You are on page 1of 31

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD). Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
Program KIA dan KB termasuk satu dari enam program pokok (basic six) Puskesmas
yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: pelayanan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus,
bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
Keberhasilan program KIA menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia.
Angka kematian ibu dan bayi di Sumatera Barat masih belum mencapai target Millenium
Development Goals (MDGs) 2015 yaitu angka kematian bayi 23/1000 kelahiran hidup dan angka
kematian ibu 102/100.000 kelahiran hidup. Dari hasil Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, angka kematian bayi di Sumatera Barat mencapai 47/1000 kelahiran hidup,
sementara angka kematian ibu mencapai 228/100.000. Sampai saat ini di Indonesia cakupan
peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) mencapai 61,4% (SDKI 2007) dan angka
ini merupakan pencapaian yang cukup tinggi diantara negara-negara ASEAN. Namun demikian
metode yang dipakai lebih banyak menggunakan metode jangka pendek seperti pil dan suntik.
Menurut data SDKI 2007 akseptor KB yang menggunakan suntik sebesar 31,6%, pil 13,2 %,
AKDR 4,8%, susuk 2,8%, tubektomi 3,1%, vasektomi 0,2% dan kondom 1,3%. Hal ini terkait
dengan tingginya angka putus pemakaian (DO) pada metode jangka pendek sehingga perlu
pemantauan yang terus menerus.
2

Puskesmas Pauh telah melaksanakan program KIA dan KB yang dilakukan pada Wilayah
kerjanya, namun masih ada beberapa program yang jauh dari indicator pencapaian pada
Puskesmas Pauh, seperti DDTK bayi, balita dan prasekolah, sehingga perlu peningkatan dan
pelacakan yang lebih.
Oleh karena pentingnya kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu indikator kesehatan,
maka penulis mengangkatkan makalah Pelaksanaan Program KIA dan KB di PuskesmasPauh
sebagai perbandingan bagi Puskesmas lain dan sebagai evaluasi bagi Puskesmas Pauh sendiri
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik di bidang KIA di masa yang akan datang.

1.2 Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga
Berencana (KB) dan Pelaksanaan program KIA dan KB di Puskesmas Pauh.

1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui program KIA dan KB dan pelaksanaannya di Puskesmas Pauh
2. Mengetahui hasil dari pelaksanaan program KIA DAN KB di Puskesmas Pauh

1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai
literatur, laporan tahunan Puskesmas Pauh, serta diskusi dengan kepala puskesmas dan
pemegang program KIA-KB Puskesmas Pauh.









3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Program KIA KB
Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari enam program pokok
Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi, dan balita.

2.2 Prinsip Pengelolaan Program KIA KB
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini
diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas
kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan
ataupun melalui kunjungan rumah.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.
4

2.2.1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan.
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah, hemoglobin,
protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah prevalensi tinggi
dan atau kelompok ber-risiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV, Sifilis,
malaria, tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.
Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap apabila
dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa
frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu
pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut :
- Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
- Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
5

Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan
kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.

2.2.2 Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataan di lapangan, masih
terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu secara bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh
tenaga kesehatan kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
3. Manajemen aktif kala III
4. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
5. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
6. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
2.2.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai
6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada
ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan
nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :
Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 14 hari).
Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36 42 hari).
Pelayanan yang diberikan adalah :
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
6

5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah
melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.
6. Pelayanan KB pasca salin
2.2.4. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0
sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan
rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 48 Jam setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan
hari ke 7 setelah lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan
hari ke 28 setelah lahir.
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan
pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang
meliputi :
1. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis :
- Lihat postur, tonus, dan aktifitas bayi.
- Lihat pada kulit bayi.
- Hitung pernafasan dan lihat tarikan dinding dada ketika bayi sedang tidak
menangis. Hitung detak jantung dengan stetoskop. Stetoskop diletakkan pada
dada kiri bayi seting apeks.
- Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer.
- Lihat dan raba bagian kepala.
- Lihat pada mata.
7

- Lihat bagian dalam mulut (lidah, selaput lendir)
- Lihat dan raba pada bagian perut
- Lihat pada tali pusat.
- Lihat pada punggung dan raba tulang belakang.
- Lihat pada lubang anus
- Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar.
- Lihat dan raba pada alat kelamin bagian luar.
- Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air kecil.
- Timbang bayi.
- Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi.
- Menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui bayinya.
2. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat
badan rendah dan Masalah pemberian ASI.
Pemberian Vitamin K1, Imunisasi Hepatitis B-0 bila belum diberikan pada waktu
perawatan bayi baru lahir
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah termasuk perawatan
tali pusat dengan menggunakan Buku KIA.
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

2.2.5. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga
kesehatan maupun masyarakat.
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
8

4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-
ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus,
dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola
hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea,
ekstraksivakum/ forseps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas,
psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari
32 minggu.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
a. Ketuban pecah dini.
b. Perdarahan pervaginam :
- Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
- Intra Partum : robekan jalan lahir
- Post Partum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan
pembekuan darah, subinvolusi uteri
16. Hipertensi dalam Kehamilan (HDK): Tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg,
diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.
9

17. Ancaman persalinan prematur.
18. Infeksi berat dalam kehamilan : demam berdarah, tifus abdominalis, Sepsis.
19. Distosia: Persalinan macet, persalinan tak maju.
20. Infeksi masa nifas.
Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau
gejala-gejala sebagai berikut :
a. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
b. Riwayat Kejang
c. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
d. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
e. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
f. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
g. Merintih
h. Ada pustul Kulit
i. Nanah banyak di mata
j. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
k. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
l. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
m. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
n. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
o. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Komplikasi pada neonatus antara lain :
- Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
- Asfiksia
- Infeksi Bakteri
- Kejang
- Ikterus
- Diare
- Hipotermia
- Tetanus neonatorum
10

- Masalah pemberian ASI
- Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.

2.2.6. Pelayanan neonatus dengan komplikasi
Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit
dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian oleh
dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin dan
rumah sakit pemerintah/swasta.
Faktor resiko pada neonatus akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi, deteksi
dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai
berikut :
1. Tidak mau minum/ menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang / Letargis.
4. Frekwensi napas 30 x/menit dan 60 x/menit.
5. Suhu tubuh 35,5C dan 37,5C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat.
7. Merintih.
8. Ada pustule kulit.
9. Nanah banyak di mata.
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat.
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI.
14. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram)
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Komplikasi pada neonatus antara lain :
a. Asfiksia bayi baru lahir.
b. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
c. Gangguan napas
11

d. Kejang
e. Infeksi Neonatus
f. Klasifikasi dalam MTBM :
- Infeksi bakteri (termasuk klasifikasi Infeksi Bakteri Lokal dan Penyakit
Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat)
- Ikterus (termasuk klasifikasi Ikterus Berat dan Ikterus)
- Diare (termasuk klasifikasi Diare Dehidrasi Berat dan Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang)
- Berat badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI.
- Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam peningkatan akses dan kualitas penanganan
komplikasi neonatus tersebut antara lain penyediaan puskesmas mampu PONED dengan target
setiap kabupaten/kota harus mempunyai minimal 4 (empat) puskesmas mampu PONED.
Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta
fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas
serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK
pada kasus yang tidak mampu ditangani.

2.2.7. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan
setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari 2 bulan.
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 5 bulan.
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 8 bulan.
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 11 bulan.
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan
dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat
12

pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh
kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi :
- Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak)
sebelum bayi berusia 1 tahun.
- Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).
- Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 11 bulan).
- Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda tanda sakit
dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.
- Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah : dokter
spesialis anak, dokter, bidan , perawat dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya seperti petugas gizi.

2.2.8. Pelayanan kesehatan anak balita
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat.
Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar
kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif
dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi
sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat .
Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan dilakukan dengan mengacu pada
pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti dokter, bidan perawat,
ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat.
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam
Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak
13

balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik
dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus
dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali
dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun
(setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan
kesehatan) maupun di luar gedung.
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.

2.2.9. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak
individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam
menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan
yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan
yang ingin mempunyai anak.
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan) kehamilan. Bagi Pasangan Usia
Subur yang ingin menjarangkan dan/atau menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode
kontrasepsi yang meliputi :
KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus interuptus).
Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).
Sampai saat ini di Indonesia cakupan peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence
Rate/CPR) mencapai 61,4% (SDKI 2007) dan angka ini merupakan pencapaian yang cukup
tinggi diantara negara-negara ASEAN. Namun demikian metode yang dipakai lebih banyak
menggunakan metode jangka pendek seperti pil dan suntik. Menurut data SDKI 2007 akseptor
KB yang menggunakan suntik sebesar 31,6%, pil 13,2 %, AKDR 4,8%, susuk 2,8%, tubektomi
3,1%, vasektomi 0,2% dan kondom 1,3%. Hal ini terkait dengan tingginya angka putus
14

pemakaian (DO) pada metode jangka pendek sehingga perlu pemantauan yang terus menerus.
Disamping itu pengelola program KB perlu memfokuskan sasaran pada kategori PUS dengan 4
terlalu (terlalu muda, tua, sering dan banyak).



























15

BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1 Gambaran Umum
Wilayah kerja Puskesmas Pauh terletak di Kecamatan Pauh yang terdiri dari 9 kelurahan
dengan luas wilayah 146,2 Km
2
, terdiri dari 60% dataran rendah dan 40% dataran tinggi. Curah
hujan 384,88 mm/bulan, temperatur antara 28
o
-31
o
dengan batas wilayah
Timur : Kabupaten Solok
Barat : Padang Timur (Wilayah Kerja Puskesmas Andalas)
Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koto Tangah
Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan


Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh

3.2 Geografi dan Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Pauh terletak pada 0
o
58 lintang selatan dan 100
o
21 bujur
timur, terletak disebelah timur pusat kota Padang.
KEC. KOTO TANGAH
KEC. KURANJI
KEC. LUBUK KILANGAN
KAB. SOLOK
KEC. LUBUK
BEGALUNG
KEC. PADANG
TIMUR
LAMBUNG BUKIT
LIMAU MANIS
LIMAU MANIS SELATAN
KOTO LUAR
BINUANG KP.
DALAM
PIAI TANGAH
PISANG
KAPALO KOTO
CUPAK
TANGAH
U
16

Secara statistik wilayah kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh tahun 2012 didiami oleh
61.442 jiwa, terdiri dari 30.967 jiwa dan perempuan 30.475 jiwa dengan jumlah 11.328 rumah
tangga atau rata-rata 5-6 anggota keluarga setiap rumahnya. Tingkat kecepatan penduduk
terbesar terdapat pada kelurahan Cupak Tangah yaitu 2,377 jiwa/Km
2
sedangkan Kelurahan
Limau Manis adalah yang paling jarang penduduknya.

Tabel 3.1 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang
Tahun 2012
Kelurahan Luas Wilayah Jumlah KK Jumlah
penduduk
Cupak Tangah 2,99 Km2 1341 9027
Piai Tangah 4,97 Km2 886 5035
Pisang 3,99 Km2 1804 7738
Kapalo Koto 35,83 Km2 1105 6693
Limau Manis 24,86 Km2 839 5560
Lambung Bukit 38,80 Km2 814 3560
Koto Luar 18,92 Km2 1618 7923
LM.Selatan 12,96 Km2 1916 9458
Binuang KP
Dalam
2,97 Km2 1005 6448
Total 146,29 Km2 11.328 61.442
Sumber: BPS Kota Padang Tahun 2012
Jumlah penduduk didaerah Pauh tidak berbanding lurus dengan luas wilayah, daerah yang
luas justru memiliki penduduk yang sedikit dan sebaliknya.

3.3 Sarana dan Prasarana
Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas selain
ditunjang oleh Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling, juga dibantu oleh peran institusi
yang ada pada berbagai tatanan yang ada seperti Posyandu Balita dan Lansia, Sekolah, Majelis
Taklim dan lain-lain.
17

Salah satu Lembaga atau institusi kesehatan yang dirasakan masih eksis ditengah
masyarakat sampai saat ini adalah Posyandu. Jumlah posyandu di Kecamatan Pauh pada tahun
2012 adalah sebagai berikut:
Posyandu Balita : 70 buah
Posyandu Lansia : 13 buah
Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas
Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 5 unit Puskesmas Pembantu yang terletak di kelurahan
Batu Busuk, Pisang, Piai Tangah, LImau Manis dan Limau Manis Selatan. Selain itu terdapat
juga Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan dan Kelurahan Koto Lua.





















18

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Kesehatan Ibu dan Anak serta pelayanan KB di Puskesmas Pauh
Selama tahun 2012 kegiatan yang dilaksanakan oleh Program KIA adalah sebagai
berikut:
Kelas Ibu Hamil dilaksanakan dimasing-masing kelurahan, 1 kali sebulan dengan
rata-rata peserta 10 orang.
Pelaksanaan P4K masih belum maksimal karena keterbatasan sumber daya
Audit Kematian tahun 2012 dilakukan pada 9 kasus kematian bayi dan balita.
Kematian bayi dgn diagnosa 2 orang IUFD, 3 orang Asfiksia, 1 orang diare, 1 Hisprung,
1 kelainan jantung dan 1 kelainan aspirasi. Sedangkan kematian maternal 1 orang, dengan
diagnosa emboli cairan ketuban.
Pencapaian Program KIA pada umumnya cukup baik, hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini

Table 4.1 Cakupan Program Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012


19

Program KIA KB sudah dilaksanakan di Puskesmas Pauh yang dijalankan oleh para
tenaga kesehatan. Pada setiap kegiatan yang dilakukan terdapat indicator sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu kegiatan.
Berikut ini merupakan capaian secara rinci perprogram :
NO KELURAHAN
SASAR
AN
K1 K4
SASARAN
BUMIL
RESTI
DETEKSI
RESTI
SASARAN
BULIN
LINAKES
KUNJUNG
AN NIFAS
LENGKAP
1 Limau Manis 128 125 123 26 25 121 120 113
2 Koto Lua 177 173 170 35 33 169 166 157
3 LM.Selatan 208 206 203 42 38 200 197 184
4 Piai Tangah 133 132 129 27 26 125 123 114
5 Cupak Tangah 197 195 191 39 36 189 185 173
6 Pisang 173 171 168 35 33 165 162 153
7 Binuang 147 146 144 29 29 140 137 128
8 Kepalo Koto 153 151 150 31 30 145 142 134
9 Lb. Bukit 91 90 89 18 17 85 82 76
Tabel 4.2 cakupan program kesehatan Ibu
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012

Cakupan perkelurahan untuk masing-masing indikator ada pada grafik dibawah ini:

Grafik 4.1 cakupan pelayanan K1 Puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
96
96.5
97
97.5
98
98.5
99
99.5
99.21
97.8
97.74
97.68
97.46
97.38
97.27
97.17
97.11
97.58
97%
20


Grafik 4.2 cakupan pelayanan K4 Puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
Untuk kunjungan K1 dan K4 semua kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Pauh sudah mencapai target yang telah ditetapkan.


Grafik 4.3 deteksi resti Puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
Tidak ada kelurahan yang mencapai target deteksi dini untuk Resti.
94
94.5
95
95.5
96
96.5
97
97.5
98
97.95
96.99
96.59
96.53
96.44
96.07
95.67
95.6
95.48
96.3
95
%
0
5
10
15
20
18.75
16.48 16.34
13.6
12.78
12.42
11.76 11.67 11.56
13.71
20
%
21



Grafik 4.4 cakupan linakes Puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
Secara rata-rata persalinan ibu hamil yang dibantu oleh tenaga kesehatan di Wilayah
Kerja setempat sudah mencapai target.

88
90
92
94
96
98
100
102
101.65
97.24
96.8
96.42
95.75
95.29
94.17
94.08
93
95.74
92
%
22



Grafik 4.5 kunjungan nifas lengkap Puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
Dari grafik dapat dilihat bahwa semua kelurahan telah mencapai target.













84
86
88
90
92
94
96
98
100
98.34
94.4
93.1
92.8
91.51
89.94 89.94
89.41
89
91.78
86
%
23

Berikut ini data mengenai kesehatan bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Pauh :
Kelurahan Bayi Balita Prasekolah
Pisang 158 673 291
Piai Tangah 118 429 189
Lb. Bukit 79 294 127
Cp. Tangah 182 790 343
Binuang 133 556 176
Kapalo Koto 138 579 272
Koto Lua 163 695 255
Limau Manis 115 477 169
LMS 192 831 494
Puskesmas 1278 5324 2316

Tabel 4.3 kesehatan bayi dan balita
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012




24


Grafik 4.6 cakupan kunjungan bayi Puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
Kunjungan Bayi tidak mencapai target di tiap kelurahan.

Grafik 4.7 cakupan kunjungan balita puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
Kunjungan Balita masih jauh. Belum ada satu kelurahan pun yang memenuhi target 80%.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
86.81 86.23
81.95 81.73
80.5
79.75
79.11
77.6
59.49
80.28
92
%
0
10
20
30
40
50
49.65
47.79
46.8
45.17 44.55 44.17
42.8 42.5
41.03
44.47
80%
25


Grafik 4.8 cakupan DDTK bayi Puskesmas Pauh 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012
Dari grafik dapat dilihat bahwa ada kelurahan yang tidak mencapai target, dan target
puskesmas tidak tercapai.

Grafik 4.9 cakupan kunnjungan DDTK balita Puskesmas Pauh tahun 2011
Dari grafik dapat dilihat bahwa semua kelurahan tidak mencapai target, dan target
puskesmas tidak tercapai.
70
75
80
85
90
95
100
95.65 95.65
94.2
93.4
90.22
89.83
88.6
86.5
79.74
90.53
92%
44
46
48
50
52
54
56
54.92
53.61
52.74 52.72
50.25
50.07
48.1
47.89
47.66
50.43
80
%
26


Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2011

Grafik 4.10 cakupan DDTK prasekolah Puskesmas Pauh tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012

Dari grafik dapat dilihat bahwa semua kelurahan tidak mencapai target, dan target
puskesmas tidak tercapai.

Cakupan DDTK bayi, balita dan prasekolah masih kurang dari target, perlu peningkatan
dan pelacakan yang lebih lagi kedepan.berdasarkan diskusi hal ini terjadi karena kurangnya
kepedulian dan minat masyarakat untuk membawa anaknya ke puskesmas, terutama ibu dengan
anak mereka yang sudah lengkap diimunisasi.






0
10
20
30
40
50
60
54.42
50
49.2
46.73
45.92 45.88 45.74
44.02
43.3
46.76
80
%
27

Untuk program KB, yang dilakukan puskesmas adalah pelayanan KB di Puskesmas.
Cakupan Layanannya adalah sebagai berikut:
Metode Kontrasepsi Jumlah
IUD 25
KONDOM 8
IMPLANT 39
SUNTIK 98
PIL 28

Table 4.4 cakupan peserta KB baru Puskesmas Pauh Tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012














28

KELURAHAN PUS BARU JUMLAH JUMLAH
Binuang Kp.
Dalam
904 323 344 667
Piai Tangah 771 300 220 520
Cp. Tangah 1098 547 262 809
Kapalo Koto 998 385 345 730
Lb. Bukit 731 238 244 482
Pisang 1252 644 238 882
Limau Manis 1082 314 445 759
Koto Lua 1245 578 312 890
LMS 1372 645 370 1015
PUSKESMAS 9453 3974 2780 6754

Table 4.5 cakupan peserta KB Puskesmas Pauh Tahun 2012
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2012



29

Program KB yang dilaksanakan di Puskesmas Pauh bekerjasama dengan BKKBN.
Kontrasepsi diberikan dengan gratis.
Berdasarkan diskusi dengan pemegang program, bahwa setiap aksepktor diberikan
penyuluhan ketika datang ke Puskesmas, seperti penyuluhan pada saat setelah persalinan dan
pada saat ANC.

























30

BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Program KIA KB yang ada di Puskesmas Pauh sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan
dasar dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Namun ada beberapa
permasalahan yang dihadapi program KIA KB di Puskesmas Pauh yaitu masih tingginya
angka kematian ibu, dan masi ada kasus bayi dan balita yang meninggal, serta kunjungan
bayi dan balita yang jauh di bawah target dan juga DDTK yang tidak mencapai target.

4.2 SARAN
1. Meningkatkan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu anak dan
pemakaian kontrasepsi, baik didalam gedung maupun diluar gedung.
2. Meningkatkan koordinasi petugas KIA KB dengan bidan pembina wilayah setempat dan
kader.
3. Meningkatkan kerjasama antar lintas program dan lintas sector
4. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya kunjungan bayi dan balita ke
puskesmas untuk memantau tumbuh kembang anak












31



DAFTAR PUSTAKA

1. Data dan Informasi diunduh tanggal 04 Februari 2013 dari: www.depkes.go.id
2. MDGs 2015 diunduh tanggal 04 Februari 2013 dari : www.depkes.go.id
3. Puskesmas Pauh. Laporan tahunan Puskemas Pauh tahun 2012. Padang : Puskesmas Pauh
4. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia
diunduh tanggal 04 Februari 2013 dari : www.kesehatananak.depkes.go.id
5. Prinsip Pengelolaan Program KIA diunduh tanggal 04 Februari 2013 dari :
www.depkes.go.id

You might also like