Professional Documents
Culture Documents
Assalamu’alaikum Wr Wb
Syukur alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa,
bahwa atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, kita diberi kesempatan menghadiri
acara Silaturahmi Akbar Keluarga Ikatan Alumni Magister Manajemen Universitas
Sriwijaya Palembang. Tema yang diberikan kepada saya adalah Pembangunan
Ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel), yang apabila boleh saya tambahkan,
Pembangunan Ekonomi Sumsel dalam Perspektif Pembangunan Nasional.
Kiranya, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah “pembangunan”. Sejak
awal kita menyadari bahwa pembangunan ekonomi, merupakan bagian integral
dari pembangunan di bidang-bidang lainnya, yang senantiasa dilakukan melalui
perencanaan-perencanaan pembangunan oleh pemerintah.
1
Pembangunan ekonomi nasional kita, apabila kita tengok dari perjalanan
sejarah dan pengalaman pembangunan kita sebagai bangsa, terkait erat dengan
perkembangan politik yang pasang naik dan pasang surut. Pada masa
kepemimpinan Presiden Soekarno pembangunan nasional kita lebih mengarah
kepada adagium “politik sebagai panglima”, kemudian di masa Orde Baru, ketika
pembangunan ekonomi dirasakan membutuhkan suatu stabilitas politik dan
keamanan yang ditegakkan secara ketat oleh negara (state), pembangunan
nasional kita mengarah kepada adagium “ekonomi sebagai panglima”.
Pada masa reformasi, yang hadir tak lepas dari kondisi perekonomian
nasional yang terpuruk, akibat tidak berdayanya fundamental ekonomi nasional
menghadapi gempuran krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi
dan politik, kesempatan untuk mengevaluasi pendekatan-pendekatan
pembangunan ekonomi selama ini menjadi demikian terbuka. Kita mencatat
sejumlah perubahan penting sebagai berikut:
2
di laksanakan. Dalam kehidupan politik yang demokratis, dimana berbagai
jenis pemilihan umum dilakukan, maka prasyarat stabilitas politik (dan
keamanan) juga dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang
demokratis, bukan represif. Namun demikian, di alam demokrasi-
konstitusional yang menekankan nilai-nilai kebebasan dan tanggungjawab,
kepastian dan penegakan hukum harus tetap dilakukan secara tegas, sesuai
dengan kaidah yang berlaku.
Ketiga, pembangunan nasional kita di era reformasi ini tidak lagi dipandu
oleh GBHN yang ditetapkan oleh lembaga MPR untuk jangka waktu lima
tahun. Dengan adanya Amandemen UUD 1945 dimana telah terjadi
perubahan kewenangan dan peran MPR dan Presiden, GBHN tidak berlaku
lagi. Sebagai gantinya, sebagaimana diatur dalam UU No. 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dinyatakan bahwa
penjabaran dari tujuan dibentuknya Republik Indonesia seperti dimuat
dalam Pembukaan UUD 1945 dituangkan dalam bentuk RPJP (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang) dengan skala waktu 20 tahun, yang
kemudian dijabarkan dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah), yaitu perencanaan dengan skala waktu lima tahun. Di tingkat
daerah, Pemda harus menyusun sendiri RPJP dan RPJM Daerah, dengan
merujuk kepada RPJP Nasional. Dalam konteks inilah, pembangunan
daerah, termasuk di dalamnya pembangunan ekonomi Sumsel
direncanakan dan diproyeksikan. Sehingga pembangunan daerah tetap
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang diharapkan
berdampak positif tidak saja bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
daerah, tetapi juga kepada makin eratnya kekokohan kita sebagai bangsa
yang luas dan majemuk.
3
pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output
produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-
perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor
perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan dan teknik.
4
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Sebagaimana kita ketahui, Sumsel merupakan salah satu provinsi yang strategis
dan prospektif dalam pembangunan ekonomi, tidak hanya di kawasan Sumatera
dan Indonesia, tetapi juga di lingkup regional ASEAN. Oleh karena itulah
diharapkan di masa depan Sumsel benar-benar kokoh sebagai salah satu pusat
pertumbuhan ekonomi tidak saja di Sumatera tetapi juga secara nasional dan
dalam lingkup regional.
5
menurun, meskipun kontribusinya dalam pembentukan PDRB masih cukup besar,
yaitu rata-rata 24%. Di sisi lain, sektor pertanian yang didominasi oleh sub sektor
perkebunan karet dan kelapa sawit telah menunjukkan kemajuan yang cukup
pesat. Tercatat juga, sektor-sektor dominan tumbuh relatif moderat, sedangkan
sektor-sektor yang memiliki prospek cukup baik tumbuh relatif tinggi adalah
sektor pengangkutan, komunikasi, jasa-jasa, keuangan, dan bangunan.
6
serta kerjasama pembangunan yang akan mempercepat keseimbangan
pembangunan antar-wilayah, sehingga memiliki peran strategis untuk
mempertahankan kesatuan wilayah. Strategi ini juga dimaksudkan untuk
mendorong pembangunan politik, hukum dan HAM, keamanan dan ketertiban
dan perlindungan masyarakat serta pembinaan pluralisme masyarakat Sumsel.
7
(migas), kehutanan, perikanan, kelautan dan peternakan, dan industri pengolahan
hasil hutan.
Cadangan minyak bumi tercatat sebesar 5.032.992 Metrik Stock Tank Barrel
(MSTB) atau Minyak bumi sebanyak 5,03 milyar Barel (10% cadangan
nasional). Cadangan terbesar terdapat di Kabupaten Muara Enim sebanyak
2.938.841 MSTB dan di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 1.255.945
MSTB.
8
Apabila melihat potensi ekonomi tersebut, maka Sumsel akan menjadi
“provinsi kaya”, manakala berbagai potensi sumberdaya alam yang ada tersebut
dapat terkelola dengan baik, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Namun, apabila kita lihat kondisi masyarakat Sumsel dewasa ini,
maka realitas obyektif yang kita temui masih serba-memprihatinkan, antara lain
ditandai dengan masih banyaknya penduduk miskin yaitu mencapai 1,3 juta jiwa
atau sekitar 18,84% dari total penduduk sebanyak 6,9 juta jiwa.
Di sisi lain, Provinsi Sumsel juga memiliki potensi besar yang selaras dengan
upaya provinsi ini yang hendak menjadikan Sumsel sebagai Lumbung Pangan.
Program Lumbung Pangan merupakan serangkaian aktivitas terpadu di bidang
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan kehutanan termasuk agroindustri dan pemasarannya dalam kerangka sistem
9
dan usaha agribisnis untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi
melalui peningkatan investasi dan ekspor sektor pertanian, meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
10
proses distribusi produk-produk andalan Sumsel, baik produk-produk industri,
pertanian, dan manufaktur dalam skala besar.
11
Oleh sebab itulah, peran Pemda dalam mengembangkan perekonomian
harus ditingkatkan, dengan menciptakan iklim yang kondusif, disertai regulasi
yang memudahkan akses permodalan, bahan baku dan pemasaran. Tanpa
melawan prinsip ekonomi pasar yang berpihak pada pemodal besar, pemerintah
harus melakukan regulasi yang tepat berupa affirmative action kepada para
pelaku sektor UMKM dan koperasi agar mampu bersaing dan berkembang di
tengah-tengah kompetisi ekonomi pasar, yang bekerja dengan logika globalisasi.
H. MARZUKI ALIE
12