You are on page 1of 17

58

BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan
dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode
penelitian harus diuraikan secara rinci seperti variabel
penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data,
analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil
penelitian (Hidayat,2009).
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam
dirinya melekat atau terkandung objek penelitian
(Tatang, 2009).
Penelitian ini dilakukan wilayah binaan Posyandu
Lansia Puskesmas Tanjung Karang dan yang menjadi subjek
penelitian adalah lansia yang menderita hipertensi di
Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Hidayat,2009, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
yang menderita hipertensi yang di dapat dari hasil
59



pelaksanaan kegiatan posyandu lansia pada bulan Mei
2012 di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang yaitu
berjumlah 59 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah bagian populasi yang
akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik
yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,2009). Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel adalah lansia yang
menderita hipertensi yang sudah terdata pada hasil
kegiatan posyandu lansia di Poli Lansia Puskesmas
Tanjung Karang, yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan ekslusi yang telah ditetapkan dalam penelitian.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
subyek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini, meliputi:
1) Lansia yang berusia antara 55-65 tahun.
2) Lansia penderita hipertensi yang tidak mendapat
terapi herbal, terapi relaksasi progresif,
terapi akupuntur, aroma terapi, dan
refleksologi.
3) Lansia penderita hipertensi yang tidak merokok
dan mengkonsumsi alkohol.
60



4) Lansia penderita hipertensi dalam rentang
stadium 1 (sistol 140-159, diastol 90-99) dan 2
(sistol 160-179, diastol 100-109).
b. Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memiliki kriteria inklusi
dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini, meliputi:
1) Lansia penderita hipertensi yang tidak bersedia
menjadi responden.
2) Lansia penderita hipertensi yang tinggal di
luar Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dan
lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu
lansia.
3) Lansia penderita hipertensi yang memiliki
riwayat penyakit ginjal atau gastritis.
3. Tehnik pengambilan sampel (sampling)
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu
tehnik penetapan sampel di antara populasi sesuai
yang dikehendaki oleh peneliti, sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang
telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti
didapatkan 24 orang yang memenuhi kriteria (inklusi
dan eksklusi).
61



C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu strategi
penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum
perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk
mendefinisikan struktur di mana penelitian dilaksanakan
(Nursalam, 2008). Desain dalam penelitian ini
menggunakan quasi eksperimental.
Rancangan ini berusaha untuk mengungkapkan sebab
akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping
kelompok eksperimental. Tapi pemilihan kedua kelompok
ini tidak menggunakan tehnik acak (Nursalam, 2003).
Dalam penelitian eksperimen, kontrol memiliki peranan
yang sangat penting, antara lain :
1. Untuk mencegah munculnya faktor yang sebenarnya tidak
diharapkan berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Untuk membedakan berbagi variabel yang tidak
diperlukan dari variabel yang diperlukan.
3. Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan
variabel bebas dan variabel teriakt, dan sejauh mana
tingkat hubungan kedua variabel (Setiadi, 2007).
Subyek Pra Perlakuan pesca-tes
K.A 0 I 01-A
K.B 0 - 01-B
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Keterangan :
K.A = Subjek Perlakuan
62



K.B = Subjek Kontrol
- = Tidak diberikan intervensi
0 = Observasi sebelum perlakuan
I = Intervensi
O1 (A+B) = Observasi setelah diberikan intervensi
D. Tehnik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
a. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga mudah diolah (Arikunto, 2010). Instrumen
dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang
dilengkapi dengan ceklist. Ceklist adalah suatu
daftar pengecek, berisi nama, subjek dan beberapa
gejala/identitas lainnya dari sasaran pengamatan.
Pengamat tinggal memberikan tanda cek () pada daftar
tersebut yang menunjukkan adanya gejala atau ciri
dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2002).
Dalam perhitungan tekanan darah alat yang
digunakan adalah sphygmomanometer (tensimeter) air
raksa dan stethoscope. Menurut sustrani, dkk (2004)
sphygmomanometer yang sering digunakan adalah
sphygmomanometer air raksa yang dianggap paling
akurat, sehingga disebut standar emas. Alat ini
terdiri dari manset yang bisa digembungkan dengan
63



cara memompanya yang berbentuk bola karet dan
dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa.
b. Tehnik pengolahan data
1) Tahap persiapan
Menentukan responden yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian
baik kriteria inklusi dan eksklusi. Sebelum
melakukan pengumpulan data, peneliti membuat
informed consent atau lembar persetujuan menjadi
responden agar responden mengetahui maksud dan
tujuan penelitian, jika responden bersedia maka
akan menandatangani atau memberikan cap jempol
pada pengesahan lembar persetujuan.
2) Tahap pelaksanaan
(1) Membagi responden menjadi dua kelompok (kontrol
dan perlakuan). Pada masing-masing kelompok
akan diberikan resep obat oleh dokter dari
puskesmas setempat, dan pada kelompok perlakuan
akan diberikan terapi pelengkap (komplementer)
berupa jus tomat.
(2) Mengukur status tekanan darah responden pada
kedua kelompok (kontrol dan perlakuan) sebelum
dilakukan terapi menggunakan stethoscope dan
sphygmomanometer yang hasilnya akan dimasukkan
ke dalam lembar observasi.
64



(3) Mengukur status tekanan darah responden pada
kedua kelompok (kontrol dan perlakuan) sesudah
diberikan terapi menggunakan stethoscope dan
sphygmomanometer yang hasilnya akan dimasukkan
ke dalam lembar observasi.
(4) Responden yang mengalami hipertensi (stadium 1
dan stadium 2) pada kelompok kontrol akan di
minta mengkonsumsi obat (captopril 25 mg atau
nifedipine 10 mg) 2 kali sehari sesuai dengan
indikasi pemberian obat. Dalam pemberian obat
semua obat-obatan yang berfungsi menurunkan
tekanan darah rata-rata sama efektifnya. Obat-
obatan tersebut menurunkan tekanan sistolik
sekitar 10-15 mmHg dan tekanan darah diastolik
6-8 mmHg (Beavers, 2008). Aturan dasar
pengobatan untuk menghindari efek samping
adalah dengan memilih dosis kecil, dan
menaikkan dosis obat jika dirasa perlu
(Martuti, 2009). Pada kelompok perlakuan
responden dengan hipertensi (stadium 1 dan
stadium 2) akan diberikan terapi farmakologi
(captopril 25 mg atau nifedipine 10 mg) 2 kali
sehari (pagi dan siang ) sesuai dengan indikasi
pemberian obat sekaligus jus tomat pada sore
hari yakni meminum jus tomat sesuai kebutuhan
(1 gelas berukuran 250 ml). Dalam penelitian
65



ini peneliti hanya memberikan terapi obat
selama 2 minggu sesuai dengan indikasi obat
untuk melihat perbedaan efektivitas antara
kombinasi terapi farmakologi dan komplementer
(jus tomat) dengan terapi farmakologi saja
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi. Menurut Snyder (2002)
terapi komplementer efektif diberikan selama
satu minggu, selama satu minggu tersebut efek
dari terapi dapat terlihat hasilnya (Sustrani,
2004). Setelah dilakukan intervensi pada kedua
kelompok selanjutnya tiap responden akan
diobservasi untuk melihat perubahan tekanan
darah yang terjadi.
2) Tahap pengolahan data
(1) Pada lembar observasi, tiap responden akan
dilakukan observasi awal untuk mengetahui
status tekanan darah pada masing-masing
responden menggunakan stethoscope dan
Sphignomanometer.
(2) Setalah data status tekanan darah responden
terkumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis
secara kuantitatif berdasarkan tingkat
klasifikasi tekanan darah dewasa > 18 tahun.
Untuk mengetahui tingkatan tersebut diperoleh
dari nilai sistolik dan diastolik responden.
66



Tabel 3.1 Klasifikasi tekanan darah dewasa > 18
tahun
Kategori Sistolik
(mmHg)
Diastolik
(mmHg)
Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (barat) 180-209 110-119
Stadium 4 (sangat
berat)
210 120

(3) Data skala tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan intervensi diolah dan dianalisis
kemaknaan tingkat perbedaan dengan formulasi
uji statistik t-test dengan menggunakan rumus
manual dan di cross check dengan sistem
komputerisasi menggunakan perangkat lunak spss
17 for windows untuk mengetahui tingkat
kemaknaannya sebagai dampak dari suatu
perlakuan.
E. Identifikasi variabel dan Definisi Operasional
Menurut Soeprapto, dkk (dalam Nursalam, 2008)
variabel adalah perilaku atau karakteristik yang
67



memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia,
dll). Semua variabel yang diteliti harus diidentifikasi,
mana yang termasuk variabel bebas (independent) variabel
terikat (dependent), variabel pengontrol dan variabel
perancu. Pada penelitian ini variabel akan dibedakan
menjaidi:
1. Variabel independen (variabel bebas)
Yaitu Variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2009).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah pemberian terapi farmakologi dan
komplementer (jus tomat) sebagai terapi nutrisi.
2. Variabel dependen (variabel terikat)
Yaitu variabel yang depengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2009).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependennya adalah tekanan darah pada lansia
hipertensi.
3. Definisi operasional
Batasan operasional yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terapi komplementer (jus tomat) merupakan salah
satu terapi pelengkap dari pemberian obat (terapi
68



nutrisi) yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah pada seseorang yang mengalami hipertensi
b. Terapi farmakologi merupakan terapi yang digunakan
dalam bentuk obat yang meliputi Alpha Blocker,
Beta Blocker, Thiazide Diuretik, Calcium Chanel
Blocker, Penghambat ACE, dan Antagonis Reseptor
Angiotensin.
c. Tekanan darah merupakan tekanan pada pembuluh
arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung
keseluruh anggota tubuh manusia. Diukur dengan
skala numerik berupa sistol (tekanan atas)
normalnya 90-120 mmHg dan diastol (tekanan bawah)
normalnya 60-80 mmHg menggunakan sphigmomanometer
air raksa dan stetoskop.
d. Lansia yaitu seseorang yang mencapai usia 60 tahun
ke atas.
69



Tabel 3.1 Definisi Operasional Perbedaan efektivitas pemberian kombinasi terapi farmakologi dan
komplementer (jus tomat) dibandingkan dengan terapi farmakologi saja terhadap perubahan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang.
Variabel Definisi
operasional
Parameter Instrumen Skala Skor
1 2 3 4 5 6
Bebas : Terapi
komplementer
(jus tomat)
Merupakan salah
satu terapi
pelengkap dari
pemberian obat
(terapi nutrisi)
yang digunakan
untuk menurunkan
tekanan darah
pada seseorang
yang mengalami
hipertensi
Prosedur penyajian:
Campurlah air dengan
buah atau sayuran yang
akan di jus dengan
perbandingan 1:1.
Mulailah minum dengan
sekitar 250 ml jus
segar, untuk para
pemula, terapi ini bisa
dicoba dulu selama 2-3
hari.
- - -
Bebas : terpai
farmaklogi
Adalah terapi
yang digunakan
dalam bentuk
obat yang
meliputi Alpha
Blocker, Beta
Blocker,
Thiazide
Diuretik,
Calcium Chanel
Blocker,
Penghambat ACE,
dan Antagonis
Diberikan sesuai
indikasi penggunaan obat
- - -
70



Reseptor
Angiotensin.

Terikat :
tekanan darah
merupakan
tekanan pada
pembuluh arteri
darah ketika
darah dipompa
oleh jantung
keseluruh
anggota tubuh
manusia. Diukur
dengan skala
numerik berupa
sistol (tekanan
atas) normalnya
90-120 mmHg dan
diastol (tekanan
bawah) normalnya
60-80 mmHg
menggunakan
sphigmomanometer
air raksa dan
stetoskop.
Hasil perhitungan yang
didapat dari klasifikasi
tekanan darah orang
dewasa 18 tahu ke atas
Observasi Rasio
Selisih
tekanan darah
setelah
sistole pre-
tekanan darah
sistol post
Selisih
tekanan darah
diastole pre-
tekanan darah
diastole post
71



F. Rencana Alisa Data
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh kombinasi terapi farmakologi dan komplementer
(jus tomat) tekanan darah pada lansia hipertensi.
Menurut Sugyono (2010), untuk menguji hipotesis dengan
jenis/tingkatan data menurut interval/ratio maka uji
yang digunakan adalah uji-t:



Keterangan :
t : Koefisien t
Md : Mean dari perbedaan pre test dan post test
Xd : Deviasi masing-masing subyek (d-Md)
x
2
d : Jumlah kuadrat deviasi
N : Jumlah sampel
d.b. : Ditentukan dengan N - 1
G. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada lansia penderita
hipertensi di Wilayah Binaan Posyandu Lansia Puskesmas
Tanjung Karang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober 2012 selama 2 minggu.

72



H. Etika penelitian
Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi
dari institusi pendidikan kemudian mengajukan permohonan
izin kepada tempat penelitian dan setelah mendapat
persetujuan baru melaksanakan penelitian dengan
menekankan masalah prinsip dan etika yang meliputi:
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan, artinya dalam penelitian
ini tidak menggunakan tindakan yang dapat
menyakiti atau membuat responden menderita.
b. Bebas dari eksploitasi, artinya data yang
diperoleh tidak digunakan untuk hal-hal yang dapat
merugikan responden.
2. Prinsip menghargai hak
b. Informed consent (persetujuan)
Sebelum dilakukan pengambilan data
penelitian, calon responden diberi penjelasan
tentang tujuan dan manfaat penelitian yang
dilakukan. Apabila calon responden bersedia untuk
diteliti maka calon responden harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut, dan jika calon
responden menolak untuk diteliti maka peneliti
tidak boleh memaksa dan tetap menghormatinya.
c. Anomity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti
tidak mencantumkan nama responden dalam pengolahan
73



data penelitian. Peneliti akan menggunakan nomor
(inisial).
d. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden serta
semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti.
74



I. Kerangka Kerja Penelititan





















Bagan 3.1 Kerangka kerja penelitian perbedaan efektivitas
pemberian kombinasi terapi farmakologi dan komplementer (jus
tomat) dibandingkan dengan terapi farmakologi saja terhadap
perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di
Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang.
Lansia yang menderita
hipertensi di Wilayah
Binaan Posyandu Lansia
Puskesmas Tanjung Karang
Inform Consent
Purposive
sampling
Sampel Penelitian
Pre Test
Menjalankan terapi
farmaklogi dan jus tomat

Observasi
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Menjalankan terapi
farmakologi tanpa
jus tomat
Post Test
Observasi
Uji Statistik
Laporan Hasil

You might also like