You are on page 1of 69

Oleh :

Kelompok B6
Dosen Pembimbing :
Essie Octiara, drg, Sp.KGA

1
2

PENDAHULUAN
3
4
Bab 1
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan umum
1.4 Hipotesis
1.5 Manfaat
penelitian
5
Karies:
*Penyakit infeksi
*Suatu proses demineralisasi pada jaringan keras gigi
yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri
*Bersifat progresif : bila tidak diobati akan semakin
bertambah parah

Etiologi karies:
Host
Agen
Substrat
Waktu
6
*Hasil penelitian menunjukkan Di Indonesia,
prevalensi karies pada anak sekolah dasar hampir
60-80%.
*Menurut :-
Suwelo : Prevalensi karies anak prasekolah di DKI
Jakarta 89,16% dengan def-t rerata 7,02 5,25 dan
hasil survei di 10 provinsi (19841988) pada daerah
kota, prevalensi karies anak usia 8 tahun 45,20%
dengan DMF-T 0,94.
SKRT 1995 : Indeks DMF-T anak usia 12 tahun
menunjukkan rerata 2,21 dengan angka prevalensi
sebesar 76,9%.
.

7
Perawatan gigi yang rusak pada anak sukar
dilakukan serta membutuhkan waktu dan
biaya yang mahal
Pencegahan
Agar tidak terjadinya kerusakan gigi
Pencegahan lebih baik daripada merawat
gigi yang sudah rusak
Pencegahan karies
primer pada anak
Modifikasi
kebiasaan
anak
Pendidikan
kesehatan
gigi
Kebersihan
mulut
Diet dan
konsumsi
gula
Perlindungan
terhadap gigi
Penggunaan
silen
Penggunaan
fluor
Professionally
applied topical
fluoride
APF NaF
Penggunaan
khlorheksidin
8
Bahan topikal aplikasi fluor yang mana
yang lebih efektif antara bahan NaF dan
APF sebagai pencegahan karies untuk
digunakan pada anak usia 6-11 tahun di SD
St. Antonius 1 Kecamatan Medan Baru


9
Untuk menganalisis perbandingan antara
bahan NaF dengan APF yang lebih efektif
dalam mencegah terjadinya karies pada
anak usia 6-11 tahun di SD St. Antonius 1
Kecamatan Medan Baru

10
Bahan topikal aplikasi APF lebih efektif
dibandingkan dengan NaF dalam
pencegahan karies pada anak usia 6-11
tahun di SD St. Antonius 1 Kecamatan
Medan Baru

11
12
1.5 MANFAAT
PENELITIAN
Teoritis
Sebagai bahan informasi
untuk perkembangan ilmu
kedokteran gigi anak dalam
pencegahan karies
Sebagai bahan masukan bagi
perencanaan program
peningkatan kualitas
kesehatan gigi dan mulut
anak usia 6-11 tahun
Praktis
Pedoman untuk dokter gigi
dalam melakukan
pencegahan karies pada
anak dengan menggunakan
bahan aplikasi fluor topikal
di masa akan datang
TINJAUAN PUSTAKA
13
14
Bab 2
2.1 Karies
2.2 Bahan fluor
2.3 Bahan fluor NaF
2.4 Bahan fluor APF
2.5 Kerangka teori
2.6 Kerangka konsep
15
ETIOLOGI :
Terdapat empat faktor utama yang berperan
dalam proses terjadinya karies, yaitu :-
host ( gigi & saliva ),
agen ( mikroorganisme ),
substrat ( makanan ), dan
waktu.
Karies hanya akan terjadi bila keempat faktor
tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Definisi Karies: Karies gigi adalah penyakit infeksi dan
merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada
jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi.

2.1 Karies
16
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, gula dari
sisa makanan dan bakteri terutamanya Streptococcus sp. yang akan merubah
karbohidrat menjadi asam laktat. Enzim ekstraseluler bakteri seperti
glucocyltransferase dan fructocyltransferase akan memecah senyawa karbohidrat.
Kemudian melalui proses glikolisis, terjadi pemecahan glukosa oleh bakteri menjadi
dua molekul piruvat. Molekul ini dipecah menjadi asam laktat yang merupakan asam
yang kuat (pH 5,5) yang menyebabkan demineralisasi enamel berlanjut menjadi karies
gigi
Fluor unsur penting dalam pembentukan enamel
gigi dan struktur gigi yang kuat.

Secara signifikan fluor mengurangi insiden karies

Terdapat dua macam teknik pemberian topikal fluor
yaitu :
(a) Self-applied topical fluor
(b) Professionally applied topical fluor

17
2.2 Bahan fluor
18

Terdapat 3 cara self-applied topical fluor, yaitu:

Obat kumur atau mouth rinse (yang mengandungi
fluoride)
Pasta gigi berfluoride
Suplemen diet fluoride (tablet).
19

Obat kumur yang mengandung fluor

-Menurunkan karies sebanyak 20-50%
-Disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi.
-Anak usia bawah 7 tahun tidak sesuai digunakan
kemungkinan tertelan obat kumur
-0,05% NaF diindikasikan berkumur setiap hari, 0,2%
NaF diindikasikan berkumur seminggu sekali.

20

Pasta gigi yang mengandung fluor

*Berkonsultasi dengan drg sebelum digunakan untuk
anak : kemungkinan tertelan pasta gigi fluorosis
ringan
*Penggunaan "smear" pasta gigi fluor untuk anak usia
kurang dari 2 tahun
*Untuk anak usia >2 tahun jumlah pasta gigi fluor
berukuran pea size
21

PATF adalah lebih efektif terhadap karies
permukaan halus daripada karies oklusal.

Aplikasi topikal fluor secara profesional yang
sering digunakan adalah berbentuk gel.
22
Diindikasi kepada anak anak:
karies yang berisiko tinggi,
menerima perawatan orthodontik
menerima perawatan radiotherapi
Anak khas yang tidak sehat dari segi mental dan fisik

*Dari sebuah meta analisis, PATF gel didapati lebih effektif
pada gigi permanen.
*Frekuensi aplikasi PATF bervariasi, boleh dilakukan satu
sampai 2 kali setahun.

23
Mekanisme pencegahan
karies dengan fluor
*Fluor akan meningkatkan daya tahan permukaan enamel gigi
terhadap serangan asam dan merupakan cara yang terpenting
dalam mengkontrol karies gigi.
*Fluor mempunyai daya tahan terhadap host karies dengan
adanya penggabungan sejumlah kecil ion fluor sehingga
kristal- kristal hydroxyapatite menjadi fluoroapatite.
*Fluoroapatite yang dibentuk tidak mudah larut
membuktikan bahwa fluor merupakan bahan pelindung
gigi .
24

*NaF adalah bahan kompound kimia inorganik yang bersifat
netral dan dapat digunakan dalam keadaan rongga mulut yang
bersifat asam
*NaF tersedia dalam bentuk sediaan gel, larutan, varnish, dan
pasta gigi.
*Bentuk sediaan yang sering digunakan dalam Professionally
applied topical fluoride adalah larutan NaF 2% dan varnish
NaF 5%.
*Penggunaan NaF sering digunakan dibanding dengan APF
karena prosedur aplikasinya lebih cepat dan menguntungkan
bagi dokter gigi.
25
26

1. Gigi harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
pengolesan NaF pada gigi subjek dan profilaksis tidak
perlu dilakukan untuk prosedur ini.

2. Dental floss harus dimasukkan ke bawah titik kontak
interproksimal untuk menghilangkan plak dan kotoran di
permukaan proksimal.

3. Gigi molar satu permanen pada kuadaran satu, dua, tiga
dan empat diisolasi dengan gulungan kapas. Setelah
pembersihan gigi, larutan NaF diaplikasikan langsung
pada gigi kuadran demi kuadran.

27

5. Cara aplikasi NaF adalah dengan mengaplikasikan
bahan ini pada bagian bukal, interproksimal dan
terakhir pada bagian oklusal gigi.

6. Molar satu gigi diisolasi dengan gulungan kapas dan
saliva dikendalikan dengan saliva ejektor.

7. Setelah pengeringan gigi, larutan diaplikasi memakai
bulatan kapas (pelet) kecil sedemikian rupa sehingga
gigi terbasahi terus menerus selama empat menit.

8. Larutan yang berlebihan harus disedot agar tidak
tertelan, sedangkan berkumur-kumur harus dihindari.

28

9. Pasien diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi pada
waktu malam dan harus menyikat gigi dengan
menggunakan pasta gigi berfluor pada pagi
berikutnya.

10. Aplikasi larutan NaF 2% dilakukan pada bulan
pertama sebanyak empat kali dengan interval satu
minggu dalam satu tahun

29
Gambar 1. Gigi molar 1
permanen diisolasi dengan
menggunakan kapas
Gambar 2. Gigi molar 1
permanen diaplikasikan NaF

Keuntungan (+)
*Tidak perlu menggunakan sendok
aplikasi dan dapat mengelakkan
reflex muntah serta rasa tidak
nyaman ketika menggunakan sendok
aplikasi.
*NaF dapat melekat ke permukaan
gigi walaupun permukaan gigi tidak
dalam kondisi kering (adanya saliva).
*Bahan ini stabil jika ia ditempatkan
pada tempat plastik.
*Bahan ini tidak mengiritasi gingiva
*Tidak menyebabkan diskolorasi pada
gigi.

Kerugian (-)
*Aplikasi cairan NaF hanya
perlu diteteskan pada gigi dan
dibiarkan menyerap ke dalam
enamel selama 4 menit.
*Perawatan ini diaplikasikan
selama 4 kali pada periode
yang terdekat. Oleh itu pasien
harus melakukan kunjungan
ke praktek secara berkala.
30
31
2.4 Acidulated phosphate fluoride
(APF)
Mengandung tiga jenis bahan kimia :
2% sodium fluoride
0,34% hydrogen fluoride
0,98% phosphate acid

*Konsentrasi yang sering digunakan adalah 1,23%
*Mempunyai pH yang rendah, yaitu 3,2.
32
33
CARA APLIKASI BAHAN APF
Gigi geligi harus diisolasi dan dikeringkan sebelum
mengaplikasikan bahan fluor
Pasien diminta duduk tegak lurus
Sendok aplikasi harus dicoba pada mulut pasien
Bahan aplikasi fluor APF diletakkan
didalam sendok aplikasi
Harus menggunakan gel yang cukup
untuk menutupi seluruh gigi tetapi tidak
boleh melebihi 2-2,5 gram setiap sendok
Bahan APF harus diaplikasikan selama 4
menit, tidak diperbolehkan kurang dari 1
menit
Apabila menggunakan bahan aplikasi
APF, saliva ejektor harus digunakan
untuk suction saliva
34
Keuntungan bahan APF
*Stabil jika simpan dalam
bekas plastik
*Tersedia dalam bermacam-
macam rasa yang dapat
dipilih oleh anak-anak
*Tidak akan menyebabkan
iritasi pada gingiva
*Tidak akan menyebabkan
pewarnaan pada gigi dan
bisa juga digunakan sendiri
oleh pasien
Kerugian bahan APF
*Tidak boleh disimpan dalam
tempat kaca
*Mempunyai rasa asam
*Paparan berulang dari
porselain atau restorasi resin
komposit dapat menyebabkan
kerugian pada materi restorasi
yang akan menyebabkan
permukaan menjadi lebih
kasar
*Aplikasi berulang dari bahan
APF memerlukan penggunaan
saliva ejektor

35
2.5 Kerangka teori
Karies
Proses demineralisasi yang progresif
pada jaringan keras permukaan
mahkota dan akar gigi.

Etiologi
- Faktor langsung
- Faktor tidak langsung
Pencegahan karies primer
Modifikasi
kebiasaan
Perlindungan
gigi
Bahan fluor
topikal sistemik
Mengurangi prevalensi
dan pengalaman karies

Self Applied Professionally applied
NaF
Sediaan
larutan 2%
APF
Sediaan gel
1,23%
Diperiksa pengalaman karies sebelum
aplikasi fluor, setelah 6 bulan dan 12 bulan
Dinilai keberhasilan fluor
dalam pengalaman karies
36
2.6 Kerangka konsep
Variabel Pelakuan
Aplikasi bahan fluor
( 1,23% APF dan
2% NaF)
Variabel Tercoba
Pengalaman karies
pada anak
Variabel tidak terkendali
Cara dan frekuensi sikat
gigi
Pola makan (Diet)


Variabel Terkendali
Waktu dan frekuensi
pengaplikasian fluor
Usia
Gigi permanen yang
diperiksa

37
METODE PENELITIAN
38
39
Bab 3
3.1 Jenis
penelitian
3.2 Waktu dan
lokasi penelitian
3.3 Populasi dan
sampel penelitian
3.4 Variabel
3.5 Metode
pengumpulan data
3.6 Pengolahan
dan analisis data
40
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian eksperimental
(pre-post test control group)
Mencari perbandingan
efektivitas bahan topikal
APF dengan NaF dalam
pencegahan karies pada
anak SD usia 6-11 tahun
41
3.2 Waktu dan lokasi penelitian
Lokasi:
SD St. Antonius 1,
Kecamatan Medan Baru
Waktu:
Mei 2014 - Juli 2015
42
3.3 Populasi dan sampel penelitian



Rumus:
2
2

n = _____________ x f (,)
(
2
-
1
)
2


2 (0,56
2
)
= ______________ x 13
(0,32-0,20)



= 67,95

68 orang


Besar sampel untuk pengukuran kuantitatif
43

*n = besar sampel yang dibutuhkan
*
1
= prakiraan harga mean DMFS dari kelompok fluoride
varnish
*
2
= prakiraan harga mean DMFS dari kelompok APF
* = prakiraan standard deviasi DMFS bagi kedua kelompok
* = derajat kepercayaan (signifikan level) yang digunakan
untuk mendeteksi =
2
-
1
dengan t test independent (dua
sampel).
*1- = derajat ketelitian untuk mendeteksi adanya perbedaan

44

n akan ditambah 7 orang (10%) sebagai prakiraan
bilangan subjek yang drop out

n = 68 + ( 68 x 10%)
= 75 orang



45
Besar sampel
untuk 1
kelompok:
75 orang
Jumlah untuk
3 kelompok:
225 orang
Setiap kelas
(kelas 1 kelas 5):
45 orang
46
Cara sampling: Multistage random sampling
Medan
Kecamatan
Medan Baru
SD St. Antonius 1
Kelas 1 Kelas 5
(simple random sampling)
Simple random
sampling
Stratified random
sampling
47
Kriteria inklusi:
*Subjek harus berusia 6-11 tahun.
*Semua molar 1 permanen telah erupsi.
Kriteria eksklusi:
*Subjek dengan kecacatan mental dan fisik.
*Orang tua subjek tidak mengizinkan.
*Subjek tidak kooperatif.
*Subjek yang sedang menjalani perawatan ortodontik.
*Subjek yang mengambil antibiotik dalam waktu 3 bulan sebelum
penelitian.
*Subjek yang mempunyai penyakit sistemik.
*Subjek yang mempunyai gigi crowded.
*Subjek yang mempunyai riwayat pengambilan fluor secara sistemik.
48
3.4 Variabel

1. Variabel tercoba: Pengalaman karies pada anak
2. Variabel perlakuan: Aplikasi bahan fluor
(1,23% APF dan 2% NaF)
3. Variabel non-eksperimental:
* Variable terkendali:
Usia
Waktu dan frekuensi pengaplikasian fluor
Gigi permanen
* Variable tidak terkendali:
Pola makan (diet)
Cara dan frekuensi sikat gigi
49
Variabel

Definisi Kategori

Alat ukur Cara
ukur
Skala
ukur
Fluor

Definisi: 2% larutan
NaF dan 1,23% gel
APF digunakan
sebagai bahan fluor
topikal yang berperan
merangsang
pembentukan mineral
kembali yang akan
menghentikan proses
terjadinya gigi
berlubang akibat
serangan asam hasil
pemecahan gula dan
karbohidrat oleh
bakteri.
1. NaF
2. APF
3. Kontrol
(+)

-Sendok
aplikasi
-Kuas
-Saliva
ejektor
Instruksi
pabrik

Nominal
50

Variabel

Definisi Kategori

Alat ukur Cara
ukur
Skala
ukur
Definisi: Placebo adalah
suatu substansi yang
tidak memberi efek
farmakologik yang
digunakan dalam suatu
penelitian sebagai
kontrol. Placebo yang
digunakan pada
penelitian ini adalah aqua
yang diletakkan dalam
suatu wadah dan diberi
label 'fluor'.
51
Variabel Definisi Kategori
Alat ukur Cara
ukur
Skala
ukur
Karies Definisi:
1. DMFS Klein
DMFS adalah
index yang
digunakan untuk
menunjukkan
keparahan
karies pada
subjek,
banyaknya gigi
yang
membutuhkan
perawatan, dan
jumlah gigi
yang telah
dirawat

Klasifikasi
DMFS dan
DMFT:
(i) D = Decayed
Gigi permanen
dengan satu lesi
karies atau lebih
yang belum
ditambal

-Kuesioner
- Sonde
-Kaca
mulut
-Ekskavator

DMF
rata-rata
adalah
jumlah
seluruh
nilai
DMF
dibagi
dengan
jumlah
orang
yang
diperiksa

Numerik
52

Variabel Definisi Kategori
Alat
ukur
Cara
ukur
Skala
ukur
Semua gigi harus
diperiksa, dan
untuk gigi
posterior, 5
permukaan gigi
akan diperiksa
(oklusal, mesial,
distal, bukal, dan
lingual/palatal),
manakala untuk
gigi anterior
hanya diperiksa 4
permukaan
(mesial, distal,
labial, dan
lingual/palatal)

(ii) M = Missing
(a) Missing indicated
(Mi) = gigi permanen
dengan lesi karies yang
tak dapat ditambal lagi
dan harus dicabut
(b) Missing extracted
(Me) = gigi permanen
dengan lesi karies yang
tak dapat ditambal lagi
dan susah dicabut

(iii) F = Filled
Gigi permanen dengan
lesi karies dan susah
ditambal dengan
sempurna
53
Variabel

Definisi Kategori

Alat ukur Cara
ukur
Skala

2. DMFT Klein
DMFT adalah
index yang
digunakan untuk
menunjukkan
jumlah gigi yang
mengalami karies
pada subjek,
banyaknya gigi
yang
membutuhkan
perawatan, dan
jumlah gigi yang
telah dirawat.


54
3.5 Metode pengumpulan data
Mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan (KEPK)
Memilih satu sekolah dasar secara acak
Mendapatkan surat izin dari pihak sekolah untuk
melakukan penelitian
Orang tua subjek akan menerima surat kenyataan
(informed consent) berserta kuesioner
Subjek akan diperiksa sebanyak 3 kali sepanjang penelitian :
-sebelum diaplikasikan bahan NAF/APF/placebo
-setelah 6 bulan
-1 tahun (di akhir penelitian)
55
Pembagian
kelompok
Kelompok 1:
Anak yang
menerima aplikasi
2% larutan NaF
pada semua gigi
Kelompok 2:
Anak yang
menerima
aplikasi 1,23%
gel APF pada
semua gigi
Kelompok 3:
Anak yang
menerima gel
placebo
(kelompok
kontrol)
56
Metode aplikasi NaF

1. Subjek diperiksa pengalaman karies terlebih dahulu.
2. Bersihkan gigi dan keringkannya, kemudian isolasi gigi dengan
gulungan kapas.
3. Gigi dibasahi terus-menerus dengan 2% larutan NaF
menggunakan kuas selama 4 menit.
4. Pasien diminta tidak berkumur, minum dan makan selama
setengah jam selepas aplikasi.
5. Prosedur 2-5 diulang setiap minggu sekali selama empat
minggu.
6. Pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-6 dan ke-12 dan setiap
kali setelah pemeriksaan subjek akan diberikan aplikasi fluor
dengan cara yang sama.
57

Metode aplikasi APF

1.Subjek diperiksa pengalaman karies terlebih dahulu.
2. Bersihkan gigi dan keringkannya, kemudian isolasi gigi
dengan gulungan kapas.
3. 1,23% gel APF yang secukupnya diletakkan pada sendok
aplikasi buatan pabrik, kemudian masukkan sendok
aplikasi tersebut ke dalam mulut selama 4 menit.
4. Subjek diminta menundukkan kepalanya sewaktu
pengaplikasian fluor untuk mencegah daripada tertelan.
58

5. Gel yang berlebihan dibersihkan dengan menggunakan
kasa setelah mengeluarkan sendok aplikasi dari mulut.
6. Subjek diminta tidak berkumur, minum dan makan
selama setengah jam setelah aplikasinya dan tidak
boleh menyikat gigi sampai keesokan hari.
7. Pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-6 dan ke-12 dan
setiap kali setelah pemeriksaan subjek akan diberikan
aplikasi fluor dengan cara yang sama.


59

Metode aplikasi placebo

1. Subjek diperiksa pengalaman karies terlebih dahulu.
2. Bersihkan gigi dan keringkannya, kemudian isolasi
gigi dengan gulungan kapas.
3. Gigi dibasahi terus-menerus dengan larutan placebo
menggunakan kuas selama 4 menit.
4. Pasien diminta tidak berkumur, minum dan makan
selama setengah jam selepas aplikasi.
5. Pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-6 dan ke-12 dan
setiap kali setelah pemeriksaan subjek akan diberikan
aplikasi fluor dengan cara yang sama.

60
3.6 Pengolahan dan analisis data
Uji T Berpasangan
*Untuk melihat perbedaan skor DMF sebelum dan sesudah pemberian fluor
untuk setiap kelompok (NaF, APF, dan kontrol).
*Analisis uji T berpasangan boleh dilakukan dengan menggunakan
program SPSS.

ANOVA
*Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok pada suatu
variabel.
*Digunakan untuk menentukan signifikansi perbedaan dalam peningkatan
skor DMFS dan skor DMFT.
*Jika H
0
ditolak, maka kita perlu tahu perlakuan atau kelompok yang mana
yang berbeda.
*Untuk mengetahuinya dilakukan Uji Lanjutan / Post Hoc.
*Analisis boleh dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
61
62
63
64
65
66
DAFTAR PUSTAKA
1. Cate JM. Contemporary perspective on the use of fluoride products in caries
prevention. Br Dent J 2013; 214: 66-7.
2. Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Dent J
2005; 38: 130-4.
3. Fejerskov O, Kidd E. Dental caries the disease and its clinical management. 2
nd

ed. Victoria : Blackwell Munksgaard Ltd, 2008: 309-19.
4. Lo ECM, Tenuta LMA, Fox CH. Use of professionally administered topical
fluorides in Asia. Adv Dent Res 2012; 24(1): 11-5.
5. Weyant RJ. Topical fluoride for caries prevention: executive summary of the
updated clinical recommendations and supporting systemic review. J Am Dent
Assoc 2013; 144(11): 1279-91.
6. Eddie A. The effect of acidulated phosphate fluoride application on dental
enamel surfaces hardness. Dent J 2007; 40: 145-7.
7. Hawkins DLN. Professionally applied topical flouride for caries prevention. Br
Dent J 2003; 195: 313-7.
67
8. Berg JH, Slayton R. Early childhood oral health. 1st ed. Iowa: Wiley-
Blackwell, 2009:93-103.
9. Beltran-Aguilar ED, Goldstein J. A review of their clinical use. British Dent J
2000; 195(6): 131.
10. Marya CM. A textbook of public health dentistry. Delhi : Jaypee Brothers
Medical Publisher, 2011: 351-2.
11. Shah SG, Baskhar V, Chawla S, Venkataraghavan K, Choudhary P, Ganesh M,
et al. Efficacy of silver diamine fluoride as a topical fluoride agent compared
to fluoride varnish and acidulated phosphate fluoride gel: An in vivo study. J
Pediatr Dent 2014; 2(1): 5-12.
12. Stevens J. Free fluoride varnish clinics for children in May, June and July.
http://wellcommons.com/groups/wellness/2011/may/19/free-fluoride-varnish-
clinics-for-childr/ (28 Mei 2014).
13. Intelligent Dental. Fluoride dental treatments. http://www.intelligentdental.
com/2011/09/11/fluoride-dental-treatments/ (28 Mei 2014).



68

69
PERTANYAAN:

You might also like