You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan organ penglihatan yang mendeteksi cahaya dan mata tergolong panca
indra. Hal sederhana yang dilakukan mata tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan
sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk
memberikan pengertian visual. Mata merupakan organ tubuh yang sangat penting yang harus
kita jaga dengan baik. Ada beberapa gangguan pada mata yang dapat membuat fungsi mata
berkurang. Beberapa gangguan pada mata tersebut di antaranya yaitu glaukoma. Oleh karena
itu, sangatlah penting untuk kita mengenal glaukoma.
Pada penyakit glaukoma didapatkan kerusakan saraf optik pada mata. araf optik bekerja
layaknya kabel listrik yang terdiri dari jutaan jaringan dan berfungsi untuk menyampaikan
pesan yang telah diterima mata ke otak. !erusakan pada saraf optik ini diakibatkan dengan
adanya peningkatan tekanan pada bola mata "intraocular pressure# $OP% oleh cairan humor
karena ketidak&seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata. 'airan
mata yang diproduksi oleh jaringan&jaringan di depan bola mata ini sebenarnya berfungsi
untuk memba(a oksigen, gula dan nutrient)*at gi*i penting lainnya ke bagian& bagian mata,
atau singkatnya seperti memba(akan asupan makanan terhadap kedua bolamata, selain itu
juga untuk mempertahankan bentuk bola mata.
Pada kasus +laukoma, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui fasilitas yang
ada untuk keluar dari mata "jaringan trabecular mesh(ork% atau sudut yang terbentuk antara
kornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga menyumbat) memblok pengaliran cairanmata.
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaucoma adalah gangguan aliran keluar
humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior "glaukoma sudut
terbuka% atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainase "glaucoma sudut tertutup%.
Pengobatan ditujukan untuk nenurunkan tekanan intraokular dan memperbiki pathogenesis
yang mendasarinya. Penurunan pembentukan humor akueus merupakan metode untuk
menurunkan tekanan intraokular pada semua bentuk glaukoma.
+laukoma berasal dari kata ,unani - glaukos. yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan (arna tersebut pada pupil penderita glaukoma . +laukoma adalah
1
suatu keadaan tekanan intraokuler)tekanan dalam bola mata relatif cukup besar untuk
menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang.
/ata dari 0HO "1233% menggambarkan bah(a saat ini terdapat 145 juta orang menderita
gangguan penglihatan, 67 juta diantaranya mengalami kebutaan. embilan puluh persen
penderitanya berada di negara berkembang. +angguan penglihatan dan kebutaan masih
menjadi masalah kesehatan di $ndonesia. urvey !esehatan $ndera tahun 3776 # 3778
menunjukkan 3,59 penduduk $ndonesia mengalami kebutaan disebabkan oleh katarak
"519%, glaukoma "36,:9%, kelainan refraksi "7,59%, gangguan retina "4,59%, kelainan kornea
"4,:9% dan penyakit mata lain. edangkan menurut data ;iskesdas 122<, prevalensi nasional
+laukoma adalah 2,59 "berdasarkan keluhan responden%. /i Amerika erikat, glaukoma
ditemukan pada lebih 1 juta orang, yang akan beresiko mengalami kebutaan.
4
1.2 Tujuan
=ujuan penulisan referat ini ada 1, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
=ujuan umum> untuk mengetahui bagaimana perjalanan penyakit dan penatalaksanaan
glaukoma
=ujuan khusus> untuk menyelesaikan tugas referat (ajib dari kepaniteraan klinik di M?
Mata ;@/ /r. Mohammad aleh, Probolinggo.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
+laukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optic "neuropati optic% yang
biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan okuler pada papil saraf optik "bruce james et all%
+laukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optic,
serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan oleh tekanan bola mata
yang tidak normal.
8
+laukoma berasal berasal dari kata yunani glaukos yang brarti hijau kebiruan, yang memberikan
kesan (arna tersebut pada pupil penderita glaucoma.
+laukoma adalah sekelompok penyakit yang mempunyai karakteristik merusak nervus optikus
secara.
7
2.2 Anatoi ! "isiologi Mata
+ambar 3. Anatomi mata
!elopak Mata
3
!elopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan
sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan
pengeringan bola mata. Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi
karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup
kelopak mata. !edipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk. !elopak
mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi
selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. =erdapat juga kelenjar seperti > kelenjar
sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Aeis pada pangkal rambut, dan
kelenjar Meibom pada tarsus.
1
istem Bakrimal
istem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. istem
ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
nasolakrimal, meatus inferior.
istem lakrimal terdiri atas 1 bagian, yaitu >
& istem produksi atau glandula lakrimal. +landula lakrimal terletak di temporo
anterosuperior rongga orbita.
& istem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal
dan duktus naso lakrimal. akus lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata
dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.
?ilm air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus
lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata,
maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Cpifora juga
akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.
2
!onjungtiva
!onjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang.
Bermacam&macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. !onjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel +oblet. Musin bersifat membasahi bola
mata terutama kornea. elaput ini mencegah benda&benda asing di dalam mata seperti bulu
mata atau lensa kontak "contact lens%, agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama&sama
4
dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea
tidak kering.
!onjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu >
& !onjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
& !onjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di ba(ahnya.
& !onjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi. !onjungtiva bulbi dan forniks berhubungan
dengan sangat longgar dengan jaringan di ba(ahnya sehingga bola mata mudah
bergerak.
3,1
Bola Mata
Bola mata terdiri atas >
3,1
3. klera
Bagian putih bola mata yang bersama&sama dengan kornea merupakan pembungkus dan
pelindung isi bola mata. klera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea. klera sebagai
dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya
kira&kira 3 mm. klera anterior ditutupi oleh 6 lapis jaringan ikat vaskular. klera
mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.
1. !ornea
!ornea "Batin cornum D seperti tanduk% adalah selaput bening mata, bagian selaput mata
yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
dan terdiri atas lapis >
& Cpitel
=ebalnya 52 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating tumpang
tindihEsatu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.& Pada sel basal Bering terlihat
mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin
maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya
dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okludenEikatan ini
menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan
barrier. el basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Cpitel berasal dari ektoderm permukaan.
& Membran Bo(man
=erletak di ba(ah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang tersusun
tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Bapis ini tidak
mempunyai daya regenerasi.
5
& troma
=erdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya,
pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini
bercabang terbentuknya kembali serat kolagen memakan (aktu lama yang kadang&
kadang sampai 35 bulan. !eratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan
fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. /iduga keratosit membentuk bahan
dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
& Membran /escement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea dihasilkan
sel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik dan berkembang
terus seumur hidup, mempunyai tebal :2 Fm.
& Cndotel
& Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 12&:2 pm. Cndotel
melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan *onula okluden. !ornea
dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus,saraf
nasosiliar, saraf ke G saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Bo(man melepaskan selubung ch(annya. eluruh lapis
epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul !rause
untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. /aya regenerasi saraf sesudah dipotong
di daerah limbus terjadi dalam (aktu 6 bulan. =rauma atau penyakit yang merusak
endotel akan mengakibatkan sistem pompaendotel terganggu sehingga dekompensasi
endotel dan terjadi edema kornea. Cndotel tidak mempunyai daya regenerasi. !ornea
merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata disebelah depan.
Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana :2 dioptri dari 52dioptri
pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
6
&
+ambar 1. Bapisan kornea
6. @vea
0alaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua bola
mata yang lunak, terdiri atas 6 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid. Pendarahan uvea
dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 1 buah arterisiliar posterior longus
yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempatmasuk saraf optik dan <
buah arteri siliar anterior, yang terdapat 1 pada setiap otot superior,medial inferior, satu pada
otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk
arteri sirkularis mayor pada badan siliar. @vae posterior mendapat perdarahan dari 35 & 12
buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optik.
$ris terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan
koroid. Batasantara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 4 mm temporal dan <
mm nasal. /idalam badan siliar terdapat 6 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan
sirkular.
1
7
/itengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam mata. $ris berpangkal pada badan siliar dan memisahkan bilik
mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris (arnanya sangat bervariasi
dan mempunyai lekukan&lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut kripti. Badan
siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas otot&otot siliar dan
proses siliar. Otot&otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Hika otot&otot ini berkontraksi ia
menarik proses siliar dan koroid ke depan dan kedalam, mengendorkan *onula Ainn
sehingga lensa menjadi lebih cembung. ?ungsi proses siliar adalah memproduksi Humor
Akuos. !oroid adalah suatu membran yang ber(arna coklat tua, yang letaknya diantara
skleradan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. !oroid kaya pembuluh
darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.
1
:. Pupil
Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk. Pupil anak&anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis.
Orangde(asa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau
yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pupil (aktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai
ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil (aktu tidur akibat dari >
& Berkurangnya rangsangan simpatis. !urang rangsangan hambatan miosis. Bila
subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. /i (aktu bangun korteks menghambat
pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. 0aktu tidur hambatan subkorteks hilang
sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan menjadikan miosis.
& ?ungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan untuk
memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya dikecilkan.
1
5. udut bilik mata depan
udut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada bagian
ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran keluar
cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehinga tekanan
bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan
trabekulum, kanal chelmm, baji sklera, garis ch(albe dan jonjot iris.
8
udut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini
ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 682 derajat dan merupakan batas
8
belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula
mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan
uvea. Pada sudut fitrasi terdapat garis ch(albe yang merupakan akhir perifer endotel dan
membran descement, dan kanal chlemm yang menampung cairan mata keluar ke
salurannya. udut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut
tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.
3,1
8. Bensa mata
Bensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan berdiameter 7mm
pada orang de(asa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung dari pada bagian
anterior. !edua permukaan tersebut bertemu pada tepi lensa yang dinamakan ekuator. Bensa
mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh *onula Ainn pada badan
siliar. Bensa pada orang de(asa terdiri atas bagian inti "nukleus% dan bagian tepi "korteks%.
Iukleus lebih keras dari pada korteks. /engan bertambahnya umur, nukleus makin
membesar sedang korteks makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai
konsistensi nukleus. ecara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu >
& !enyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi
cembung
& Hernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,
& =erletak di tempatnya.
1
<. ;etina
;etina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran dari pada
serabut&serabut saraf optik. Betaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir
pada ora serata. /i bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat
makula lutea "bintik kuning% kira&kira berdiameter 3 & 1 mm yang berperan penting untuk
tajam penglihatan. /i tengah makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan reflek
fovea. !ira&kira 6 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat
putihkemerah&merahan, disebut papil saraf optik, yang di tengahnya agak melekuk
dinamakan ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata
ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.
1
4. araf Optik
9
araf optic yang keluar dari polus posterior bola mata memba(a 1 jenis serabut, yaitu >
saraf penglihatan dan pupilomotor. !elainan saraf optic menggambarkan gangguan yang
diakibatkan tekanan langsung atau tidak terhadap saraf optic ataupun perubahan toksik
dan anoksik yang mempengaruhi aliran listrik.
1
2.# "isiologi Huor akueus
Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior
mata. Golumenya adalah sekitar 152 FB, dan kecepatan pembentukannya yang bervariasi,
diurnal adalah 3,5&1FB)menit. =ekanan osmotic sedikit lebih tinggi dari plasma. !omposisi
humor akueus serupa dengan plasma kecuali bah(a cairan ini memiliki konsentrasi askorbat,
piruvat dan laktat lebih tinggi, sedangkan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah.
3
1. Produksi Humor Akuos
31
Humor akuos diproduksi melalui dua tahap >
& pembentukan filtrasi plasma dalam stroma dari badan siliar
& pembentukan akuos dari hasil filtrasi melaui blood aJuous barrier
=erdapat dua mekanisme yaitu >
3. ekresi aktif dari epitel siliar tak berpigmen yang menghasilkan jumlah yang banyak.
1. ekresi pasif melalui ultrafiltrasi dan difusi.
+ambar 6. Ia )! A=Pase pump "dikutip dari kepustakaan 31%
istem drainase aJueous humor terdiri dari dua jalur, yakni
3. Outflo( melalui jalur trabekulum "jalur konvensional%. ,ang merupakan jalur utama,
dimana sekitar 729 outflo( akuos humor melalui jalinan trabekular menuju kanalis
sklem dan berlanjut ke system vena kolektor.
1. Outflo( melalui jalur uveoscleral "jalur unkonvensional%. /imana sekitar 329
outflo( akuos humor melalui jalur ini.
10
+ambar :. Aliran akueus humor
=ekanan intraocular bola mata normal tetap konstan, biasanya K1mmHg dari nilai
normalnya, yang rata&rata sekitar 35mmHg. Besarnya tekanan ini ditentukan oleh tahanan
terhadap aliran keluar humor akueus dari kamera okuli anterior ke dalam kanal schlemm.
=ahanan aliran ini dihasilkan dari reticulum trabekula yang dile(ati, tempat penyaringan
cairan yang mengalir dari sudut lateral ruang anterior ke dinding kanal schlemm. =rabekula
ini mempunyai celah terbuka sangat kecil, yaitu antara 1&6 mikrometer. !ecepatan aliran ke
dalam kanalis meningkat secara nyata karena tekanan yang meningkat. /engan tekanan
K35mmHg pada mata normal, biasanya jumlah cairan yang keluar dari kanal schlemm rata&
rata 1,5Fl)menit dan begitu juga dengan aliran masuk cairan dari badan siliaris. ehingga
tekanannya tetap sekitar K35mmHg.
4
2.$ "aktor %esiko
+laukoma lebih sering terjadi pada umur di atas :2 tahun. Beberapa faktor
resiko lainnya untuk terjadi glaukoma, antara lain >
& ?aktor genetik, ri(ayat glaukoma dalam keluarga.
& Penyakit hipertensi
& Penyakit diabetes dan penyakit sistemik lainnya.
& !elainan refraksi berupa miopi dan hipermetropi
& ;as tertentu
2.& Patogenesis
11
'airan aJueus diproduksi dari korpus siliaris, kemudian mengalir melalui pupil ke
kamera okuli posterior "'OP% sekitar lensa menuju kamera okuli anterior "'OA% melalui
pupil. 'airan aJueus keluar dari 'OA melalui jalinan trabekula menuju kanal
chlemmLs dan disalurkan ke dalam sistem vena.
3
Beberapa mekanisme peningkatan tekanan intraokuler >
<

a. !orpus siliaris memproduksi terlalu banyak cairan bilik mata, sedangkan
pengeluaran pada jalinan trabekular normal
b. Hambatan pengaliran pada pupil se(aktu pengaliran cairan bilik mata belakang ke
bilik mata depan
c. Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.
+laukoma sudut terbuka ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka, dan
kemampuan jalinan trabekula untuk mengalirkan cairan aJueus menurun "gambar 1A%.
+laukoma sudut tertutup ditandai dengan tertutupnya trabekulum oleh iris perifer,
sehingga aliran cairan melalui pupil tertutup dan terperangkap di belakang iris dan
mengakibatkan iris mencembung ke depan. Hal ini menambah terganggunya aliran cairan
menuju trabekulum.
<
+ambar 5. Aliran humor akueus pada glaukoma
Mekanisme utama kehilangan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel ganglion
retina. Optik disk menjadi atropi, dengan pembesaran cup optik. Cfek dari peningkatan
tekanan intraokuler dipengaruhi oleh (aktu dan besarnya peningkatan tekanan tersebut.
Pada glaukoma akut sudut tertutup, =ekanan $ntra Okuler "=$O% mencapai 82&42 mmHg,
mengakibatkan iskemik iris, dan timbulnya edem kornea serta kerusakan saraf optik.
Pada glaukoma primer sudut terbuka, =$O biasanya tidak mencapai di atas 62 mmHg dan
kerusakan sel ganglion retina berlangsung perlahan, biasanya dalam beberapa tahun.
3
12
+ambar 8. Penekanan optic disk
2.6'lasifikasi
3. +laukoma primer
3% +laukoma sudut terbuka
& +laucoma sudut terbuka
primer
Pada glaukoma sudut terbuka,
struktur jalinan trabekula
terlihat normal namun terjadi peningkatan resistensi aliran keluar akueus yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. +ambaran patologis utama pada
glaucoma sudut terbuka primer adalah proses degenerative di jalinan trabecular,
termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di ba(ah lapisan endotel
kanal schlemm. Hal ini berbeda dari proses penuaan normal. Akibatnya adalah
penurunan drainase humor akueus yang menyebabkan peningkatan tekanan intraocular.
Peningkatan tekanan intraocular mendahului kelainan diskus optic dan lapang pandang
selama bertahun&tahun. 0alaupun terdapat hubungan yang jelas antara besarnya
tekanan intraokuler dan keparahan penurunan penglihatan, efek besarnya tekanan pada
saraf optikus sangat bervariasi antar individu.
3,6
Menurut etiologinya glaukoma sudut terbuka primer adalah salah satu bentuk glaukoma
primer, yang ditandai oleh terganggunya atau terjadinya hambatan outflo( cairan akuos
mele(ati trabecular mesh(ork. Hambatan ini terjadi akibat hilang atau berkurangnya
jumlah sel endotel trabecular mesh(ork, namun mekanisme kejadiannya masih belum
diketahui secara jelas dan sampai saat ini masih menjadi obyek penelitian. Berdasarkan
beberapa pendapat penyebab berkurangnya jumlah sel endotel trabecular mesh(ork,
adalah akibat kematian sel itu sendiri oleh karena berbagai sebab. berkurangnya jumlah
sel endotel trabecular mesh(ork, disertai dengan akumulasi matriks ekstra&seluler dan
penebalan lamela daerah uvea dan korneo&sklera akan menimbulkan hambatan outflo(
cairan akuos pada glaukoma sudut terbuka primer.
33
Pada hakekatnya, kematian sel dapat terjadi karena rangsangan atau jejas letal yang
berasal dari luar atau dari dalam sel itu sendiri "bersifat aktif atau pasif%. !ematian sel
13
yang berasal dari dalam sel dapat terjadi melalui mekanisme genetik, yang merupakan
suatu proses fisiologis dalam usaha mempertahankan keadaan homeostasis atau
keseimbangan fungsinya. Proses kematian yang berasal dari luar sel dan bersifat pasif
dapat terjadi karena jejas atau injury yang letal akibat faktor fisik, kimia, iskhemia
maupun biologis. Hejas atau injury biologis dapat terjadi akibat pengaruh infeksi mata
akibat mikro&organisme, secara intra maupun ekstra seluler, baik akibat kuman, jamur,
parasit ataupun virus, yang kesemuanya dapat merupakan antigen yang dapat
menimbulkan inflamasi.
33
& +laucoma tekanan normal
uatu bentuk glaucoma yang terjadi dimana terjadi kehilangan lapang pandang
glaukomatosa dan cupping lempeng optic meski tekanan intraocular tidak meningkat.
/iduga papil saraf optic pada pasien ini tidak bisa rentan terhadap tekanan intra ocular
dan atau memiliki aliran darah intrinsic yang berkurang. Perdarahan diskus lebih sering
dijumpai pada tekanan normal dibandingkan pada glaucoma sudut terbuka primer dan
sering menandakan progresivitas penurunan lapang pandang.
3,6
1% +laukoma sudut sempit) tertutup
& +laukoma sudut tertutup akut primer
=erjadi apabila bentuk iris bomban menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior
oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus dan tekanan intraocular
meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan
penglihatan.
3
!eadaan ini timbul pada mata yang kecil "hipermetrop% dengan bilik mata anterior
yang dangkal. Pada mata normal titik kontak antara pupil dan lensa memiliki resistensi
terhadap masuknya akueus ke dalam bilik mata depan. Pada glaucoma sudut tertutup
kadang sebagai respon terhadap dilatasi pupil resistensi ini meningkat dan gradient
tekanan menyebabkan iris melengkung ke depan sehingga menutup drainase. erangan
akut biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring pembesaran lensa kristalina. Pada
glaucoma sudut tertutup pupil berdilatasi sedang akan menambah penyumbatan.
6
& +laukoma udut =ertutup ub akut
+laucoma ini sama dengan kasus yang akut, kecuali episode peningkatan tekanan
intraokulernya berlangsung singkat dan rekuren. Cpisode penutupan sudut membaik
secara spontan, tetapi terjadi akumulasi kerusakan pada sudut kamera anterior berupa
14
pembentukan sinekia anterior perifer. Pada glaucoma ini sudut tertutup secara singkat
dan berat disertai dengan banyak tanda dan gejala
3,36
& +laukoma udut =ertutup !ronik
ejumlah kecil pasien dengan predisposisi penutupan sudut kamera anterior tidak
pernah mengalami episode peningkatan akut tekanan intraokuler tetapi mengalami
sinekia anterior perifer yang semakin meluas disertai peningkatan bertahan tekanan
intraokuler. Manifestasinya sering seperti glaucoma sudut tertutup primer sering dengan
pengecilan ekstensif lapang pandang. !adang&kadang mengalami serangan penutupan
subakut.
3,36
& $ris plateau
uatu kelainan yang jarang terjadi dengan kedalaman kamera anterior sentral
normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena insersi iris secara kongenital
terlalu tinggi. Mata dengan kelainan ini jarang mengalami sumbatan pupil tetapi dilatasi
akan menyebabkan merapatnya iris prefer sehingga menutup sudut, sekalipun telah
dilakukan iridektomi perifer. Pasien biasanya usia muda dating dengan glaucoma sudut
tertutup akut dan kambuh setelah dilakukan iridektomi perifer. Pada pasien ini dilatasi
pupil untuk pemeriksaan fundus cenderung menimbulkan penutupan akut sudut bilik
mata depan.
3
1. +laukoma kongenital
3% +laucoma kongenital primer
+laukoma kongenital ini terjadi akibat terhentinya perkembangan struktur sudut
kamera anterior pada usia janin sekitar < bulan.iris mengalami hypoplasia dan
berinsersi ke permukaan trabekula di deoan taji sclera yang kurang berkembang
sehingga jalinan trabekula terhalang dan timbul gambaran suatu membrane.
3
2) +laucoma dengan kelainan perkembangan mata lain
3
a.indrom pembelahan kamera anterior
!elompok penyakit ini mencerminkan gangguan perkembangan segmen anterior
yang mengenai sudut, iris, kornea, dan kadang lensa.
3
& yndrome aMenfeld > hypoplasia stroma anterior iris disertai adanya jembatan
filament yang menghubungkan stroma dengan kornea, hal ini mirip dengan
trabekulodisgenesis.
& yndrome rieger> apabila perlekatan iridokornea lebih luas disertai disrupsi
iris dengan polikorea serta anomaly tulang dan gigi.
& Anomaly peter> perlekatan iris sentral dan permukaan posterior sentral kornea.
Penyakit&penyakit ini biasanya di(ariskan secara dominan.
15
b. Aniridia
Pada penyakit ini iris tidak berkembang. !adang hanya ditemukan akar iris atau
batas iris yang tipis. /apat ditemukan deformitas mata yang lain misalnya katarak
kongenital, distrofi kornea dan hypoplasia kornea. ebelum masa remaja sering
timbul glaucoma. Penyakit ini tidak di(ariskan secara genetik.
3
6% +laucoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular
yndrome sturge&(eber
yndrome marfan
Ieurofibromatosis
yndrome lo(e
;ubella kongenital
6. +laukoma sekunder
+laucoma yang terjadi sebagai salah satu manifestasi penyakit mata lain
8
3% +laukoma Pigmentasi
+laucoma ini disebabkan oleh degenerasi epitel pigmen iris dan korpus silisaris.
+ranula pigmen terkelupas dari iris akibat friksi dengan serat *onular diba(ahnya
sehingga terjadi transluminasi iris. Pigmen mengendap di permukaan kornea posterior
dan tersangkut di jalinan trabecular, mengganggu aliran keluar humor akueus. Paling
sering terjadi pada pria miopik berusia 15&:2 tahun yang memiliki kamera anterior
yang dalam dengan sudut yang lebar.
3
1% yndrome eksfoliasi
Pada penyakit ini terdapat endapan bahan berserat mirip serpihan di permukaan lensa
anterior, prosesus siliaris, *onula, permukaan posterior iris, longgar di kamera
anterior dan jalinan trabecular. ecara histologis endapan ini daoat dideteksi di
konjungtiva yang mengisyaratkan bah(a kelainan sebenarnya lebih luas.
6% Akibat kelainan lensa "fakogenik%
3
& /islokasi lensa
+laukoma yang terjadi akibat trauma atau secara spontan misalnya sindroma
marfan. Pada dislokasi lensa dapat menimbulkan sumbatan pada bukaan pupil
yang menyebabkan iris bomban dan penutupan sudut.
3
& ?akomorfik
Merupakan suatu glaucoma sekunder sudut tertutup yang timbul akibat lensa yang
membesar pada katarak imatur. Bensa yang membesar dapat terjadi blok pupil dan
aliran humor akueus terhambat. elain itu lensa juga dapat menimbulkan
dorongan mekanik pada permjukaan iris kea rah depan sehingga terjadi
penyempitan sudut bilik mata depan.
:
& ?akolitik
+laucoma yang terjadi akibat keluarnya protein lensa pada katarak hipermatur.
Protein lensa yang mengalami lisis ini keluar le(at kapsul anterior dan bercampur
dengan humor akueus, yang merangsang makrofag di trabekula memakan protein
lensa sehingga terjadi penyumbatan.
3,:
:% Akibat kelainan traktus uvea)uveitis
16
Pada uveitis terjadi peradangan pada iris dan korpus siliaris. ;adang pada iris dapat
menimbulkan edema pada trabekula dan endotelnya atau terjadi penumpukan sel
radang sehingga menyumbat trabekula mesh(ork. ehingga terjadi glaucoma. elain
radang bisa juga terdapat tumor)melanoma traktus uvealis yang menyebabkan
penutupan sudut sekunder.
3,:
5% yndrome iridokorneo endotel
!elainan idiopatik pada de(asa muda yang jarang ini biasanya unilateral dan
bermanifestasi sebagai dekompensasi kornea, glaucoma dan kelainan iris
3
8% =rauma
=rauma pada mata dapat menyebabkan perdarahan di kamera anterior "hifema%, darah
ini akan menyumbat trabecular yang juga mengelami edema akibat cedera.
3
<% Pasca operasi
=indakan bedah menyebabkan kamera anterior datar dan akan menyebabkan
pembentukan sinekia anterior perifer.
3
4% +laucoma neovaskular
Merupakan glaucoma yang disebabkan neovaskularisasi pada permukaan iris, sudut
BM/ dan trabekula. Ieovaskularisasi iris merupakan suatu respon adanya hipoksia
pada retina akibat berbagai penyakit, paling sering diabetes mellitus.
Ieovaskularisasi a(alnya terjadi pada tepi pupil sebagai percabangan kecil,
membentuk membrane fibrovaskuler pada permukaan iris sampai ke sudut hingga
mencapai trabecular. ehingga aliran humor akueus terhambat.
3,6,:
7% Peningkatan tekanan vena episklera
Peningkatan tekanan episklera dapat berperan menimbulkan glaucoma pada sindrom
sturge (eber, yang terdapat anomaly perkembangan sudut, terdapat fistula karotis&
kavernosa, yang juga menyebabkan neovaskularisasi akibat iskemia mata yang luas.
3
32% Akibat steroid
!ortikosteroid topical dan periokular dapat menimbulkan glaucoma yang mirip
dengan sudut terbuka primer terutama pada individu dengan ri(ayat penyakit ini pada
keluarga dan akan memperparah meningkatkan tekanan intraokuler.
3
:. +laukoma Absolut
Merupakan stadium terakhir semua jenis glaucoma disertai kebutaan total. Apabila
disertai nyeri yang tidak tertahan dapat dilakukan cyclocryo terapi untuk mengurangi
nyeri.
8
2.( )ejala 'linis
Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka "glaukoma kronik sudut terbuka%
dapat tidak memberikan gejala sampai kerusakan penglihatan yang berat terjadi,
sehingga dikatakan sebagai pencuri penglihatan. Berbeda pada glaukoma akut sudut
17
tertutup, peningkatan tekanan =$O berjalan cepat dan memberikan gejala mata
merah, nyeri dan gangguan penglihatan.
3,1
a. Peningkatan =$O
Iormal =$O berkisar 32&13 mmHg "rata&rata 38 mmHg%. =ingginya =$O
menyebabkan kerusakan saraf optik tergantung beberapa faktor, meliputi
tingginya =$O dan apakah glaukoma dalam tahap a(al atau lanjut. ecara
umum, =$O dalam rentang 12&62 mmHg biasanya menyebabkan kerusakan
dalam tahunan. =$O yang tinggi :2&52 mmHg dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan yang cepat dan mencetuskan oklusi pembuluh darah retina
b. Halo sekitar cahaya dan kornea yang keruh
!ornea akan tetap jernih dengan terus berlangsungnya pergantian cairan oleh
sel&sel endotel. Hika tekanan meningkat dengan cepat "glaukoma akut sudut
tertutup%, kornea menjadi penuh air, menimbulkan halo di sekitar cahaya
c. Iyeri. Iyeri bukan karakteristik dari glaukoma primer sudut terbuka
d. Penyempitan lapang pandang
=ekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf optik
menimbulkan kerusakan dari serabut saraf retina yang biasanya menghasilkan
kehilangan lapang pandang "skotoma%. Pada glaukoma stadium akhir kehilangan
lapang penglihatan terjadi sangat berat "tunnel vision%, meski visus pasien masih 8)8
+ambar <. Penglihatan tunnel vision pada penderita +laukoma
e. Perubahan pada diskus optik. !enaikan =$O berakibat kerusakan optik berupa
penggaungan dan degenerasi papil saraf optik
f. Oklusi vena
g. Pembesaran mata
Pada de(asa pembesaran yang signifikan tidak begitu tampak. Pada anak&anak dapat
terjadi pembesaran dari mata "buftalmus%
2.* Peeriksaan
Penderita dengan dugaan glaukoma harus dilakukan pemeriksaan sebagai berikut>
3,5
18
3. Perimetri
Alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang disebabkan
oleh kerusakan saraf optik. Beberapa perimetri yang digunakan antara lain
a. Perimetri manual> Perimeter Bister, =angent screen, Perimeter
b. +oldmann
c. Perimetri otomatis
d. Perimeter Oktopus
1. =onometri
=onometri 'H$O=A
Mengukur besarnya indentasi "penekanan% korna yang dihasilkan oleh beban atau gaya
yang telah disiapkan, makin lunak mata makin besar lekukan pada kornea, pada skala
akan terlihat angka yang lebih besar. !onversi pembacaan skala tonometer ke dalam tabel
menujukan tekanan bola mata dalam mmHg. Beban yang dipakai untuk tonometer
schiot* adalah "5,5%"5,<% "32% gram.
=onometri dengan =onometer chiot*
a. Penderita tidur tanpa bantal
b. Mata ditetesi Pantocin 2,59tetes mata
c. Bersikan telapak tonometer dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol
d. Penderita disuruh menatap luruske atas
e. Pegang tonometer pada pemegangnya dan dekatkan telapaknya pelan&pelan kepermukaan
kornea "tepet ditengah kornea%
f. Baca skala yang di tunjuk
g. Bihat nilai tekanan dalam daftar konversi untuk beban yang dipakai
=onometer Aplanasi
Mengukur besarnya beban yang diperlukan untuk merapatkan apeks kornea, makin tinggi
tekanan intraokular makin besar beban yang dibutuhkan. =onometer aplanasi yang
dikenal -+oldmann Aplamasi =onometer. @ntuk pemeriksaan dengan tonometer aplanasi
memerlukan slit lamp +ambar
Palpasi /igital
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan memakai ujung jari. 'ara ini adalah untuk
memeriksa tekanan bola mata dengan cepat, pelaksanaannya sangat praktis tidak
memerlukan alat khusus. /asar pemeriksaannya adalah dengan merasakan reaksi lenturan
bola mata "balotent% dilakukan bergantian dengan kedua jari telunjuk, yang dilakukan adalah
19
menentukan atau melakukan indentasi sklera dan merasakan daya membulat kembali sklera
pada saat jari dilepaskan tekanannya. 'ara pemeriksaan pasien dengan mata tertutup disuruh
melihat kearah kiri, pemeriksa atau dokter dengan kedua telunjuknya menekan pada kulit
kelopak tarsus atas dan merasakan tekanan balik pada telunjuk tangan kanan dan kiri serta
menduga berapa tekanan dalam bola mata tersebut. =ekanan bola mata dengan cara digital
dinyatakan dengan tanda > n "normal% I N 3, I N 1, I N 6berarti lebih tinggi, I # 3, I # 1,
I # 6berarti lebih rendah
6. Oftalmoskopi
Oftalmoskopi yaitu pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan saraf optik
berdasarkan penilaian bentuk saraf optik ;asio cekungan diskus "')/% digunakan untuk
mencatat ukuran diskus otipus pada penderita glaukoma. Apabila terdapat peninggian
=$O yang signifikan, rasio ')/ yang lebih besar dari 2,5 atau adanya asimetris yang
bermakna antara kedua mata, mengidentifikasikan adanya atropi glaukomatosa
:. Biomikroskopi
@ntuk menentukan kondisi segmen anterior mata, dengan pemeriksaan ini dapat
ditentukan apakah glaukomanya merupakan glaukoma primer atau sekunder
5. +onioskopi
+onioskopi adalah metode pemeriksaan anatomi angulus iridokornealis "kamera anterior%
dengan pembesaran binokuler dan sebuah goniolens khusus. +onioskopi dapat membedakan
sudut terbuka dan tertutup, begitu pula dapat apakah ada perlekatan iris ke bagian yang
lainnya. Pemeriksaan dilakukan di kamar gelap, sebelumnya mata ditetsi anastesi topical.
Pasien duduk di depan lampu slitlamp, goniolens diletakkan di permukaan kornea, dapat
dilihat bagian dari sudut bilik mata > garis sch(albe "bagian akhir dari membrane descemet,
trabecular, kanal schlemm, scleral spur"insersi sclera pada M.iliaris% dan badan siliar.
/inilai dengan : derajat >
/erajat 2> bila tidak terdapat struktur dan terdapat kontak kornea dengan iris, disebut sudut
tertutup.
20
/erajat 3> bila tidak terlihat setengah bagian trabekulum sebelah belakang dan garis sch(albe
terlihat disebut sudut sangat sempit, maka mungkin terjadi sudut tertutup.
/erajat 1> sebagian kanal schlemm terlihat, disebut sudut sempit, kelainan ini mempunyai
kemampuan untuk tertutup.
/erajat 6> bila bagian belakang kanal schlemm masih terlihat, masuk scleral spur disebut
sudut terbuka sedang, pada keadaan ini tidak akan terjadi sudut tertutup.
/erajat :> badan siliar terlihat disebut sudut terbuka.
8. O'= "Optical 'oherent =omography%. Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan
serabut saraf sekitar papil saraf
<. ?luorescein angiography
!emampuan fotografi bayangan fundus dapat sangat diperbesar dengan fluorescein,
sebuah pe(arna molekul yang memancarkan cahaya hijau bila dirangsang dengan cahaya
biru. Bila difoto pe(arna ini akan menonjolkan rincian vaskularisasi dan anatomi fundus.
4. Besar sudut dengan slitlamp
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mudah pada pemeriksaan rutin. =es ini dilakukan bila
gonioskop tidak mungkin karena media keruh.
2.+ Diagnosis
3. +laukoma primer
3% +laukoma sudut terbuka
& +laucoma sudut terbuka primer
Bila ada > =$O tinggi atau normal, gaung papil)cupping)eMcavation, gambaran
hilangnya lapang pandang yang khas, sudut BM/ terbuka.
:
& +laucoma tekanan normal
=$O O11mmHg, ada perdarahan diskus, adanya kelainan vaskuler
1% +laukoma sudut sempit) tertutup
& +laukoma sudut tertutup akut primer
Hyperemia limbal dan konjungtiva, edema kornea, BM/ dangkal disertai flare
dan cells, iris bombans, pupil dilatasi, bulat, lonjong vertical, reflek negative,
lensa posisi normal, tidak ada katarak, =$O sangat tinggi, sudut BM/ tertutup.
:
& +laucoma udut =ertutup ub Akut
Adanya ri(ayat serangan unilateral yang berulang, kemerahan, kekaburan disertai
penglihatan halo "pelangi%.
3
21
& +laucoma udut =ertutup !ronik
;i(ayat glaucoma sudut tertutup primer akut beberapa (aktu lalu disertai gejala
klinis > atropi irisfiMed semidilatated pupil, BM/ dangkal, =$O tinggi sudut
sinekia anterior perifer, papil saraf optic mulai atrofi.
:
1. +laukoma kongenital
+laukoma kongenital bermanifestasi klinis sejak lahir pada 529 kasus,
didiagnosis pada 8 bulan pertama <29, dan didiagnosis pada akhir tahun pertama 429
kasus. +ejala paling dini adalah sering epifora, dapat dijumpai fotophobia dan
pengurangan kilau kornea peningkatan =$O adalah tanda cardinal, pencekungan optic
disk merupakan kelainan yang terjadi sanhgat dini dan terpenting. =emuan lanjut adalah
peningkatan garis tengah kornea, edema epitel, robekan membrane descemet dan
peningkatan kedalaman kamera anterior serta edema dan kekeruhan stroma kornea.
3,6
6. +laukoma sekunder
@ntuk mendiagnosis glaucoma sekunder harus ada penyakit atau kelainan yang
mengikuti, karena glaucoma sekunder merupakan manifestasi penyakit mata lain atau
penyakit ekstraokuler.
:. +laukoma Absolut
Bila terdapat buta total setalah glaucoma, kornea keruh, papil optic dengan ekskavasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu.
1
2.1, Pen-ega.an
3. /eteksi dini
alah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedini mungkin.
=idak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Hika penyakit
ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah
dengan pengobatan. Orang&orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup
sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya
menjalani iridektomi untuk mencegah serangan akut.
& Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan oleh glaukoma,
sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengancara melakukan
pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 6 tahun,terutama bagi orang yang
usianya di atas :2 tahun.&?aktor risiko lain yang perlu di(aspadai adalah mereka
yang memiliki ri(ayatkeluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus
22
tinggi "miopia%,serta penderita penyakit sistemik seperti diabetes atau kelainan
vaskular "jantung%.
& Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali,khususnya
bagi orang dengan risiko tinggi. @ntuk mengukur tekanan bolamata kerusakan mata
yang diderita dilakukan tes lapang pandang mata.
& ebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakitkepala
berat.
1. Iutrisi yang adekuat "banyak mengandung vitamin A dan Beta !aroten%
?aktor risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetes
mellitus dan hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk
mengurangi mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasi glaukoma, sedangkan
untuk penderita hipertensi dianjurkan untuk diet rendah garam karena jika tekanan darah
naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata.
6. +aya Hidup "Bife style% yang sehat seperti menghindari merokok dan olahraga teratur.
Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.
:. Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah
parah)untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu >
& Mengurangi stress
& Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucoma akan
memblok pupil
& Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar "dilatasi%
& /iet rendah natrium
& Pembatasan kafein
& Mencegah konstipasi
& Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan
meningkatkan =$O
& Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasa nyaman
dan mengurangi tekanan intra okular. /iyakini juga bah(a dengan posisi supinasi,
lensa jatuh menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil.
2.11 Penatalaksanaan
Medikamentosa
3,1,6,:,8
1. Antagonis adrenergik P.
Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Obat ini bisa
dikombinasi dengan obat lain. =imolol maleat 2,159 dan 2,59, betaksolol 2,159 dan
2,59, levobunolol 2,159 dan 2,59, metipranol 2,69. Cfek samping> asma
eksaserbasi, penyakit saluran nafas kronis, hipotensi dan bradikaedi.
1. Agonis Q&1
23
Obat ini menurunkan pembentukan humor akueus. Agonis alfa&1 adrenergik
merelaksasi muskulus siliaris dan dengan cara ini dapat meningkatkan
pembuangan akuos humor melalui jalur uveosklera. Obat > apraklonidin R brimonidin
3. 'arbonic anhydrase inhibitor
Bekerja mengurangi produksi cairan aJuos sebesar :2&829 dengan menghambat
kerja en*im karbonik anhidrase di korpus siliaris. Obat ini bisa diberikan per oral
ataupun intravenous. Obat sistemik adalah aseta*olamide 152mg, obat alternatif lain>
diklorfenamid dan meta*olamid.
:. Parasimpatomimetik
Obat yang digunakan merupakan golongan agonis kolinergik. Bekerja pada anyaman
trabekular dengan meningkatkan kontraksi otot siliaris sehingga pupil mengalami
miosis. !arena efek inilah maka obat parasimpatomimetik sering juga disebut obat
miotik. !ontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaucoma sudut
tertutup. Obat> pilokarpin 1&:9, 6&8 kali)hari.
5. impatomimetik
Obat ini menghambat pembentukan humor akueus. Cpinefrin 2,5&19 , 3&1 kali, 3
tetes sehari.
8. Obat hiperosmotik
Obat ini menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari
korpus vitreus dan terjadi penciutan korpus vitreus, selain itu juga terjadi penurunan
produksi humor akueus. +liserin "gliserol2 oral 3ml)kgBB dalam larutan 529 dingin
dicampur dengan sari lemon adalah obat yang paling sering digunakan.
Pembedahan
3,6,8
3. =rabekuloplasti laser
Bebih melibatkan penempatan serangkaian pembakaran laser "lebar 52Fm% pada
jalinan trabekula, untuk memperbaiki aliran humor akueus
1. $ridektomi perifer
Membuat libang di bbagian perifer iris untuk menghindari hambatan pupil, biasanya
dibuat di sisi temporal atas.
6. Pembedahan filtrasi
& =repanasi Clliot> sebuah lubang kecil berukuran 3,5mm dibuat di daerah
kornea&skleral, kemudian ditutup oleh konjungtiva dengan tujuan agar humor
akueus mengalir langsung dari bilik mata depan ke sub konjungtiva.
& klerotomi scheie> kornea&skleral dicauterisasi agar luka tidak menutup
kembali dengan sempurna, dengan tujuan agar humor akueus mengalir
langsung dari bilik mata depan ke ruang sub konjungtiva.
24
& =rabekulektomi> yaitu mengangkat trabekulum sehingga terbentuk celah
untuk mengalirkan cairan mata masuk ke kanal schlemm.
:. Ckstraksi lensa apabila berhubungan dengan katarak
2.12 'o/likasi
& Penurunan fungsi penglihatan
& =erjadi kebutaan total pada mata yang sakit
& Cndoftalmitis pasca tindakan
2.1# Prognosis
Prognosis baik apabila glaucoma cepat terdeteksi dan mendapat terapi sesegera mungkin.
ering terdiagnosa pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang secara
progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil menetap. Penanganan yang terlambat
menyebabkan kebutaan permanen.
BAB III
'ESIMPULAN
3. +laukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandaioleh
peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan degenerasi papil saraf optik serta dapat
menimbulkan skotoma " kehilangan lapangan pandang%.
1. +laukoma dapat dira(at dengan obat tetes mata, tablet, operasi laser atau operasi mata.
Menurunkan tekanan pada mata dapat mencegah kerusakan penglihatan lebih lanjut. Oleh
karena itu semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan
pencegahan kerusakan mata.
6. Beberapa kasus penyakit mata yang mengancam terjadinya gangguan penglihatan dan
kebutaan sesungguhnya dapat dideteksi sejak dini, seperti penyakit +laukoma, yang
diharapkan telah dapat diketahui sejak dini di tingkat Puskesmas. Oleh karenanya tenaga
25
kesehatan di Puskesmas harus memiliki kemampuan dasar dalam mendeteksi kelainan pada
berbagai penyakit mata yang mengancam gangguan penglihatan atau kebutaan ini.
DA"TA% PUSTA'A
3. /aniel +, Gaughan, Asbury, =aylor, dan ;iordan&Cva, Paul. CditorE /iana usanto.
Oftalmologi @mum. Hakarta> C+'E 1227. Hal. 112&164
1. $lyas, idarta dan ,ulianti, ri ;. $lmu Penyakit Mata edisi keempat. Hakarta> ?! @$E
1231. Hal. 138&113
6. Hames, Bruce, 'he(, 'hris., Bron, Anthony. Oftalmologi edisi kesembilan. Hakarta >
CrlanggaE 1228. Hal. 75&327
:. M? $lmu Penyakit Mata. Pedoman /iagnosis dan =erapi. urabaya> ;@ /r. oetomo
R ?! @nairE 1228. Hal. 1&15
5. $lyas, idarta. /asar&=eknik Pemeriksaan /alam $lmu Penyakit Mata edisi ketiga. Hakarta
>?! @$E 1227. Hal 127&1<2
8. Perhimpunan dokter pesialis Mata $ndonesia. $lmu Penyakit Mata edisi kedua. Hakarta>
agung etoE 122<. Hal. 167&183
<. !anski, Hack H., clinical ophthalmology fourth edition. +lasgo(> Bath Press 'olourbooksE
3777.
4. +uyton, Arthur '. dan Hall, Hohn C. ?isiologi !edokteran edisi 33. Hakarta > C+'E 1224.
Hal. 851&856
26
7. +angguan penglihatan menjadi masalah kesehatan. maret 1231. Available from>
http>))(((.depkes.go.id)indeM.php)berita)press&release)4:5&gangguan&penglihatan&
masih&menjadi&masalah&kesehatan.html
32. ?reudenthal, HacJueline M/. 'omplications and Management of +laucoma ?iltering. 12
november 1231. Available from> http>))emedicine.medscape.com)article)312<<55&
overvie(%
33. oeroso, Admadi. Patogenesis +laukoma udut =erbuka Primer /an @saha
Pencegahannya "dissertation%. urakarta> ?! @IE 1227.
31. Penggunaan Brimonidin "Agonis Alfa&1 Adrenergik% ebagai =erapi +laukoma. M?
$lmu Penyakit Mata ?! @nair);@ /r. oetomo. April 122<. Available from > Hurnal
Oftalmologi $ndonesia
36. Penatalaksanaan glaucoma. 122<. Available from> ;epository.usu.ac.id)bitstream)
S)3)27C236<3.pdf
27

You might also like