You are on page 1of 28

PEMICU 3

Akibat Gempa
Learning Objectives
Mampu menjelaskan :
1. Definisi diare
2. Etiologi diare
3. Klasifikasi diare
4. Macam-macam vektor dan peranannya
5. Patofisiologi diare
6. Gejala-gejala diare
7. Komplikasi diare
8. Cara pengambilan, penyimpanan, pengiriman,
pemeriksaan dan menjelaskan interpretasi hasil
pemeriksaan
9. Terapi dan pencegahan diare
LO 1. Definisi diare

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air
besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan
darah. (Buku ajar ilmu penyakit dalam
LO 2. Etiologi diare
Cacing
Ascaris lumboides
Trichuris trichiura
Strongyloides
stercoralis
Trichinella spiralis
Diphyllobothurium
latum
Taenia saginata
Protozoa
Entamaoeba
histolytica
Balantidium coli
Giardia lamblia
Isospora
Cryptosporidium

Bakteri
Bacillus cereus
Escherichia Coli
Salmonella
Vibrio Cholerae
Shigella
Virus
Rotavirus
Jamur
Candida sp

LO 3. Klasifikasi diare
1. Lama waktu diare
a. Diare akut : diare yang tiba-tiba dan segera
berangsur menyembuh pada seseorang yang sebelumnya
sehat. Terjadi 72 jam setelah agen diare masuk ke dalam
tubuh.
b. Diare kronik : diare yang timbul perlahan- lahan,
berlanjut berminggu-minggu sampai berbulan-bulan baik
menetap atau bertambah berat. Terjadi setelah 2-3 kali
agen diare menyerang, biasanya terjadi lebih dari 14 hari.

2. Berdasarkan patofisiologi
a. Diare sekretorik : Sekresi cairan usus yg isotonik
dengan plasma
Penyebab :
- Infeksi: Kerusakan epitel permukaan akibat virus
- Infeksi: diperantai oleh enterotoksin
- Neoplastik
- Pemakaian laksatif berlebihan


b. Diare osmotik : Gaya osmotik berlebihan yg
ditimbulkan oleh zat terlarut dalam lumen
Penyebab :
1. Terapi laktulosa
2. Lavase lambung untuk tindakan diagnostik
3. Antasid
c. Penyakit eksudatif : keluarnya tinja purulen
berdarah, tinja sering keluar, tetapi volumenya
mungkin sedikit atau banyak
Penyebab :
1. Infeksi : Kerusakan lapisan epitel
2. Penyakit usus meradang idiopatik


LO 4. Macam-macam vektor dan
peranannya
a. Musca domestica
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Dapat berperan sebagai vektor mekanik amebiasis,
disentry bacilaris, dan penyakit cacing usus di
indonesia. Tempat perindukannya di timbunan
sampah sekitar rumah, tinja manusia.

b. Periplaneta americana
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Banyak ditemukan di rumah-rumah dapat menjadi
vektor mekanik amebiasis, lambliasis, ascariasis, dan
isosporiasis di Columbia dan Indonesia

LO 5. Patofisiologi diare
1. VIRUS : masuk enterosit (sel epitel usus halus)
infeksi & kerusakan fili usus halus
Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru
(kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang)
fungsi blm baik
Fili usus atropi tdk dpt mengabsorbsi
makanan & cairan dgn baik
Tek Koloid Osmotik motilitas DIARE

2. Protozoa
Daur Hidup Giardia lamblia
3. Parasit
4. Jamur
Candida albicans
Infeksinya termasuk infeksi opportunistik. Artinya,
dalam keadaan normal, jamur ini tidak
menimbulkan gejala penyakit. Tetapi, akan
menginfeksi pada orang yang mengalami
imunodefisensi.
5. Bakteri
Bakteri Invasif :
Bakteri menginvasi sel epitel mukosa usus halus
mengeluarkan toksin merangsang terjadinya
perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus
halus(adenil siklase)
terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear matinya
sel-sel epitel tersebut, terjadi tukak-tukak kecil di
daerah invasi.
Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein
keluar dari sel dan masuk ke lumen usus keluar
bersama tinja tinja bercampur lendir dan darah.
Bakteri Non invasif
Vibrio cholerae, E. coli patogen) masuk lambung
duodenum berkembang biak mengeluarkan
enzim mucinase (mencairkan lapisan lendir)
bakteri masuk ke membran merangsang sekresi
cairan usus menghambat absobsi tanpa
menimbulkan kerusakan sel epitel volume usus -
dinding usus teregang DIARE
LO 6. Gejala-gejala diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer
dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari,
yang kadang disertai:
Mual & Muntah
Sakit perut +/-
Badan lesu atau lemah
Tidak nafsu makan
Panas/Demam/ Menggigil +/-
Darah dan lendir dalam kotoran +/-
Berat badan turun

LO 7. Komplikasi diare
1. Dehidrasi
Diare tubuh hilang cairan & mineral
(elektrolit2) - Dehidrasi
Dehidrasi ringan mengalami : dahaga / mulut
kering.
2. Renjatan hipovolemik : pada dehidrasi berat
menyebabkan volume darah berkurang terjadi
renjatan hipovolemik dengan gejala nadi cepat
dan lemah, pasien sangat lemah dan kesadaran
menurun.

3. Hipoklemia : dengan gejala meteorismus, hipotoni,
otot, lemah, bradikardia, perubahan
elektrokardiogram.
4. Hipoglikemia : gejala hipoglikemia berupa lemas,
apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,
kejang sampai koma.
5. Malnutrisi : energi protein akibat muntah dan diare
jika lama atau kronik

LO 8. Cara pengambilan, penyimpanan, pengiriman,
pemeriksaan dan menjelaskan interpretasi hasil
pemeriksaan

Pengambilan spesimen
- sebaiknya tinja dikeluarkan dng cara
biasa(tidak dengan pencahar),
- sebelum pemakaian antimikroba,
- diperlukan cukup 2-5 gram,
- diambil dengan rectal touche,
- tinja harus bebas minyak/bhn kimia lain
spti barium,
- dikumpulkan dalam wadah bersih,sebaiknya
wadah bermulut besar dan punya tutup.


Penyimpanan spesimen
Tinja padat:disimpan semalam pd suhu rendah
Tinja cair/mengandung lendir & darah diperiksa
segera, sebaiknya dlm batas waktu 2 jam. Bila tinja
hendak disimpan semalam, hrs difiksasi dulu.
Pengiriman spesimen
Pengiriman dilakukan pada media transport, dapat
berupa media Cary Blair & Stuart atau pepton water.
Pemeriksaan tinja
a. Makroskopik
Pada pemeriksaan makroskopik yang perlu
diperhatikan yaitu : 1. warna tinja
2. konsistensi tinja
3. bau tinja
4. lendir

b. Mikroskopik
Pemeriksaan tinja untuk parasit
Cara langsung(sediaan basah) tanpa kaca tutup
Cara langsung (sediaan apus) dangan kaca
penutup
Tujuan pemeriksaan ini : mengetahui adanya
kista atau tropozoid gardia / tropozoid
Entamoeba histolitika yang mendukung
kemungkinan adanya parasit dalam penyakit.


Interpretasi hasil spesimen
1. Cara mentara mikrometer okuler
2. Cara pembuatan gambar dengan microslide
projector
3. Cara pembuatan gambar dengan proyektor
Bausch & Lomb

LO 9. Terapi dan pencegahan diare
1. Terapi Simptomatik,
Contoh :
- Untuk membantu meringankan diare, diberikan
obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium
tinctur) atau loperamide.
- Untuk membantu mengeraskan tinja bisa
diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
- Bila diarenya berat diberikan cairan pengganti
dan garam melalui infus.

2. Terapi causal
Loperamide : golongan opioid yang bekerja dengan
cara memperlambat motilitas saluran cerna
dengan mempengaruhi otot sirkuler dan
longitudinal usus.
nifuroxazide: senyawa nitrofuron memiliki efek
bakterisidal terhadap Eschechia
coli,Streptococcus,dll.Nifuroxazide bekerja pada
saluran cerna.

Pencegahan
1. Memutuskan rantai daur hidup dengan cara :
A. Berdefekasi di jamban
B. Menjaga kebersihan, cukup air bersih dijamban
dan cuci tangan secara teratur.
2. Pemberian penyuluhan kepada masyarakat
mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan cara
menghindari infeksi penyebab diare

3. Lakukan penyuluhan kepada pengolah makanan
tentang pentingnya :
A. Mencuci tangan sebelum, selama dan sesudah
mengolah makanakanan
B. Memasak dengan sempurna semua makanan yang
berasal dari binatang, terutama unggas, produk telur
maupun produk daging
C. Hindari rekontaminasi di dalam dapur sesudah
memasak
D. Menjaga kebersihan di dapur dan melindungi
makanan dengan menutupnya

You might also like