You are on page 1of 22

TUGAS MAKALAH

SCHIZOPHRENIA
Disusun Oleh :
Dezca Nindia
G !!"##$%%
KEPANITERAAN KLINIK LA&'UP( (ARMASI
(AKULTAS KEDOKTERAN UNI)ERSITAS SE&ELAS MARET'RSUD D*
MOE+ARDI SURAKARTA
#$"%
2
&A& I
PENDAHULUAN
Sebagian kasus schizophrenia adalah penyakit yang menurunkan kemampuan dan
mungkin salah satu penyakit medis kronis yang paling merusak. Secara konseptual, skizofrenia
mungkin lebih sesuai jika dianggap sebagai sindrom klini, yang terdiri dari beberapa tipe
penyakit yang bermanifestasi dengan gejala psikotik, termasuk didalamnya halusinasi, delusim
dan gangguan cara berpikir. Secara umum, bahkan kasus skizofren juga dapat disertai gejala
yang lebih buruk antara lain gangguan kognitif (kelainan dalam berpikir, penalaran, perhatian,
memori dan persepi), gangguan penilaian dan wawasan, kehilangan motivasi (avolition),
kehilangan berbagai emosi dan penurunan kemampuan bicara secara spontan. iga gejala yang
terakhir disebutkan disebut gejala negatif, yang apabila muncul secara bersama sama maka
disebut sindrom defisit.
!angguan kognisi dan sindrom defisit menjelaskan kenapa penderita skizofrenia
cenderung anti sosial dan mempuyai pengendalian fungsi tubuh yang buruk. Skizofrenia adalah
penyakit nomer empat yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada orang dewasa dan biasanya
dihubungkan oleh ekonomi yang rendah, keadaan rumah tangga yang buruk, hidup secara
independen. "ata terkini menunjukan bahwa #$% penderita skizoftren meninggal karena bunuh
diri. &agaimanapun diagnosis dan penanganan dini, riset dan pengobatan yang terus berkembang
dapat meningkatkan kualitas hasil terapi pada orang orang yang menderita penyakit ini.
2
'
&A& II
TIN,AUAN PUSTAKA
A- DE(INISI
Skizofren adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental
berulang yang ditandai dengan gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial,
fungsi kerja, dan perawatan diri ((elly and )einer, 2$$*)
&- ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi skizofren masih belum bisa diketahui secara pasti walaupun
beberapa bukti yang ditemukan mengarah pada genetik sebagai penyebab utamanya.
+pabila mempunyai keluarga inti yang menderita skizofren, resiko meningkat #$%. (etika
kedua orang tuanya menderita skizofren, maka resiko meningkat sepanyak ,$%. -ada
kembar monozigot, jika kembarannya menderita skizofren, kembar lainnya akan
mempunyai risiko sebesar .$% untuk menderita skizofren. )alaupun sampai saat ini belum
ditemukan gen spesifik skizofren. -enelitian terakhir menyebutkan bahwa gen yang
mengkode reseptor dopamin, reseptor serotonin, dan enzim yang membantu metabolisme
dopamin, cathecol/0/methyltransferase (102) mungkin menjadi etiologi skizofren.
-engaruh lingkungan dan gen gen pencetus berpotensi menimbulkan penyakit ini. &eberapa
mengatakan bahwa beberapa bakteri dan virus juga ikut menimbulkan penyakit ini. 3amun,
perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini ((elly and )einer, 2$$*).
.
C- PATOGENESIS
eori tertua mengenai patofisiologi skizofren adalah hipotesis dopamin. eori ini
mengatakan bahwa skizofren terjadi akibat jumlah dopamine yang berlebihan pada otak.
4ipotesis ini pertama kali dicetuskan pada tahun #5.$, diikuti dengan penemuan bahwa
chlorpromazine, obat antipsikosis pertama merupakan antagonis dopamine post sinap.
Setelah itu, banyak riset yang mendukung teori bahwa obat obatan yang dapat meningkatkan
dopamine (kokain dan amfetamin) dapat meningkatkan gejala psikotik, sementara obata
obatan yang menurunkan jumlah dopamine dapat menurunkan gejala psikotik yang muncul.
6iset riset dengan cakupan yang luas pada dekade terakhir, memungkinkan para peneliti
melihan area baik hiperdopaminergik maupun hipodopaminergin. +ktivitas
hipodopaminergik pada lobus prefrontalis berhubungan dengan gejala negatif yang muncul
pada skizofren. 0leh karena itu, hipotesis yang diyakini saat ini adalah hipotesis disregulasi
'
,
dopamin. (etidaknormalan jumlah dopamin merangsang skizofren menjelaskan beberapa
perubahan yang muncul setelah serangan pertama.
+kan tetapi,beberapa peneliti lain mempercayai bahwa disfungsi dopamin dan transmitter
glutamat dapat menjelaskan penyakit ini lebih baik. 0leh karena itu penggunaan antipsikotik
dengan yang tidak disertai zat pengatur jumlah dopamine telah tebukti tidak efektif untuk
pengobatan gejala positif skizofren.
D- KLASI(IKASI
Skizofren dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian7
#. -aranoid Skizofrenia
8enis skizofrenia dimana penderitanya mengalami bayangan dan khayalan tentang
penganiayaan dan kontrol dari orang lain dan juga kesombongan yang berdasarkan
kepercayaan bahwa penderitanya itu lebih mampu dan lebih hebat dari orang lain.
2. Skizofrenia idak eratur
8enis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh gangguan dan kelainan di
pikiran.Seseorang yang menderita skizofrenia sering menunjukkan tanda tanda emosi dan
eksspressi yang tidak esuai untuk keadaan nya.4alusinasi dan khayalan adalah gejala gejala
yang sering dialami untuk orang yang mederita skizofrenia jenis ini.
'. (atatonia Skizofrenia
8enis skizofrenia yang ditandai dengan berbagai gangguan motorik, termasuk
kegembiraan ekstrim dan pingsan.orang yang menderita bentuk skizofrenia ini akan
menampilkan gejala negatif7 postur katatonik dan fleksibilitas seperti lilin yang bisa di
pertahankan dalam turun waktu yang panjang.
,. "ibedakan Skizofrenia
8enis skizofrenia dimana penderita penyakitnya memiliki delusi, halusinasi dan
perilaku tidak teratur tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, tidak
teratur, atau katatonik.
.. Sisa Skizofrenia
Skizofrenia sisa akan di diagnosis ketika setidaknya epsiode dari salah satu dari
empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. etapi skizofrenia ini tidak mempunyai
satu gejala positif yang menonjol.
,
.
E- DIAGNOSIS
2enurut (aplan dan Saddock (2$#$), terdapat beberapa kriteria diagnostik skizofrenia di
dalam "S2/9: antara lain7
#. (arakteristik gejala
erdapat dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing/masing ditemukan secara
signifikan selama periode satu bulan (atau kurang bila berhasil ditangani)7
a) "elusi (waham)
b) 4alusinasi
c) -embicaraan yang tidak terorganisir (misalnya, topiknya sering menyimpang atau
tidak berhubungan)
d) -erilaku yang tidak terorganisir secara luas atau munculnya perilaku katatonik yang
jelas
e) !ejala negatif, yaitu adanya afek yang datar, alogia atau avolisi (tidak adanya
kemauan)
1atatan7 hanya diperlukan satu gejala dari kriteria #, jika delusi yang muncul bersifat
kacau (bizzare) atau halusinasi terdiri dari beberapa suara yang terus menerus
mengomentari perilaku atau pikiran pasien atau dua atau lebih suara yang saling
berbincang antara satu sama lain.
2. "isfungsi sosial
;ntuk kurun waktu yang signifikan sejak munculnya onset gangguan,
ketidakberfungsian ini meliputi satu atau lebih fungsi utama< seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri, yang jelas diawah tingkat yang dicapai sebelum onset
(atau jika onset pada masa anak/anak atau remaja, adanya kegagalan untuk mencapai
beberapa tingkatan hubungan interpersonal, prestasi akademik, atau pekerjaan yang
diharapkan)
'. "urasi
+danya tanda/tanda gangguan yang terus menerus menetap selama sekurangnya
enam bulan. -ada periode enam bulan ini, harus termasuk sekurangnya satu bulan gejala
(atau kurang, bila berhasil ditangani) yang memenuhi kriteria # (yaitu fase aktif gejala)
dan mungkin termasuk pula periode gejala predormal atau residual. Selama periode
predormal atau residual ini, tanda = tanda dari gangguan mungkin hanya
dimanifestasikan oleh gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang dituliskan dalam
kriteria # dalam bentuk yang lemah.
.
>
,. "i luar gangguan skizoaktif dan gangguan mood
!angguan/gangguan lain dengan ciri psikotik tidak dimasukkan karena7
a) idak ada episode depresif mayor, manik atau episode campuran yang terjadi secara
bersamaan yang terjadi bersama dengan gejala fase aktif
b) 8ika episode mood terjadi selama gejala aktif, maka durasi totalnya akan relatif
singkat bila dibandingkan dengan durasi periode aktif atau residualnya.
.. "i luar kondisi di bawah pengaruh zat atau kondisi medis umum
!angguan tidak disebabkan oeh efek fisiologis langsung dari suatu zat
(penyalahgunaan obat, pengaruh medikasi) atau kondisi medis umum
(- PENATALAKSANAAN
#. erapi somatik
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik.
Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi
pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik sebelum
mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok bagi pasien.
Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan merupakan terapi obat-
obatan pertama yang efekitif untuk mngobati Skizofrenia. Terdapat 3 kategori obat
antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional, newer atypical
antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine).
a) Antipsikotik konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik
konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan
efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain :
1) Haldol (haloperidol)
2) Mellaril (thioridazine)
3) Navane (thiothixene)
4) Prolixin (fluphenazine)
5) Stelazine ( trifluoperazine)
6) Thorazine ( chlorpromazine)
7) Trilafon (perphenazine)
>
?
Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik
konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical
antipsycotic.
Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama, pada
pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan
antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti. Biasanya para ahli
merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. Kedua, bila
pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan Haldol dapat
diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu
(disebut juga depot formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan
terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot
formulation ini tidak dapat digunakan pada newer atypic antipsycotic.
b) Newer atypical antipsycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya
berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik
konvensional. Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain :
1) Risperdal (risperidone)
2) Seroquel (quetiapine)
3) Zyprexa (olanzopine)
Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani pasien-pasien
dengan Skizofrenia.
c) Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal yang
pertama. Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil)
dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek samping
yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat
menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya,
pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara
?
*
reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat
antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran
Nama generik Sediaan Dosis
Klorpromazin Tablet 25 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari
injeksi 25 mg/ml
Haloperidol Tablet 5 mg 0,5 mg, 1,5 mg,5 - 15
mg/hari
Injeksi 5 mg/ml
Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 - 24 mg/hari
Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 - 15 mg/hari
Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu
Levomeprazin Tablet 25 mg 25 - 50 mg/hari
Injeksi 25 mg/ml
Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari
Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari
Sulpirid Tablet 200 mg 300 - 600 mg/hari
Injeksi 50 mg/ml 4 mg/hari
Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1 - 4 mg/hari
Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari
Cara penggunaan:
1) Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek klinis) yang
sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping sekunder.
2) Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan
dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen.
3) Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis yang
sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat
psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis ekivalennya
dimana profil efek samping belum tentu sama.
4) Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya jenis obat
antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek
sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang
5) Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:
o 0nset efek primer (efek klinis) 7 sekitar 2/, minggu
*
5
o 0nset efek sekunder (efek samping) 7 sekitar 2/> jam
o )aktu paruh #2/2, jam (pemberian #/2 kali perhari)
o Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak efek samping
(dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu
kualitas hidup pasien
6) Mulai dosis awal dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2/' hari sampai
mencapai dosis efektif (mulai peredaan sindroma psikosis) dievaluasi setiap 2
minggu dan bila perlu dinaikkan dosis optimal dipertahankan sekitar */#2
minggu (stabilisasi) diturunkan setiap 2 minggu dosis maintanance di pertahankan
> bulan sampai 2 tahun (diselingi drug holiday #/2 hari@mingu) tapering off (dosis
diturunkan tiap 2/, minggu).
7) Untuk pasien dengan serangan sndroma psikosis multi episode terapi pemeliharaan
dapat dibarikan paling sedikit selama 5 tahun.
8) Efek obat psikosis secara relatif berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis
terakhir yang masih mempunyai efek klinis.
9) Pada umumnya pemberian obat psikosis sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan
sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali. Untuk psikosis
reaktif singkat penuruna obat secara bertahap setelah hilangnya gejala dalam kueun
waktu 2 minggu - 2 bulan.
10) Obat antipsikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun
diberikan dalam jangka waktu yang lama, sehingga potensi ketergantungan obat kecil
sekali.
11) Pada penghentian yang mendadak dapat timbul gejala Cholinergic rebound yaitu:
gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain. Keadaan ini
akan mereda dengan pemberian anticholinergic agent (injeksi sulfas atrofin 0,25 mg
IM dan tablet trihexypenidil 3x2 mg/hari)
12) Obat anti pikosis long acting (perenteral) sangat berguna untuk pasien yang tidak
mau atau sulit teratur makan obat ataupun yang tidak efektif terhadap medikasi oral.
Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap 2 minggu pada bulan pertama baru ditingkatkan
menjadi 1 cc setap bulan. Pambarian anti psikosis long acting hanya untuk terapi
stabilisasi dan pemeliharaan terhadap kasus skizpfrenia.
5
13) Penggunaan CPZ injeksi sering menimbulkan hipotensi ortostatik
pada waktu peubahan posisi tubuh (efek alpha adrenergik blokade).
Tindakan mengatasinya dengan injeksi nor adrenalin (effortil IM)
14) Haloperidol sering menimbulkan sindroma parkinson. Mengatasinya
dengan tablet trihexyphenidyl 3-4x2 mg/hari, SA 0,5-0,75 mg/hari.
(Kaplan dan Saddock, 2010)
2. erapi psikososial
a) erapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan
ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan
memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal.
Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat
ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan
di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau
menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat,
dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.
b) erapi berorientasi keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien
skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga
yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan
segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses
pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota
keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang
terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat.
Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan
tentang sifat skizofreniadan dari penyangkalan tentang keparahan
penyakitnya.
#$
Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti
skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian
telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam
menurunkan relaps. Didalam penelitian terkontrol, penurunan angka
relaps adalah dramatik. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga
sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.
c) erapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada
rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok
mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika
atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan
isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes
realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara
suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu
bagi pasien skizofrenia.
d) -sikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual
dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi inilah
membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep
penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai
aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli
terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli
terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.
Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang
ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan
hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali
##
kesepian dan menolak terhadap keakraban dan kepercayaan dan
kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika
seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia,
perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap
kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur
dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau
profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan
kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau
eksploitasi.
#2
&A& III
ILUSTRASI KASUS
A- ANAMNESIS
#. 9dentitas -asien
3ama 7 n. 9!
;mur 7 .. tahun
8enis (elamin 7 Aaki/laki
+gama 7 9slam
-ekerjaan 7 idak bekerja
+lamat 7 3usukan, Surakarta
2. (eluhan ;tama 7 -asien berdiam diri dan tidak berbicara
'. 6iwayat -enyakit Sekarang
+namnesis7
-asien datang dijemput oleh tim 6S8 Surakarta. -enampilan pasien
tidak wajar, rambut acak/acakan, memakai kaos dan celana pendek yang
kotor, tangan dan kaki kotor, kontak dengan pemeriksa kurang. (etika
ditanyakan nama, pasien hanya diam saja sambil melihat tempat tidur, dan
tangannya memainkan seprai. (etika ditanyakan yang lain, pasien tetap
diam. )awancara dihentikan karena pasien tidak kooperatif.
4eteroanamnesis7
-asien dikeluhkan suka berdiam diri, jarang bicara dan sering
tertawa sendiri. -asien mulai mengidap kelainan tersebut sejak kelas ' S"
(,. tahun yang lalu). -asien belum pernah berobat ke 6S (hanya berobat
ke -uskesmas), karena ibu pasien tidak tega. Bmpat hari yang lalu, ibu
pasien meninggal sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien
ke 6S8 Surakarta karena khawatir pasien tidak ada yang merawat dan
ingin pasien segera sembuh. -asien dikatakan sering ngumik/ngumik dan
tertawa sendiri, tetapi jarang berbicara dengan orang yang tidak
#'
dikenalnya secara dekat. &icara pasien tidak nyambung. "ikatakan pasien
ketakutan jika melihat ada orang asing, apalagi jika ada keramaian, pasien
hanya berdiam diri di kamar. -asien dikatakan pernah bersekolah hingga
kelas ' S". (etika di sekolah, pasien sering dimarahi oleh gurunya karena
tidak mau maju ke depan kelas. -asien dikatakan sangat pemalu, keluarga
tidak tahu apakah pasien pernah melihat atau mendengar hal/hal yang
tidak didengar atau dilihat orang lain. 2akan dan minum pasien biasa,
tetapi pasien hanya mau mengambil makanannya sendiri kalau tidak ada
orang di rumahnya. -asien dikatakan bisa mandi sendiri tetapi jarang.
erakhir pasien mandi adalah # bulan yang lalu. "ikatakan di keluarga
pasien tidak pernah ada yang menderita kelainan seperti ini. "ikatakan
pasien pernah mengalami trauma psikis waktu kejadian !'$S@-(9 tahun
#5>.. )aktu itu pasien disuruh sembunyi di dalam rumah sehingga pasien
tidak berani keluar.
,. 6iwayat -enyakit "ahulu
6iwayat penyakit serupa 7 disangkal
6iwayat hipertensi 7 disangkal
6iwayat asma 7 disangkal
6iwayat diabetes mellitus 7 disangkal
.. 6iwayat -enyakit (eluarga
6iwayat penyakit serupa 7 disangkal
6iwayat. hipertensi 7 disangkal
6iwayat diabetes mellitus 7 disangkal
6iwayat alergi 7 disangkal
>. 6iwayat (ebiasaan
6iwayat merokok 7 (C)
6iwayat alkohol 7 disangkal
6iwayat olahraga 7 (C)
#,
&- PEMERIKSAAN (ISIK
(eadaan ;mum7 compos mentis, sakit sedang, gizi cukup
anda :ital7
#. ekanan "arah 7 #'$@*$ mm4g
2. Drekuensi 3adi 7 ?. kali@menit, reguler
'. 6espirasi 7 2$ kali@menit
,. Suhu 7 '?,2E1
-F (epala dan Aeher 7 normal
-F horaks 7
/ -engembangan dinding dada kanan dan kiri sama
/ Dremitus raba meningkat pada dinding dada kanan
/ -erkusi redup pada dinding dada kanan
/ +uskultasi terdengar suara vesikuler meningkat
/ +uskultasi terdengan suara ronkhi basah
-F +bdomen 7 normal
-F Bkstremitas 7 normal
Status neurologis 7 dalam batas normal
Status psikiatri 7
(esan ;mum 7
#. -enampilan tidak wajar, roman muka sesuai umur, kontak dengan
pemeriksa kurang.
2. (esadaran 7 8ernih
'. 2ood@+fek 7 &elum dapat dievaluasi
,. -roses -ikir
a. &entuk pikir 7 belum dapat dievaluasi
b. +rus pikir 7 mutisme
c. 9si pikir 7 belum dapat dievaluasi
.. -ersepsi 7 belum dapat dievaluasi
>. "orongan 9nstingtual 7 insomnia ada, hipobulia ada, riwayat raptus ada
#.
?. -sikomotor 7 meningkat saat pemeriksaan

C- DIAGNOSIS
+ksis 9 7 Skizofrenia paranoid (D 2$.$)
+ksis 99 7 1iri kepribadian tertutup
+ksis 999 7 idak ada diagnosa
+ksis 9: 7 masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
+ksis : 7 !+D '$/2#
D- TU,UAN TERAPI
2enyeimbangkan dopamin yang berada di dalam otak serta meminimalisasi
efek samping obat.
E- TERAPI
6S;" dr. 20B)+6"9
#' 2ei 2$#'
6@ 6isperdal tab enterik mg # 3o. 999
G 2 dd tab #@2 ' hari pertama
6@ 6isperdal tab enterik mg # no :99
G 2 dd tab # ? hari selanjutnya
-ro 7 n. 9! (.. tahun)
#>
&A& I)
PEM&AHASAN
"- RISPERDONE
Me*. Da/an/
6isperdal, -ersidal, Hofredal, 3eripros, 3oprenia
A.si Dan (a*0a.1l1/i .linis:
6isperidone adalah turunan dari benzisoFazole yang merupakan opat
atipikal pertama yang diedarkan dianggap sangat efektif untuk
menurunkan gejala psikotik negatif fan positif((elly and )einer, 2$$*).
6isperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan afinitas
tinggi terhadap reseptor serotonergik ./42 dan dopaminergik "2.
6isperidone berikatan dengan reseptor I#/adrenergik. 6isperione tidak
memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik
6isperidone dianggap mempunyai efektivitas yang sama dengan
haloperidol dengan efek samping yang lebih rendah.
(a*0a.1.inei.:
6isperidone diabsorpsi sempurna setelah pemberian oral, konsentrasi
plasma puncak dicapai setelah #/2 jam. +bsorpsi risperidone tidak dipengaruhi
oleh makanan. "i plasma, risperidon terikat dengan albumin dan alfa #
glikoprotein. 9katan protein plasma sekitar 5$%. 6isperidone secara ekstensif
dimetabolisme di hati oleh enzim 1J-2"> menjadi metabolitnya 5/
hidroksirisperidone
)aktu paruh eliminasi dari fraksi antipsikotik yang aktif adalah 2, jam.
Studi risperidone dosis tunggal menunjukkan konsentrasi zat aktif dalam plasma
yang lebih tinggi dan eliminasi yang lebih lambat pada lanjut usia dan pada pasien
#?
dengan gangguan ginjal. (onsentrasi plasma tetap normal pada pasien dengan
gangguan fungsi hati. 6isperidone sebagian besar di ekskresi lewat urin.
Indi.asi Dan Pen//unaan Klinis:
erapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada kondisi psikosis yang
lain, dengan gejala/gejala tambahan (seperti< halusinasi, delusi, gangguan pola
pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau dengan gejala/gejala negatif
yang terlihat nyata (seperti< blunted affect, menarik diri dari lingkungan sosial dan
emosional, sulit berbicara). 8uga mengurangi gejala afektif (seperti< depresi,
perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.
K1n*a2Indi.asi:
4ipersensitif terhadap risperidone
Ine*a.si O3a:
4ati/hati pada penggunaan kombinasi dengan obat/obat yang bekerja pada
SS- dan alkohol.
6isperidone mempunyai efek antagonis dengan levodopa atau agonis
dopamin lainnya.
(arbamazepin dapat menurunkan kadar plasma risperidone.
1lozapine dapat menurunkan bersihan risperidone.
Dluoksetin dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari fraksi antipsikotik
(risperidone dan 5/hydroFy/risperidone) dengan meningkatkan konsentrasi
risperidone.
E4e. SSP lain:
Jang umum terjadi7 insomnia, agitasi, rasa cemas, sakit kepala.
Bfek samping lain7 somnolen, kelelahan, pusing, konsentrasi terganggu,
konstipasi, dispepsia, mual@muntah, nyeri abdominal, gangguan
#*
penglihatan, priapismus, disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi, disfungsi
orgasme, inkontinensia urin, rinitis, ruam dan reaksi alergi lain.
&eberapa kasus gejala ekstrapiramidal mungkin terjadi (namun insiden
dan keparahannya jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan
haloperidol), seperti7 tremor, rigiditas, hipersalivasi, bradikinesia,
akathisia, distonia akut. 8ika bersifat akut, gejala ini biasanya ringan dan
akan hilang dengan pengurangan dosis dan@atau dengan pemberian obat
antiparkinson bila diperlukan.
Seperti neuroleptik lainnya, dapat terjadi neuroleptic malignant syndrome
(namun jarang), ditandai dengan hipertermia, rigiditas otot, ketidakstabilan
otonom, kesadaran berubah dan kenaikan kadar 1-(, dilaporkan pernah
terjadi. &ila hal ini terjadi, penggunaan obat antipsikotik termasuk
risperidone harus dihentikan.
(adang/kadang terjadi orthostatic dizziness, hipotensi termasuk ortostatik,
takikardia termasuk takikardia reflek dan hipertensi.
6isperidone dapat menyebabkan kenaikan konsentrasi prolaktin plasma
yang bersifat dose/dependent, dapat berupa galactorrhoea, gynaecomastia,
gangguan siklus menstruasi dan amenorrhoea.
(enaikan berat badan, edema dan peningkatan kadar enzim hati kadang/
kadang terjadi.
Sedikit penurunan jumlah neutrofil dan trombosit pernah terjadi.
-ernah dilaporkan namun jarang terjadi, pada pasien skizofrenik7
intoksikasi air dengan hiponatraemia, disebabkan oleh polidipsia atau
sindrom gangguan sekresi hormon antidiuretik (+"4)< tardive dyskinesia,
tidak teraturnya suhu tubuh dan terjadinya serangan.
D1sis u0u0
4ari ke/# 7 2 mg@hari, #/2 F sehari
4ari ke/2 7 , mg@hari, #/2 F sehari (titrasi lebih rendah dilakukan pada
beberapa pasien
#5
4ari ke/' 7 > mg@hari, #/2 F sehari
"osis optimal 2 F 2/, mg sehari
"osis di atas #$ mg@hari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah
dan bahkan mungkin dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. "osis di
atas #$ mg@hari dapat digunakan hanya pada pasien tertentu dimana
manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding dengan risikonya. "osis di
atas #> mg@hari belum dievaluasi keamanannya sehingga tidak boleh
digunakan.
-enggunaan pada penderita geriatrik, juga penderita gangguan fungsi
ginjal dan hati7 "osis awal7 $,. mg, 2 F sehari
"osis dapat disesuaikan secara individual dengan penambahan $,. mg, 2 F
sehari (hingga mencapai #/2 mg, 2 F sehari)
-enggunaan pada anak7 -engalaman penggunaan pada anak/anak usia di
bawah #. tahun belum cukup.
2$
KESIMPULAN
"- Skizofren adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental
berulang yang ditandai dengan gejala psikotik yang khas dan oleh
kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri.
#- Skizofren disebabkan oleh ketidakseimbangan dopamin yang berada dalam
otak.
%- -rinsip pengobatan skizofrenia terdiri atas pengobatan farmakologi dan
pengobatan non/farmakologi
2#
DA(TAR PUSTAKA
6ahardja, (irana dan an 4oay jay (2$$?). 0bat obat penting7 (hasiat,
penggunaan dan efek/efek sampingnya. 8akarta7 !ramedia, pp7 ,,5/,.5
9S0 9ndonesia volume ,.. 2$#$ s@d 2$##.
!aniswarna, Sulistia ! (2$$?). Darmakologi dan erapi. 8akarta7 ;9 -ress
(aplan 4, Saddock &, !rebb 8 (2$#$). (aplan dan Saddock7 Sinopsis -sikiatri
9lmu -engetahuan -sikiatri (linis. 8akarta7 &inarupa +ksara
(elly, "eana dan Blaine )einer (2$$*). -harmacotherapy7 -rinciples and
-ractice. Singapore7 2c !raw/4ill. -p7 .,5/.>?
22

You might also like