You are on page 1of 7

3.

CT Scan
Dengan menggunakan CTScan, kita dapat menentukan ukuran dari ventrikel.Jika terdapat
tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan ukuran dari tumor tersebut.Pada
pasien dengan hidrosefalus akan tampak dilatasi dari ventrikel pada foto CT Scan serta dapat
melihat posisi sumbatan yang menyebabkan terjadinya hidrosefalus. Dengan CT-Scan saja
hidrosefalus sudah bisa ditegakkan.
17


Gambar 10. CT Scan kepala potongan axial pada pasien hifrosefalus,dimana tampak dilatasi kedua
ventrikel lateralis. (dikutip dari kepustakaan 4)
4. MRI
Dengan menggunakan MRI pada pasien hidrosefalus, kita dapat melihat adanya dilatasi
ventrikel dan juga dapat menentukan penyebab dari hidrosefalus tersebut.Jika terdapat tumor
atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan ukuran dari tumor tersebut.Selain itu pada
MRI potongan sagital akan terlihat penipisan dari korpus kalosum.
17


Gambar 11. MRI potongan sagital pada hidrosefalus nonkomunikans akibat obstruksi pada foramen
Luschka dan magendie.Tampak dilatasi dari ventrikel lateralis dan quartus serta peregangan korpus
kalosum.(dikutip dari kepustakaan 4)


B

a
Gambar 12a & b. MRI potongan axial pada hidrosefalus nonkomunikans akibat obstruksi pada foramen Luschka
dan magendie. Tampak dilatasi dari ventrikel lateralis (gambar a) dan ventrikel quartus (gambar b).
(diambil dari kepustakaan 4)

Gambar 13. MRI pada Neoplasma di vermis cerebellum dengan hidrosefalus obstruktif
(nonkomunikans).Tampakmassa menekan ventikulus quartus dan menyebabkan hidrosefalus obstruktif
(gambar a). (diambil dari kepustakaanm18).
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Berdasarkan gambaran radiologi, hidrosefalus memiliki gambaran yang hampir sama dengan
holoprosencephaly, hydraencephaly dan atrofi cerebri.
8,19,20,

1. Holoprosencephaly
8,19,20,21

Holoprosencephaly muncul karena kegagalan proliferasi dari jaringan otak untuk membentuk
dua hemisfer.Salah satu tipe terberat dari holoprosencephaly adalah bentuk alobaris karena
biasa diikuti oleh kelainan wajah, ventrikel lateralis, septum pelusida dan atrofi nervus
optikus. Bentuk lain dari holoprosencephaly adalah semilobaris holoprosencephaly dimana
otak cenderung untuk berproliferasi menjadi dua hemisfer. Karena terdapat hubungan antara
pembentukan wajah dan proliferasi saraf, maka kelainan pada wajah biasanya ditemukan
pada pasien holoprosencephaly.
2. Hydranencephaly
8,19,20,21

Hydranencephaly muncul karena adanya iskemik pada distribusi arteri karotis interna setelah
struktur utama sudah terbentuk.Oleh karena itu, sebagian besar dari hemisfer otak digantikan
oleh CSS.Adanya falx cerebri membedakan antara hydranencephaly dengan
holoprosencephaly.Jika kejadian ini muncul lebih dini pada masa kehamilan maka hilangnya
jaringan otak juga semakin besar.
Biasanya korteks serebri tidak terbentuk, dan diharapkan ukuran kepala kecil tetapi karena
CSS terus di produksi dan tidak diabsorbsi sempurna maka terjadi peningkatan TIK yang
menyebabkan ukuran kepala bertambah dan terjadi ruptur dari falx serebri
3. Atrofi Serebri
4,22,23,24

Secara progresif volume otak akan semakin menurun diikuti dengan dilatasi ventrikel karena
penuaan. Tetapi Atrofididefinisikan sebagai hilangnya sel atau jaringan, jadi atrofi serebri
dapat didefinisikan sebagai hilangnya jaringan otak (neuron dan sambungan antarneuron).
Biasanya disebabkan oleh penyakit-penyakit degeneratif seperti multiple sklerosis, korea
huntington dan Alzheimer. Gejala yang muncul tergantung pada bagian otak yang mengalami
atrofi.Dalam situasi ini, hilangnya jaringan otak meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi
secara pasif dengan CSS.
IX. PENGOBATAN
1. Secara Medikamentosa:
4

Pengobatan dengan farmakologi dilakukan untuk menunda operasi. Biasa dilakukan pada bayi
premature dengan hidrosefalus post perdarahan.
Pengobatan dengan farmakologi tidak efektif untuk jangka waktu yang lama.
Pengobatan secara farmakologi bekerja dengan mengurangi produksi CSS (Acetazolamide
atau furosemide) dan meningkatkan penyerapan CSS.
Hidrosefalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi tidak memerlukan operasi.
Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25-50 mg/kgBB. Pada keadaan akut dapat diberikan
manitol. Diuretik dan kortikosteroid dapat diberikan walaupun hasinya kurang memuaskan.
1

2. Operasi:
2

Operasi merupakan pilihan terapi.
Punksi Lumbal ulangan dapat dilakukan pada pasien hidrosefalus setelah perdarahan
interventrikular.
Choroid plexectomy
Membuka stenosis dari aquaductus cerebri sylvii
Shunt merupakan terapi yang banyak dilakukan pada kebanyakan orang.
2
Hanya 25% pasien
dapat diobati tanpa melakukan shunt. Prinsip dari shunt adalah membentuk hubungan atau
saluaran antara ventrikulus dengan rongga plura atau peritoneum.
Ventriculoperitoneal (VP) Shunt adalah yang paling banyak digunakan.
Ventriculoatrial (VA) Shunt dikenal juga sebagai vascular shunt, prinsipnya menghubungkan
ventrikel, vena jugularis dan vena cava superior ke atrium kanan. Prosedur ini dilakukan pada
pasien dengan kelainan abdominal seperti peritonitis.
Lumboperitoneal Shunt, hanya digunakan pada hidrosefalus komunikans, fistula CSF dan
pseudotumor.
Torkildsen shunt sudah jarang digunakan. Prinsipnya adalah menghubungkan anatara ventrikel
dengan cisterna magna dan hanya efektif pada hidrosefalus obstruktif didapat.
Ventriculopleural shunt merupakan pilihan kedua.
X. PROGNOSIS
A. Kelangsungan Hidup
Prognosis atau keberlangsungan penyakit sangat ditentukan oleh adanya kelaian neural
dan ekstraneural yang menetap. Pada sebagaian besar kasus, 50 % kasus meninggal saat
masih dalam uterus atau dilakukan terminasi pada kehamilan karena adanya ketidaknormalan
yang terdeteksi.Dan 50% sisanya berkembang menjadi ventricolomegaly yang progresif.
Pada bayi seperti ini, segera dilakukan Shunt dan memberikan hasil yang baik.
2

B. Kelangsungan Organ
Pada anak-anak dengan hidrosefalus terjadi peningkatan ketidakmampuan mental dan
koqnitif.Kemampuan atau pengetahuan umum sangat berkurang bila dibandingkan dengan
populasi anak-anak pada umumnya, kebanyakan anak mengalami keterbelakangan
mental,verbal dan ingatan. Selain itu juga menyebabkan kelainan pada mata.
9



DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan dokter spesialis saraf Indonesia. Hidrosefalus. Dalam : Harsono, Editor.
Buku Ajar Neurologi Klinik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press; 2005. Hal.
209-16.
2. Bonnemann CG, Golden JA. Developmental Structural Disorders. In : Goetz CG,
Editor. Textbook of Clinical Neurology. 2
nd
Ed. Pennsylvania: Saunders; 2003. p 553-
6.
3. Varma R, Williams SD. Wessel HB. Neurology. In : Zitelli BJ, Davis HW, Editor.
Atlas of Pediatric Physical Diagnosis. 5
th
Ed. New York : Blackwell Science; 2000. p
562-86.
4. Espay AJ.Hydrocephalus. 2009 Agustus 20. cited 2009 october 7. Available from :
URL : http://www.emedicine.medscape.com/artikel/1135286. (on line).
5. Porth CM, Gaspard KJ. Alterations in Brain Function. In : Essentials of
Pathophysiology. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2004. p 667-71.
6. Bergman R, Afifi A. Hydrocephalus. In : Functional Neuroanatomy text and atlas. 2
Ed
.
New York: McGraw-Hill; 2005. p 380-4.
7. Guyton AC, Hall JE. Cerebral Blood Flow, Cerebrospinal Fluid, and Brain
Metabolism. In: Textbook of Medical Physiology. 11
th
Ed. Pennyslvania: Elsevier Inc;
2006. p 761-8.
8. Fenichel GM. Increased Intracranial Pressure; Disorders of Cranial Volume and
Shape. In :Clinical Pediatric Neurology A Signs and Symptoms Approach. 5
th
Ed.
Pennyslvania: Elsevier Inc.; 2005. p 91-7; 353-69.
9. Johnston MV, Kinsman S. Congenital Anomalies of the Central Nervous System. In :
Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 17
th

Ed. Pennsylvania: Saunders; 2004. p 1983-92.
10. Silbernagl, S. Lang, F. Cerebrospinal Fluid Blood-Brain Barrier. In : Color Atlas of
Pathophysiology. New York : Thieme; 2000. p 356-7.
11. Rubin, E. Hydrocephalus. In : Essential Pathology. 3
rd
Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams dan Wilkins; 2001. p 728-9.
12. Collins P. Embryology and Developmental. In: Bannister LH, Berry MM, Collins P,
Dyson M, Julian ED, Ferguson MWJ, Editors. Grays Anatomy : The Anatomical
Basis of Medicine and Surgery. 38
th
Ed. Unted States of America : Person Professional
Limited; 1995. p 1202-18.

You might also like