You are on page 1of 42

TUGAS AKHIR

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7
Oleh :
RACHMAWATY ASRI (3109 106 044)
Dosen Pembimbing:
Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Ir. Isdarmanu, M.Sc
PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2012
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Tinjauan Pustaka
Bab 3. Metode Penyelesaian
Bab 4. Pembebanan Sturktur Sekunder
Bab 5. Pembebanan Struktur Utama
Bab 6. Perencanaan Sambungan
Bab 7. analisa Xtract v2.6.2
Bab 8. analisa Abaqus 6.7
Bab 9. Kesimpulan dan Saran
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perencanaan struktur, hampir semua balok hanya dirancang memikul
momen lentur dan geser pada sumbu mayor saja, sedangkan dalam arah minor
balok dianggap menyatu dengan lantai sehingga tidak diperhitungkan.
Dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah minor (penampang
bi-aksial) termasuk jika timbul torsi.
Terjadinya torsi pada tepi balok akibat beban lateral yang tidak seimbang
mengakibatkan tekuk semakin besar.
Fenomena tekuk biasanya disebabkan oleh balok baja yang sangat tipis
sehingga mudah mengalami tekuk oleh karena itu dibutuhkan perhitungan
analisa struktur pada profil baja yang mampu menerima torsi
Latar Belakang
Analisa struktur menggunakan program SAP2000 versi 14. Untuk analisa
penampang dengan menggunakan program Xtract versi 2.6.2 dan analisa
perilaku elemen struktur menggunakan program Abaqus 6.7.
Difokuskan untuk mempelajari perilaku struktur bangunan gedung khususnya
elemen struktur balok yang mengalami tekuk torsi lateral karena dalam
perencanaan struktur, terjadinya tekuk dapat mengurangi kapasitas dari balok
sehingga balok berdeformasi dan mengalami tekuk.
Desain profil menggunakan profil wide flange (WF) karena pada perencanan
struktur bangunan baja untuk desain struktur utamanya lebih banyak
menggunakan profil WF dibandingkan profil yang lain, selain itu profil WF
cenderung lebih menekuk pada bagian badan dibandingkan sayapnya akibat
lenturan pada balok baja.
Perumusan masalah
Permasalahan yang akan ditinjau dalam studi perilaku tekuk torsi lateral
pada balok baja bangunan gedung dengan menggunakan Abaqus 6.7 ini antara
lain:
1. Bagaimana menganalisa struktur bangunan baja khususnya pada elemen
struktur balok dengan menggunakan program SAP2000 versi 14?
2. Bagaimana menganalisa elemen struktur balok baja profil WF yang mengalami
tekuk torsi lateral dengan rumus empiris?
3. Bagaimana menganalisa penampang balok baja profil WF dengan
menggunakan program Xtract versi 2.6.2?
4. Bagaimana mengetahui perilaku yang terjadi pada elemen struktur balok baja
yang mengalami tekuk torsi lateral dengan menggunakan program Abaqus
6.7?
5. Bagaimana membandingkan perilaku elemen struktur portal khususnya pada
balok dengan variasi beban lateral?
Tujuan
Dari permasalahan yang ada diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam studi perilaku tekuk torsi lateral pada balok baja bangunan gedung
dengan menggunakan Abaqus 6.7 ini adalah:
1. Dapat menganalisa struktur bangunan baja khususnya pada elemen struktur
balok dengan menggunakan program SAP2000 versi 14.
2. Dapat menganalisa elemen struktur balok baja profil WF yang mengalami
tekuk torsi lateral dengan rumus empiris.
3. Dapat menganalisa penampang balok baja profil WF dengan menggunakan
program Xtract versi 2.6.2.
4. Dapat mengetahui perilaku yang terjadi pada elemen struktur balok baja yang
mengalami tekuk torsi lateral dengan menggunakan program Abaqus 6.7.
5. Dapat membandingkan perilaku elemen struktur balok dengan variasi beban
lateral.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam studi perilaku tekuk torsi lateral pada
balok baja bangunan gedung dengan menggunakan Abaqus 6.7 ini
adalah:
1. Hanya mempelajari perilaku elemen struktur balok yang mengalami
tekuk torsi lateral saja.
2. Tidak membahas rencana anggaran biaya dan metode pelaksanaan.
3. Tidak membahas struktur bangunan bawah (pondasi).
4. Analisa struktur menggunakan program SAP2000 versi 14, dan untuk
minor analysis menggunakan program Xtract versi 2.6.2 dan Abaqus
6.7.
TINJAUAN PUSTAKA
Jika sebuah balok menerima beban yang terus bertambah searah
sumbu y (pada bidang badan profil), maka pada suatu saat secara tiba-
tiba akan terjadi perpindahan lateral dan torsi pada balok tersebut
sehingga terjadilah tekuk torsi lateral (lateral torsional buckling).
Tekuk torsi lateral adalah kondisi batas yang menentukan kekuatan
sebuah balok. Sebuah balok mampu memikul momen maksimum
hingga mencapai momen plastis (M
p
). Tercapai atau tidaknya momen
plastis, keruntuhan dari sebuah struktur balok adalah salah satunya
peristiwa berikut:
Tekuk lokal dari sayap tekan
Tekuk lokal dari badan dalam tekan lentur
Tekuk torsi lateral
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
METODE
PENYELESAIAN
Metode Penyelesaian
A
Mulai
Tidak
Studi literatur
Preliminary desain
Pembebanan Struktur
(PPIUG 1983, SNI 03-1729-2002)
Analisa Struktur
(SAP2000 versi 14)
Kontrol Penampang
(SNI 03-1729-2002)
Ya
A
Analisa Penampang Balok
(Xtract versi 2.6.2)
Analisa Perilaku Balok (Abaqus 6.7)
Visualisasi Gambar (Hasil)
Selesai
Perbandingan Perilaku Balok dengan variasi beban
lateral
Preliminary Desain
Gambar 1. Tampak atas bangunan
Kolom WF350x350x12x19
Balok Melintang WF600x200x11x17
Balok Memanjang WF400x200x7x11
Balok Memanjang WF300x200x8x12
Gambar 2. Potongan memanjang
-
+0,00
+5,00
+10,00
Preliminary Desain
Gambar 3. Potongan melintang
+10,00
+5,00
+0,00
-
Portal yang
dimodelkan
pada
Abaqus 6.7
Preliminary Desain
Pada Tugas Akhir ini untuk analisa dengan menggunakan Abaqus 6.7 dimodelkan
dalam bentuk portal 3D. Daerah yang ditinjau untuk menentukan deformasi,
tegangan dan regangan adalah sebagai berikut:
Permodelan pada Abaqus 6.7
1 3 2
Gambar 4. Permodelan portal 2D
1 3 2
Gambar 5. Permodelan portal 3D pada Abaqus 6.7
Analisa Struktur
Pada tahap ini dilakukan
pemodelan dan analisa linier
struktur dengan menggunakan
SAP2000 versi 14 berdasarkan
preliminary desain dan
pembebanan yang telah
direncanakan.
Gambar 6. Permodelan SAP 2000 v14
PEMBEBANAN
STRUKTUR
Lantai atap
pelat (8x5) m
2
: beban mati = 391,1 kg/m
2
beban Hidup = 75,433 kg/m
2
pelat (6x5) m
2
: beban mati = 319,1 kg/m
2
beban Hidup = 85,627 kg/m
2
Lantai 1
pelat (8x5) m
2
: beban mati = 470,1kg/m
2
beban Hidup = 223,75 kg/m
2
pelat (6x5) m
2
: beban mati = 398,1 kg/m
2
beban Hidup = 244,139 kg/m
2
Pembebanan Struktur
Kombinasi Pembebanan
Peraturan pembebanan menggunakan RSNI2 03-1726-201x dengan
kombinasi pembebanan sebagai berikut:
COMB 1 : 1,4 D
COMB 2 : 1,2 D + 1,6 L
COMB 3 : 1,2 D + 0,5 L +1,3 W
COMB 4 : 1,2 D + 0,5 L - 1,3 W
COMB 5 : 1,2 D + 1 L + 1 E
COMB 6 : 1,2 D + 1 L - 1 E
COMB 7 : 0,9 D + 1E
COMB 8 : 0,9 D - 1E
dimana :
D = Beban Mati L = Beban Hidup
W = Beban Angin E = Beban Gempa
ANALISA STRUKTUR
Dimensi Struktur Utama
Balok Induk Melintang
Dimensi balok induk = WF 600x200x11x17
Balok Induk Memanjang
Dimensi balok induk = WF 400x200x7x11
Kolom
Dimensi kolom = WF 350x350x12x19
Analisa Struktur Balok
Kontrol Dimensi Balok Induk
Gaya maksimum balok berada pada frame 216 combo 5 (1,2 D+1 L+1 E) :
Mu
kanan
= -33197,342 kg.m
Vu
kanan
= 15758,516 kg.m
Kontrol Kekuatan Penampang (Local Buckling)
Kontrol tekuk lokal
Sayap :
Badan :
Profil penampang kompak, maka M
n
= M
p
Kontrol tekuk lateral
L
b
= 400
L
p
= 205,095 L
p
< L
b
< L
r
bentang menengah (perilaku inelastis)
L
r
= 605,408
=

=
200
2 17
= 5,88 <

=
170

=
170
250
= 10,75
=

=
522
11
= 47,45 <

=
1680

=
1680
250
= 106,25
Faktor distribusi momen :
MA MB MC Mmax
8m
8748,236 kgm
33197,342 kgm

=
12.5

2.5

+3

+4

+3

2,3
=
12,5 33197,342
2,5 33197,342 + 3 7470,71 + 4 15476,69 + 3 24052,24
= 1,733 2,3

= 1,73346620 +71575 46620


605,408 400
605,408 205,095
= 102983,3 kgm 71575 kgm
Dipakai nilai

= 71575 kgm

<

33197,342 kgm < 0,9 71575 = 64417,5 kgm

= 25902500 700 = 4662000 kgcm

= 2863 2500 = 7157500 kgcm


Kuat nominal komponen struktur :
Analisa Struktur Balok
Kontrol Lendutan
Lendutan ijin

240
=
800
240
= 3,33

=
5
2
48

0,1


=
5800
2
482.10
6
77600
12851,48 0,110038,57 +14216,33
= 0,00448 < 3,33

1100


522
11

1100
250
47,455 69,57 geser plastis

= 0,6

= 0,6 2500 60 1,1 = 99000 kg


Syarat :

<

= 15758,516 kg < 0,9 99000 kg


15758,516 kg < 89100 kg
Kontrol Kuat Geser
Analisa Struktur Balok
DESAIN SAMBUNGAN
Sambungan Balok Anak dengan Balok Induk
Profil Balok Anak : WF 300x200x8x12
Profil Balok Induk : WF 600x200x11x17
Direncanakan : profil siku 60x60x6
(fu
b
= 8250 kg/cm
2
)
Baut 16 mm (A
baut
= 2,0106 cm
2
)
Dipasang 2 baut pada setiap sisi
Desain Sambungan
WF 300X200X8X12
60X60X6
16 mm
Tulangan negatif
-200
WF 600x200x11x17
Gambar 7. Sambungan balok anak dengan balok induk
Sambungan Balok Induk dengan Kolom
Desain Sambungan
WF 600x200x11x17
W
F

3
5
0
x
3
5
0
x
1
2
x
1
9
30 mm
30 mm
30 mm
30 mm
20 mm
L 100x100x10
T 900x300x16x28
T 900x300x16x28
Potongan profil
WF 600x200x11x17
Gambar 8. Sambungan balok indukdengan kolom
Direncanakan menggunakan :
Baut : A 325
Mutu baut : 8250 kg/cm
2
Ulir pada bidang geser (r
1
= 0,5)
Siku penyambung 100 x100 x10
Profil T 900x300x16x28
Diameter baut : 20 (pelat siku)
20 (profil T)
ANALISA KAPASITAS
PENAMPANG
(XTRACT V2.6.2)
Analisa Xtract v2.6.2
Analisa Kapasitas Penampang Balok
Dari hasil Analysis Report penampang
balok WF 600x200x11x17 dapat dilihat
bahwa, Kuat momen nominal :
Mn =
Maka,
746,7 10
3
= 74670

= 0,9 7467000 = 6720300 kgcm


Gambar 9. Hasil Analysis Report pada Xtract v2.6.2
ANALISA PERILAKU BALOK
(ABAQUS 6.7)
Pada Abaqus 6.7 untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada
struktur portal dapat ditunjukkan dengan melihat warna pada struktur
portal tersebut. Semakin merah warnanya maka tegangan yang terjadi
semakin besar. Berikut ini hasil visualisasi akibat beban lateral mula-
mula.
Analisa Perilaku Balok
Gambar 10. Hasil visualisasi akibat beban lateral awal
Analisa Perilaku Balok
Gambar 11. Hasil visualisasi akibat beban lateral (15ton) Gambar 12. Hasil visualisasi akibat beban lateral (20ton)
Gambar 13. Hasil visualisasi akibat beban lateral (25ton) Gambar 14. Hasil visualisasi akibat beban lateral (30ton)
Analisa Perilaku Balok
Gambar 15. Hasil visualisasi akibat beban lateral (35ton) Gambar 16. Hasil visualisasi akibat beban lateral (40ton)
Gambar 17. Hasil visualisasi akibat beban lateral (45ton) Gambar 18. Hasil visualisasi akibat beban lateral (50ton)
Analisa Perilaku Balok
-250
-200
-150
-100
-50
0
50
0 5 10 15 20 25 30 35 40
D
i
s
p
l
a
c
e
m
e
n
t

(
m
m
)
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Displacement (titik 1)
U1
U2
U3
-250
-200
-150
-100
-50
0
50
0 5 10 15 20 25 30 35 40
D
i
s
p
l
a
c
e
m
e
n
t

(
m
m
)
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Displacement (titik 2)
U1
U2
U3
-250
-200
-150
-100
-50
0
50
0 5 10 15 20 25 30 35 40
D
i
s
p
l
a
c
e
m
e
n
t

(
m
m
)
Variasi Beban Lateral (N/mm2)
Displacement (titik 3)
U1
U2
U3
Gambar 20. grafik displacement akibat beban lateral pada titik 1, 2 dan 3
Analisa Perilaku Balok
Gambar 21. Grafik tegangan akibat beban lateral pada titik 1, 2 dan 3
-170
-150
-130
-110
-90
-70
-50
-30
-10
10
30
50
70
0 5 10 15 20 25 30 35 40
T
e
g
a
n
g
a
n

(
M
P
a
)
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Tegangan (titik 1)
S11
S22
S33
S12
S13
S23
-200
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
0 5 10 15 20 25 30 35 40
T
e
g
a
n
g
a
n

(
M
P
a
)
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Tegangan (titik 3)
S11
S22
S33
S12
S13
S23
-130
-120
-110
-100
-90
-80
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
0 5 10 15 20 25 30 35 40
T
e
g
a
n
g
a
n

(
M
p
a
)
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Tegangan (titik 2)
S11
S2
2
S3
3
S12
Analisa Perilaku Balok
Gambar 22. Grafik regangan akibat beban lateral pada titik 1, 2 dan 3
-0.000900
-0.000750
-0.000600
-0.000450
-0.000300
-0.000150
0.000000
0.000150
0.000300
0.000450
0.000600
0.000750
0 5 10 15 20 25 30 35 40
R
e
g
a
n
g
a
n
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Regangan (titik 1)
E11
E22
E33
E12
E13
E23
-0.00070
-0.00060
-0.00050
-0.00040
-0.00030
-0.00020
-0.00010
0.00000
0.00010
0.00020
0.00030
0 5 10 15 20 25 30 35 40
R
e
g
a
n
g
a
n
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Regangan (titik 2)
E11
E22
E33
E12
E13
E23
-0.0080
-0.0070
-0.0060
-0.0050
-0.0040
-0.0030
-0.0020
-0.0010
0.0000
0.0010
0.0020
0.0030
0 5 10 15 20 25 30 35 40
R
e
g
a
n
g
a
n
Variasi Beban Lateral (N/mm
2
)
Regangan (titik 3)
E11
E22
E33
E12
E13
E23
Dari hasil analisis SAP 2000 v14 dan perhitungan yang telah dilakukan pada
struktur bangunan gedung, perencanaan dimensi profil pada balok anak (WF
300x200x8x12), balok induk melintang (WF 600x200x11x17), balok induk
memanjang (WF 400x200x7x11) dan kolom (WF 350x350x12x19) sudah
memenuhi kontrol kekuatan profil.
Dari hasil perhitungan manual dan analisa menggunakan Xtract v2.6.2 dapat
disimpulkan bahwa pada penampang balok, momen nominal hasil Xtract jauh
lebih besar dibandingkan hasil perhitungan manual.
Dari hasil analisa perilaku balok mengalami displacement maksimum pada
arah Y (U2) sebesar 8,377 mm yang ditinjau ditengah bentang balok (titik 2)
dengan beban lateral mula-mula sebesaru 9,05 ton (6,817 N/mm
2
).
Kesimpulan
Untuk nilai tegangan yang terjadi pada balok didapatkan hasil tegangan
maksimum berada pada pertemuan balok dengan kolom (titik 3). Dengan
beban lateral sebesar 50 ton (37,655 N/mm
2
), balok mengalami tegangan
sebesar 593 MPa pada arah Z (S33), hal tersebut membuktikan bahwa balok
sudah mengalami kelelehan. Dari hasil nilai regangan yang terjadi diperoleh
penampang balok mengalami regangan maksimum pada pertemuan antara Y
dan Z (E23) yaitu sebesar -0,00778.
Dengan diberikannya variasi beban lateral yang semakin bertambah maka
displacement, tegangan dan regangan yang terjadi ikut mengalami kenaikan
hingga melebihi batas leleh dari penampang tersebut.
Kesimpulan
Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk mengetahui perilaku balok
agar menghasilkan perencanaan struktur yang lebih baik. Seperti dengan
memasang stiffener pada daerah joint antara balok dan kolom agar kelelehan
akibat beban lateral yang semakin bertambah tidak terjadi dan usahakan sendi
plastis terjadi pada muka balok.
Gaya momen pada balok perlu dimodelkan dengan gaya geser kolom yang
dijadikan momen kopel agar gaya momen dapat terdefinisikan.
Pada tahap pengisian Plastisitas Material pada tahap property, sebaiknya nilai
yield stress (f
y
) dan plastic strain perlu ditambahkan hingga mencapai kondisi
putus (f
u
) agar saat diberi beban yang semakin besar perilaku struktur yang
terjadi tidak linier.
Perlu dilakukan imperfection case pada Abaqus 6.7 agar tekuk torsi lateral
dapat terjadi pada balok.
Saran
TERIMA KASIH

You might also like