sama untuk semua anak, dengan semua alat"alat yang tersedia yang dapat
digunakan oleh anak"anak se0ara bebas. 1emilih materi mainan se0ara spontan mengurangi
kepalsuan, anak memilih medianya sendiri dan melanjutkan sesuai dengan ke0epatannya.
2erapis bahkan tidak boleh tahu masalah yang dihadapi oleh anak. 4ermain bebas dan
bermain dikontrol, kelihatannya mempunyai keunggulan dalam membantu anak meme0ahkan
masalahnya.
4. 9fektifitas 2erapi 4ermain
)engan melakukan latihan"latihan yang dibimbing oleh para ahli terapi tersebut anak
autisme dapat melakukan gerak dan memahami semua informasi yang datang melalui
otaknya dengan 0ara bermain yang bersifat menggembirakan, bermakna dan dilakukan se0ara
ilmiah. Hal ini dimaksudkan agar usaha yang dilakukan terapis dapat meningkatkan respon"
respon adaptif yang rumit. ;enekanan bentuk terapi sema0am ini untuk peningkatan
keberfungsian hubungan mesra antara anak dengan anggota keluarga. ;ermainannya dapat
meningkatkan kemapuan dasar untuk bergerak bersamaan dengan penggunaan daya pandang.
Hal penting lainnya, bah!a kegiatan terapi ini hendaknya dapat diterapkan dengan mudah,
sesuai dengan keperluan, memenuhi persyaratan ekonomis, ramah lingkungan, dan sesuai
dengan hasrat hati anak autisme. 2erapi bermain, seperti bermain dengan alat sederhana dapat
membantu orangtua untuk berinteraksi se0ara aktif dengan anak autisme. 2erapi bermain
meningkatkan kemampuan anak untuk bersosialisasi, berkomunikasi, gerak dan kognisi,
imajinasi, sensori dan integrasi.
". #asi$ Ana$isis Penu$is
;eneliti menyadari bah!a autisme tidak ada obatnya, akan tetapi dengan diagnosis
dan intervensi yang lebih a!al, peningkatan yang terkadang substansial dapat terjadi.
%utisme merupakan gangguan yang ditandai dengan keterlambatan dan gangguan yang parah
pada beberapa area perkembangan, seperti pada interaksi sosial, komunikasi dengan orang
lain, perilaku bermain, aktivitas sosial, dan minat sehari"hari. 2erapi bermain merupakan
salah satu terapi yang 0o0ok digunakan untuk mengurangi gejala pada anak penyandang
autisme dari sekian banyak terapi yang dapat diberikan kepada penyandang autis. )engan
terapi bermain, anak dilatih ketrampilan gerak gross motor, fine motor, visual dan
peren0anaan gerak atau motor planning. Eang perlu kita ingat, yaitu kegiatan terapi sebaiknya
dilakukan dengan gembira dan berguna untuk melakukan jalinan hubungan kasih sayang
diantara keluarga anak autisme. Sehingga interaksi sosial anak autisme pun dapat meningkat

You might also like