Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
Oleh: I Gusti Agung Putra Mahautama H1A008020
Pembimbing dr. Elly Rosilla Wijaya, Sp.KJ
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2014
2 STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 25 tahun Agama : Islam Suku : Sasak Pendidikan : Tamat SMA Pekerjaan : Tidak Bekerja Status Pernikahan : Janda Alamat : Tepas, Sario, Brang Rea, Sumbawa Barat Pasien masuk rumah sakit tanggal 31 Juli 2014, diantar oleh Adik kandungnya.
II. RIWAYAT PSIKIATRI Data diperoleh dari : Autoanamnesis pada tanggal 12 Agustus 2014 Alloanamnesis dari : 1. Romansyah, Adik Kandung Pasien, Berusia 22 tahun, Mahasiswa, Belum bekerja , tinggal serumah dengan pasien. Catatan Rekam Medik.
A. Keluhan Utama Banyak bicara B. Riwayat Penyakit Sekarang Alloanamnesis : Satu minggu lebih sebelum masuk rumah sakit pasien di ajak bersama dengan keluarga mantan suaminya berjalan jalan. Pada saat itu keluarga mantan suami juga mengatakan bahwa akan mengambil hak asuh dari kedua anaknya dan tidak akan memberikannya kepada pasien. Sejak pulang dari kejadian tersebut, pasien diakui oleh adiknya merasa terpukul. Hal ini dikarenakan 1 bulan sebelumnya pasien juga sudah digugat cerai oleh suaminya, sehingga hal ini menurut adik pasien menambah berat masalah yang dihadapi pasien. Pasien diakui banyak bicara, marah marah serta emosi mulai meningkat sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
3 Autoanamnesis : Pasien mengaku semenjak 7 hari sebelum masuk rumah sakit menjadi lebih bersemangat dari biasanya, gelisah, sulit tidur, dan memiliki ide ide yang optimis untuk dicapai. Pasien diakui oleh adiknya sering berjalan jalan ke lingkungan sekitar rumahnya. Pasien menjadi mudah marah dan cepat tersingung terutama apabila keluarga melarang keinginan keinginan pasien. Keluhan ini sampai membuat pasien tidak bekerja dan aktivitas sosialnya terganggu. Pasien juga mengaku pasien ingin memperjuangkan hak untuk merawat keduanya anaknya hingga ketitik darah penghabisan. Pasien juga sering marah marah terhadap mantan suaminya yang bernama Maxy alias rahmat hidayat. Pasien mengatakan bahwa mantan suaminya merupakan penjahat dan juga pembohong, namun ia masih menyayangi suaminya. Pasien mengaku tidak dapat melihat mahluk halus seperti bayangan hitam. Pasien juga tidak mendengar suara suara bisikan saat dirinya sendirian. Pasien mengaku dirinya adalah Susi susanti yang pintar bermain bulu tangkis. Pasien mengaku merupakan atlit berprestasi yang menjuarai banyak kejuaran bulu tangkis. Pasien mengaku pernah juara saat mengikuti kejuaraan di desa Tepas, Brang Rea. Pasien mengaku tidak ada yang bisa mengalahkan dia dalam hal bermain bulu tangkis. Selain itu pasien mengaku mempunyai olahraga olahraga lain yang ia tekuni. Pasien juga ahli dalam bermain voli dan basket. Pasien mengatakan pernah mengikuti kejuaraan voli dan basket. Pasien mengaku sering menyanyi semenjak sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku dapat bernyanyi lagu india, bahasa inggris, indonesia, arab, sumbawa, dan jenis musik lainnya. Pasien mengaku sudah pandai menyanyi sejak ia masih kecil. Pasien juga mengaku sering menari semenjak sebelum masuk rumah sakit. Pasien sering menari india karena pasien sangat menyenangi tarian tersebut. Pasien sering berlari lari dan kemudian tidur dilantai sambil menyanyi lagu india. Pasien mengaku juga mempunyai indera keenam yaitu dapat membaca pikiran orang lain. Pasien dapat mengetahui apa yang orang lain pikirkan tentang dia. Pasien juga memiliki kemampuan akting yang sudah dapatkan sewaktu ia masih masa kanak kanak. Pasien mengaku dirinya cantik dan disukai oleh banyak laki - laki. Perasaan ini sudah dirasakan sejak pasien berada pada kelas 3 SMA. Pasien mengaku banyak laki laki yang mengejar ngejar dirinya karena selain
4 cantik, pasien juga pintar karena selalu juara 1 sewaktu SMA. Pasien mengaku banyak teman teman pasien yang iri karena kepintaran pasien sewaktu pasien SMA.
Pasien mengaku merupakan orang kaya dan memilki rumah yang bagus di sumbawa. Pasien memiliki rumah bertingkat yang terdapat kolam renang di dalamnya. Pasien mengaku juga mempunyai banyak sawah di sumbawa. Pasien mengaku juga mempunyai banyak uang yang didapatkan dari ayahnya yang bekerja sebagai petani. Pasien ingin memakai uangnya tersebut untuk jalan jalan ke hongkong untuk melihat barongsai.
C. Riwayat Penyakit Dahulu 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Selama ini pasien tidak pernah mengalami trauma kepala ataupun sakit yang menyebabkan perubahan perilaku. Pasien juga tidak mengkonsumsi alkohol dan obat obatan yang dapat menyebabkan perubahan perilaku. Pasien juga tidak merokok. Pada tahun 2008 pasien pernah mengalami keluhan serupa dan dibawa ke RSJ provinsi NTB. Pasien kemudian di rawat inap pada waktu itu. Oleh adiknya pasien diakui saat itu mengamuk, saat itu mulai mendengar suara suara bisikan binatang seperti anjing, kucing, harimau dan juga dapat melihat mahluk halus meskipun hanya sesaat. Saat itu pasien diakui mengamuk dan merasa dirinya diguna guna oleh temannya yang bernama helmiati karena kepintarannya sewaktu SMA. Pasien diakui pulang dengan keadaan membaik setelah di rawat inap di RSJ provinsi NTB. Pada tahun 2009 pasien pergi ke saudi arabia menjadi TKI untuk membantu orang tua dalam membiayai adik adiknya serta mencari pengalaman di dunia kerja. Disana pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pasien mengaku majikan tempat ia bekerja baik dengannya. Pasien mengaku tidak pernah terdapat masalah dengan pekerjaannya. Namun setelah 1 tahun 7 bulan ia bekerja pasien dipulangkan oleh majikannya karena sempat memukul majikannya. Pasien sebelumnya sempat di rawat di rumah sakit jiwa di Saudi Arabia sebelum akhirnya dipulangkan ke sumbawa. Pada Juni tahun 2012 pasien MRS untuk kedua kalinya, pada saat itu pasien dikeluhkan berbicara kacau, memukul, gelisah, sering keluyuran, dan mengaku mendengar suara suara bisikan seperti kucing, anjing, dan harimau. Pasien diakui oleh keluarganya tidak pernah kontrol secara rutin dan minum obat secara teratur
5 semenjak ia pulang dari saudi arabia, karena menganggap pasien sudah membaik. Pasien di rawat inap di RSJ provinsi NTB, dan diakui keluarga pulang dengan keadaan membaik. Pada Oktober tahun 2013 pasien MRS untuk ketiga kalinya, pada saat itu pasien telah melahirkan satu bulan sebelumnya. Pasien dikeluhkan sering mendengar suara suara teriakan, berbicara kacau, cepat marah, cepat tersinggung, pasien diakui tidak pernah tidur, pasien diakui sering melamun dan bersedih kurang lebih 3 bulan sebelum ia melahirkan. Pasien di rawat inap di RSJ provinsi NTB selama 2 minggu, dan diakui keluarga pulang dengan keadaan membaik. Keluarga pasien mengaku pasien pada Februari tahun 2014 sempat merasakan kaku pada tangan dan banyak mengeluarkan air liur. Pada saat itu pasien dibawa ke RSJ Provinsi NTB dan membaik setelah diberikan pengobatan.
2. Riwayat Gangguan Medis Pasien belum pernah menderita penyakit medik berat yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit atau yang secara fisiologis berhubungan dengan keadaan pasien saat ini.
3. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat lain Pasien pernah tidak pernah merokok, tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak pernah menggunakan zat psikoaktif.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi. 1. Masa Prenatal dan Perinatal Pasien merupakan anak ke 3 dari 8 bersaudara. Kondisi ibu pada saat mengandung pasien dalam keadaan sehat, tidak mengalami masalah emosional yang bermakna, penyakit fisik yang serius, dan tidak mengkonsumsi obat-obatan pada saat kehamilan dan masa setelah melahirkan. Pasien lahir cukup bulan namun tidak diketahui berat badannya. Pasien lahir di rumah dan proses kelahirannya ditolong oleh seorang dukun. Setelah lahir, pasien tinggal dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya.
2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang sehat seperti anak lain. Pasien mendapat ASI sampai usia satu setengah tahun, setelah itu pasien diberikan susu formula sampai umur 3
6 tahun. Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya, pasien mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orang tua dan saudara-saudaranya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lain. Pasien dapat bermain dan bersekolah seperti anak-anak yang lain. Pergaulan dengan teman seusianya cukup baik, mempunyai prestasi sekolah yang baik dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien masuk SD Negeri 1 Desa Tepas Sumbawa Barat. Pasien pada saat SD sering mendapat rangking 10 besar di sekolahnya. Pasien sering mengikuti kegiatan pramuka disekolahnya sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Hubungan pasien dengan ayah dan ibunya serta kakak - kakaknya baik. Pasien lebih sering bercerita tentang masalahnya kepada ibunya.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja Pasien masuk SMP 1 Brang Rea Sumbawa Barat. Sewaktu SMP, pasien dapat bergaul dengan baik, memiliki cukup banyak teman sebaya dan memiliki beberapa teman akrab. Pada saat SMP pasien juga termasuk murid yang berprestasi. Pasien sering mendapatkan rangking 2 dan rangking 3 saat ia di SMP. Pasien masuk SMA Muhamadiyah di Karang Taliwang. Pasien juga termasuk murid yang pintar disekolahnya. Pasien diakui oleh adiknya mendapatkan rangking 1 sejak dari kelas 1 SMA hingga kelas 3 SMA. Pada saat SMA pasien diakui mulai aktif dalam kegiatan keagamaan seperti mengaji. Pada akhir kelas 3 SMA pasien mulai mengalami gangguan. Hal ini menyebabkan sekolah pasien menjadi terganggu, pasien diakui tidak dapat mengikuti ujian nasional pada waktu itu. Pasien pada akhirnya mengikuti ujian susulan.
5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan Pasien menyelesaikan sekolah TK sampai SMA tepat waktu dengan prestasi yang baik. Pasien termasuk anak yang rajin dan pandai pada saat di sekolah. Pasien beberapa kali mendapatkan rangking di sekolahnya. Selain, itu menurut keluarga
7 pasien termasuk anak yang santun terhadap guru guru di sekolahnya. Tidak terdapat masalah sewaktu pendidikannya baik di SD, SMP maupun di SMA.
b. Riwayat Pekerjaan. Pasien pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga tahun 2009 di Saudi Arabia. Pasien mengaku bekerja 1 tahun 7 bulan disana. Namun pasien dipulangkan dari sana karena sempat memukul majikannya. Pasien sempat dirawat di Rumah sakit Jiwa di Saudi Arabia sebelum akhirnya dipulangkan ke Sumbawa. Setelah pulang dari sumbawa pasien tidak bekerja, pasien hanya membantu orang tuanya dalam membersihkan rumah. Sewaktu pasien menikah dengan suaminya pasien juga diakui bekerja, pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga apabila diminta oleh orang orang dilingkungan sekitarnya.
c. Riwayat Perkawinan Pasien pernah menikah sebanyak satu kali. Pasien menikah pada tahun 2011 dengan suaminya di Sumbawa Barat. Dari Perkawinannya pasien dikarunia sepasang anak kembar bernama Syafa dan Marwa berumur 9 bulan. Pasien menikah selama kurang lebih 3 tahun. Pasien diakui baru bercerai dengan suaminya 1 bulan yang lalu.
d. Riwayat Agama Pasien beragama Islam, pendidikan agama didapatkan dari ayah, guru dan melalui buku buku yang dia beli. Selama ini pasien rajin beribadah dan menjalankan kewajiban agamanya.
e. Riwayat Psikoseksual Pendidikan seksual tidak pernah diberikan oleh orangtuanya. Pengetahuan tentang pendidikan seksual didapat dari teman-temannya dan televisi.
f. Aktivitas Sosial Pasien dapat bergaul dengan cukup baik di lingkungan rumahnya, sering mengikuti kegiatan di lingkungan rumahnya. Pergaulan dengan tetangganya cukup baik.
8 Pasien adalah orang yang supel dan mudah bergaul sehingga mempunyai cukup banyak teman. g. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien belum pernah melakukan tindakan yang melanggar hukum selama ini.
E. Riwayat Keluarga Menurut adik pasien, tidak ada anggota keluarga inti ataupun dari pihak ibu atau ayah yang menderita penyakit yang sama seperti pasien atau menderita gangguan jiwa lainnya.
Genogram :
Pasien Keterangan : : Wanita : Pria : Pasien : Sudah meninggal Ayah pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara.
9 Ibu pasien merupakan anak 3 dari 5 bersaudara. Pasien merupakan anak ke 3 dari 8 bersaudara.
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI SEKARANG Saat ini pasien tinggal dengan kedua orang tuanya beserta adik - adiknya. Pasien tinggal bersama 6 anggota keluarga yang lain di rumah. Ayahnya bekerja sebagai petani dan pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, dibantu oleh ibunya yang bekerja dengan membuka usaha katering. Bapak dan Ibu pasien sangat sayang terhadap pasien karena pasien adalah anak yang baik dan mempunyai perhatian terhadap keluarga. Hubungan pasien dengan kakaknya yang tinggal berbeda rumah dengannya biasa-biasa saja, pasien mengaku jarang bertemu dengan kakak kandungnya karena kesibukannya sebagai ibu rumah tangga dan mengurusi anaknya. Hubungan pasien dengan adik adiknya cukup baik.
G. Persepsi dan Harapan Keluarga Menurut adiknya, keluarga berharap pasien dapat sembuh, sehingga pasien dapat menjalani hidupnya dengan baik dan tidak kembali kambuh lagi. Keluarga tidak mengerti dengan baik penyakit pasien. H. Persepsi dan Harapan Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya Pasien memiliki keinginan untuk segera sembuh dan dapat melanjutkan kuliahnya dengan mengambil jurusan bahasa inggris.
III. STATUS MENTAL Berdasarkan pemeriksaan tanggal 12 Agustus 2014. A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien seorang perempuan, penampilan kurang rapi, tampak sesuai usia, ekspresi wajah tampak ceria.
2. Kesadaran Compos mentis
10 3. Psikomotor Saat wawancara pasien dapat mengikuti wawancara hingga akhir namun sering kali perhatiaannya teralih, pasien terkadang menyanyi, tiba tiba meloncat, pura pura pingsan.
4. Sikap terhadap Pemeriksa Kooperatif. Pasien dapat mengikuti wawancara dengan cukup baik. B. Pembicaraan 1. Spontan, lancar, banyak bicara, volume keras, intonasi cukup dan artikulasi jelas, menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan pemeriksa.
C. Mood dan Afek 1. Mood : Elasi 2. Afek : Luas 3. Keserasian : Serasi
D. Fungsi Intelektual a. Taraf pendidikan pengetahuan dan kecerdasan Pengetahuan dan kecerdasan sesuai tingkat pendidikannya.
b. Daya Konsentrasi dan perhatian Kurang baik, pasien mampu mengikuti wawancara namun perhatiannya mudah teralih jika ada sesuatu yang menarik perhatiannya dan terkadang menyanyi, melompat lompat serta menari.
c. Orientasi Waktu : Kesan baik, pasien dapat mengetahui saat waktu wawancara adalah pagi hari. Tempat : Kesan baik, pasien tahu saat ini ia berada di Rumah Sakit Jiwa Selagalas. Orang : Kesan baik, pasien tahu dokter muda yang memeriksanya..
d. Daya ingat
11 Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat menceritakan masa kecilnya dengan baik, dan pasien masih mengingat tanggal lahirnya. Daya ingat masa lalu belum lama : Baik, pasien dapat mengingat kejadian yang terjadi beberapa hari terakhir sebelum dirawat. Daya ingat baru saja : Baik, pasien dapat menyebutkan menu sarapannya tadi pagi. Daya ingat segera : Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 buah benda yang disebutkan, yaitu pulpen, kertas, kursi.
e. Pikiran Abstrak Baik, pasien menyebutkan serta mengatakan arti salah satu peribahasa yaitu Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung
f. Kemampuan Membaca dan Menulis Kesan baik, pasien dapat membaca dengan baik dan lancar buku yang diberikan. Kemampuan menulis kesan baik, pasien dapat menuliskan namanya dan beberapa kalimat.
g. Kemampuan visuospasial : Kesan baik, pasien dapat menggambar segitiga, menggambar lingkaran, dan persegi.
h. Kemampuan menolong diri sendiri Cukup, pasien mampu mengurus dirinya sendiri.
E. Gangguan Persepsi a. Halusinasi Halusinasi auditorik (-) Halusinasi visual (-) Halusinasi penghidu (-), halusinasi pengecapan (-), halusinasi taktil (-). b. Ilusi : Tidak ada. c. Depersonalisasi : Tidak ada. d. Derealisasi : Tidak ada.
12
F. Proses Pikir a. Bentuk Pikir Realistik. b. Arus Pikir Asosiasi longgar c. Isi Pikiran Preokupasi : (-) Ide ide mirip waham kebesaran (+) Waham : (-)
G. Pengendalian Impuls Selama wawancara, pasien dapat mengendalikan diri dengan baik, namun ada riwayat pengendalian impuls yang terganggu saat sebelum dibawa ke Rumah Sakit.
H. Daya Nilai a. Daya nilai sosial : Saat ini cukup baik namun ada riwayat daya nilai sosialnya buruk (marah-marah terhadap orang yang di rasa tidak sepaham dengan pasien). b. Uji daya nilai : cukup.
I. Tilikan Derajat 1
J. Penilaian Daya Realita (Reality Test Ability-RTA) Penilaian daya realita (RTA) baik.
K. Taraf Dapat Dipercaya Secara umum pasien tidak dapat dipercaya.
lV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT 1. Status Generalis a. Keadaan umum : Baik
13 b. Kesadaran : Compos mentis c. Tanda vital Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 78 x/menit Pernapasan : 18 x/menit Suhu : Afebris d. Kepala-leher Mata: anemis (-/-). ikterus (-/-), refleks pupil (+/+), isokor. THT: telinga dbn, hidung tampak jejas (-), krepitasi (-), deviasi septum (-). Leher: struma (-), pembesaran KGB (-). e. Thoraks Cor: S 1 S 2 tunggal, regular, murmur (-), gallop(-). Pulmo: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing(-/-). f. Abdomen Distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), H/L/R : tidak teraba. g. Sistem urogenital: tidak dievaluasi. h. Ekstremitas: akral hangat (+), Edema (-).
2. Status Neurologis a. Pupil : bentuk bulat, isokor(+/+), refleks cahaya (+/+). b. Gejala rangsangan selaput otak : tidak ditemukan. c. Gejala peningkatan tekanan intrakranial : tidak didapatkan. d. Motorik : normal. e. Sensorik : baik f. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal - Tremor tangan : negatif - Akatisia : negatif - Bradikinesia : negatif - Cara berjalan : normal - Keseimbangan : baik - Rigiditas : negatif
14 g. Tonus otot : normal. h. Koordinasi : baik. i. Turgor : normal. j. Refleks : tidak dievaluasi. k. Sensibilitas : baik. l. Susunan saraf vegetatif : baik. m. Fungsi-fungsi luhur : baik. n. Gangguan khusus : tidak ada.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Telah diperiksa seorang perempuan berusia 25 tahun, agama islam, suku sasak, saat ini tidak bekerja, status janda, datang dengan keluhan utama Banyak bicara sejak 7 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien diakui banyak bicara, marah marah serta emosi mulai meningkat sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku semenjak 7 hari sebelum masuk rumah sakit menjadi lebih bersemangat dari biasanya, gelisah, sulit tidur, dan memiliki ide ide yang optimis untuk dicapai. Pasien diakui oleh adiknya sering berjalan jalan ke lingkungan sekitar rumahnya. Keluhan ini sampai membuat pasien tidak bekerja dan aktivitas sosialnya terganggu. Pasien mengaku dirinya adalah Susi susanti yang pintar bermain bulu tangkis. Pasien mengaku merupakan atlit berprestasi yang menjuarai banyak kejuaran bulu tangkis. Pasien mengaku pernah juara saat mengikuti kejuaraan di desa Tepas, Brang Rea. Pasien mengaku tidak ada yang bisa mengalahkan dia dalam hal bermain bulu tangkis. Selain itu pasien mengaku mempunyai olahraga olahraga lain yang ia tekuni. Pasien juga ahli dalam bermain voli dan basket. Pasien mengaku sering menyanyi semenjak sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku dapat bernyanyi lagu india, bahasa inggris, indonesia, arab, sumbawa, dan jenis musik lainnya. Pasien mengaku sudah pandai menyanyi sejak ia masih kecil. Pasien juga mengaku sering menari semenjak sebelum masuk rumah sakit. Pasien sering menari india karena pasien sangat menyenangi tarian tersebut. Pasien sering berlari lari dan kemudian tidur dilantai sambil menyanyi lagu india. Pasien mengaku juga mempunyai indera keenam yaitu dapat membaca pikiran orang lain. Pasien dapat mengetahui apa yang orang lain pikirkan tentang dia. Pasien mengaku dirinya cantik dan disukai oleh banyak laki - laki. Perasaan ini sudah dirasakan sejak pasien berada pada kelas 3 SMA. Pasien mengaku banyak
15 laki laki yang mengejar ngejar dirinya karena selain cantik, pasien juga pintar karena selalu juara 1 sewaktu SMA. Pasien mengaku banyak teman teman pasien yang iri karena kepintaran pasien sewaktu pasien SMA. Pada tahun 2008 pasien pernah mengalami keluhan serupa dan dibawa ke RSJ provinsi NTB. Pasien kemudian di rawat inap pada waktu itu. Oleh adiknya pasien diakui saat itu mengamuk, saat itu mulai mendengar suara suara binatang seperti anjing, kucing, harimau dan juga dapat melihat mahluk halus meskipun hanya sesaat. Saat itu pasien diakui mengamuk dan merasa dirinya diguna guna oleh temanya yang bernama helmiati karena kepintarannya sewaktu SMA. Pada tahun 2009 pasien pergi ke saudi arabia menjadi TKI untuk membantu orang tua Namun setelah 1 tahun 7 bulan ia bekerja pasien dipulangkan oleh majikannya karena sempat memukul majikannya. Pasien sebelumnya sempat di rawat di rumah sakit jiwa di Saudi Arabia sebelum akhirnya dipulangkan ke sumbawa. Pada Juni tahun 2012 pasien MRS untuk kedua kalinya, pada saat itu pasien dikeluhkan tidak pernah mengurung diri, berbicara kacau, memukul, gelisah, sering keluyuran, dan mengaku mendengar suara suara seperti kucing, anjing, dan harimau. Pasien diakui oleh keluarganya tidak pernah kontrol secara rutin dan minum obat secara teratur semenjak ia pulang dari saudi arabia Pada Oktober tahun 2013 pasien MRS untuk ketiga kalinya, pada saat itu pasien telah melahirkan satu bulan sebelumnya. Pasien dikeluhkan sering mendengar suara suara teriakan, berbicara kacau, cepat marah pasien diakui tidak pernah tidur, pasien diakui sering melamun dan bersedih kurang lebih 3 bulan sebelum ia melahirkan. Pada Februari tahun 2014 sempat merasakan kaku pada tangan dan banyak mengeluarkan air liur. Pada saat itu pasien dibawa ke RSJ Provinsi NTB dan membaik setelah diberikan pengobatan Tidak didapatkan penyakit medis atau trauma kepala yang secara fisiologis berhubungan dengan gangguan jiwa yang dialami pasien. Tidak juga didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif yang secara klinis bermakna. Pada status mental ditemukan seorang perempuan tampak sesuai usia, penampilan kurang rapi, Bicara spontan, Psikomotor tenang, perhatiannya sesekali mudah teralih bila ada orang yang lewat. Sikap kooperatif. Mood elasi, Afek luas, kesan serasi. Tidak di temukan adanya gangguan persepsi. Proses pikir : asosiasi longgar, isi pikir adanya ide-ide mirip waham kebesaran, Kesadaran compos mentis. Orientasi terkesan baik. Daya ingat baik. Konsentrasi atau perhatian dan kemampuan
16 visuospasial terkesan baik. Kemampuan membaca dan menulis terkesan baik. Pikiran abstrak serta intelegensi pasien terkesan baik. Daya nilai sosial baik. Uji daya nilai baik, tilikan derajat 1. Pemeriksaan fisik umum dan neurologis dalam batas normal.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Berdasarkan anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan, pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa. Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F 00-09). Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F 10-19). Dari anamnesis ditemukan bahwa pasien mengalami gejala manik sekitar satu minggu dengan gejala psikotik yang muncul memberat sejak 1 minggu terakhir. Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya peningkatan suasana perasaan yaitu mood yang elasi, adanya arus piker longgar disertai adanya ide ide mirip waham kebesaran, maka berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis 1 adalah F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik. Gangguan kepribadian yang bermakna secara klinis saat ini belum dapat ditentukan, sehingga untuk aksis II tidak ada diagnosis. Pada pasien ini tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna, sehingga aksis III pada pasien ini tidak ada diagnosis. Pada pasien untuk aksis IV ditemukan adanya masalah keluaraga dan ekonomi. Yaitu pasien baru bercerai dengan suaminya kurang lebih satu bulan yang lalu. Saat ini pasien juga tidak tinggal bersama kedua anaknya, karena kedua anaknya diasuh oleh bapaknya. Masalah-masalah ini dapat di jadikan sebagai hal yang dapat meningkatkan resiko dalam menimbulkan penyakit yang diderita oleh pasien.
17 Pada Aksis V GAF HLPY (highest level past year) 80, GAF pada saat ini adalah 60, gejala sedang , disabilitas sedang dalam komunikasi dan daya nilai.
VII. DIAGNOSIS MULTI AKSIAL Aksis I : Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik (F31.1) Diagnosa Banding : Skizoafektif afektif tipe manik (F.25) Aksis II : Tidak ada diagnosis. Aksis III : Tidak ada diagnosis. Aksis IV : Masalah keluarga Aksis V : - GAF HLPY 80 - GAF Current 60.
VIII. DAFTAR MASALAH A. Organobiologik : Ketidakseimbangan neurotransmiter. B. Psikologis / Perilaku : Perhatian pasien yang kadang masih mudah teralih oleh stresor luar Mood elasi. Proses pikir yang asosiasi longgar, adanya ide-ide mirip waham kebesaran. Adanya riwayat depresi selama 3 bulan. Tilikan derajat 1
C. Lingkungan dan Sosioekonomi. Pasien telah bercerai dengan suaminya. Pasien tidak diberikan untuk mengasuh anak kembarnya.
IX. RENCANA PENATALAKSANAAN A. Psikofarmaka 1. Asam Valproate 2x250 mg
B. Psikoedukasi
18 Psikoedukasi pada pasien bertujuan untuk mendukung proses terapi, membantu pasien dalam menemukan cara mengatasi masalahnya, dan mencegah timbulnya gejala yang sama saat pasien mendapat stressor psikologis. Edukasi terhadap pasien, yaitu: Secara bertahap sesuai dengan kembalinya kemampuan penilaian realitas pada pasien, memberi informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-faktor penyebab, pengobatan, dan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari. Meyakinkan bahwa semua gejala yang muncul dapat dihilangkan dengan minum obat secara teratur. Memotivasi pasien untuk berobat teratur.
Edukasi terhadap keluarga : Memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakit pasien, gejala, faktor- faktor pemicu, pengobatan, dan risiko kekambuhan di kemudian hari. Meminta keluarga untuk mendukung pasien pada saat-saat setelah sakit agar pasien dapat mengalami sembuh.
C. Psikoterapi Psikoterapi yang diberikan kepada pasien adalah psikoterapi suportif yaitu yang bertujuan untuk memperkuat fungsi defensif pasien terhadap keyakinannya yang non-realistik, memperluas fungsi pengendalian dengan metode pengendalian baru, memperbaiki kemampuan adaptif pasien.
D. Sosioterapi Mengembalikan fungsi sosial pasien melalui latihan kembali untuk berinteraksi dengan pasien-pasien lainnya selama perawatan, dan memberi pengertian pada pasien bahwa tujuan perawatannya adalah untuk menghilangkan gejala penyakitnya dan berlatih untuk bisa kembali bermasyarakat di lingkungannya setelah keluar dari rumah sakit. Memberi penjelasan kepada keluarga mengenai keadaan yang dialami pasien sehingga keluarga dapat menciptakan lingkungan yang optimal bagi pemulihan pasien, menurunkan stigmatisasi dan diskriminasi terutama pada keluarga dan masyarakat sekitar.
19 Keluarga perlu diberi edukasi dalam upaya mendukung penyembuhan pasien berupa terapi pasien yang akan membutuhkan waktu lama sehingga diharapkan dapat berperan sebagai pengawas minum obat bagi pasien.
IX. PROGNOSIS Hal yang meringankan prognosis 1. Keluarga mendukung kesembuhan pasien 2. Fungsi kognitif pasien masih baik Hal yang memperberat : 1. Insight derajat 2 2. Kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien mengenai gangguan jiwa yang dialami pasien Berdasarkan faktor-faktor di atas, prognosis pasien ini adalah: 1. Quo ad vitam : bonam 2. Quo ad functionam : dubia ad bonam 3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
XI. PEMBAHASAN Pada pasien ini Diagnosis Afektif Bipolar I Episode kini manik tanpa gejala psikotik ditegakkan karena adanya perubahan mood yang elasi disertai dengan energi yang meningkat, sangat bersemangat dan beberapa gejala seperti aktivitas berlebihan, percepatan, grandios, kebanyakan bicara dan berkurangnya kebutuhan tidur. Juga terdapat arus pikir asosiasi longgar dan ide mrip waham kebesaran, yang berlangsung lebih dari satu minggu dan terdapat lebih dari satu episode afektif lain dimasa lampau, dan didapatkan penyembuhan sempurna antar episode menurut keterangan pasien. Gangguan Bipolar sendiri adalah gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan ada nya dua atau lebih episode berulang yang menunjukkan gejala mood pasien, mengganggu aktifitas dan pada waktu tertentu terdapat peningkatan mood dan gejala depresi. Menurut DSM IV, gangguan Bipolar ditandai dengan adanya gangguan mood yang abnormal, yang berlangsung paling tidak satu minggu. Gangguan Bipolar pada DSM IV dibagi menjadi dua yaitu gangguan Bipolar I dan gangguan Bipolar II.
20 Gangguan Bipolar I menunjukkan adanya periode mood yang abnormal, yang berlangsung sekurang-kurangnya satu minggu, ditandai dengan adanya paling sedikit episode manik, namun episode manik ini bukanlah episode yang diinduksi oleh penggunaan obat anti depresan. Gangguan Bipolar II ditandai dengan episode gangguan mood yang muncul adalah episode hipomanik dan episode depresi mayor. Pada beberapa pasien dapat ditemukan gejala psikotik baik yang sejalan dengan mood maupun yang tidak sejalan dengan mood. Pada pasien ini didiagnosis banding dengan skizoafektif karena didapatkan peningkatan afek pada pasien secara menonjol selain itu juga didapatkan gejala gejala ide mirip waham kebesaran dan arus pikir asosiasi longgar namun pada pemeriksaan didapatkan gangguan mood yang lebih menonjol dibandingkan gejala gejala tersebut. Obat-obat yang biasa digunakan dalam terapi gangguan bipolar adalah Lithium, Asam Valproat atau Divalproex, Carbamazepine dan anti psikotik Quatiapine. Saat ini lithium masih merupakan standar terapi pasien dengan gangguan bipolar sejak 40 tahun yang lalu. Efek samping lithium yang cukup banyak harus mendorong kita untuk lebih memonitor pasien terutama pada fungsi ginjalnya. Beberapa studi menunjukkan bahwa 30-50% pasien gagal berespon terhadap pengobatan dengan lithium. Hal ini menunjukkan juga jangka waktu respon terapi lithium yang cukup lama. Lithium kurang efektif untuk pasien bipolar dengan tipe manik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Asam Valproat dan Divalproex juga berguna sebagai pengobatan lini pertama karena pasien gagal berespons terhadap lithium. Studi terhadap asam valproat menunjukkan onset kerja yang cukup cepat terhadap mania dibandingkan denagn lithium. Efek samping dari obat-obat ini juga dilaporkan cukup banyak, namun asam valproat dapat di toleransi lebih baik. Carbamazepin lebih jarang digunakan karena pengaturan dosis yang lebih rumit dan membutuhkan titrasi bertahap pada pemberiannya. Terapi non farmakologis memegang peranan yang cukup penting pada pasien ini mengingat banyaknya masalah psikososial yang dihadapi. Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini adalah psikoterapi suportif, psikoedukasi, dan sosioterapi.
21 Psikoterapi suportif yang direncanakan pada pasien ini berfokus pada aktivitas sehari-hari dan spesifik dan bukan merupakan psikoterapi klasik yang berorientasi tilikan. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperlihatkan minat kita pada pasien, memberikan perhatian, dukungan dan optimisme. Dalam psikoterapi suportif, terapis menunjukkan penerimaan terhadap pasien, dengan cara menunjukkan perilaku yang hangat, ramah, namun tetap berwibawa. Tujuannya adalah agar pasien merasa aman, diterima, dan dilindungi. Psikoterapi suportif dapat diberikan pada pasien yang mengalami gangguan proses kognitif, gangguan dalam penilaian realita, gangguan proses pikir, serta adanya gangguan dalam melakukan hubungan dengan orang lain.
22 XII. SKEMA PERJALANAN PENYAKIT
Keterangan
Tahun 2008 Tahun 2009 Juli 2014 Pasien MRS untuk pertama kali Pasien mulai dapat mendengar suara suara binatang Emosi yang meningkat Bicara yang banyak dan tidak terkontrol Pasien melihat bayangan bayangan hitam maupun mahluk halus. Pasien curiga di guna guna oleh temanya yang bernama helmiati karena pasien tersebut pintar.
Pasien mengaku kembali kambuh saat bekerja di Saudi arabia. Pasien memukul majikannya di arab saudi Pasien mendengar suara suara binatang kembali. Pasien melihat bayangan bayangan hitam maupun mahluk halus. Pasien sempat dirawat di RSJ di Saudi Arabia
Pasien MRS untuk keempat kalinya Mulai bersemangat Emosi yang meningkat Bicara yang banyak dan tidak terkontrol Banyak Ide Halusinasi auditorik dan visual (-) Gelisah Mood yang elasi Flight of idea (+) Waham kebesaran (+) RTA terganggu dengan insight derajat 2
Pasien bercerai dengan suaminya Pasien tidak diberikan untuk mengasuh kedua anaknya oleh keluarga mantan suaminya. Juni 2012 Pasien MRS untuk kedua kalinya Pasien berbicara kacau Kurang tidur Mengamuk Berjalan jalan tanpa tujuan Pasien mendengar suara suara binatang kembali. Pasien melihat bayangan bayangan hitam maupun mahluk halus.
Pasien bekerja ke Arab Saudi Oktober 2013 Pasien MRS untuk ketiga kalinya Mulai bersemangat Emosi yang meningkat Bicara yang banyak dan tidak terkontrol Banyak Ide Cepat marah Tidak pernah tidur Pasien mendengar suara teriakan. Sebelumnya pasien sering murung dan bersedih.
3 bulan Putusobat Putusobat Putusobat : Mood : Gejalapsikotik