Dokter Pembimbing : dr. H. A. Nuri, Sp. A dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp. A dr. Ramzi Syamlan, Sp. A dr. Saraswatidewi, Sp. A
Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya SMF Ilmu Kesehtan Anak di RSUD dr. Soebandi Jember
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
Pendahuluan Sistem koagulasi pada neonatus masih imatur, sehingga pada saat lahir kadar protein koagulasi lebih rendah Pada sistem prokoagulasi dan faktor koagulasi yang tergantung vitaminK pada bayi cukup bulan lebih rendah sekitar 30-50% dibanding pada kadar dewasa. Vitamin K dibutuhkan untuk konversi prekursor tidak aktif menjadi pembekuan yang aktif. Suatu keadaan khusus akibat kekurangan vitamin K pada neonatus yang di kenal sebagai Hemorrhagic Disease of the Newborn,.
Vitamin K Pengertian Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti factor II,VII,IX,X dan antikoagulan.
Manfaat vitamin K antara lain memelihara kadar normal faktor-faktor pembekuan darah Vitamin K, yang dikenal juga sebagai phytonadione, bisa membantu mengontrol aliran darah vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K 1 .
Hemorrhagic disease of The Newborn (HDN) Pengertian terjadinya perdarahan spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan karena berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX dan X). Epidemiologi Data dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 1990-2000 terdapat 21 kasus HDN. Tujuh belas kasus (81%) mengalami komplikasi perdarahan intrakranial dengan angka kematian 19% (Catatan Medik IKA-RSCM tahun 2000).
Patofisiologi Pemberian vitamin K dapat mengkoreksi menurunnya aktifitas protombin pada neonates yang mengalami keadaang ini, hal ini menunjukkan peranan vitamin K dalam sentesis protrombin ( factor II).
Klasifikasi Early HDN, timbul pada hari pertama kehidupan. Classical HDN, timbul pada hari ke 1 sampai 7 setelah lahir . Late HDN, timbul pada hari ke 8 sampai 6 bulan setelah lahir, sebagian besar timbul pada umur 1 sampai 3 bulan.
Gejala Perdarahan pucat hepatomegali ringan. perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna.
Diagnosis Anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang pemanjangan masa pembekuan masa protrombin masa tromboplastin parsial jumlah leukosit dan trombosit biasanya normal anemia normokromik normositik Penatalaksanan UMUM Hentikan perdarahan infus cairan RL atau NaCl IV dengan 20 ml/kg selama satu jam pertama. Berikan vitamin K 1 IM sekali pada saat masuk tanpa memandang apakah bayi telah diberikan pada saat lahir. Bila ada tanda syok, berikan tranfusi darah segera menggunakan darah golongan O, rhesus negative
Khusus Bila perdarahan tidak berhenti dalam tiga jam, tangani sebagai kasus sepsis Ambil sampel darah dan periksa Hb /hematokrit tiap hari. Bila Hb kurang dari 12 g/dl atau hematokrit kurang dari 36% berikan tranfusi
Suportif Oksigenasi Pemberian cairan dan nutrisi Jaga suhu tubuh dalam batas normal Pertahankan kadar gula darah dalam batas normal.
Profilaksis Hampir semua negara di dunia merekomendasikan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir Health Technology Assessment (HTA) Departemen Kesehatan RI (2003) mengajukan rekomendasi sebagai berikut: Semua bayi baru lahir harus mendapatkan profilaksis vitamin K 1 Jenis vitamin K digunakan adalah vitamin K 1 Cara pemberian vitamin K 1 secara IM atau Oral Dosis yang di berikan untuk semua bayi baru lahir adalah IM 1 mg dosis tunggal atau Oral 3 kali @ 2 mg, diberikan pada waktu bayi baru lahir umur 3-7 hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 tahun Untuk bayi lahir yang ditolong oleh dukun bayi maka diwajibkan pemberian profilaksis vitamin K 1 secara oral
Diagnosis Banding DIC Penyakit Hati Prognosis HDN ringan prognosisnya baik, biasanya sembuh sendiri atau membaik setelah mendapatka vitamin K 1 dalam waktu lebih kurang 24 jam. HDN dengan manifestasi perdarahan intrakranial, intratorakal, dan intrabdominal dapat mengancam jiwa, 27% kasus HDN dengan manifestasi perdarahan itrakranial meninggal.