You are on page 1of 21

9

BAB 2
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI
DAN METODE KARYAWISATA

2.1 Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa.
Untuk mengetahui lebih jelas, penulis menguraikan tentang pengertian, ragam,
tujuan dan manfaat menulis.
2.1.1 Pengertian Menulis
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu menyimak
(listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan
menulis (writing skillls) (Ninda, 1957:19; Haris, 1977:9; Tarigan, 1981:1
dalam Tarigan, 1994:1). Menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang pemerolehannya menempati urutan terakhir, dibandingkan
dengan komponen berbahasa yang lain.
Ada beberapa definisi menulis menurut para ahli. Berikut definisi-
definisi menulis menurut beberapa ahli: menulis adalah kegiatan melahirkan
perasaan dengan tulisan, dapat juga diartikan bahwa menulis adalah
berkomunikasi menggunakan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang
lain secara tertulis (Suriamiharja, 1985; 2). Rusyana (1984) dalam M. Rizal
Pahlawi (2005) menjelaskan pengertian menulis adalah kemampuan
menggunakan pola-pola dalam penampilannya secara tertulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Syamsudin (1994) dalam M. Rizal

10
Pahlawi (2005) menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan merangkai,
menyusun, mengorganisasikan buah pikiran tentang suatu masalah dengan
kalimat yang logis.
Ahmadi dalam Nurjamilah (2006: 17) menyebutkan bahwa menulis
adalah suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan makna
dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang bisa
dibaca.
Tarigan (1994:3) mendefinisikan menulis merupakan suatu kegiatan
yang produktif dan ekspresif yang memanfaatkan grafologi, stuktur bahasa
dan kosa kata. Dikatakan aktif produktif karena kegiatan menulis merupakan
kegiatan yang bersifat menghasilkan suatu karya tulis berupa hasil ungkapan-
ungkapan ide dari seseorang, sedangkan ekspresif dalam KBBI adalah tepat
(mampu) memberikan (mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan dan
perasaan. Selain itu, Tarigan (1992:21) mendefinisikan menulis ialah
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik
itu.
Selain itu, dalam buku Mengingat Makna (2002:44) Hernowo
menjelaskan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas yang dapat
mempercepat proses pencernaan dan penyerapan sebuah gagasan.

11
Dari beberapa pengertian menulis di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
menulis adalah suatu kegiatan untuk mengungkapkan suatu gagasan ke dalam
sebuah tulisan.
2.1.2 Ragam Tulisan
Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Menurut Finoza dalam Nurjamilah (2006:18),
karangan terbagi menjadi lima jenis. Yang pertama karangan narasi. Karangan
narasi adalah bentuk karangan yang berusaha menjadikan suatu objek atau
suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga peristiwa seolah-olah dialami
pembaca. Selain itu, narasi mengisahkan apa yang terjadi dan bagaimana
kejadian itu berlangsung. Kedua adalah karangan deskripsi. Karangan
deskripsi adalah karangan yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu
hal sedemikian rupa sehingga objek tersebut seolah-olah berada di depan mata
pembaca. Ketiga adalah karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah
karangan yang memperluas suatu objek, sehingga memperluas pandangan
mata pembaca. Keempat adalah karangan argumentasi. Karangan argumentasi
adalah karangan yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Dan yang
kelima adalah karangan persuasi. Karangan persuasi adalah bentuk karangan
yang bertujuan mengajak dan membujuk pembaca akan hal-hal yang
dikomunikasikan berupa fakta, gagasan, dan perasaan seseorang. Ragam
tulisan yang dijadikan penelitian dalam tulisan ini adalah karangan deskripsi.


12
2.1.3 Tujuan Menulis
Tujuan menulis yang paling utama adalah menginformasikan sesuatu
kepada pembaca. Selain itu, tujuan menulis menurut Tarigan (1994:23),
adalah:
1) memberitahukan atau mengajar,
2) meyakinkan atau mendesak,
3) menghibur atau menyenangkan, dan
4) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Pendapat Hipple yang dirangkum oleh Hugo Hartig dalam Tarigan
(1994:24-25) menyebutkan tujuan menulis, sebagai berikut.
1) Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang
ditugaskan membuat laporan, notulen rapat).
2) Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca
lebih mudah dan menyenangkan. Seseorang tidak akan dapat menulis
secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun tidak sadar
bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah lawan atau musuh.
Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

13
3) Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
5) Self-Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada pembaca.
6) Creative Purpose (Tujuan Kreatif)
Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Namun,
keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni
idaman. Tujuan ini ingin mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai
kesenian.
7) Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi
serta meneliti dengan cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.




14
2.1.4 Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Dr. Pennebeker (Hernowo, 2004: 52-55)
1) Menulis menjernihkan pikiran
Para ahli hipnotis propesional sering menggunakan teknik ini untuk
mempercepat proses hipnotis. Pada dasarnya mereka meminta klien mereka
untuk menuliskan pikiran dan perasaan mereka pada saat itu. Saat klien
mereka selesai menulis, ahli hipnotis ini meminta klien untuk merobek kertas
yang mereka pakai dan membuangnya. Hal ini merupakan sebuah tindakan
simbolis bagi penjernihan pikiran.
2) Menulis mengatasi trauma
Orang-orang yang sedang atau sudah mengalami masalah biasanya
cenderung mengalami ketakutan akan kejadian (masalah) tersebut terulang
lagi. Orang seperti ini akan menggunakan kapasitas pikiran terbesarnya. Hal
inilah yang menyebabkan mereka akan menjadi pelupa dan tidak bisa
memusatkan perhatian mereka pada pekerjaan mereka. Menulis tentang
trauma akan membantu dalam mengelola trauma dan dapat membebaskan
pikiran untuk menangani tugas-tugas lainnya.
3) Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru
Menulis bisa membantu memberikan suatu rangka yang dapat dipakai
untuk memahami perspektif baru dan unik dari orang lain. Bahkan menulis
tentang hal tersebut akan membuat gagasan semakin jelas dan mudah diingat.
Hal ini dapat ditunjukan oleh kegiatan menulis yang penuh pemikiran atau
coretan-coretan anak kecil.

15
4) Menulis dapat membantu memecahkan masalah
Menulis mendorong proses integrasi informasi, maka dari itulah menulis
bisa membantu memecahkan masalah-masalah yang rumit. Seseorang yang
menulis dengan bebas tentang masalahnya akan lebih mudah untuk
mendapatkan cara penyelesaian masalah yang dihadapinya.
5) Menulis bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis
Setiap orang terkadang terpaksa untuk menulis, contohnya seorang siswa
yang harus menulis sebuah laporan, atau seorang pakar medis harus menulis
pandangan medis. Menulis secara formal memakai aturan penulisan seperti
kebakuan kata-kata dan tanda baca. Dengan menulis bebas memudahkan
seseorang untuk menuangkan ide atau gagasannya sebelum direvisi kembali
sesuai dengan aturan formal penulisan.
Selain itu, manfaat menulis bagi siswa di antaranya:
1) merangsang imajinasi dan daya pikir siswa,
2) siswa mampu menerapkan kaidah menulis dan menggunakan kaidah
kebahasaan sewaktu menulis,
3) melatih siswa dalam mengkomunikasikan gagasannya,
4) siswa mampu menyusun berbagai bentuk karangan, dan
5) mengembangkan kebiasaan menulis yang akurat, singkat, dan jelas.
Dari beberapa manfaat yang penulis paparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis bermanfaat bagi kehidupan kita. Menulis dapat meningkatkan
kesehatan fisik dan mental serta penggunaan kegiatan menulis secara
bijaksana bisa memperbaiki kualitas kehidupan.

16
2.2 Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah salah satu dari ragam tulisan. Sebelum
membuat karangan deskripsi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu
tentang pengertian, ciri, jenis, pendekatan dan langkah-langkah menulis
karangan deskripsi.
2.2.1 Pengertian Karangan Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata Latin describere yang berarti menulis
tentang atau membeberkan sesuatu. Dalam bahasa Inggris, kata ini ditulis
description, yang diambil dari kata kerja to describe yang berarti melukiskan
dengan bahasa. Deskripsi atau bisa juga disebut pemerian adalah sebuah
bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan
perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1982:93).
Definisi tentang deskripsi, banyak dikemukakan oleh para ahli. Di
antaranya, Rusyana dalam Nuriana dalam Nurjamilah (2006: 19) menjelaskan
bahwa deskripsi merupakan karangan yang melukiskan sesuatu, menyatakan
apa yang diinrakan, melukiskan perasaan dan perilaku jiwa. Menurut Parera
dalam Nurjamilah (2006:19) mendefinisikan deskripsi sebagai suatu bentuk
karangan yang melukiskan keadaan secara nyata dan mempengaruhi pembaca,
sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, dan mencium secara
imajinatif objek yang dilukiskan oleh penulis. Dalam karangan deskripsi
isinya dituntut agar objek yang digambarkannya sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Asrom, dkk (1997: 13) yang
mengartikan deskripsi sebagai tulisan yang berusaha memberikan perincian

17
atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti
orang, tempat, suasana, atau hal lain).
Jika dilihat dari definisi-definisi tersebut, ternyata semua memiliki arti
yang sama, yaitu karangan yang menggambarkan suatu objek secara teliti,
sehingga pembaca bisa merasakan, melihat, mendengar, atau mencium objek
yang dilukiskan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi para ahli di atas, yaitu bahwa
karangan deskripsi adalah karangan yang mengutamakan suatu hal secara
terperinci, sehingga tergambar, terlukis, dan hidup dalam pikiran orang yang
membacanya.
2.2.2 Ciri-ciri Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu hal.
Untuk menggambarkan suatu hal tersebut, harus mengetahui ciri-ciri dari
objek tersebut.
Tarigan (1986: 5) mengatakan, bahwa pengarang deskripsi mengajak
pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-
baiknya adegan, pribadi, dari suasana hati yang telah dialami oleh pengarang.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
ciri-ciri karangan deskripsi secara umum, yaitu:
a) melukiskan atau menggambarkan objek, artinya tulisan tersebut berisi
lukisan dan gambaran tentang sesuatu objek, seolah-olah objek tersebut
dapat dilihat dan dirasakan;

18
b) hasil penyerapan panca indera, artinya objek yang dilukiskan dalam tulisan
tersebut merupakan hasil yang diserap oleh panca indera;
c) rincian objek sangat jelas, artinya objek yang digambarkan dalam tulisan
tersebut seperti benar-benar ada dan dapat dilihat.
2.2.3 Jenis-jenis Karangan Deskripsi
Menurut Gorys Keraf (1982:94) tulisan deskripsi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi ekspositoris atau
teknis.
1) Deskripsi Sugestif
Dalam deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah
pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung
dengan objeknya. Pengalaman atas objek itu harus menciptakan sebuah kesan
atau interpretasi. Sasaran deskripsi sugestif dengan perantaraan tenaga
rangkaian kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan sifat,
watak dari objek tersebut, dapat diciptakan sugesti tertentu pada pembaca.
Dengan kata lain, deskripsi sugesti berusaha menciptakan suatu penghayatan
terhadap objek tersebut melalui imajinasi pembaca.
Deskripsi sugestif bertujuan meningkatkan daya khayal, kesan atau
sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek secara keseluruhan
seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Hal ini diusahakan oleh
penulis dengan cara memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan
perasaannya kepada pembaca. Di samping itu, penulis juga menyampaikan
sifat dan semua perincian wujud yang ditemukan pada objek. Jadi deskripsi

19
sugestif berusaha menciptakan pengkhayalan terhadap objek melalui imajinasi
pembaca. Contoh paragraf deskripsi sugestif sebagai berikut:

Sejauh mata memandang, terlihat riak-riak ombak putih bersih
di antara hitam batu karang. Hamparan biru air laut memantulkan
cahaya sinar matahari yang terik, siang itu. Dikejauhan terlihat
pula pemandangan Gunung Krakatau dan Gunung Anak Krakatau,
menjulang di tengah-tengah samudera berwarna biru cerah.
Sesekali terlihat satu-dua perahu nelayan melintas di tengah lautan.
Pemandangan itu membuat mata enggan berpaling dan badan
enggan beranjak melewati suasana nyaman di tepian pantai. Bukan
hanya pesona pantai, tetapi juga keindahan batu karang yang bisa
dinikmati di sana.
Salah satunya Karang Bolong yang berada di Desa Karang
Bolong, Kecamatan Cinangka, Serang. Keunikan batu karang besar
yang berlubang dibagian tengah juga menjadi pesona indah untuk
dinikmati. Pemandangan akan lebih indah dengan berjalan menaiki
puncak batu Karang Bolong. Turun dari puncak Karang Bolong
akan terlihat seonggok batu karang menyerupai kapal terdampar.
(Kompas, 25 Mei 2007 dengan perubahan).

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis berusaha menciptakan
sebuah pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan
langsung dengan objek yaitu objek di kawasan Serang.
2) Deskripsi Ekspositoris atau Deskripsi Teknis
Deskripsi teknis adalah deskripsi yang bertujuan memberikan
identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenalinya bila
bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut. Karena sifatnya hanya
bertujuan menyampaikan informasi teknis, deskripsi teknis ini memerlukan
ketepatan informasi mengenai objek yang sedang digarap. Deskripsi teknis
tidak berusaha menciptakan kesan imajinasi pada pembaca. Hanya berusaha
menanamkan pengertian seseorang tentang sesuatu hal.

20
Seluruh objek yang dapat diinformasikan secara teknis dapat dituliskan
ke dalam bentuk karangan ini. Misalnya pesawat terbang, bahasa, pertanian,
pertambangan, industri, dan lain-lain. Contoh paragraf deskripsi
ekspositoris/teknis sebagai berikut:

Siang itu matahari riang menyinari, Aurora mulai menjalani
kehidupannya di halaman belakang, yaitu melukis, jari-jemarinya
yang erat memegang kuas, bergerak gemulai mencitrakan
kehidupan masyarakat Jawa yang bergotong royong mendirikan
Surau. Cahaya matahari dipantulkan oleh mata indahnya yang
nyaris tak pernah berkedip. Rambut lurusnya sesekali melayang
tertiup angin. Bibirnya yang mungil tertutup erat menyimbulkan
keseriusan. Aurora terlalu cantik untuk hidup terasing. (Surat
Magenta, karya Rizky Hartono).

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis berusaha memberikan
identifikasi seseorang yaitu sosok Aurora pada pembaca.
2.2.4 Pendekatan dalam Menulis Karangan Deskripsi
Tulisan deskripsi menurut penulis, mampu mengambil sikap agar ia
dapat menggambarkan objek tulisan secara tepat sehingga maksud yang ia
inginkan dapat tercapai. Ada usaha yang dilakukan untuk menyampaikan
amanat yang terkandung didalamnya. Penyampaiannya bisa dilakukan dengan
cara penyusunan detail-detail dari objek yang ditulisnya, atau memilih salah
satu pendekatan ketika menuangkan gagasan. Berikut beberapa pendekatan
dalam menulis karangan deskripsi.
1) Pendekatan realistis, penulis berusaha agar deskripsi yang dibuat
berdasarkan objek yang tengah diamati itu harus dituliskan subjektif dan
objektifnya, sesuai dengan yang tengah diamati. Artinya, objek yang

21
tengah diamati harus dilukiskan sesuai dengan keadaannya yang nyata.
Perincian-perincian dan perbandingan antara satu dengan yang lainnya,
harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga nampak seperti potret.
2) Pendekatan impresionistis, menggambarkan atau melukiskan objek secara
subjektif. Artinya, objek yang akan digambarkan atau dilukiskan
dikemukakan oleh penulis secara bebas dan berdasarkan penafsirannya
saja. Penulis hanya menyeleksi bagian-bagian yang diperlukan dari
kenyataan-kenyataan yang hendak dideskripsikan.
3) Pendekatan sikap penulis, akan terlihat bagaimana sikap penulis terhadap
objek yang akan digambarkan atau dilukiskannya. Penulis mengambil
salah satu sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh atau sikap-sikap
yang lainnya. Sikap ini berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
penulis.
2.2.5 Langkah-langkah Menulis Karangan Deskripsi
Berikut beberapa langkah menulis karangan deskripsi.
1) Menetapkan tema tulisan. Tema tulisan adalah gagasan, persoalan,
masalah atau ide yang akan dikemukakan dalam tulisan. Tulisan yang
diteliti dalam skripsi ini adalah karangan deskripsi, maka tema tulisan
tentu harus berupa objek yang akan di tulis sampel.
2) Menetapkan tujuan tulisan. Tujuan menulis karangan deskripsi adalah
memberi gambaran dan rincian suatu objek kepada pembaca. Apabila
karangan yang akan ditulis berbentuk deskripsi, maka tujuan yang ingin

22
dicapai adalah berusaha menciptakan penghayatan melalui imajinasi
pembaca terhadap objek tertentu.
3) Mengumpulkan bahan tulisan. Bahan-bahan tulisan dapat diperoleh
dengan berbagai cara, diantaranya dengan mengadakan pengamatan atau
peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis. Disamping itu,
pengumpulan bahan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, majalah,
surat kabar, lukisan, atau identifikasi dan informasi mengenai objek yang
sedang kita jadikan bahan tulisan.
4) Menyiapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan disusun berdasarkan
bahan-bahan yang terkumpul. Karena bahan tulisan masih bersifat garis
besarnya saja, rincian mengenai bahan tulisan perlu kita buat. Bahan
tulisan yang dirinci harus ditentukan pikiran-pikiran yang telah dipilih
kemudian disusun dan ditata secara kronologis dengan memperhatikan
kesatuan dan kekuatan gagasan.
5) Mengembangkan tulisan. Dalam mengembangkan tulisan hendaknya
memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca. Pilihlah kalimat yang
efektif.







23
2.3 Metode Karyawisata
Metode karyawisata merupakan salah satu metode dalam pembelajaran.
Untuk menggunakan metode tersebut dalam kegiatan belajar mengajar maka
kita perlu mengetahui pengertian, manfaat, kelebihan, kelemahan, cara
mengatasi kelemahan, serta langkah-langkah karyawisata agar pelaksanaan
lebih efektif dan efisien.
2.3.1 Pengertian Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang
terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan
didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh
pendidik yang kemudian dibukukan (Adrian, 2004 : 115).
Dalam buku Konsep dan Makna Pembelajaran Syaiful Sagala
(2003:214) menerangkan bahwa karyawisata (field strip) ialah pesiar
(ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi
pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum
sekolah. Dengan karyawisata sebagai metode belajar mengajar, anak didik di
bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud
untuk belajar. Berbeda dengan tamasya manusia terutama pergi untuk mencari
liburan, dengan karyawisata manusia diikat oleh tujuan dan tugas belajar.
Dalam buku Strategi Belajar Mengajar Roestiyah (1989: 85)
menyebutkan bahwa teknik karyawisata ialah cara mengajar yang
dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di
luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik

24
sepatu; suatu bengkel mobil; toko serba ada; suatu peternakan atau
perkebunan; museum dan sebagainya.
Kendati pun karyawisata menurut Rusyan (1993:83) banyak memiliki
nilai nonakademis, tetapi tujuan umum pendidikan dapat dicapai, terutama
mengenai wawasan dan pengalaman tentang dunia luar seperti kunjungan ke
tempat-tempat bersejarah, museum, dan peternakan.
Tujuan utama metode karyawisata adalah siswa mendapatkan
pemahaman langsung dari objek yang dikunjungi serta dapat menuangkan apa
yang dipahami dalam bentuk laporan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
metode karyawisata adalah salah satu metode mengajar yang dilaksanakan
oleh guru dengan cara mengajak siswa keluar kelas untuk mendapat
pengalaman langsung dari objek yang diamati sebagai bahan penunjang
pembelajaran di sekolah.
2.3.2 Manfaat Metode Karyawisata
Dalam buku Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa
yang ditulis oleh Adrian (2004 : 116), dikemukakan bahwa ada beragam
manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan rekreasi/karyawisata, di antaranya:
1) menyegarkan tubuh, menambah kesehatan dan melakukan terapi
penyembuhan atas beberapa penyakit;
2) melatih anak-anak agar kuat, tahan banting dan mampu menahan lapar dan
dahaga. Para pembimbing atau pendidik menganjurkan agar

25
memperhatikan tingkah laku anak-anak dan sikap mereka dalam
menghadapi hal yang beragam dan berbeda; dan
3) para pembimbing atau pendidik menganjurkan agar memperhatikan
tingkah laku anak-anak dan sikap mereka dalam menghadapi berbagai hal
yang beragam dan berbeda.
2.3.3 Kelebihan Metode Karyawisata
Dalam buku Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa
yang ditulis oleh Adrian (2004: 117), disebutkan bahwa kelebihan metode
karyawisata yaitu:
1) peserta didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam
dari dekat;
2) peserta didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan
mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan;
3) peserta didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-
pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan
secara langsung;
4) peserta didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan
wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan on the spot;
5) peserta didik dapat mempelajari sesuatu secara internal dan komprehensif;
6) karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran;
7) membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat; dan

26
8) pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Metode karyawisata memiliki kelebihan daripada metode-metode yang
lain. Terutama dalam penelitian ini, ragam tulisan yang dijadikan penelitian
adalah karangan deskripsi. Dalam karangan deskripsi isinya dituntut agar
objek yang digambarkan sesuai dengan kenyataan. Metode karyawisata sangat
menunjang dalam menulis karangan deskripsi karena siswa dapat pengalaman
langsung dari objek yang dilihat, didengar dan dirasakannya.
2.3.4 Kelemahan Metode Karyawisata
Dalam buku Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa
yang ditulis Adrian (2004:118), menyebutkan bahwa kelemahan metode
karyawisata yaitu:
1) memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak;
2) memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang;
3) dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studi terabaikan;
4) memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan;
5) biayanya cukup mahal; dan
6) memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Metode karyawisata memiliki kelemahan terutama jika karyawisata yang
dilakukan berkunjung ke tempat-tempat yang jauh dari sekolah. Kelemahan
tersebut yaitu biaya yang mahal dan waktu yang relatif lama. Dalam penelitian

27
ini penulis mencoba mengantisivasi kelemahan tersebut dengan memanfaatkan
fasilitas yang ada di sekitar sekolah.
2.3.5 Cara Mengatasi Kelemahan Metode Karyawisata
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan metode karyawisata, antara lain :
1) perlu merumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tegas;
2) buatlah rumusan tujuan yang jelas dan konkret;
3) penentuan tugas-tugas yang harus dilakukan sewaktu dan sesudah
pelaksanaan karyawisata;
4) rencana penilaian pengalaman-pengalaman dan hasil karyawisata; dan
5) rencana selanjutnya sebagai kelanjutan pengalaman hasil karyawisata;
2.3.6 Langkah-langkah Karyawisata
Agar penggunaan metode karyawisata dapat efektif, maka
pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah di antaranya persiapan
dan perencanaan, pelaksanan karyawisata, dan tindak lanjut.
2.3.6.1 Persiapan dan Perencanaan
Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama-
sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang
perlu dibicarakan bersama, di antaranya:
1) tujuan dan sasaran yang akan dituju;
2) aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila
dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan aspek-aspek
atau masalah yang akan dicapai;

28
3) membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata;
4) terbentuk kelompok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek
yang telah dirumuskan. Setiap kelompok pun hendaknya membagi-bagi
tugas lain sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya
ada yang harus mengamati, mengumpulkan bahan-bahan, bertanya,
mencatat, dan lain-lain;
5) membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi
pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin
kelompok baik untuk diskusi kelak; dan
6) waktu karyawisata supaya ditetapkan.
2.3.6.2 Pelaksanaan Karyawisata
Karyawisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya
melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang
kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau kelas. Pengerjaan tugas
dapat dilakukan perseorangan atau kelompok kecil. Setiap orang hendaknya
mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan
atau belum.
2.3.6.3 Tindakan Lanjut
Karyawisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat
kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak
lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok
tertentu belum tentu diamati yang lain. Tujuan karyawisata yaitu agar semua
orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu, dalam tindak

29
lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan
tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan
hasil penelitianya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang
kegiatan mereka; apakah karyawisata itu berjalan dengan lancar, tertib dan
bermanfaat? Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana
kemungkinan untuk memperbaikinya.

You might also like