You are on page 1of 13

MAKALAH

KANKER PAYUDARA



Ali Akbar Siregar
NPM : 0908260022







FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Secara harfiah neoplasma adalah pertumbuhan baru dan sering disebut
sebagai tumor. Tumor bersifat jinak dan ganas. Dikatakan jinak apabila gambaran
mikroskopik dan makroskopiknya dianggap relatif atau tidak dapat menyebar.
Sedangkan tumor ganas disebut juga kanker. Kanker memiliki sifat khas, yaitu
menyerbu dan merusak struktur didekatnya dan menyebar ketempat jauh
(Robbins, 2007). Penyebaran ini disebut metastasis dan dapat terjadi melalui
pembuluh darah maupun pembuluh getah bening (Cotran dkk, 2007).

Sejauh ini fibroadenoma adalah tumor jinak tersering pada payudara
perempuan. Secara klinis fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebagai massa
soliter, diskret, dan mudah digerakkan. Fibroadenoma hampir tidak pernah
menjadi ganas (Robbins, 2007). Seperti pada perempuan, payudara laki-laki di
pengaruhi oleh hormon, walaupun jauh lebih tidak peka dibandingkan payudara
perempuan. Bagaimanapun dapat terjadi pembesaran payudara pada laki-laki
(ginekomastia), sebagai respon terhadap kelebihan estrogen (Cotran dkk, 2007).
Menurut Haryono, dkk. (2011), kanker payudara merupakan kanker
tersering pada perempuan (22% dari semua kasus baru kanker pada perempuan)
dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di dunia (14% dari semua
kematian kanker perempuan).
Menurut WHO (2010), jumlah kematian akibat kanker pada tahun 2007
sebanyak 7,9 juta kematian. Angka kematian akibat kanker secara global
diproyeksikan akan meningkat sebesar 45% dari kondisi tahun 2007 yaitu menjadi
11,5 juta kematian pada tahun 2030. American Cancer Societymemperkirakan
bahwa pada tahun 2011, ditemukan 192.200 kanker payudara invasif baru pada
perempuan dan menyebabkan 40.860 kematian (Cotran dkk, 2007).


















BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Payudara Normal
Anatomi Payudara
Payudara terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk payudara, sama
pada laki-laki dan perempuan yang belum dewasa. Pada masa pubertas, payudara
perempuan lambat laun akan membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran.
Pada payudara terdapat papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah kulit
yang berwarna gelap, disebut areola mamma. Dasar payudara terbentang dari iga
ke-2 sampai iga ke-6 dan dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media
(Snell, 2006).
Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier dan berpusat
pada papila mammaria (Snell, 2006). Setiap lobus, merupakan suatu kelenjar
tersendiri dengan duktus ekskretorius laktiferusnya sendiri (Junqueira, 2007).
Payudara mendapatkan darah dari remi perforans arteriae thoracicae internae
dan arteriae intercostales.Arteria axillaris juga mengalirkan darah ke glandula
mammaria (Snell, 2006).
Aliran limfe glandula mammaria penting sekali mengingat sering
timbulnya kanker pada glandula ini. Aliran limfe mammaria dibagi menjadi
kuadran-kuadran. Kuadran lateral mengalirkan cairan limfnya ke nodi aksilaris
anterior. Kuadran medial mengalirkan cairan limfenya melalui pembuluh-
pembuluh yang menembus ruangan intrakostalis dan masuk ke dalam kelompok
nodi torakalis interna. Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteri interkostalis
posterior dan mengalirkan cairan limfenya ke posterior ke dalam nodi interkostalis
posterior. Beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limfe dari payudara
sisi yang lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen
(Snell, 2006).

Gambar 2.1. Anatomi payudara dan asal lesi-lesi yang sering ditemukan (Robbin
dan Cotran :Pathologic Basis of Disease)

Menurut Audrey dkk, (2009), untuk mempermudah menyatakan letak
suatu kelainan, payudara di bagi nmenjadi 5 regio, yaitu:
1. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)
2. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)
3. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)
4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)
5. Regio puting susu (nipple)


Neoplasma Jinak
Suatu tumor dikatakan jinak (benigna) apabila gambaran mikroskopik dan
makroskopiknya dianggap relatif, yang mengisyaratkan bahwa tumor tersebut
akan tetap terlokalisasi (Robbins, 2007). Daya tumbuh tumor jinak terbatas,
biasanya tumbuh ekspensif lokal, laju pertumbuhannya relatif lambat. Tumor
jinak dapat mendesak jaringan organ sekitarnya, namun biasanya tidak
berinfiltrasi merusak jaringan sekitarnya, juga tidak bermetastasis, sehingga
bahayanya relatif kecil(Zhongzhen, 2011).

1.Tipe-Tipe Neoplasma Jinak Payudara
Tumor jinak payudara yang penting secara klinis adalah fibroadenoma,
papiloma interduktus dan tumor filoides.Namun perlu dicatat bahwa tumor
filoides juga terdapat dalam bentuk ganas (Sander, 2007).

A. Fibroadenoma
Fibroadenomaadalah tumor jinak paling banyak ditemukan, Fibroadenoma
berasal dari lobulus payudara, dari unsur stroma jaringan ikat longgar dan
kelenjar, serta bermanifestasi sebagai massa padat, berbatas tegas, dapat
digerakkan dan berdiameter 1-10 cm.

B. Papiloma Intraduktus
Papiloma intraduktus adalah tumor jinak yang timbul pada wanita usia subur.
Tumor ini merupakan lesi soliter yang tumbuh di dalam duktus yang besar,
sampai 40 mm dari papila. Lesi ini terlihat sebagai struktur panjang berkelok-
kelok tumbuh sepanjang duktus, atau sebagai sferoid yang menyebabkan distensi
duktus sehingga mempunyai bentuk mirip kista.

C. Tumor Filoides
Tumor filoides atau disebut juga sebagai fibroadenoma raksasa karena dapat
mencapai ukuran diameter 10-15 cm sehingga dapat mengubah bentuk payudara
dan menyebabkan nekrosis akibat penekanan pada kulit, yang kadang-kadang
disertai ruptur tumor sehingga keluar dari kapsulnya menuju ke permukaan.
Sebagian tumor filoides bersifat jinak, tetapi 30% bersifat invasif lokal dan 15%
menimbulkan metastasis jauh. Sedangkan tumor filoides ganas merupakan
sarkoma sejati.

Neoplasma Ganas
Tumor ganas (malignan) sering kali tumbuh dengan pesat, bersifat invasif
(menginfiltrasi jaringan sekitarnya) dan bermetastasis, bila tidak mendapatkan
terapi yang efektif biasanya membawa kematian(Zhongzhen, 2011).

1.Tipe-Tipe Neoplasma Ganas Payudara
Karsinoma payudara berasal dari sel-sel epitel yang melapisi duktus atau
lobulus, dengan demikian dibagi menjadi karsinoma duktus (intraduktus), yang
menyebabkan 90-95%, dan karsinoma lobulus (intralobulus) yang menyebabkan
5-10% dari semua tumor ganas payudara. Selanjutnya, karsinoma duktus invasif
dapat dibagi menjadi beberapa tipe, dimana yang terpenting adalah karsinoma
duktus infiltratif, karsinoma medularis, penyakit Paget dan karsinoma musinosa
(Sander, 2007).

A. Karsinoma Intraduktus
Karsinoma intraduktus merupakan penyebab pada 5% karsinoma payudara.
Sel-sel ganas tumbuh di dalam duktus berukuran kecil dan sedang.

B. Karsinoma Duktus Infiltratif
Karsinoma duktus infiltratif merupakan penyebab pada 67-70% kanker
payudara. Pada pemeriksaan makroskopik, karsinoma duktus invasif teraba padat
dan pada pemotongan seperti berpasir. Secara histologis tumor terdiri dari
kelenjar-kelenjar atau sarang-sarang padat yang terbungkus dalam pita jaringan
ikat.

C. Penyakit Paget
Penyakit Paget merupakan suatu karsinoma duktus yang menyebar melalui
duktus laktiferosa dan menginvasi epidermis puting payudara.

D. Karsinoma Medularis
Karsinoma medularis relatif jarang di temukan, merupakan penyebab hanya
pada 1-2% karsinoma payudara. Karsinoma medularis tampak sebagai suatu
massa yang berbatas tegas. Tumor bersifat lunak karena terdiri dari sel-sel tumor
yang berdekatan satu sama lain, tanpa ada stroma di antaranya. Sarang-sarang sel
tumor sering dikelilingi oleh sebukan limfosit.

E. Karsinoma Musinosa
Karsinoma musinosa merupakan penyebab pada kurang dari 1% kanker
payudara. Pada pemeriksaan makroskopik tumor tampak besar, lunak, dan seperti
jelly. Secara histology, adenokarsinoma menghasilkan sejumlah besar musin,
yang ditemukan dalam lumen kelenjar neoplastik dan di sekitarnya.

F. Karsinoma Lobulus
Karsinoma lobulus merupakan penyebab pada 5-10% kanker payudara. Bila
terdeteksi dalam bentuk prainvasif yang terbatas di duktus terminal maka
karsinoma lobulus in situ ini memiliki prognosis baik.
Karsinoma lobulus in situ terdiri dari sel-sel kecil uniform yang memiliki inti
bulat dan sitoplasma eosinofilik dalam jumlah sedang. Karsinoma lobulus
infiltratif sering membentuk lapisan-lapisan konsentrik pita-pita sel tunggal
mengelilingi fokus intralobulus.

G. Karsinoma Pada Payudara Pria
Karsinoma pada payudara pria 100 kali lebih jarang di jumpai daripada
karsinoma pada payudara wanita. Secara histologis, sebagian besar tumor pada
pria adalah karsinoma duktus infiltratif yang ditandai oleh reaksi jaringan padat
(desmoplastik) (Sander,2007).
2.2. Etiologi dan Faktor Risiko
Etiologi kanker mammae masih belum jelas, tapi data menunjukkan terdapat
kaitan erat dengan faktor berikut(Mintian, 2011):
1. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae
Penelitian menemukan pada wanita dengan saudara primer menderita
karsinoma mammae, probabilitas terkena karsinoma mammae lebih tinggi 2-3
kali dibanding wanita tanpa riwayat keluarga. Penelitian dewasa ini
menunjukkan gen utama yang terkait dengan timbulnya karsinoma
mammaeadalah BRCA-1 dan BRCA-2.
2. Reproduksi
Usia menarke dini, henti haid lanjut dan siklus haid pendek merupakan faktor
resiko tinggi karsinoma mammae. Selain itu, yang seumur hidup tidak menikah
atau belum menikah, partus pertama berusia lebih dari 30 tahun dan setelah
partus belum menyusui, berinsiden relatif tinggi.
3. Kelainan kelenjar mammae
Penderita kistadenoma mammae hiperplastik berat berinsiden lebih tinggi. Jika
satu mammae kontralateral risikonya meningkat.
4. Penggunaan obat di masa lalu
Penggunaan jangka panjang hormon insidennya lebih tinggi. Terdapat laporan
penggunaan jangka panjang reserpin, metildopa, analgesik trisiklik dan lain-
lain, dapat menyebabkan kadar prolaktin meninggi dan beresiko karsinogenik
bagi mammae.

5. Radiasi pengion
Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion, paparan berlebih
menyebabkan peluang kanker lebih tinggi.
6. Diet dan Gizi
Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan
langsung dengan timbulnya karsinoma mammae.

Pemeriksaan Penunjang
A. Mamografi
Kelebihan mamografi adalah dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi,
dapat menemukan lesi mammae yang tanpa nodul namun terdapat bercak
mikrokalsifikasi,dapat juga digunakan untuk analisis diagnostik dan rujukan
tindak lanjut. Ketepatan diagnosis sekitar 80%.
B. USG
Transduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat
membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga dapat
mengetahui pasokan darahnya serta kondisi jaringan sekitarnya.
C. MRI mammae
Dengan kontras memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi dalam diagnosis
karsinoma mammae stadium dini. Tapi pemeriksaan ini cukup mahal, sulit
digunakan meluas.
D. Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Biopsi aspirasi jarum halus telah diterima secara luas sebagai alat diagnostik
yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis tumor payudara. Ini adalah metode
sederhana dan aman. Prosedur ini juga dianggap sangat hemat biaya, lebih
murah, cepat, dan bahkan lebih sensitif (Nguansangiam, 2009).Menurut
Sriwibowo (2005) akurasi biopsi aspirasi jarum halus mencapai 91,4%.




















DAFTAR PUSTAKA

Cotran, R.S., Lester, S.C., Crum, C.P., 2007. Sistem Genitalia Perempuan dan
Payudara., Dalam : Robbins, S.L., Cotran, R.S., Kumar, V., Buku Ajar
Patologi Robbins, Edisi 7, Volume 2, Jakarta : EGC 759-802
Junqueira, L.C., Carneiro, J., 2007. Sistem Reproduksi Wanita, Dalam : Dany, F.,
Teks & Atlas Histologi Dasar, edisi 10, Jakarta : EGC 447-450
Mintian, Y., Yi, Wang., 2011. Karsinoma Mamae, Dalam : Desen, W., Buku Ajar
Onkologi Klinis, Edisi 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 366-383
Nguansangiam, S., Jesdapatarakul, S., Tangjitgamol, S., 2009. Accuracy of Fine
Needle Aspiration Cytology from Breast Masses in Thailand, Asian
Pacific J Cancer Prev : 623-626
Robbins, L. S., Cotran, S.R., Kumar, V., 2007. Neoplasma. Dalam: Asroruddin,
M., Hartanto, H., Darmaniah, N., Buku Ajar Patologi Edisi 7. Vol. 1
Jakarta: EGC 186-194.
Sander, A, M., 2007. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Jakarta: PT
Rajarafindo Persada, 68-75
Snell, R.S., 2006. Ekstremitas Superior, Dalam : Hartanto, H., Anatomi Klinik
untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6, Jakarta : EGC 420-422
Zhongzen, G., 2011. Pengertian Umum Tumor, Dalam : Desen, W., Buku Ajar
Onkologi Klinis, Edisi 2, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 3-6

You might also like