You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit telah menjadi bagian dari
budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Manusia
dengan sengaja menanam tumbuhan yang di budidayakan untuk diambil hasilnya guna
memenuhi kebutuhan mereka berupa sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan manusia akan
makanan secara kuantitas dan kualitas terus berubah dan meningkat sesuai dengan
pertumbuhan populasi manusia dan perkembangan kebudayaanya. Melalui penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi perlindungan tanaman, manusia selalu
berupaya mengubah ekosistem pertanian agar menghasilkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan manusia pada suatu saat dan tempat tertentu.
Usaha manusia mengeksploitasi ekosistem pertanian tidak selalu berjalan lancar, banyak
mengalami hambatan dan kendala. Salah satu hambatan utama yang dialami oleh setiap usaha
pertanian berasal dari gangguan berbagai jenis binatang pesaing, yang ikut memakan
berbagai tanaman yang diusahakan manusia dan juga penyakit, yang menyerang tanaman dan
menurunkan produksi pertanian. Ada kecendrungan semakin intensif manusia mengupayakan
peningkatan produksi pertanian, gangguan binatang pesaing dan juga penyakit tersebut
semakin meningkat. Karena kerugian yang diakibatkannya, binatang-binatang pesaing
perusak tanaman dikategorikan sebagai musuh manusia atau hama yang merugikan dan harus
diberantas.
Keberadaan penyakit tanaman selalu dianggap merugikan sehingga manusia
berusaha menghilangkannya dengan cara apapun. Semula cara untuk menghilangkan hama
dan penyakit dilakukan secara sederhana, yaitu secara fisik dan mekanik menggunakan alat
sederhana seperti dengan alat pemukul. Semakin luasnya daerah pertanian membuat cara-cara
sederhana tersebut tidak mampu lagi membendung peningkatan populasi hama dan penyakit.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi para pakar hama dan penyakit
menemukan dan mengembangkan banyak metode dan teknik pengendalian hama yang lebih
efektif, seperti dengan menggunakan pestisida. Namun seiring berjalannya waktu, karena
pestisida tidak digunakan secara bijaksana, maka sekarang lebih banyak digunakan
pengendalian hayati, pengendalian secara budidaya, pengendalian secara kultur teknis,
pengendalian fisik dan mekanik, serta pengendalian dengan varietas tahan.
Pengendalian hayati merupakan taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara
sengaja memanfaatkan populasi hama. Pengendalian hayati merupakan proses pengendalian
yang berjalan sendiri tanpa kesengajaan yang dilakukan manusia. Pengendalian hayati terjadi
tidak hanya karena bekerjanya musuh alami, tetapi juga karena komponen-komponen
ekosistem lainnya seperti makanan dan cuaca. Pengendalian secara budidaya adalah dengan
cara mengelola lingkungan sedemikian rupa agar lingkungan tersebut kurang cocok bagi
kehidupan hama dan penyakit. Pengendalian secara kultur teknis adalah dengan
memanipulasi praktikpraktik budidaya yang tidak menguntungkan hama. Pengendalian
fisik dan mekanik adalah dengan cara pengendalian secara langsung dengan mematikan hama
yang menyerang tanaman dengan tangan atau dengan bantuan peralatan. Pengendalian
dengan varietas tahan adalah dengan menggunakan varietas tanaman yang dapat tumbuh dan
berproduksi meskipun terseranag hama dan penyakit.
Pada makalah ini, akan dibahas tentang pengendalian hayati, pengendalian secara
budidaya, pengendalian secara kultur teknis, pengendalian fisik dan mekanik, serta
pengendalian dengan varietas tahan terhadap penyakit yang menyerang tanaman kentang
sebagai salah satu contoh tanaman hortikultura. Pengendalian yang dilakukan meliputi
pemanfaatan musuh alami yang ada terhadap penyakit, sanitasi, pengelolaan air, rotasi
tanaman, pencabutan pada buah yang terserang penyakit pada tanaman kentang.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tanaman hortikultura
2. Untuk mengetahui manfaat tanaman hortikultura
3. Untuk mengetahui jenis penyakit yang meyerang tanaman kentang
4. Untuk mengetahui gejala serangan penyakit pada tanaman kentang
5. Untuk mengetahui cara mengendalikan penyakit pada tanaman kentang
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi tanaman hortikultura
2. Dapat mengetahui manfaat tanaman hortikultura
3. Dapat mengetahui penyakit yang meyerang tanaman kentang
4. Dapat mengetahui gejala serangan penyakit pada tanaman kentang
5. Dapat mengetahui penyakit pada tanaman kentang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hortikultura
Hortikultura berasal dari kata hortus yang mempunyai arti garden atau kebun dan
colere yang berarti budidaya. Secara harfiah istilah hortikultura diartikan sebagai usaha
membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sehingga Hortikultura
merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan,
sayuran dan tanaman hias. Sedangkan dalam GBHN 1993-1998 selain buah-buahan, sayuran
dan tanaman hias, yang termasuk dalam kelompok hortikultura adalah tanaman obat-obatan.

2.2 Manfaat Hortikultura
1. Memperbaiki gizi masyarakat
2. Memperbesar devisa negara
3. memperluas kesempatan kerja
4. meningkatkan pendapatan petani
5. pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENYAKIT PADA KENTANG
2.1.1 KUDIS
Penyebab penyakit : jamur streptomyces scabies
Gejala serangan :
Gejala tanaman yang umbinya berkudis tidak tampak dari luar. Umbi yang sakit
mempunyai sisik dan bisul bergabus pada permukaan.
Jaringan daging yang terletak dibawahnya menjadi kecoklatan. Umbi yang berkudis
lebih cepat menjadi busuk, lebih-lebih bila dibiarkandalam tanah setelah tanaman mati.
Cara hidup :
Jamur dapat terbawwa benih, air, dan angin serta dapat bertahan dalam perut hewan
yang memakannya, sehingga dapat tersebar kemana-mana melalui pupuk kandang.
Jamur dapat bertahaan dalam tanah. Infeksi terjadi pada umbi yang masih muda.

Faktor yang berpengaruh:
1.Penanaman kentang pada PH tanah 5,2 atau kurang menghasilkan umbi kentang tidak
terserang kudis.
2.Umbi berkudis banyak dijumpai pada suhu 23
0
C.
3.Umbi pada tanah yang lembab bebas dari serangan kudis.
Pengendalian:
1.Rotasi tanaman.
2.Menggunakan umbi bibit yang bebas penakit.
3.Memendam bahan tanaman yang masih hijau pada tanah yang akan di tanami kentang.
4.Menurunkan PH tanah, menggunakan belerang.

2.1.2 BUSUK KERING
Penyebab penyakit: jamur Alternaria Solani
Gejala serangan
Mula-mula pada daun-daun tua terdapat bercak-bercak kecil agak bulat, berbatas tegas,
tersebar tidak teratur, warna cokelat tua. Bercak meluas dengan lambat, mempunyai cincin-
cincin yang sepusat. Bercak mulai tampak setelah tanaman berumur lebih dari 6 minggu.
Bercak juga dapat menyerang umbi, berwarna gelap, kering, berkerut, keras, dan agak
mengendap.
Cara hidup:
Jamur dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman sakit. Miselium dapat hidup
padadaun-daun sakit selama 1 tahun lebih, sedang konidium tetap hidup selama 17 bulan
pada suhu kamar.
Pembentukan konidium pada umumnya dimulai bila bercak mempunyai diameter
kurang lebih 3 mm. Konidium banyak dibentuk pada saat terdapat banyak embun dan hujan.
Konidium yang terbentuk mudah lepas dan mudah dipencarkan oleh angin. Kumbang
permukaan daun dapat membantu pemencaran jamur ini.
Tanaman inang lain: tomat, terong, ranti, dan kecubung.
Faktor yang berpengaruh:
Tanaman yang kurang subur cenderung lebih peka terhadap penyakit. Tanaman lebih
rentan setelah membentuk umbi.
Pengendalian:
1. Pergiliran tanaman
2. Pemanfaatan musuh alami

2.1.3 BUSUK DAUN
Penyebab penyakit: jamur phytophthora infestans
Gejala serangan:
Gejala tampak pada tanaman berumur 1 bulan. Tepi dan ujung daun yang sakit
berbercak nekrotis. Bila kelembaban dan suhu tinggi, bercak akan meluas dengan cepat dan
mematikan seluruh daun. Dalam cuaca kering jumlah bercak terbatas, segera mengering, dan
tidak meluas.
Cara hidup:
Konidium berkecambah secara langsung dengan membentuk hifa baru atau secara tidak
langsung dengan membentuk spora kembara. Jamur dapat mempertahankan diri dari musim
ke musim dalam umbi-umbi yang sakit.
Kalau umbi sakit ditanam, jamur dapat naik ke tunas muda yang baru tumbuh dan
membentuk banyak konidium dan sporangium. Konidium dapat dipencarkan oleh angin dari
sumber infeksi ke tanaman di sekitarnya.
Faktor yang berpengaruh:
Kelembaban dan suhu tinggi sangat membantu perkembangan penyakit. Curah hujan
tinggi mendorong perkembangan penyakit.

Pengendalian:
1. Hanya menanam umbi-umbi benih yang sehat.
2. Pemanfaatan musuh alami

2.1.4 LAYU BAKTERI
Penyebab penyakit: bakteri pseudomonas solanacearum
Gejala serangan:
Daun-daun layu, dimulai dari daun-daun muda(ujung). Jika batang dipotong, terlihat
berkas pembuluh berwarna cokelat. Jika bagian tersebut ditekan, dari lingkaran berkas
pembuluh keluar massa lendir berwarna kelabuan.
Umbi juga dapat terserang. Pada ujung umbi terdapat bagian yang mengendap dan
berwarna hitam. Jika umbi dipotong tampak adanya jaringan busuk berwarna cokelat, sedang
pada lingkaran berkas pembuluh umbi terdapat lendir berwarna cokelat muda sampai kelabu.
Umbi dapat menjadi busuk lunak.
Cara hidup:
Bakteri dapat terangkut air, tanah yang terinfeksi, dan umbi bibit.
Mekpun bakteri dapat menginfeksi bagian-bagian tanaman yang utuh di bawah tanah,
namun infeksi dibantu oleh adanya luka.
Tanaman inang lain: tomat, cabai, terung, tembakau, dan kacang tanah.
Faktor yang berpengaruh:
1. Penyakit berkembang ketika terdapat banyak hujan dan suhu udara tinggi.
2. Adanya gulma yang peka akan meningkatkan penyakit layu pada pertanaman kentang
berikutnya.

Pengendalian:
1. Rotasi tanaman.
2. Drainase yang baik pada tanah yang basah.
3. Penggunaan umbi bibit yang sehat.
4. Pemberian mulsa.
5. Pemanfaatan musuh alami

2.1.5 DAUN MENGGULUNG
Penyebab penyakit:Virus corium solani
Gejala serangan:
Daun-daun tanama yang sakit menggulung ke atas, dari tepi ke arah ibu tulang,
kadang-kadang menyerupai tabung. Jika di pegang daun terasa lebih kaku.
Daun tanaman sakit lebih pucat, kurus, dan tegak dari pada daun sehat. Tanaman sakit
biasanya hanya menghasilkan umbi-umbi keci. Umbi yang mengandung virus dapat bertahan
lama dalam tanah.
Cara hidup:
Selain dengan umbi bibit, penyakit dapat ditularkan oleh beberapa macam kutu daun.
Penyakit tidak dapat menular secara mekanis.
Virus dapat enular ketanaman kentang liar, tomat, kecubung, dan ceplukan.
Faktor yang berpengaruh:
Beberapa varietas kentang mempunyai ketahanan yang berbeda-beda.
Pengendalian:
1. Penaanaman umbi bibit yang bebas virus.
2. Penanaman varietas tahan.
3. Perlakuan pemanasan umbi, penyimpanan umbi pada suhu 36
0
C selama 40 hari.
4. Sanitasi, tanaman yang menampakkan gejala menggulung harus cepat di cabut dan di
musnahkan.
5. Pemanfaatan musuh alami

3.3 VIRUS pada kentang
Virus yang menyerang adalah:
1. Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung;
2. Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun;
3. Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal;
4. Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM)
menyebabkan mosaik menggulung;
5. Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas .


Gejala:
akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak
menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan
oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae,
kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda.

Pengendalian:
tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan
dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar
tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hortikultura adalah usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman
hias. Sehingga Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari
budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Namun hortikultura tidak hanya
mempelajari budidaya buah buahan, sayuran, dan tanaman hias saja melainkan juga
tanaman obat obatan.
Dalam makalahini, kami membahas tentang beberapa hama dan penyakit, dan beberapa
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kentang sebagai salah satu contoh dari
tanaman hortikultura.
Hama yang biasa ditemukan pada tanaman kentang antara lain : ulatpengorok daun/
penggerek umbi, thrips, kutu daun, kumbang kentang, orong orong, dan uret. Sedangkan
penyakit yang ditemukan pada tanaman kentang adalah kudis, busuk kering, busuk daun, layu
bakteri, dan daun menggulung.
Beberapa cara pengendalian yang dilakukan adalah:
1. Pengendalian hayati yaitu memanfaatkan musuh alami seperti laba laba,
burung pipit, dan parasitoid;
2. Pengendalian budidaya yaitu dengan cara sanitasi, rotasitanaman, dan pengelolaan
air;
3. Pengendalian fisik dan mekanik dengan cara pembumbunan, pemangkasan batang
yang terkena penyakit, pencabutan dan pemusnahan tanaman yang terserang hama,
pengumpulan larva dan pupa kemudian dimatikan, dan lain lain;
4. Pengendalian dengan kultur teknis misalnya dengan cara penggunaan pupuk
kandang;
5. Pengendalian dengan varietas tahan.




DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2011.Pengertian Hortikultura.http://www.wikipedia.com/.diakses tanggal 24
Desember 2011
Anonymous.2011.http://planthospital.blogspot.com/2011/08/macam-macam-penyakit-
kentang.html.diakses tanggal 24 Desember 2011
Joko, S. Sartonodan I. Indriyati Wibisono.2007.Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran.
Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.hal 24-36
Untung, Kasumbogo.2006.Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu.Yogyakarta:
GadjahMada University Press.hal 189-191





















Makalah Penyakit pada Tanaman Kentang

You might also like