You are on page 1of 5

PNEUMONIA

Definisi
Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius, dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.
Etiologi
Mikroorganisme penyebab yang tersering adalah bakteri, antara lain Steptococcus pneumonia, P.
aeruginosa, dan Enterobacter.
Patogenesis
Patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu keadaan (imunitas) inang, mikroorganisme
yang menyerang dan lingkungan.
Aspirasi bahan orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber
bahan pathogen dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik
(epitel silia dan mukus), humoral (antibody dan komplemen) dan seluler (leukosit PMN,
makrofag, limfosit dan sitokinnya) mengalami kolonisasi pathogen masuk sampai ke
trakea/saluran nafas bawah.
Mekanisme lain: parasit bakteri pencernaan ke paru, penyebaran hematogen, akibat intubasi.
Gejala dan tanda
- Demam
- Sesak nafas
- Tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak, ronchi basah halus, suara nafas
bronchial)
- Manifestasi lain: efusi pleura, pneumothoraks/hidropneumothorax
- Pneumonia nosokomial atau dengan gangguan imun dapat dijumpai gangguan kesadaran oleh
hipoksia
Diagnosis
Kriteria diagnosis menurut American Thoracic Society, 1993 adalah 2 dari 3 gejala:
- Demam (> 37,8
o
C)
- Batuk dengan sputum purulen
- Leukositosis
- Rontgen paru: infiltrat baru, perubahan infiltrat progresif
Kriteria diagnosis menurut elderly, 1997:
Kriteria mayor: Batuk, sputum produktif, demam
Kriteria minor: Sesak nafas, nyeri dada, tanda konsolidasi paru (fisik), leukositosis.
Pemeriksaan Penunjang
Radiologis:
- Pneumonia lobaris dengan gambaran air bronchogram (airspace disease) Steptococcus
pneumonia, bronkopneumonia (segmental disease), pneumonia interstitial.
- Infiltrat di lobus atas: Klebsiella sp, tuberculosis
- Infiltrat di lobus bawah: Staphylococcus atau bakteriemea.
- Cavitas dengan air-fluid level: sugestif abses paru, infeksi anaerob, gram negative.
- Efusi pleura: S. pneumonia, anaerob, S.pyogenes, E.coli dan Staphylococcus (pada anak).
- Kista : pneumonia nekrotikans/supurativa, abses dan fibrosis karena nekrosis jaringan paru
oleh S.aureus.
Laboratoris:
- Leukositosis infeksi bakteri
- Leukosit normal/rendah infeksi virus/mikoplasma, infeksi berat pada orang tua atau lemah
- Leukopenia depresi imunitas
Bakteriologis:
- Kuman predominan disertai PMN
- Kultur kuman untuk pra-terapi dan evaluasi terapi
Pemeriksaan khusus:
- Titer antibodi terhadap virus, legionella dan mikoplasama (titer tinggi/kenaikan titer 4 kali)
Terapi
Antibiotik spektrum luas (makrolid: eritromisin, azitromisin) yang kemudian dirubah sesuai hasil
kultur menjadi antibiotik spektrum sempit. Umumnya terapi selama 7-10 hari. Untuk infeksi M.
pneumonia dan C.pneumonia selama 10-14 hari. Untuk pasien dengan terapi steroid jangka
panjang selama 14 hari atau lebih.
Edukasi
- Edukasi keluarga mengenai perawatan di rumah
- Antibiotik diminum sesuai dengan anjuran dokter
- Kontrol 2 hari atau lebih bila keadaan pasien memburuk
- Obati bila demam
- Obati bila ada mengi

Prognosis
Angka kematian pneumonia oleh pneumokokus adalah 5%, namun dapat meningkat pada orang
tua dengan kondisi yang buruk.
Dapat terjadi komplikasi pneumonia ekstrapulmoner (meningitis, arthritis, endocarditis,
pericarditis, peritonitis dan empiema) atau komplikasi lain (acute respiratory distress
syndrome/ARDS, gagal organ jamak dan komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial).

DENGUE SHOCK SYNDROME
Definisi
DBD dengan gejala gelisah, nafas cepat, nadi teraba kecil/lembut/tidak teraba, tekanan nadi
menyempit (misalnya sistolik 90 dengan diastolik 80 mmHg, jadi tekanan nadinya 20 mmHg),
bibir biru, tangan kaki dingin, tidak ada produksi urin.
Etiologi
Virus dengue genus flavivirus, famili flaviviride. Terdiri dari 4 serotip virus yaitu DEN-1, DEN-
2, DEN-3, dan DEN-4. Vektor pembawa virus oleh gigitam nyamuk Aedes Aegypti.
Patogenesis
Berdasarkan hipotesis the secondary heterologous infection: infeksi sekunder dengan tipe virus
dengue yang lain respon antibodi proliferasi dan transformasi limfosit serta replikasi virus
dengue virus kompleks antigen-antibodi aktivasi sistem komplemen (aktivasi C3 dan C5)
pelepasan C3a dan C5a peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
merembesnya plasma dari intravaskuler ke ekstravaskuler peningkatan kadar hematokrit,
penurunan kadar natrium, terdapat cairan pada rongga serosa (efusi pleura, asites).
Gejala dan tanda
Syok biasa terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun (antara hari ke-3 sampai hari sakit ke-
7). Mula-mula terlihat letargi atau gelisah syok dengan ditandai:
- Kulit dingin-lembab
- Sianosis sekitar mulut
- Nadi cepat lemah
- Tekanan nadi 20 mmHg
- Hipotensi
Diagnosa
Pasien DBD dengan tanda-tanda syok.
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht (kebocoran plasma dengan peningkatan > 20%), jumlah
trombosit (trombositopenia hari ke 3-8)
- Radiologis : efusi pleura, ascites
- Protein/ albumin (kebocoran plasma bila hipoproteinuria)
- SGOT/SGPT
- Ureum kretinin
Terapi
1. Penggantian volume plasma segera
Cairan intravena larutan Ringer Laktat > 20 ml/kgBB. Tetesan diberikan secepat mungki
maksimal 30 menit Bila setelah 60 menit syok belum teratasi, beri kristaloid dengan
tetesan 10 ml/kgBB/jam bila masih belum teratasi maka stop kristaloid dan beri cairan
koloid (dekstran 40 atau plasma) 10 ml/kgBB/jam. Maksimal pemberian koloid 1500
mL/hari.
2. Pemeriksaan hematocrit untuk memantau penggantian volume plasma
Tanda vital telah membaik dan hematocrit telah turun tetap diberikan cairan, segera
diturunkan menjadi 10 ml/kgBB/jam lalu disesuaikan tergantung dari kehilangan plasma
yang terjadi selama 24-48 jam.
3. Koreksi gangguan metabolic dan elektrolit
4. Pemberian oksigen
5. Transfusi darah
6. Monitoring: keadaan umum dan tanda vital (setiap 15-30 menit atau lebih sering sampai syok
teratasi), kadar hematocrit (tiap 4-6 jam sampai pasien stabil), monitoring cairan, jumlah dan
frekuensi diuresis.
Edukasi
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kriteria memulangkan pasien, yaitu
apabila memenuhi semua keadaan di bawah ini:
- Tampak perbaikan secara klinis
- Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
- Tidak dijumpai distress pernafasan (oleh karena efusi pleura atau asidosis)
- Hematokrit stabil
- Jumlah trombosit >50.000/L
- 3 hari setelah syok teratasi
- Nafsu makan membaik
Prognosis
Syok tidak ditangani dengan adekuat akan menyebabkan asidosis dan anoksia yang dapat
berakhir fatal, perdarahan hebat saluran cerna.
Tanda prognostik baik: pengeluaran urin cukup dan kembalinya nafsu makan.
Penyulit DSS: infeksi (pneumonia, sepsis, flebitis) dan over hidrasi, ensefalopati dan gagal hati.

You might also like