You are on page 1of 13

GAYA KERJA KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KERJA

TERHADAP MOTIVASI KERJA PADA P.T. SIWI


Teman Koesmono*
Perilaku manusia merupakan bentuk tindakan yang nyata
dalam memenuhi tuntutan hidupnya baik secara materiil
maupun moril, maka dalam perubahan kehidupan akan diikuti
oleh peningkatan kepentingan yang dilakukan oleh seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari interaksi dengan orang dengan
orang lain dan lingkungannya. Sehingga menyesuaikan diri
perlu dilakukan. Untuk itu kesadaran mensosialisasikan diri
sangat penting agar terjadi suasana yang kondusif. Kendala
pada saat manusia harus memenuhi kebutuhannya adalah
kelengkapan/terbatasnya scarcity! sumber daya. "adi tidak
semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan kepuasan masing-
masing orang. Khususnya kebutuhan non materiil merupakan
nilai-nilai yang abstrak namun sangat penting peranannya untuk
mendorong seseorang agar dapat berbuat seperti yang
dikehendaki oleh yang menginginkan. Setiap indi#idu memiliki
dorongan yang tinggi dalam melaksanakan kegiatannya, apabila
orang yang sanggup sebagai pemimpin dan suasana kerja
memberikan jaminan yang nyaman. Kesadaran sebagai
pemimpin agar dapat mengakomodasi kepentingan pengikutnya
dalam melaksanakan tugasnya merupakan hal yang $ajar,
apabila pemimpin tidak memperoleh pengakuan dari
pengikutnya semua tindakan tidak akan ada maknanya. Pada
intinya bah$a seseorang akan memiliki semangat yang tinggi
dalam melaksanakan ke$ajiban apabila pimpinan dan
lingkungan kerja menyatu dan memiliki citra kebersamaan dam
dalam mencapai kesuksesan yang berdasarkan etika dan moral
serta diterima oleh semua orang yang berada dalam
lingkungannya.
Kata Kunc% perilaku, kelengkapan, kebutuhan, pengikut,
lingkungan.
Pen!a"u#uan
dalam mengelola organisasi sat ini menurut adanya
perubahan-perubahan dari yang tradisional menjadi yang
modern. Perubahan manajemen dalam suatu organisasi atau
perusahaan aka terjadi dengan baik apabila lingkungan yang
ada mendukung sepenuhnya baik dari tingkat atas maupun dari
tingkat ba$ah. Dalam menghadapi perubahan tentunya sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor yang memberikan
andil untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perilaku indi#idu
dalam suatu organisasi akan memiliki hubungan yang erat
dengan kondisi lingkungannya. &danya kepentingan indi#idu
yang mendasari seseorang untuk melakukan tindakan atau
berperilaku selain itu didukung pula oleh stimulus yang
datangnya dari intern atau ekstern. "ika dilihat dari kepentingan
indi#idu. Stimulus yang ada dapat berupa kebutuhan material
dan non material dan untuk keseimbangan antara kedua
kebutuhan tersebut hendaknya harus diatur melalui kesadaran
pribadi yang tinggi agar dalam bertindak tidak menyimpang dari
etika dan moral. Pada umumnya dan yang pertama ba$ha
indi#idu akan terangsang oleh kebutuhan ekonomi yaitu pangan,
sandang , papan, dan lainnya yang berhubungan dengan
kebutuhan psikis. Kebutuhan non metarial tidak kalah
pentingnya misalnya ketenangan kerja, keselamatan kerja,
pengakuan dirinya dan kebutuhan rohani semuanya ini
merupakan unsur yang saling terkait di dalam penciptaan iklim
kerja yang kondusif.
'engingat berbagai lapisan sumber daya manusia yang
ada di dalam organisasi, maka semua pihak baik pimpinan
maupun pengikutnya mempunyai kepentingan dalam usaha
untuk menciptakan kinerja yang maksimal. Kemampuan
seseorang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
dengan baik, namun kemampuan tersebut akan dapat terealisasi
apabilaa dilandasi adanya moti#asi dorongan! yang kuat dari,
dirin#a, karena bagaimanapun tingginya kemampuan seseorang
tetapi apabila tidak dilengkapi dengan moti#asi yang tinggi
tidak mungkin kemampuan yang potensial itu dapat dirasakan
manfaatnya. Dalam menjalankan organisasi atau perusahaan
merupakan pekerjaan team bukan indi#idual oleh karena itu
faktor kepemimpinan menjadi kunci suksesnya suatu kelompok
kerja, harapan yang ada adalah bah()a dengan berbagai macam
personality yang dimiliki oleh seseorang pemimpin harus dapat
menciptakan dorongan bagi pengikutnya atau orang lain yang
ada di sekitarnya. Da*am penelitian ini penulis ingin
membuktikan secara empiris yang menurut logika dapat
diterima bah$a gaya kepemimpinan seseorang dan lingkungan
atau iklim kerja mempunyai kaitan dengan moti#asi seseorang
dalam melakukan akti#itasnya dimana saja dan khususnya pada
saat menjalankan tugas yang diterima dari pimpinannya.
Dalam penelitian ini sebagai obyek adalah karya$an P.+.
S,-, yang bergerak dalam pengolahan kayu housing component
untuk kepentingan e.port ke "epang, dengan sample penelitian
*// orang tenaga kerja produksi. Dalam kondisi yang ada
berbagai upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk
memoti#asi pekerja dibidang produksi terutama melalui
stimulus yang bernilai ekonomi berupa uang misalnya meneliti
kehadiran, bantuan transport, bantuan kesehatan, ,rmhur tetap
dan tunjangan kemahalan, namun masih nampak adanya
keluhan para pimpinan terhadap moti#asi pekerja dalam
menjalankan tugasnya yaitu masih jauh dari apa yang
diharapkan. 'asalahnya adalah masih ditandai adanya target
produksi belum tercapai padahal unsur lainnya cukup memadai
dalam memproses produk jadi. Sehubungan dengan hal tersebut
perusahaan harus dapat mengidenti0kasi berbagai stimulus lain
yang
,
dapat menurunkan moti#asi pekerja produksi.
1erdasarkan kenyataan yang ada untuk sementara, moti#asi
yang berhubungan dengan nilai uang belum menjadi jaminan
meningkatkan moti#asi pekerja produksi, oleh karena itu penulis
tertarik meneliti faktor yang lain yaitu non ekonomi yang
dirupakan dalam bentuk gaya kepemimpinan dan iklim kerja
yang terjadi dalam perusahaan apakah memang mempunyai
kaitan atau pengaruh terhadap moti#asi kerja pekerja produksi.
Pe$masa#a"an
Sering yang menjadi pokok permasalahan dalam
merealisasikan peningkatan hasil produksi atau prestasi kerja
dalam suatu pabrik yang mengolah bahan baku menjadi barang
jadi adalah moti#asi dorongan! untuk mencapai tingkat
produksi yang menjadi target perusahaan. Perlu disadari bah$a
moti#asi tidak akan meningkat apabila pelaku produksi itu sediri tidak
menyadari terhadap faktor-faktor non material yang dibutuhkan oleh pekerja.
Atas dasar uraian tersebut, penulis membuat perumusan masalah pokok
yang perlu dibahas:
1. Apakah gaya kepemimpinan dan iklim kerja berpengaruh terhadap motivasi
kerja pekerja produksi.
2. Diantara variabel gaya kepemimpinan dan iklim kerja manakah yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap motivasi kerja.
Tujuan Kerja Dan Kegunaannya
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. ntuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
berpengaruh terhadap motivasi kerja pekerja produksi.
b. !elain itu untuk mentehaui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap
motivasi kerja pekerja produksi.
2. "egunaan
a. !ebagai masukan bagi perusahaan untuk mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap motivasi kerja, sehingga perusahaan dapat
mengambil jalan keluar terhadap penyebabnya.
b. Dapat dipakai sebagai informasi bagi pihak lain yang berkepentingan
#. $emberikan sumbangan terhadap khasanah ilmu pengetahuan, khususnya
dalam bidang sumber daya manusia
Tinjauan Pustaka
ntuk membahas permasalahan yang akan diungkapkan dalam penulisan
ini tidak akan terlepas dengan para ahlinya yang telah menguraikan dalam
bukunya atau literatur-literatur manajemen maupun dalam bidang psikologi yang
berkaitan dengan perilaku seseorang.
Agar memperoleh landasan berpikir dalam melakukan pembahasan
selanjutnya, maka perlu mengkaji beberapa hal yang pokok dan terkait dalam
penelitian ini
1. %aya "epemimpinan
&emimpin sebagai orang yang bertanggung ja'ab terhadap jalannya
organisasi, mestinya telah mempunyai banyak strategi dalam melaksanakan
tugasnya antara lain dengan mensosialisasikan apa yang mereka harapkan agar
tujuan organisasi dapat ter#apai dengan sempurna. (anyak hal yang dituntut
kepada seorang peimpin dalam menyelesaikan tugasnya, namun pada
hakekatnya perlu memperoleh gambaran yang jelas tentang diri seorang
pemimpin. !ering terjadi salah persepsi tentang
,
istilah pemimpin karena tidak
semua orang dapat dikatakan sebagai pemimpin kelompok, karena seorang
pemimpin memiliki #iri-#iri yang berbeda dengan yang bukan pemimpin.
$enurut "artini "artono )1**+ : 1,1- pemimpin adalah seorang yang
memiliki kelebihan sehingga dia mempunyai kekuasaan dan ke'iba'ahan
untuk menggerakkan, mengarahkan dan membimbing ba'ahan. .uga
mendapat pengakuan serta dukungan dari ba'ahannya, sehingga dapat
menggerakkan ba'ahan ke arah pen#apaian tujuan tertentu.
$iftha /hoha )1**0:2*1 - mengemukakan gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut men#oba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
!edangkan menurut 2andi 3iptono dan Anastasia Diana 41**5 : 161-
menguraikan bah'a gaya kepemimpinan adalah suatu #ara yang digunakan
pemimpin dalam berinteraksi dengan ba'ahan. Dari uraian tersebut tentunya
yang terpenting adalah adanya usaha untuk menyelaraskan persepsi di antara
orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan
di pengaruhi. Dalam kenyataannya masih banyak kedua belah pihak tidak bisa
mengka'inkan persepsinya masing-masing terhadap kebutuhan bersama
dalam konteks men#apai tujuan, sehingga tidak jarang mun#ul konflik yang
menghambat jalannya organisasi.
(erhubungan dengan konflik, efektifitas kepemimpinan seseorang
menjadi modal agar konflik yang timbul dapat dimanfaatkan menjadi kekuatan
bagi organisasi. %ary A. 7ukl )1**+:5- mengemukakan bah'a efektifitas
kepemimpinan diukur melalui peningkatan solidaritas (cohesiveness)
kelompok, kerjasama antar anggota, motivasi para pengikut, peme#ahan
masalah, pengambilan keputusan, serta peme#ahan konflik diantara para
anggota, kesiapan kelompok untuk menangani perubahan dan krisis serta
dapat meningkatkan kualitas hidup kerja (Work life). /idak dapat dipungkiri
lagi bah'a peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan oleh organisasi, oleh
karena itu dalam memilih seorang pemimpin sebaiknya melihat apakah yang
bersangkutan telah memiliki bakat menjadi pemimpin hal ini diperjelas oleh
8d'in A. 9oeke )1**1:1,- bah'a bakat dan motif seseorang dan situasi
kepemimpinan akan berpengaruh terhadap efektifitas pemimpin sedangkan
terhadap motif 8d'in A. 9oeke )1**1:1*- mengemukakan juga bah'a motif
adalah keinginan yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dan sejumlah
motif yang kuat ditemukan dalam din hara pemimpin yang sukses.
Dari uraian tersebut dapat disarikan bah'a bakat, motif dan situasi
kepemimpinan seseorang menjadi satu kesatuan untuk men#apai keberhasilan.
2. :klim "erja
$engenai iklim lingkungan kerja akan memba'a dampak psikologis
kepada semua orang yang terlibat terhadap motivasi kerja karena dari iklim
kerja yang kondusif seseorang akan tidak merasakan beban kerja yang berat
namun menganggap pekerjaan sebagai permainan yang mengasyikkan. (edjo
!is'anto )l*,1:11- mengemukakan bah'a iklim kerja adalah suatu kondisi,
situasi dan keadaan kerja yang menimbulkan tenaga kerja mempunyai
semangat dan kegairahan kerja yang tinggi, dalam rangka pen#apaian
produktivitas kerja sesuai dengan target produksi yang diharapkan. :klim kerja
dalam ini menyangkut lingkungan organisasi kerja, yaitu keseluruhan sumber
tersedia, baik sumber daya manusia (human resources) seperti
pengelompokkan kerja, 'e'enang dan tanggung ja'ab, maupun non manusia
(non human resources
)
seperti berbagai fasilitas, dan kondisi-kondisi
lingkungan kerja. !uasana kerja tersebut.
Diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang digerakkan sebagai satu kesatuan yang utuh
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari uraian tersebut nampak bah$a dalam iklim kerja
terdapat faktor yang dapat menimbulkan semangat kerja
yaitu adanya interaksi antar manusia, manusia dengan
lingkungannya.
Kerjasama akan terjadi dengan baik apabila terdapat
fasilitas yang mencukupi untuk menolong kegairahan kerja
bagi orang yang terlibat di dalamnya. 2al ini didukung oleh
Koont3 dan 45Donnel *678 % 9:! yang menyatakan bah$a
moti#asi yang efektif bergantung pada iklim organisasi.
,9eberapa hal yang terkait dengan iklim kerja antara lain%
*! Struktur organisasi
Kejelasan struktur organisasi mempermudah dan
memperjelas mekanisme interaksi antara pelaku
organisasi dalam mencapai tujuan sehingga dapat
menghindari adanya tumpang terjadi tugas dan
memperjelas kemungkinan adanya jenjang karir.
;! ,mbalan dan balas jasa
+entunya imbalan atau balas jasa diberikan secara
4byektif, hat ini untuk menghindari adanya perilaku
pekerja yang merasa tidak puas, sehingga pemberian
imbalan didasarkan kepada prestasi kerja masing-masing
indi#idu yang terlihat dalam organisasi.
9! +anggung ja$ab terhadap pekerjaan
Setiap pekerja memiliki tanggung ja$ab dengan nilai
imbalan dan sanksi jika terjadi sesuatu penyimpangan.
+anggung ja$ab harus dirumuskan secara jelas sehingga
setiap indi#idu akan sadar terhadap ke$ajiban dan
karyanya sesuai dengan standard yang berlaku.
:! <esiko
<esiko terhadap kecelakaan kerja, kehilangan pekerjaan
dan terhadap kesehatan seseorang merupakan hal yang
$ajar untuk dikaji, karena apabila resiko dapat diperkecil
tidak mustahil seseorang merasa terlindungi
kelangsungan hidupnya.
8! Keharmonisan
2ubungan antar indi#idu, pemimpin dengan ba$ahannya
baik secara formal ataupun non formal perlu
dipertahankan dalam suasana saling menghormati dan
adanya pengakuan bah$a indi#idu merupakan bagian dari
kehidupan organisasi akan menambah keeratan moril .
=! Penyelesaian kon>ik
'engenai penyelesaian kon>ik balk indi#idu maupun
kelompok dilakukan dengan mempertimbangkan
kepentingan organisasi dan saling tidak merugikan semua
pihak, jelasnya kon>ik dikelola agar menjadi kekuatan
organisasi. Perbedaan pendapat merupakan suatu
kekayaan ide, untuk mencari yang terbaik bagi
keberadaan organisasi, karena tanpa adanya ide ide baru
organisasi tidak berkembang dan kebebasan berpendapat
terbelenggu.
0. $otivasi kerja
Dorongan dan semangat kerja dilandasi oleh keinginan yang kuat
untuk memenuhi kebutuhan individu maupun kelompok, tetapi mun#ulnya
motivasi tidak sekedar hanya karena adanya kebutuhan yang bersifat psikis
saja melainkan ada pula yang bersifat non fisik. /erhadap kebutuhan non fisik,
sering terlupakan begitu saja, padahal masalah ini apabila tidak teridentifikasi
dengan balk menjadikan motivasi semu yang mun#ul dari seseorang.
!tephen &. ;ohhins )1**6:1*,- mengemukakan motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi
suatu kebutuhan individual. Dari uraian tersebut nampak bah'a seseorang
bersedia untuk melakukan tindakan atau kegiatan karena adanya kebutuhan
individualnya dan kebutuhan individual ini berbeda antara orang yang satu
dengan orang yang lainnya. /eori hirarki kebutuhan Abraham $aslo' ada
lima tingkatan yaitu, fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi
diri, dari kelima jenis kebutuhan ini nampaknya yang non fisik adalah dari
nomor 2 s<d 5)berbentuk abstrak- dan penanganannya harus se#ermat mungkin
dalam hubungannya dengan perilaku individu yang bersangkutan. .
Hipotesa
Hipotesa Kerja
1. Diduga gaya kepemimpinan dan lklim kerja berpengaruh terhadap motivasi
kerja pekerja produksi.
2. Diduga iduga gaya kepemimpinan merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap motivasi kerja.
Hipotesa Statistik
Dinyatakan dalam dua bentuk yaitu hipotesis dan hipotesis alternatif )=a-.
=ipotesis nol berdasarkan dengan tak berpengaruh dan hipotesis alternatif dengan
terdapat pengaruh yang mana =o dan =a bersifat antagonistic artinya bila =o
diterima otomatis =a ditolak dan demikian sebaliknya. "riteria penerimaan atau
penolakan hipotesis berdasarkan harga )Alfa- disebut taraf signifikan.
Metode Penelitian
Sampel dan data
!ample dalam penelitian ini adalah 1>> orang pekerja produksi 7ang
diambil !e#ara random sedangkan data yang digunakan adalah ja'aban dan
pertanyaan yang menyangkut ketiga variabel tersebut )gaya kepemimpinan, iklim
kerja, motivasi kerja-. Dari angket 1>> orang ternyata yang diterima kembali
adalah *1 orang dan diskor dengan skala likert.
Pengukuran Variabel Analisis
Dalam penelitian ini melakukan analisa terhadap hubungan variabel tak
bebas )dependent variabel- dengan sejumlah variabel bebas )independent
variabel- menggunakan linier berganda )melakukan analisa terhadap gaya
kepemimpinan, iklim kerja terhadap motivasi kerja-.
&engukuran-pengukurannya:
1. ?ariabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
7 @ a A bB 1 A #B2- A d Cyoman Ar#ana )1**6:0-
7 @ $otivasi kerja
B 1 @ %aya kepemimpinan
B2 @ :klim kerja
a @ "onstanta
b, # @ "oefisien regresi
d @ 8rror term
2. ntuk mengetahui B 1, B2, se#ara serempak mempunyai prngaruh terhadap 7
dilakukan analisis dengan menggunakan uji 2 dan besarnya pengaruhnya
digunakan korelasi linier multiple )@;-. =asil korelasi multiple tidak
bermakna bila pada uji 2 nilai & D
3. ntuk mengetahui mana yang paling berpengaruh dari B1, B2 digunakan uji t
dan besarnya pengaruh dilihat dari koefesien korelasi parsiil. =asil korelasi
parsill tidak tidak bermakna bila p D
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisa &engaruh gaya kepemimpinan dan iklim kerja terhadap motivasi
kerja. !esuai tabel dalam lampiran dihasilkan :
C @ *1

B1
2
@

12162+

B1
7
@ 1112>2

7
@
0>21

B2
2
@ +1221

B2
7
@ 6622*

B1
@ 0+6,

7
2

@ *112*

B2
@ 1**1

B1
B
2
@ 156+6
Dari hasil perhitungan dengan mengunakan pengolahan !&!! 1,5 didapatkan :
persamaan garis regresi berganda sebagai berikut :
7 @ 1,120 A >,+5* B 1 A >,0+2 B2
&ersamaan regresi linier berganda tersebut mnenjelaskan bagaimana
hubungan fungsional yang terjadi diantara variabel motivasi kerja pekerja,
gaya kepemimpinan, dan iklim kerja. Dalam persamaan regresi linier di atas
menunjukkan hubungan searah antara variabel B 1, B2, dengan variabel 7,
dimana semakin tinggi nilai responden terhadap gaya kepemimpinan )B:- atau
nilai pada variabel gaya kepemimpinan maka menghasilkan nilai untuk
variabel 7 atau nilai motivasi kerja tinggi. (egitu pula semakin tinggi nilai
responden terhadap iklim kerja )B2- atau nilai pada variabel iklim kerja maka
menghasilkan nilai 7 atau nilai motivasi kerja tinggi pula.
ntuk membuktikan apakah persamaan regresi linier tersebut signifikan
atau bermakna, yaitu melalui uji signifikasi regresi berganda )uji 2- dengan
ketentuan sebagai berikut :
9evel of signifi#ant ))E- @ >.>5 (5%)
/abel 2: derajat pembilang k-2
Derajat penyebut @ C- k-1 @ *+
Dimana :
k @ banyaknya variabel bebas
C @ banyaknya data @ *1
Cilai 2tabel ))E, k, n-k-1- yaitu 2tabel )>.>5,2<*+- adalah sebesar 0,11 dimana
(ila 2 @ 2 tabel berarti signifikan
(ila 2 hitung F 2 tabel berarti tidak signifikan
Dari hasil perhitungan dengan !&!! 1.5 ." );eg- sebesar 2*>,.*26 )fall .1"
)!- sebesar 100,>5G sehingga diperoleh uji 2 sebagai berikut:
55, , 1>21
*+ < >50 , 100
2*>,,*26<2
2
1- - k - )C )!- ."
);eg-<k ."
2
=
=
=
Dari perhitungan di atas diperoleh 2 hitung sebesar 1>21,55,
!edangkan 2 tabel )22, *+, 5GH- adalah sebesar 0,11 dengan level of
signifi#ant sebesar >,>5, berarti 2 hitung D 2 tabel maka dapat dikatakan
bah'a persamaan regresi yang diperoleh adalah signifikan atau bermakna.
"emudian dapat dijelaskan mengenai adanya hubungan yang kuat antara
variabel gaya kepemimpinan dan variabel iklim kerja terhadap motivasi kerja
pekerja melalui analisis koefisien korelasi berganda );-. Cilai ; atau koefisi#n
korelasi multiple yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
>,*1, ;
>,*56 ;
E1>>H
0>+1,*1*
2*>,,*26
;
E1>>H
y n 7
.");eg-
;
2
2
2 2
2
=
=
=

=

Dari perhitungan diperoleh ;@ >,*1, menunjukkan terjadinya hubungan yang


kuat antara variabel gaya kepemimpinan dan variabel iklim kerja terhadap
variabel motivasi kerja pekerja. Dapat diketahui pula bah'a nilai ;
2
sebesar
>,*56 atau *5,6? menunjukkan bah'a pengaruh yang ditimbulkan dari
hubungan yang kuat variabel gaya kepemimpinan dan iklim kerja mempunyai
pengaruh se#ara bersamaan terhadap motivasi kerja sebesar *5,6 H sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
"emudian dijelaskan bah'a pengaruh se#ara bersama dari variabel
gaya kepemimpinan dan iklim kerja tersebut signifikan atau bermakna
terhadap motivasi kerja pekerja melalui uji signifikan atau bermakna terhadap
motivasi kerja pekerja melalui uji signifikan koefisien regresi berganda )uji t-
dengan ketentuan sebagai berikut :
9evel of signifi#ant @ 5 H
Cilai t tabel ) < 2, C-k-1- yaitu t tabel )>,>5<2,*+- adalah sebesar 1,*,
Dimana:
t hitting @ t tabel berarti signifikan
t hitting D t tabel berarti tidak signifikan
Dari perhitungan dalam komputer didapatkan: !a l @ >,>50
!a 2 @ >,>+>
!ehingga diperoleh uji t sebagai berikut:
t @ al < !al @ >,+5*<>,>50 @ ,.601
t @ a2< !a2 @ >.0+2<>,>+> @ ,,516
Dari perhitungan tersebut diperoleh bah'a variabel gaya kepemimpinan, t
hitung sebesar ,,601 sedangkan t tabel sebesar 1,*, dengan tingkat
signifikansi sebesar >,>5 berarti t hitung D t tabel, kemudian untuk variabel
iklim kerja diperoleh t hitung sebesar *,516 sedangkan t label sebesar 1.*,
dengan tingkat signifikansi sebesar >,>5 berarti t hitung D t tabel $aka dapat
dikatakan bah'a pengaruh dari variabel gaya kepemimpinan dan iklim kerja
se#ara bersama adalah signifikan atau bermakna terhadap motivasi kerja
pekerja.
9angkah selanjutnya untuk mengetahui mana yang dominan dari
masing-masing variabel dapat dilihat dari korelasi parsialnya melalui hasil
olahan dalam !&!! 1.5 didapatkan sebagai berikut :
ryE 1 < E2 @ >,665
ryE 2 < E1 @ >,66>
/ampak pada perhitungan korelasi parsial tersebut variabel gaya
kepemimpinan sebesar >,665 dan variabel iklim kerja sebesar >.66>. Dengan
demikian bah'a sumbangan pengaruh variabel gaya kepemimpinan lebih
besar terhadap motivasi kerja pekerja bila dibandingkan dengan variabel iklim
kerja.
Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Ileh karena hasil perhitungan ;egesi berganda yang dihasilkan )2b- @
1>21,55, lebih besar dari harga kritiknya yaitu 0,11 maka hipotesis nihil )=o-
yang berbunyi J /idak ada pengaruh antara %aya kepemimpinan dan iklim
kerjaJ terhadap $otivasi kerja ditolak pada taraf ter#apainya 5 H
b. (erdasarkan hasil perhitungan dan uji signifikasi menunjukkan bah'a hasil
perhitungan korelasi antara %aya kepemimpinan dengan $otivasi kerja
pekerja ) t l - @ ,,601 lebih besar daripada harga kritik JtJ yaitu 1.*,. Dapat
disimpulkan bah'a %aya kepemimpinan berkorelasi se#ara positif dan
signifikan dengan motivasi kerja pekerja. Demikian pula hasil analisa korelasi
antara :klim kerja dengan $otivasi kerja diperoleh hasil perhitungan angka
korelasi )t 2- sebesar ,,516 angka korelasi tersebut lebih besar daripada harga
kritik untuk 5Hyaitu 1,*,. Ileh karena itu dapat disimpulkan bah'a antara
iklim kerja dengan motivasi kerja mempunyai korelasi positif dan signifikan.
&ada analisis korelasi parsial diperoleh pengaruh gaya kepemimpinan
)B:- terhadap motivasi kerja sebesar 66,5H dan untuk $ini kerja )B2-
terhadap motivasi kera adalah sebesar 66H. Dengan demikian dapat
disimpulkan bah'a variabel gaya kepemimpinan lebih besar pengaruhnya
terhadap motivasi kerja bila dibandingkan dengan variabel iklim kerja.
Kesimpulan
!eperti dikemukakan di muka bah'a &./. !:K: sudah memberikan
berbagai rangsangan yang berupa nilai uang agar pekerja termotivasi untuk
menyelesaikan tugasnya, namun dalam kenyataannya memotivasi kerja karya'an
masih menjadi keluhan bagi para pimpinan perusahaan.
(erkaitan dengan permasalahan di atas, melalui penelitian ini dapat
diidentifikasi, bah'a beberapa faktor yang sangat menentukan terhadap tinggi
rendahnya motivasi kerja bukan semata mata karena pengaruh besar ke#ilnya
rangsangan yang berupa uang tetapi dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan
iklim kerja yang dirasakan oleh pekerja.
&dapun hal-hal yang berhubungan dengan #ariabel tersebut
adalah %
a. @ariabel gaya kepemimpinan
- Dorongan pemimpin untuk mencapai tujuan bersama
kepada ba$ahan harus direalisasikan.
- Kejelasan petunjuk terhadap cara penyelesaian tugas
diberikan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
- &danya sikap pemimpin yang selalu memahami terhadap
kesulitan kerja yang dihadapi oleh ba$ahan.
- Perhatian dari seseorang pemimpin terhadap
kesejahteraan balk yang berupa rohani maupun jasmani.
- &danya penyelesaian kon>ik yang bijaksana dari seorang
pemimpin.
- &danya usaha untuk menumbuhkan rasa ikut memiliki
perusahaan dari semua karya$an demi kelangsungan
hidup perusahaan.
b. @ariabel iklim kerja
- +ersedianya berbagai fasilitas kerja yang disediakan oleh
perusahaan sehingga pekerja dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.
- +erciptanya tata ruang yang cukup kondusif sehingga
pekerja terhindar dari kecelakaan kerja.
- &danya koordinasi yang balk antara pekerja yang satu
dengan yang lainnya begitu pula dengan atasan masing-
masing, dalam menjalankan tugasnya.
- Pekerja mempunyai tanggung ja$ab pribadi yang tinggi
terhadap ke$ajibannya, dengan atau tanpa adanya
pimpinan.
- Untuk menjamin adanya keselamatan kerja perlu
membentuk P;K9 Panitia Pemeliharaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja! untuk memantau daerah ra$an
kecelakaan kerja dan menyediakan alat-alat keselamatan
kerja.
Dari uraian tersebut diharapkan timbul moti#asi kerja yang
ditandai oleh%
- +ingginya nilai kehadiran pekerja di perusahaan.
- +erciptanya e0siensi dan efekti0tas kerja di setiap bagian
yang ada
- +erciptanya disiplin kerja dalam menjalankan tugasnya di
perusahaan.
- +ercapainya target produksi yang diinginkan oleh
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
!is'anto, (, 1*,1, Manajemen Tenaga Kerja : ncangan !alam "enda#agunaan
!an "engembangan $nsur Tenaga Kerja, !inar (aru, (andung .
2andi, 3 dan A Diana, 1**5, Total %ualit# Management& #etakan pertama, Andi
Iffset, 7ogyakarta
"artini "artono, 1**+, &sikologi !osial untuk $anajemen &erusahaan dan
:ndustri, #etakan keempat, ;aja %rafindo &ersada, .akarta
"oontL and IMDonnell, 1*,5, Management a '#stem and (ontingenc# nal#sis of
Management )unction& $3. %ra', "ogakhusta, /okyo
9o#ke, 8, 1**1, *sensi Kepemimpinan, #etakan pertama, !pe#trum, .akarta
$iftha /hoha, 1**0, "erilaku +rganisasi& #erakan keenam, ;aja %rafindo,
.akarta.
Ar#ana, C, 1**6, ,nterpretasi -egresi dan Korelasi .erganda& 8disi ::, (adan
&enerbitan nika Kidya $andala, !urabaya
;obbin !tephen &., 1**6, "erilaku +rganisasi / Konsep0Kontroversi0plikasi&
&renhallindo, .akarta
7ukl %ary A., 1**,, Kepemimpinan !alam +rganisasi& &renhalindo, .akarta

You might also like