You are on page 1of 32

LOGO

TELINGA BUDI
BERAIR
KELOMPOK 7
LAPORAN KASUS
-BUDI
-Kelas 6 SD (12 tahun)
-Setelah berenang, atau
-Saat batuk pilek
Kedua telinganya sering keluar cairan(otore).
Akhir-akhir ini kalau diajak bicara sering minta-
diulangi perkataannnya (gangguan pendengaran).
TERMINOLOGI
Otore
Sekresi dari
telinga
Gangguan
pendengaran
Ketidakmampuan
mendengar
ANALISIS MASALAH
Budi kelas 6 SD
Infeksi menyebar
ke tuba austicus
Batuk pilek
Sumbatan pada
tuba austicus
Berenang
Perbedaan tekanan
Gangguan pendengaran
Otore
HIPOTESIS

Otitis Media Akut
Berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri
piogenik.

Otitis Media Supuratif Kronik
Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani
dan sekret yang keluar dari tengah terus-menerus atau hilang timbul
dan sekretnya mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah.

Otitis Media Eksterna
Suatu infeksi pada saluran telinga luar. Bisa menyerang seluruh
saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah
tertentu sebagai bisul (furunkel). Seringkali disebut sebagai telinga
perenang (swimmer's ear)

ANATOMI
FISIOLOGI PENDENGARAN
Gelombang suara ->
Getaran membran timpani ->
Getaran tulang telinga tengah ->
Getaran jendela oval ->
Getakan cairan di dalam kokhlea ->
Getaran membran basilaris ->
Menekuknya rambut di reseptor sel rambut dalam organ Corti sewaktu
getaran membran basilaris menggeser rambut-rambut ini secara relatif
terhadap membran tektorium di atasnya yang berkontak dengan rambut
tersebut ->
Perubahan potensial berjenjang (potensial reseptor) di sel reseptor ->
Perubahan potensial aksi yang dihasilkan di saraf auditorius ->
Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak
untuk persepsi suara.

OTORE
Genetik
Infeksi
Imunologi
Alergi
Lingkungan
Faktor sosial
Disfungsi tuba eustacis
Etiologi Otore
MEKANISME TERJADINYA OTORE PADA SAAT
BERENANG DAN BATUK PILEK

Jika kita menganalogikan mulut tabung labu sebagai
nasofaring dan tuba eustachius sebagai leher tabung labu serta
rongga telinga tengah sebagai dasar tabung labu, maka ada 3
kondisi yang dapat menyebabkan masuknya cairan ke dalam
telinga tengah.

Kondisi Normal : Normalnya tekanan pada dasar tabung labu
berupa tekanan positif yang mencegah masuknya cairan atau
sekret dari nasofaring ke dalam telinga tengah.


1. Terjadinya Refluks : Ketika membran timpani mengalami
perforasi maka telinga tengah kehilangan tekanan positif
sehingga sekret dari nasofaring dapat dengan mudah masuk ke
dalam telinga tengah.

2. Keadaan Aspirasi : Ketika telinga tengah memiliki tekanan
negatif (misalnya akibat obstruksi) maka cairan akan tersedot
masuk ke dalam telinga tengah.

3. Adanya Insuflasi : yaitu dimana secara paksa sekret
terdorong masuk oleh tekanan positif yang lebih besar
daripada tekanan positif yang ada dalam telinga tengah.
Timbulnya Otorrhea Akibat Berenang
PATOGENESIS OTORE
Infeksi sal
napas atas
Nanah dalam
telinga
Ke telinga tengah
mell tuba eustacis
Cairan terlalu
banyak
Pendengaran
terganggu akibat
gendang telinga dan
organ pendengaran
di telinga dalam
tidak dapat bergerak
bebas
Menginfeksi
Tersumbatnya
tuba
perforasi
Tekanan
meningkat
Pembuluh
darah
terganggu
Nekrosis
iskemik
Keluar pus
Pembengkakan
di sekitar tuba
Agregasi mediator
inflamasi
OTITIS MEDIA
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan
sel-sel mastoid.
OTITIS MEDIA
KLASIFIKASI :
Otitis Media - Etiologi yang Multifaktorial
Patogenesis Terjadinya Otitis Media (OMA-OME-OMSK)
OMSK OME Sembuh
OMA
Sembuh / Normal
Fungsi tuba tetap
terganggu dan tidak
terjadi infeksi
Tekanan negatif
telinga tegah
Etiologi :
-Perubahan
tekanan udara
yang tiba-tiba
-Alergi
-Infeksi
-Sumbatan

EFUSI
Gangguan Tuba
OME
Tuba tetap
tergangggu
+ ada infeksi
OTITIS MEDIA
GEJALA KLINIK OMA :
1. Tergantung pada stadium
2. Suhu tubuh tinggi
3. Rasa nyeri di dalam telinga
4. Rasa penuh di telinga
5. Rasa kurang dengar

Stadium OMA
1. Oklusi tuba eustachius Gambaran retraksi MT akibat tekanan negatif di
telinga tengah, akibat absorpsi udara.
2. Hiperemis ( pre supurasi ) Tampak pembuluh darah melebar di MT serta oedem.
Sekret bersifat eksudat yang serosa.
3. Supurasi Oedem hebat pada mukosa telinga tengah.
Hancurnya sel epitel superfisial.
Eksudat purulen di cavum timpani
Pasien tampat sangat sakit, nadi, suhu meningkat,
nyeri telinga bertambah hebat.
4. Perforasi Ruptur MT
Nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga
luar.
Pasien menjadi tenang, suhu badan turun.
5. Resolusi Bila MT utuh: MT dapat menjadi normal
Bila terjadi perforasi : sekret berkurang dan kering
Perforasi menetap : menjadi OMSK dengan sekret
keluar terus menerus / hilang timbul.
OTITIS MEDIA
GEJALA KLINIK Otitis media serosa akut :

1. Pendengaran berkurang
2. Rasa tersumbat di telinga
3. Suara sendiri terdengar lebih nyaring / berbeda
4. Rasa ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat
posisi kepala berubah


OTITIS MEDIA
GEJALA KLINIK otitis media kronik :

1. Perasaan tuli lebih menonjol ( 40-50 dB )
2. Adanya sekret kental / glue ear
3. MT utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan/keabu-abuan

OTITIS MEDIA
GEJALA KLINIK otitis media adhesiva :

1. Pendengaran berkurang dengan adanya riwayat infeksi
telinga sebelumnya
2. Gambaran MT terdapat sikatriks minimal, suram sampai
retraksi berat disertai timpanosklerosis plaque

PEMERIKSAAN FISIK:

Keadaan Umum
- Tekanan darah
- Suhu
- Nadi
- RR
Pemeriksaan secara inspeksi :
- Bagaimana bentuk daun telinga ? Normal/ tidak, simetris/ asimetris ?
- Mempunyai liang telinga / tidak ?
- Apa ada peradangan pada daun telinga ?
- Apakah terdapat fistula di depan tragus ?
- Bagaimana kebersihannya ?
- Apa terdapat lesi ?
Dengan bantuan alat otoskop dapat diinspeksi :
- Apakah ada benda asing yang masuk ?
- Apakah ada sumbatan serumen ?
- Bagaimana keadaan membran timpani ?

Berikut ini adalah contoh beberapa keadaan membran timpani yang mengalami
gangguan :

Tampak adanya cairan berwarna kuning dengan atau tanpa gelembung udara di belakang
membran timpani adanya infeksi virus dari saluran nafas atas atau perubahan mendadak
tekanan atmosfir (misalkan akibat menyelam atau naik pesawat terbang).
Membran timpani tampak menggelembung dan berwarna merah adanya peradangan
(OMA stadium hiperemis / pre supurasi).
Terdapat bercak putih mengandung kapur pada membran timpani adanya jaringan parut
akibat otitis media lama).
Membran timpani tampak berlubang adanya perforasi atau ruptur timpani.

Adapun cara melihat membran timpani agar lebih jelas, maka posisi meatus acusticus externus
harus diluruskan dengan cara :

- Pada klien anak telinga ditarik ke bawah.
- Klien dewasa telinga ditarik ke atas terus ke belakang.


Untuk inspeksi hidung bagian dalam dapat dibantu dengan speculum hidung, senter
dan dapat juga dengan menggunakan kaca laring atau laringoskop posterior.

Untuk inspeksi tenggorokan dapat digunakan kaca laring dengan bantuan tongue
spatel.

Abnormalitas yang dapat ditemukan saat inspeksi faring antara lain sebagai berikut :
- Adanya bengkak, kemerahan pada mukosa faring.
- Adanya pembesaran tonsil (amandel).
- Adanya paralisis nerves yang menyebabkan kelumpuhan otot faring, sehingga
dalam pemeriksaan tampak uvula yang lebih condong ke salah satu sisi .

Pada pemeriksaan inspeksi laring bagian dalam, terdapat pita suara yang jika dalam
keadaan normal posisinya adalah sebagai berikut :
- Pita suara membuka penuh saat inspirasi dalam.
- Pita suara membuka sedikit saat bernafas biasa.
- Pita suara menutup saat berbicara.
OTITIS MEDIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG:

1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
2. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan
membran timpani
3. Otoscope pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop
untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan udara
kecil). Untuk menilai respon gendang telang terhadap
perubahan tekanan udara

OTITIS MEDIA
PENATALAKSANAAN:

Pengobatan OMA tergantung pada stadium
1. Stadium oklusi : tetes hidung HCl efedrin 0,5% (anak <12tahun)
atau 1% (>12tahun) dalam larutan fisiologi
2. Stadium presupurasi : antibiotik (ampisilin 50-100 mg/kgBB), obat
tetes hidung dan analgetik
3. Stadium supurasi : antibiotik, miringotomi (bila membran timpani
utuh)
4. Stadium perforasi : obat cuci telinga H202 3%selama 3-5hari dan
antibiotik adekuat
5. Stadium resolusi : membran timpani berangsur normal, sekret (-),
perforasi menutup


OTITIS MEDIA
PENATALAKSANAAN:

Pengobatan OMSK
1. obat cuci telinga H202 3%selama 3-5hari bila sekret keluar terus
menerus
2. Bila sekret berkurang, dilanjutkan dengan obat tetes telinga
mengandung antibiotik dan kortikosteroid
3. Bila sekret berkurang, perforasi masih ada setelah observasi
selama 2bulan, idealnya miringoplasti
4. Mastoidektomi bila OMSK tipe bahaya



OTITIS MEDIA
KOMPLIKASI:

Kehilangan pendengaran
Perforasi membran timpani
Kolesteastoma
Infeksi pada tulang sekitar telinga (mastoiditis atau
petrositis)
Meningitis
Abses otak
OTITIS MEDIA
PENCEGAHAN

Edukasi :
1) Mengurangi faktor resiko perubahan tekanan negatif
misalnya berenang,berpergian dengan pesawat
2) Asupan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan sistem
imun



LOGO
KELOMPOK 7

You might also like