You are on page 1of 22

Skenario A; Tuan Budi

Tn. Budi, usia 30 tahun, seorang transmigran asal Jawa Tengah, baru 1 bulan tinggal di
daerah Amaroppa Papua mengeluh demam dan menggigil, berkeringat disertai sakit kepala
dan mual-mual. Setelah berkonsultasi ke dokter Puskesmas, ia diberi obat antimalaria
lorokuin dan obat simptomatis lainn!a serta dilakukan pemeriksaan apusan darah peri"er
tipis dan tebal. #alaupun telah minum obat klorokuin sesuai petun$uk dokter, namun ge$ala-
ge$alan!a tidak berkurang. %asil pemeriksaan laboratorium men!atakan Plasmodium
&al'iparum ()))*
1
Klarifikasi Istilah
Transmigran + orang !ang melakukan perpindahan
tempat dari sebuah kota ke desa
,emam + naikn!a suhu tubuh melebihi batas normal
-enggigil + kontraksi otot se'ara in.olunter untuk kompensasi
eningkatan suhu tubuh
Sakit kepala + n!eri di kepala
Berkeringat + mengeluarkan 'airan tubuh hasil ekskresi melalui kulit
-ual-mual + Sensasi tidak men!enangkan !ang se'ara samar
menga'u pada epgastrium dan abdomen, dengan ke'enderungan untuk muntah.
(,orland+ /33*
0bat anti malaria klorokuin + 0bat untuk men'egah1mengobati pen!akit demam
menular !ang disebabkan oleh proto2oa genus plasmodium !ang ditularkan oleh
n!amuk anopeles dan ditandai denagn serangan demam, menggigil dan berkeringat.
0bat simptomatis + 0bat !ang diarahkan untuk pengurangan ge$ala
(,orland 3d.45 hal+1060*
Pemeriksaan apusan darah peri"er +
Plasmodium "al'iparum + gen sporo2oa ("amilia plasmodidae* bersi"at parasitik
pada sel drah merah hewan dan manusia. 6 spesies, plasmodium "al'iparum,
plasmodium malariae, plasmodium o.ale, plasmodium .i.a7, men!ebabkan empat
$enis malaria spesi"ik pada manusia. (,orland + 896 ed.45*
Identifikasi masalah
en!ataan esesuaian onsen
Tn. Budi, usia 30 tahun, seorang transmigran asal Jawa
Tengah, baru 1 bulan tinggal di daerah Amaroppa Papua
mengeluh demam dan menggigil, berkeringat disertai
sakit kepala dan mual-mual
TS% ::
;a diberi antimalaria klorokuin dan obat simptomatis
lainn!a
TS% :
2
,ilakukan pemeriksaan asupan darah peri"er tipis dan
tebal
TS% :
#alaupun telah minum obat klorokuin sesuai petun$uk
dokter, namun ge$ala-ge$alan!a tidak berkurang
TS% ::
%asil pemeriksaan laboratorium men!atakan
Plasmodium falciparum ()))*
TS% :::
Analisis masalah
1. Tn. Budi, usia 30 tahun, seorang.transmigran asal Jawa Tengah, baru 1 bulan
tinggal di daerah Amaroppa Papua mengeluh demam dan menggigil, berkeringat
disertai sakit kepala dan mual-mual
a. Bagaimana karakteristik daerah endemik malaria di ;ndonesia <
,aerah tropis dan subtropi's. ,i daerah tropis, malaria umumn!a hilang pada
ketinggian 9000 kaki. P.vivax dan p falcifarum umumn!a !ang paling sering
ditemukan disemua daerah malaria.
b. Bagaimana pato"isiologi
i. ,emam
Demam. Pada in"eksi malaria, demam se'ara periodik
berhubungan dengan waktu pe'ahn!a se$umlah ski2on matang
dan keluarnh!a mero2oit !ang masuk dalam aliran darah
(sporulasi*. Pada malaria .i.aks dan o.ale (tersiana* ski2on
setiap brood (kelompok* men$adi matang setiap 68 $am
sehingga periode demamn!a bersi"at tersian, pada malaria
kuartana !ang disebabkan oleh plasmodium malariae, hal ini
ter$adi dalam /4 $am sehingga demamn!a bersi"at kuartan.
3
-asa tunas intrinsik berakhir dengan timbuln!a serangan
pertama ("irst atta'k*. Tiap serangan terdiri atas beberapa
serangan demam !ang timbuln!a se'ara periodik, bersamaan
dengan sporulasi (sinkron*. Timbuln!a demam $uga bergantung
pada $umlah parasit ('r!ogeni' le.el, "e.er treshold*. Berat
in"eksi pada seseorang ditentukan dengan hitung parasit
(parasite 'ount* pada sediaan darah. ,emam biasan!a bersi"at
intermitten ("ebris intermitten*, dapat $uga remitten ("ebris
remitens* atau terus menerus ("ebris 'ontinua*.
ii. -enggigil
-enggigil ditimbulkan agar dengan 'epat meningkatkan
produksi panas, sementara .asokonstriksi kulit $uga
berlangsung untuk dengan 'epat mengurangi pengeluaran
panas. edua mekanisme tersebut mendorong suhu naik.
,engan demikian, pembentukan demam sebagai respon
terhadap rangsangan pirogenik adalah sesuatu !ang disenga$a
dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi
iii. Berkeringat
=angsangan area preoptik di bagian anterior hipotalamus baik
se'ara listrik maupun panas !ang berlebihan akan
men!ebabkan berkeringat. ;mpuls dari area !ang men!ebabkan
berkeringat ini dihantarkan melalui $aras sara" otonom ke
medulla spinalis dan kemudian melalui $aras sara" simpatis
mengalir ke kulit di seluruh tubuh.
i.. Sakit kepala
mero2oit !ang keluar dari =B> !ang pe'ah, mema'u produksi
prostaglandin dan bradikinin !ang bisa merangsang reseptor
n!eri di kepala ( prostaglandin mediator kimiawi sensiti.asi
n!eri kepala*
.. -ual-mual
Splenomegalimenekan lambungrasa mualrasa tidak
n!aman pada perut
4
'. Apakah ada hubungann!a perpindahan Tn. Budi dari Jawa Tengah ke Papua
terhadap pen!akit<
Ada. %al ini dikarenakan Papua masih merupakan daerah endemik malaria
sehingga kemungkinan Tuan Budi untuk terkena malaria semakin tinggi.
d. Apa sa$a tindakan pre.enti" !ang dapat dilakukan <
Penggunaan lotion anti n!amuk
Penggunaan obat hama ,33T ?35@
0bat malaria proph!la'ti' digunakan atau dikonsumsi pada beberapa
hari atau satu minggu sebelum anda memulai bepergian atau
melakukan per$alanan
onsumsi obat Ato.aAuone atau proguanil (-alarone* dan -e"loAuine
(Bariam*
do7!'!'line (:ibram!'in*.
4. ;a diberi obat antimalaria klorokuin dan obat simpomatis lainn!a
a. Bagaimana mekanisme obat antimalaria klorokuin <
lorokuin dapat beker$a dengan menghambat sintesis en2imatik,CA dan =CA
pada mamalia dan sel proto2oa atau dengan membentuk suatu kompleks dengan
,CA !ang men'egahreplikasi atau transkripsi ke =CA. ,alam parasit, obat ini
berkumpul dalam .akuola dan meningkatkan p% organela ini, !angmempengaruhi
kemampuan parasit untuk memetabolisme dan menggunakan %b sel darah merah.
Dangguan denganmetabolism "os"olipid dalam parasit pernah di'oba. Toksisitas
selekti" terhadap parasit malaria bergantung padamekanisme !ang mengumpulkan
klorokuin dalam sel !ang terin"eksi. onsentrasi klorokuin dalam eritrosit normal
adalah10-40 kali dalam plasma, dalam eritrosit !ang terin"eksi, konsentrasin!a
kira-kira 45 kali eritrosit normal.
b. Apa sa$a $enis-$enis obat antimalaria <
i. Dolongan Artemisinin
Berasal dari tanaman Artemisia annua. L (bahasa >ina + Einghaosu*.
Termasuk kelompok seskuiterpen lakton
5
ii. lorokuin di"os"at1 sul"at, 450 mg garam ( 150 mg basa *, dosis 45
mg basa1kgbb.
iii. Sul"adoksin-Pirimetamin(SP* (500 mg sul"adoksin ) 45 mg
pirimetamin*. 0bat ini han!a dipakai untuk P.falciparum F tidak
e"ekti" untuk P. vivax.
i.. ina sul"at (440 mg1tablet*+ dosis !ang dian$urkan ialah 3 7 10
mg1kgbb. selama / hari, dapat dipakai untuk P. falciparum maupun
P. vivax.
.. Primakuin (15 mg1tablet* + sebagai obat pelengkap 1 pengobatan
radikal terhadap P. falciparum maupun P. vivax.
'. Apa e"ek samping penggunaan obat antimalaria <
3"ek samping klorokuin !ang ditemukan adalah ringan !aitu pusing,
.ertigo,diplopian, mual, muntah dan sakit perut. Dangguan neurologis
(kelemahanotot, pusing, sakit kepala, pandangan kabur dan ke$ang-ke$ang*
-ani"estasi reaksi toksik akut biasan!a berupa gangguan kardio.askular,
seperti hipotensi, .asodilatasi, penekanan "ungsi mio'ardia', dan bahkan
henti $antung. (klorokuin*
d. Apa sa$a komposisi dari obat antimalaria <
3. ,ilakukan pemeriksaan apusan darah peri"er tipis dan tebal
a. Apa sa$a tu$uan dari pemeriksaan tersebut <
Sediaan apus darah tepi adalah suatu 'ara !ang sampai saat ini masih
digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan
apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas ob$ek
glass,kemudian dilakukan penge'atan dan diperiksa dibawah mikroskop.
3.aluasi mor"ologi dari sel darah tepi (eritrosit,trombosit,dan leukosit*
-emperkirakan $umlah leukosit dan trombosit
;denti"ikasi parasit(misal + malaria. -i'ro"ilaria, dan Tr!panosoma*
b. Apakah perbedaan dari pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis <
Pemerikasaan apusan darah tebal dilakukan untuk mengetahui ban!akn!a
bakteri di dalam satu lapangan pandang, sedangkan pemerisaan apusan
darah tipis dilakukan untukmengetahui $enisbakteri !ang terdapat dalam
darah
6. #alaupun telah minum obat klorokuin sesuai petun$uk dokter, namun ge$ala-
ge$alan!a tidak berkurang
a. -engapa Tn. Budi telah minum obat klorokuin namun ge$ala tidak
berkurang <
%al ini dikarenakan plasmodium "al'iparum pen!ebab sakit Tn Budi sudah
resisten terhadap klorokuin. =esistensi palsmodium memungkinkan ia untuk
6
mengeluarkan (e"lu7* klorokuin dengan ke'epatan sampai 60 hingga 50 kali
ke'epatan pengeluaran klorokuin oleh plasmodium !ang masih sensiti"
terhadap klorokuin.
b. Bagaimana suatu mikroba dapat mengalami resistensi <
=esistensi ini dikarenakan adaptasi palsmodium terhadap pa$anan klorokuin.
Adaptasi dapat ter$adi melalui mutasi spontan. -utasi ter$adi pada
kromosom-5 pada gen p"'rt. -utasi p"'rt men!ebabkan .akuola makanan
plasmodium keluar dari membran. -utasi $uga dapat ter$adi pada kromosom-/
!ang men!andi transmembran protein di .a'uola parasit malaria. -utasi pada
gen p"mdr1 membuat perubahan "ungsi pgh1 atau pompa pada membran
.akuola makanan plasmodium
5. %asil pemeriksaan laboratorium men!atakan Plasmodium &al'iparum ()))*
a. Bagaimana pato"isiologi malaria < (daur hidup, masa inkubasi,
pen!ebaran*
Bila n!amuk anopheles betina !ang mengandung parasit malaria dalam kelen$ar
liurn!a menusuk hospes, sporo2oit !ang berada dalam liurn!a akan masuk ke
tubuh hospes dan melalui sirkulasi sampai akhirn!a masuk ke dalam sel hati
(hepatosit* setelah 114 -1 $am kemudian. Sebagian parasit dihan'urkan oleh
"agosit, tetapi sebagian lagu masuk ke hepatosit men$adi tro"o2oit hati lalu
men$adi ski2on dan hipno2oit (pada P..i.a7 dan P.ovale*. Proses ini disebut
ski2ogoni praeritrosit atau eksoeritrositer primer. Parasit kemudian bermultiplikasi
membentuk beribu-ribu mero2oit. Pada akhir "ase praeritrosit ini, ski2on pe'ah
dan mengeluarkan mero2oit !ang kemudian masuk ke sirkulasi dan men!erang
eritrosit.
Sebagian besar men!erang eritrosit !ang berada di sinusoid hati tetapi beberapa
di"agositosis. Pada P..i.a7 dan p.ovale sebagian sporo2oit !ang men$adi hipno2oit
setelah beberapa waktu akan akti" kembali dan mulai dengan ski2ogoni
eksoeritrosit sekunder. Proses tersebut dianggap sebagai pen!ebab timbuln!a
relaps. P. falciparum dan P.malariae tidak mempun!ai "ase eksoeritrosit sekunder,
sehingga kekambuhnan!a disebabkan oleh proli"erasi stadium eritrositik dan
dikenal sebagai rekrudensi.
7
,i dalam eritrosit, mero2oit akan berkembang dari stadium tropo2oit sampai
dengan ski2on, kemudian ski2on akan pe'ah dan mengeluarkan mero2oit !ang
ber$umlah 9-39. Proses perkembangan aseksual ini disebut ski2ogoni. Selan$utn!a,
sebagian mero2oit hasil pe'ahan ski2ont akan mengin"eksi eritrosit lainn!a.
,ikenal dengan siklus eritrositer. 3ritrosit !ang telah berparasit biasan!a akan
men$adi lebih elasti' dan bagian dindingn!a berubah lon$ong (knob*. Sebagian
mero2oit lainn!a akan membentuk mikrogametosit dan makrogametosit. Jika
n!amuk anopheles betina menghisap darah hospes ini, maka pada tubuh n!amuk
ter$adi pembuahan dan menghasilkan 2igot. Gigot berkembang men$adi ookinet
!ang menembus dinding lambung n!amuk. Pada dinding luar lambung n!amuk,
ookinet berubah men$adi ookista dan kemudian men$adi sporo2oit. Sporo2oit
inilah !ang akan ditularkan lagi kepada manusia melalui gigitan n!amuk.
b. Apa sa$a $enis-$enis plasmodium <
P. vivax+ merupakan spe'ies dengan distribusi terluas (80@ kasus
malaria*, meliputi daerah beriklim tropis, subtropis, sampai iklim
sedang. ,ikenal sebagai malaria tertiana.
P. falciparum+ merupakan spe'ies utama di daerah tropis dan dikenal
sebagai !ang paling berbaha!a. men!ebabkan malaria "al'iparum !ang
dapat pula disebut sebagai malaria tersiana.
8
P. malariae+ terdistribusi sporadik. men!ebabkan malaria malariae
atau malaria kuartana karena serangan demam berulang pada tiap hari
keempat.
P. ovale+ terdistribusi di A"rika Barat, A"rika Tengah, dan kepulauan di
Pasi"ik. men!ebabkan malaria o.ale dengan ge$ala mirip malari .i.a7.
-alaria ini merupakan $enis ringan dan dapat sembuh sendiri.
P. knowlesi+ in"eksi 2oonosis ini baru diketahui men!erang manusia
se$ak 4006, dengan kasus-kasus awal ditemukan di alimantan Htara,
Thailand, -!anmar, dan &ilipina. -alaria $enis baru ini diduga sama
berbaha!an!a dengan in"eksi P."al'iparum.
'. Bagaimana interpretasi hasil laboratorium <
Pemeriksaan darah peri"er tipis didapatkan hasil ()))* hal ini men!atakan
bahwa ditemukan 1-10 parasit
%apusan tipis. Preparat hapusan tipis di utamakan untuk melihat $enis
spesiesn!a (P. vivax atau P. falcifarum atau P. malariae atau P. ovale*
d. Bagaimana hubungan hasil interpretasi dengan pen!akit !ang dialami <
,ari pemeriksaan darah peri"er tebal dan tipis, didapatkan hasil bahwa Tn.
Budi mengalami malaria !ang disebabkan Plasmodium &al'iparum. %al
ini ditun$ukkan dengan hasil pemeriksaan ()))* !ang men!atakan bahwa
terdapat 1-10 $enis bakteri dalam darah
e. Bagaimana penatalaksanaann!a <
1. Pemberian obat anti malaria
4. Pengobatan pendukung
3. Pengobatan komplikasi
omposisi obat +
Artesunat+ 50 mg1tablet
Amodiakuin+400 mg1tabletI153 amodiakuin base1tablet. Primakuin 1
tablet berisi 45mg garam1tablet setara dengan 15 mg basa.
,osis menurut berat badan +
9
Artesunat + 6 mg1kg BB 1hari
Amodiakuin + 10 mg basa1kg BB1hari
Primakuin + 0,/5 mg1kg BB1hari
". Bagaimana karakteristik .ektor pembawa pen!akit <
i. Tidak memiliki siphon
ii. Jentik n!amuk anopheles akan se$a$ar dipermukaan air kotor
iii. Pada bagian thoraks terdapat stoot spine
i.. Bentuk tubuh ke'il dan pendek
.. Pada saat hinggap membentuk sudut J0 dera$at
.i. #arna tubuh 'oklat kehitaman
.ii. Bentuk sa!ap simetris
.iii. Berkembang biak di air kotor dan tumpukan sampah.
!A"#I#$ ISS%!
A. &AA"IA
D!'!#ISI
-alaria adalah pen!akit in"eksi menular !ang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, !ang ditularkan melalui gigitan n!amuk anopheles dengan gambaran pen!akit
berupa demam !ang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan
ge$ala oleh karena pengaruhn!a pada beberapa organ misaln!a otak, hati dan gin$al.
!TI(($I
Plasmodium adalah parasit !ang termasuk .ilum Proto2oa, kelas sporo2oa. Terdapat
empat spesies Plasmodium pada manusia !aitu + Plasmodium vivax menimbulkan malaria
.i.a7 (malaria tertiana ringan*. Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria "alsi"arum
10
(malaria tertiana berat*, malaria pernisiosa dan Bla'kwater "a.er. Plasmodium malariae
menimbulkan malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria o.ale.
eempat spesies plasmodium tersebut dapat dibedakan mor"ologin!a dengan
membandingkan bentuk ski2on, bentuk tro"o2oit, bentuk gametosit !ang terdapat di dalam
darah peri"er maupun bentuk pre-eritrositik dari ski2on !ang terdapat di dalam sel parenkim
hati.
!PID!&(($I
Spesies !agn terban!ak di$umpai adalah plasmodium "alsiparum dan .i.a7. Plasmodium
malariae di$umpai di ;ndonesia bagian timur, plasmodium o.ale pernah ditemukan di irian
$a!a dan CTT.
PAT($!#!SIS
Ter$adin!a in"eksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat ter$adi melalui dua
'ara !aitu +
1. Se'ara alami melalui gigitan n!amuk anopheles betina !ang mengandung parasit malaria
4. ;nduksi !aitu $ika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia,
misaln!a melalui trans"use darah, suntikan, atau pada ba!i !ang baru lahir melalui
plasenta ibu !ang terin"eksi ('ongenital*.
Pato"isiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai
berikut +
1. Penghan'uran eritrosit !ang ter$adi oleh karena +
Pe'ahn!a eritrosit !ang mengandung parasit
&agositosis eritrosit !ang mengandung dan tidak mengandung parasit
Akibatn!a ter$adi anemia dan anoksia $aringan dan hemolisis intra.askuler
4. Pelepasan mediator 3ndotoksin-makro"ag
Pada proses ski2oni !ang melepaskan endotoksin, makro"ag melepaskan berbagai
mediator endotoksin.
3. Pelepasan TC&
11
-erupakan suatu monokin !ang dilepas oleh adan!a parasit malaria. TC& ini
bertanggung $awab terhadap demam, hipoglikemia, A=,S.
6. Sekuetrasi eritrosit
3ritrosit !ang terin"eksi dapat membentuk knob di permukaann!a. nob ini mengandung
antigen malaria !ang kemudian akan bereaksi dengan antibod!. 3ritrosit !ang terin"eksi
akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan membentuk gumpalan sehingga
ter$adi bendungan.
). Siklus Sporo*oni +Di Dalam Tu,uh #-amuk.
Siklus pertama adalah siklus seksual atau !ang disebut $uga dengan sporogoniter$adi dalam
tubuh n!amuk.Siklus seksual dimulai dengan bersatun!a gamet $antan dan betina untuk
membentuk ookinet dalam perut n!amuk.Ookinetakan menembus dinding lambung n!amuk
untuk membentuk kista (sema'am gumpalan* di selaput luar lambung n!amuk. #aktu !ang
diperlukan sampai pada proses ini adalah 8-35 hari, tergantung dari situasi lingkungan dan
$enis parasitn!a. Pada tempat inilah kista akan membentuk ribuan sporozoit !ang terlepas dan
kemudian tersebar ke seluruh organ n!amuk termasuk kelen$ar ludah n!amuk. Pada kelen$ar
ludah n!amuk inilah sporozoit men$adi matang dan siap ditularkan n!amuk menggigit
manusia.
/. Siklus Ski0o*oni +Di Dalam Tu,uh &anusia.
Siklus aseksual atau !ang disebut $uga dengan skizogoni ter$adi pada tubuh manusia. -anusia
!ang tergigit n!amuk !ang telah berlangsung siklus pertama atau siklus sporogoniakan
mengalami ge$ala sesuai dengan $umlah sporozoit, kualitas Plasmodium, dan da!a tahan
tubuhn!a. Selan$utn!a Sporozoitakanmasuk ke sel hati, di hati sporozoit !ang telah matang
men$adi skizon !ang akan pe'ah dan melepaskan $aringanmerozoit. Merozoitakan memasuki
aliran darah dan mengin"eksi eritrosit (sel darah merah* untuk memulai siklus
eritrositer(siklus melalui aliran sel darah merah*. Merozoit dalam sel darah merahakan
mengalami perubahan mor"ologi (bentuk "isik* !aitu merozoit berubah ke dalam bentuk
'in'in men$adi trofozoit. Proses perubahan ini memerlukan waktu 4-3 hari.
,i antara merozoit-merozoit tersebut akan ada !ang berkembang membentuk gametosit untuk
kembali memulai siklus seksual (perkembangbiakan kawin* men$adi mikrogamet $antan dan
12
mikrogamet betina. Eritrosit !ang terin"eksi biasan!a pe'ah dan menimbulkan pada ge$ala
pada tubuh. Jika ada n!amuk !ang menggigit manusia !ang terin"eksi ini, maka gametosit
!ang ada pada darah manusia akan terhisap oleh n!amuk. ,engan demikian, siklus seksual
pada n!amuk dimulai, demikian seterusn!a penularan malaria.
-asa inkubasi ("ase berkembangn!a parasit dalam tubuh manusia* malaria berkisar antara /-
30 hari tergantung spesiesn!a.P. falciparum memerlukan waktu /-16 hari, P. vivax dan P.
ovale 8-16 hari, sedangkan P. malariae memerlukan waktu /-30 hari. -asa inkubasi ini dapat
meman$ang karena berbagai "aktor seperti pengobatan !ang diberikan.
Selain ditularkan melalui gigitan n!amuk, malaria dapat men$angkiti orang lain melalui
berbagai hal berikut diantaran!a +
1. Bawaan lahir dari ibu ke anak karena in"eksi pada sawar plasenta.
4. -elalui $arum suntik, !ang ban!ak ter$adi pada pengguna narkoba suntik !ang sering
bertukar $arum se'ara tidak steril.
-elalui trans"usi darah. ,ari berbagai sumber disebutkan bahwa melalui metode ini, han!a
akan ter$adi siklus eritrositer. Siklus hati tidak ter$adi karena tidak melalui sporozoit !ang
memerlukan siklus hati.
B. (BAT A#TI &AA"IA
,ibagi berdasar ker$a selekti"n!a pada "ase siklus hidup parasit+
Ski2ontisid $aringan+ mengeliminasi perkembanganski2on $aringan 1hipno2oit laten ,
misal+primakuin
Ski2ontisid darah+ beker$a pada ski2on darah, misal+klorokuin, proguanil,
pirimetamin, me"lokuin, kuinin
Dametosid + obat !ang menghn'urkan bentuk gametosit.
Sporontisidal + obat !ang men!ebabkan gametositmen$adi tidak bisa terin"eksi ke
dalam n!amuk , misal pirimetamin, proguanil
K("(K%I#
Ski 2ont i s i d dar ah e" ekt i " unt uk men'egahdan mengakhiri
serangan malaria .i.a7,malarie, o.ale, "al'iparum !ang sensiti"
Damet os i d unt uk s emua mal ar i a ke'ual i "al'iparum.
,osis 900 mg dilan$utkan 9-8 $am 300 mg, lalu 300 mg pada hari berikutn!a.
1. Plasmodium "al'iparum
4. =esistensi mikroba
3. ;munitas
13
-alaria "alsiparum !ang resisten klorokuin dan tanpa komplikasi diobati dengan
sul"adoksin-pirimetamin dan primakuin dosis tunggal keeuali pada ba!i dan wanita hamil,
diberikan seeara oral sesuai golongan umur. Sul"adoksin diberikan dengan dosis 45 mg1kgBB
dan pirimetamin 145 mg1kgBB.
Sul"adoksin-pirimetamin bersi"at ski2ontosida $aringan primer, ski2ontosida darah dan
sporontosida terhadap keempat spesies plasmodium manusia. 0bat ini digunakan pada kasus
malaria "alsiparum di daerah !ang resisten klorokuinK*. 3"ek samping !ang pemah dilaporkan
adalah sindroma Ste.en LJohnson !ang dapat berakibat "atal. Bila penderita malaria
"alsiparum tersebut masih belum sembuh, obat diganti dengan tablet kina sul"at dengan atau
tanpa tetrasildin sertaprimakuin, dengan dosis sesuai golongan umur. ,i Thailand, dosis kina
untuk anak-anak sekolah 10 mg1kgBB, 3 kali sehari, selama 6 hari kemudian dilan$utkan
dengan dosis 15 mg1kgBB, diberikan 3 kali sehari selama 3 hari untuk meneapai-inimal
;nhibitor! >on'entration (-;>* dalam darah. Penggunaan kina kurang disukai karena
memerlukan waktu !ang lebih lama (/ hari* dan e"ek samping !ang paling sering di$umpai
adalah tinitus. Tetrasiklin tidak diberikan kepada anak kurang dari umur 8 tahun dan wanita
hamil.
Path malaria .i.a7 !ang resisten klorokuin dian$urkan untuk mengulangi sekali lagi
pengobatan klorokuin dan primakuin dengan dosis sama, kemudian dilan$utkan dengan
pengobatan klorokuin 300 mg basa dan primakuin 65 mg basa dosis tunggal, minggu sekali
selama 8 L 14 minggu.
Pen*o,atan malaria falsiparum -an* resisten klorokuin dan tanpa komplikasi den*an
sulfadoksin 1 pirimetamin.
14
2. PAS&(DI%& 'A2IPA"%&
Plasmodium "al'iparum adalah proto2oa parasit, salah satu spesies Plasmodium !ang
men!ebabkan pen!akit malaria pada manusia. Proto2oa ini masuk pada tubbuh
manusia melalui n!amuk anopheles betina. Plasmodium pal'iparum men!ebabkan
in"eksi paling berbaha!a dan memiliki tingkat komplikasi dan mortalitas malaria
tertinggi.
Plasmodium pal'iparum memiliki dua daur hidup !aitu, aseksual dan seksual. ,aur
hidup aseksual ter$adi setelah n!amuk !ang terin"eksi plasmodium "al'iparum
menggigit manusia dan mengeluarkan sporo2oit ke dalam aliran darah. ,alam waktu
65 menit sporo2oit akan berada di dalam hati melaui aliran darah. Perkembangan
sporo2oit di hati biasa dikenal dengan ;ntrahepatik Ski2ogon!, perkembangan ini
memerlukan waktu 5-15 hari. Sedangkan daur hidup seksual ter$adi di dalam tubuh
n!amuk !ang menggigit manusia !ang ter$angkit malaria (plasmodium "al'iparum*.
D. "!SIST!#SI PAS&(DI%&
=esistensi terhadap antibiotik, se'ara umum, dapat ter$adi karena mutasi adapti" oleh
parasit itu sendiri. %al ini berkaitan dengan terapi antibiotik !ang tidak tuntas atau
antibiotik !ang disalahgunakan untuk pen!akit-pen!akit !ang tidak tepat. Terapi
antibiotik normal membutuhkan waktu /-10 hari (kasus tertentu 16-41 hari* agar seluruh
populasi mikroorganisme !ang sangat sensiti" dan sensiti" sedang serta sebagian
15
mikroorganisme resisten dapat dibasmi. Apabila terapi antibiotik dihentikan lebih awal,
maka populasi mikroorganisme !ang resisten akan meningkat dan $adi berbalik
mendominasi in"eksi.
=esistensi palsmodium memungkinkan ia untuk mengeluarkan (e"lu7* klorokuin
dengan ke'epatan sampai 60 hingga 50 kali ke'epatan pengeluaran klorokuin oleh
plasmodium !ang masih sensiti" terhadap klorokuin. =esistensi ini dikarenakan adaptasi
palsmodium terhadap pa$anan klorokuin. Adaptasi dapat ter$adi melalui mutasi spontan.
-utasi ter$adi pada kromosom-5 pada gen p"'rt. -utasi p"'rt men!ebabkan .akuola
makanan plasmodium keluar dari membran. -utasi $uga dapat ter$adi pada kromosom-/
!ang men!andi transmembran protein di .a'uola parasit malaria. -utasi pada gen
p"mdr1 membuat perubahan "ungsi pgh1 atau pompa pada membran .akuola makanan
plasmodium
Pada kasus malaria falciparum, !ang paling berperan penting adalah resistensi
parasit terhadap klorokuin. =esistensi ter$adi karena parasit se'ara spesi"ik beradaptasi
terhadap pengobatan klorokuin dengan mengubah susunan (mutasi* protein
transporter P">=T. ,engan perubahan pada protein ini, klorokuin tidak dapat beker$a,
karena dengan sendirin!a en2im proteolisis hemoglobin dan polimerase heme tidak
dapat dihambat lagi.
!. I&%#ITAS
Imunitas atau keke,alan adalah sistem mekanisme pada organisme !ang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidenti"ikasi dan membunuh patogen
16
serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai ma'am pengaruh biologis luar !ang
luas, organisme akan melindungi tubuh dari in"eksi, bakteri, .irus sampai 'a'ing
parasit, serta menghan'urkan 2at-2at asing lain dan memusnahkan mereka dari sel
organisme !ang sehat dan $aringan agar tetap dapat ber"ungsi seperti biasa. ,eteksi
sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki 'ara baru agar dapat mengin"eksi
organisme.
Hntuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah bere.olusi !ang
menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan oleh
sistem en2im !ang melindungi terhadap in"eksi .irus. -ekanisme imun lainn!a !ang
bere.olusi pada eukariota kuno dan tetap pada keturunan modern, seperti tanaman,
ikan, reptil dan serangga. -ekanisme tersebut termasuk peptida antimikrobial !ang
disebut de"ensin, "agositosis, dan sistem komplemen. -ekanisme !ang lebih
berpengalaman berkembang se'ara relati" baru-baru ini, dengan adan!a e.olusi
.ertebrata. ;munitas .ertebrata seperti manusia berisi ban!ak $enis protein, sel, organ
tubuh dan $aringan !ang berinteraksi pada $aringan !ang rumit dan dinamin. Sebagai
bagian dari respon imun !ang lebih kompleks ini, sistem .ertebrata mengadaptasi untuk
mengakui patogen khusus se'ara lebih e"ekti". Proses adaptasi membuat memori
imunologis dan membuat perlindungan !ang lebih e"ekti" selama pertemuan pada masa
depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas !ang diterima adalah basis dari
.aksinasi.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuann!a untuk melindungi tubuh $uga
berkurang, membuat patogen, termasuk .irus !ang men!ebabkan pen!akit. Pen!akit
de"isiensi imun mun'ul ketika sistem imun kurang akti" daripada biasan!a,
men!ebabkan mun'uln!a in"eksi. ,e"isiensi imun merupakan pen!ebab dari pen!akit
genetik, seperti severe combined immunodeficienc, atau diproduksi oleh "armaseutikal
atau in"eksi, seperti sindrom de"isiensi imun dapatan (A;,S* !ang disebabkan oleh
retro.irus %;:. Pen!akit autoimun men!ebabkan sistem imun !ang hiperakti"
men!erang $aringan normal seperti $aringan tersebut merupakan benda asing. Pen!akit
autoimun !ang umum termasuk r!eumatoid art!ritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus
ert!ematosus. Peran penting imunologi tersebut pada kesehatan dan pen!akit adalah
bagian dari penelitian.
17
apisan pelindun* pada imunitas
Sistem kekebalan tubuh melindungi organisme dari in"eksi dengan lapisan
pelindung kekhususan !ang meningkat. Pelindung "isikal men'egah patogen seperti
bakteri dan .irus memasuki tubuh. Jika patogen melewati pelindung tersebut, sistem
imun bawaan men!ediakan perlindungan dengan segera, tetapi respon tidak-spesi"ik.
Sistem imun bawaan ditemukan pada semua $enis tumbuhan dan binatang. Camun,
$ika patogen berhasil melewati respon bawaan, .ertebrata memasuki perlindungan
lapisan ketiga, !aitu sistem imun adapti" !ang diakti.asi oleh respon bawaan. ,isini,
sistem imun mengadaptasi respon tersebut selama in"eksi untuk menambah
pen!adaran patogen tersebut. =espon ini lalu ditahan setelah patogen dihabiskan pada
bentuk memori imunologikal dan men!ebabkan sistem imun adapti" untuk memasang
lebih 'epat dan serangan !ang lebih kuat setiap patogen tersebut ditemukan.
Komponen imunitas
Sistem imun ,awaan Sistem imun adaptif
=espon tidak spesi"ik =espon spesi"ik patogen dan antigen
3ksposur men!ebabkan respon maksimal
segara
Perlambatan waktu antara eksposur dan respon
maksimal
omponen imunitas selular dan respon imun
humoral
omponen imunitas selular dan respon imun
humoral
Tidak ada memori imunologikal
3ksposur men!ebabkan adan!a memori
imunologikal
,itemukan hampir pada semua bentuk
kehidupan
%an!a ditemukan pada Dnathostomata
Baik imunitas bawaan dan adapti" bergantung pada kemampuan sistem imun
untuk memusnahkan baik molekul sendiri dan non-sendiri. Pada imunologi, molekul
sendiri adalah komponen tubuh organisme !ang dapat dimusnahkan dari bahan asing
oleh sistem imun. Sebalikn!a, molekul non-sendiri adalah !ang dianggap sebagai
molekul asing. Satu kelas dari molekul non-sendiri disebut antigen (kependean dari
generator antibodi* dan dianggap sebagai bahan !ang menempel pada reseptor imun
spesi"ik dan mendapatkan respon imun.
18
Perisai permukaan
Beberapa perisai melindungi organisme dari in"eksi, termasuk perisai
mekanikal, kimia dan biologi. ulit ari tanaman dari ban!ak daun, eksoskeleton
serangga, kulit telur dan membran bagian luar dari telur dan kulit adalah 'ontoh
perisai mekanikal !ang merupakan pertahanan awal terhadap in"eksi. Camun, karena
organisme tidak dapat sepenuhn!a ditahan terhadap lingkungan mereka, sistem
lainn!a melindungi tubuh seperti paru-paru, usus, dan sistem genitourinari. Pada paru-
paru, batuk dan bersin se'ara mekanis mengeluarkan patogen dan iritan lainn!a dari
sistem pernapasan. Pengeluaran air mata dan urin $uga se'ara mekanis mengeluarkan
patogen, sementara ingus dikeluarkan oleh saluran pernapasan dan sistem pen'ernaan
untuk menangkap mikroorganisme.
Perisai kimia $uga melindungi terhadap in"eksi. ulit dan sistem pernapasan
mengeluarkan peptida antimikroba seperti M-de"ensin. 3n2im seperti liso2im dan
"os"olipase A4 pada air liur, air mata dan air susu ibu $uga antiseptik. Sekresi :agina
merupakan perisai kimia selama menar'he, ketika mereka men$adi agak bersi"at asal,
sementara semen memiliki pertahanan dan 2in' untuk membunuh patogen. Pada
perut, asam lambung dan protase men!ediakan pertahanan kimia !ang kuat melawan
patogen !ang tertelan ketika dimakan.
,alam saluran pen'ernaan dan sistem genitourinari, "lora komensal
merupakan perisai biologi dengan bersaing dengan patogen untuk makanan dan
tempat, dan pada beberapa kasus, dengan mengubah kondisi lingkungan mereka,
seperti p% atau besi !ang ada. %al ini mengurangi kemungkinan bahwa patogen akan
men!ebabkan pen!akit. Camun, se$ak keban!akan antibiotik mengin'ar bakteri dan
tidak men!erang "ungi, antibiotik oral dapat men!ebabkan Npertumbuhan lebihN "ungi
dan dapat men!ebabkan kondisi seperti kandiasis .agina. Terdapat bukti baik bahwa
perkenalan kembali "lora probiotik, seperti buda!a asli la'toba'illus !ang ada pada
!ogurt, menolong mengembalikan keseimbangan kesehatan populasi mikrobial pada
in"eksi usus anak-anak dan mendorong data pendahuluan pada penelitian
Dastroenteritis bakterial, radang usus, in"eksi saluran urin dan in"eksi setelah operasi.
19
Keran*ka konsep
20
Tn. Budi 30 tahun,
transmigrasi ke daerah
endemik malaria
Tergigit n!amuk
Plasmodium &al'iparum
Plasmodium mengalami
"ase aseksual dalam tubuh
manusia
eluarn!a mero2oit dari
sel darah merah
Penggunaan klorokuin
%asil pemeriksaan apusan
darah peri"er ()))*
=eaksi in"lamasi
Pelepasan prostaglandin
-utasi spontan gen
P">=T, gen PT-,=1 dan
gen transmembran protein
Peningkatan e"ek
klorokuin s.d 60-507 dari
normal
=estitensi klorokuin oleh
plasmodium
Strain plasmodium
"al'iparum !ang restiten
klorokuin
Kesimpulan
Tn. Budi 30 tahun, seorang transmigran. Pindah ke daerah endemik malaria. ;a
terkena malaria dikarenakan gigitan n!amuk anopheles betina !ang membawa
plasmodium "al'iparum dan ia resisten terhadap obat antimalaria klorokuin.
21
Pemberian klorokuin
Trias malaria
De$ala tidak berkurang
Daftar pustaka
at2ung (4010*. &armakologi dasar dan klinik ed. 10. JakartaF 3D>.
Pri'e, wilson (4010*. Pato"isiologi. JakartaF 3D>
www.google.'om
www.wikipedia.'om
&at'hi!ah (4004*. Biologi molekuler. JakartaF erlangga
22

You might also like