A. Konsep Dasar 1. Pengertian Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba a. Anatomi fisiologi Kelenjar prostat Prostat adalah suatu organ yang terdiri dari komponen kelenjar, stroma dan muskular. Kelenjar ini mulai tumbuh pada kehamilan umur ! minggu karena pengaruh dari horman androgen yang berasal dari testis janin. Prostat merupakan deri"at dari jaringan embrional sinus urogenital. Kelenjar prostat bentuknya seperti konnus terbalik yang terjepit #kemiri$. # % $ &etak kelenjar prostat disebelah inferior buli-bulu, didepan rektum dan membungkus uretra posterior. 'kuran rata-rata prostat pada pria de(asa ) * + * !,, -m dan beratnya kurang lebih !. gram. # $ Pada tahun /%! 0-. 123&, mengemukakan konsep tantang 4ona anatomi dari prostat. 0enurut 0-. 123&, komponen kelenjar dari prostat sebagian besar terletak/membentuk 4ona perifer. 5ona perifer ini ditambah dengan 4ona sentral yang terke-il merupakan /, 6 dari komponen kelenjar. Komponen kelenjar yang lain # ,6 $ membentuk 4ona transisi. 5ona transisi ini terletak tepat di luar uretra di daerah "erumontanum. Proses hiperplasia dimulai di 4ona transisi ini. Sebagian besar proses keganasan #7.-%. 6 $ bermula di 4ona perifer, sebagian lagi dapat tumbuh di 4ona transisi dan 4ona sentral. #%$ Prostat menghasilkan suatu -airan yang merupakan salah satu komponen dari -airan ejakulat. Cairan kelenjar ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian bersama -airan semen yang lain pada saat ejakulasi. Cairan ini merupakan !, 6 dari "olume ejakulat. # $ 8ika kelenjar ini mengalami hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat membuntu uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih. # $ b. Etiologi 9ingga sekarang masih belum diketahui se-ara pasti penyebab terjadinya -a prostat : tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bah(a hiperplasia prostat erat kaitannya dengan ;eberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya -a mammmae adalah: # $ a. 3danya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut. b. Peranan dari gro(th fa-tor # faktor pertumbuhan $ sebagai pema-u pertumbuhan stroma kelenjar prostat. -. 0eningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati d. <eori sel stem menerangkan bah(a terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan. c. Patofisiologi ( 6 ) d. ejala Klini! =angguan pola perkemihan baikfrekuensi, adanya desakan, nokturia akibat membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak urethra. <erjadinya obstruksi urethra mengganggu perkemihan, lama-kelamaan berkembang terjadinya anemi e. Pemeri!saan Diagnosti! ( 1"#"$"%"6"1$ ) . a. >nspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik # buli-buli penuh / kosong $ b. Palpasi buli-buli: <ekanan didaerah supra pubik menimbulkan rangsangan ingin ken-ing bila buli-buli berisi atau penuh.<erasa massa yang kontraktil dan ?;allottement@. -. Perkusi: ;uli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup. ! . Colok dubur. Pemeriksaan -olok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui -olok dubur harus di perhatikan konsistensi prostat #pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal$, adakah asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba . Aengan -olok dubur besarnya prostat dibedakan : - =rade : Perkiraan beratnya sampai dengan !. gram. - =rade ! : Perkiraan beratnya antara !.-). gram. - =rade + : Perkiraan beratnya lebih dari ). gram. +. &aboratorium. - Aarah lengkap sebagai data dasar keadaan umum penderita . - =ula darah dimak sudkan untuk men-ari kemungkinan adanya penyakit diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli #buli-buli nerogen$. - Baal ginjal #;'1, kreatinin serum$ diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas . - 3nalisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan infeksi atau inflamasi pada saluran kemih . - Pemeriksaan kultur urine berguna dalam men-ari jenis kuman yang menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan. ). Blo(metri : Blo(metri adalah alat kusus untuk mengukur pan-aran urin dengan satuan ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa dengan flo(metri sebelum dan sesudah terapi. Penilaian : Bmak C.ml/detik --------obstruktif Bmak .-, ml/detik-----borderline Bmak D, ml/detik-------nonobstruktif ,. Eadiologi. - Boto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine. - Pielografi intra "ena, dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan hidroureter, fish hook appearan-e # gambaran ureter berkelok kelok di "esikula $ in-lentasi pada dasar buli-buli, di"ertikel, residu urine atau filling defe-t di"esikula. - 'ltrasonografi #'S=$, dapat dilakukan se-ara transabdominal atau trasrektal #trasrektal ultrasonografi F <E'S$ Selain untuk mengetahui pembesaran prostat C pemeriksaan 'S= dapatpula menentukan "olume buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti di"ertikel, tumor dan batu .Aengan <E'S dapat diukur besar prostat untuk menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan besar prostat dapat pula dilakukan dengan 'S= suprapubik. - Cystos-opy #sistoskopi$ pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan -ystos-op. Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam "esika. Selain itu dapat juga memberi keterangan mengenahi besarprostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam uretra. 7. Kateterisasi: 0engukur ?rest urine ? Gaitu mengukur jumlah sisa urine setelah miksi sepontan dengan -ara kateterisasi . Sisa urine lebih dari .. -- biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan inter"ensi pada hiper tropi prostat . $. Dampa! &asalah . Pada -a prostat dengan prostatektomi akan timbul beberapa masalah, dengan gejala yang telah diuraikan pada sub bab patofisiologi . 0asalah ini dapat berdam pak pada pola pola fungsi kesehatan klien.Aimana klien sebagai mahluk bio, psiko, sosial, spiritual. Aampak masalah yang mun-ul dapat di bagi menjadi ! yaitu dampak masalah pre operasi dan post operasi prostatektomi Aampak masalah pre oprasi prostatektomi adalah : a. Pola eleminasi . <anda tanda dan gejala yang berhubungan dengan -a prostat akibat pembesaran prostat yang berdampak pada penyumbatan parsial atau sepenuhnya pada saluran kemih bagian ba(ah. Keluhan klien antara lain adalah nokturia, frekuensi, hesisten-y, disuria, inkontinensia dan rasa tidak lampias sehabis miksi sampaitejadi anemi. Aapat pula mun-ul hernia inguinalis dan hemoroid . b. Pola persepsi dan konsepsi diri. Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan mun-ul ke-emasan. Ketidak pastian tentang prosedur pembedahan, nyeri setelah operasi, insisi dan immobilisasi dapat menimbulkan rasa -emas. Klien juga -emas akan ada perubahan pada dirinya setelah operasi. -. Pola tidur dan istirahat. <anda dan gejala ;P9 antaralain nokturi dan frekuensi . ;ila keluhan ini mun-ul pada klien maka tidur klien akan terganggu. 9al ini terjadi karena pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap pada setiap miksi sehingga interfal antara miksi lebih pendek. 3kibatnya klien akan sering terbangun pada malam hari untuk miksi dan (aktu tidur akan berkurang. Aampak masalah post operasi prostatektomi adalah: a. Pola eliminasi Klien post operasi prostatektomi dapat mengalami perubahan eliminasi. 9al ini terjadi bila terdapat bekuan darah yang menyumbat kateter, edema dan prosedur pembedahan . Perdarahan dapat terjadi pada klien post operasi prostektomi karena fiksasi dari traksi yang kurang tepat. >nfeksi karena pemasangan kateter yang kurang tepat ataupera(atan kateter kurangatau tidak aseptik dapat juga terjadi. b. Pola tidur dan istirahat Pada klien post prostektomi dapat mengalami gangguan tidur karena klien merasakan nyeri pada lika operasi atau spasme dari kandung kemih. Karena gangguan ini maka lama/ (aktu tidur klien berkurang. -. Pola aktifitas. Klien post prostatektomi aktifitasnya akan berkurang dari aktifitas biasa. Klien -enderung mengurangi aktifitas karena nyeri yang dirasakan akibat dari prostatektomi i nya. Klien akan banyak memilih di tempat tidur dari pada beraktifitas pada hari pertama dan hari yang kedua post prostatektomi Sedangkan kebutuhan klien dibantu. d. Pola reproduksi dan seksual. Klien post prostatektomi dapat mengalami disfungsi seksual. 9al ini di sebabkan karena situasi krisis # inkontinensia, kebo-oran urine setelah pengangkatan kateter $. Aengan terjadinya disfungsi seksual maka dapat terjadi an-aman terhadap konsep diri karena perubahan status kesehatan. e. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat. Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan dirumah dapat menimbulkan masalah dalam pera(atan diri selanjutnya. Sehingga klien perlu informasi tentang pera(atan selanjutnya khususnya saat dirumah supaya tidak terjadi perdarahan atau tanda tanda infeksi. %. Penatala!sanaan 9anya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan meliputi : a. <ranssurethral rese-tion of prostate #<'EP$ Aimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra diangkat dengana sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra b. Suprapubi- /open prostatektomi Aengan diindikasikan untuk massa lebih dari 7. g/7. --. penghambat jaringan prostat diangkat melalui insisi garis tengah ba(ah dibuat melalui kandung kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. -. Eetropubi- prostatektomi 0assa jairingan prostat hipertropi #lokasi tinggi dibagian pel"is$ diangkat melalui insisi abdomen ba(ah tanpa pembukaan kandung kemih d. Perineal prosteatektomi 0assa prostat besar diba(ah area pel"is diangkat melalui insisi diantara skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat mengakibatkan impotensi. '. Asuhan Kepera(atan Pera(at melakukan asuhan kepera(atan dengan menggunakan proses kepera(atan. Aengan proses kepera(atan, pera(at memakai latar belakang, pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah dan diagnosa meren-anakan inter"ensi, mengimplementasikan ren-ana dan menge"aluasi inter"ensi kepera(atan. 1. PE)KA*+A) Pengkajian merupakan tahap a(al dan landasan proses kepera(atan. pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosis kepera(atan. Pengkajian dibagi menjadi ! tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi dan penkajian post operasi prostatektomi a$ Pengkajian pre operasi prostatektomi Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini 0ES sampai saat operasinya, yang meliputi : . >dentitas klien 0eliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / keper-ayaan, status perka(inan, pendidikan, pekerjaan, suku/ ;angsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis. ! . Ei(ayat penyakit sekarang Pada klien -a prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi , nokturia, urgensi, disuria, pan-aran melemah, rasa tidak lampias/ puas sehabis miksi, hesistensi, intermiten-y, dan (aktu miksi memenjang dan akirnya menjadi retensio urine. + . Ei(ayat penyakit dahulu . 3danya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya >SK #>nfeksi Saluran Ken-ing $ yang berulang. Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani ke-elakaan yang pernah dialami adanya ri(ayat penyakit A0 dan hipertensi . ) Ei(ayat penyakit keluarga . adanya ri(ayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit -a prostat 3nggota keluargayang menderita A0, asma, atau hipertensi. ,. Ei(ayat psikososial a. >ntra personal Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan mun-ul ke-emasan. Ke-emasan ini mun-ul karena ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan. <ingkat ke-emasan dapat dilihat dari perilaku klien, tanggapan klien tentang sakitnya. b. >nter personal 0eliputi peran klien dalam keluarga dan peran klien dalam masyarakat. 7. Pola fungsi kesehatan a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau, penggunaan obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan diri #pemeriksaan kesehatan berkala, gi4i makanan yang adekuat $ b. Pola nutrisi dan metabolisme Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis, anoreksia dan "omiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah. -. Pola eliminasi Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu, menetes - netes, jumlah klien harus bangun pada malam hari untuk berkemih, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam re-tum. d. Pola tidur dan istirahat . Klien ditanya lamanya tidur, adanya (aktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari # nokturia $. Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan (aktu tidur juga perlu ditanyakan. 'paya mengatasi kesulitan tidur. e. Pola aktifitas . Klien ditanya aktifitasnya sehari H hari, aktifitas penggunaan (aktu senggang, kebiasaan berolah raga. 3pakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak mengalami gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari H hari sendiri. f. Pola hubungan dan peran Klien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga, pasien lain, pera(at atau dokter. ;agai mana peran klien dalam keluarga. 3pakah klien dapat berperan sebagai mana seharusnya. g. Pola persepsi dan konsep diri 0eliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau dirasakan klien sebelum pembedahan . ;iasanya mun-ul ke-emasan dalam menunggu a-ara operasinya. <anggapan klien tentang sakitnya dan dampaknya pada dirinya. Koping klien dalam menghadapi sakitnya, apakah ada perasaan malu dan merasa tidak berdaya. h. Pola sensori dan kognitif Pola sensori meliputi daya pen-iuman, rasa, raba, lihat dan pendengaran dari klien. Pola kognitif berisi tentang proses berpikir, isi pikiran, daya ingat dan (aham. Pada klien biasanya tidak terdapat gangguan atau masalah pada pola ini. i. Pola reproduksi seksual Klien ditanya jumlah anak, hubungannya dengan pasangannya, pengetahuannya tantangsek sualitas. Perlu dikaji pula keadaan seksual yang terjadi sekarang, masalah seksual yang dialami sekarang # masalah kepuasan, ejakulasi dan ereksi $ dan pola perilaku seksual. j. Pola penanggulangan stress 0enanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress, mekanisme penanggulangan terhadap stress yang dialami. Peme-ahan masalah biasanya dilakukan klien bersama siapa. 3pakah mekanisme penanggulangan stressor positif atau negatif. k. Pola tata nilai dan keper-ayaan Klien menganut agama apa, bagaimana dengan aktifitas keagamaannya. Kebiasaan klien dalam menjalankan ibadah. %. Pemeriksaan fisik a. Status kesehatan umum Keadaan penyakit, kesadaran, suara bi-ara, status/ habitus, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, nadi. b. Kulit 3pakah tampak pu-at, bagaimana permukaannya, adakah kelainan pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien , -. Kepala ;entuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri kepala atau trauma pada kepala. d. 0uka ;entuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya. e. 0ata ;againama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak. Pada konjungti"a terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera tampak ikterus atau tidak. f. <elinga 3da atau tidak keluar se-ret, serumen atau benda asing. ;agaimana bentuknya, apa ada gangguan pendengaran. g. 9idung ;entuknya bagaimana, adakah pengeluaran se-ret, apa ada obstruksi atau polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan -uping hidung. h. 0ulut dan faring 3dakah -aries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan atau ulkus. &idah tremor ,parese atau tidak. 3dakah pembesaran tonsil. i. &eher ;entuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar limphe. j. <horaks ;etuknya bagaimana, adakah gyne-omasti. k. Paru ;entuk bagaimana, apakah ada pen-embungan atau penarikan. Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. 3pakah ada suara nafas tambahan seperti ron-hi , (hee4ing atau egofoni. l. 8antung ;agaimana pulsasi jantung #tampak atau tidak$.;agaimana dengan iktus atau getarannya. m. 3bdomen ;agaimana bentuk abdomen. Pada klien dengan keluhan retensi umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. 3pakah ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya terdapat hernia atau hemoroid. 9epar, lien, ginjal teraba atau tidak. Peristaklit usus menurun atau meningkat. n. =enitalia dan anus Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba pada saat re-tal tou-hI. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah trpasang kateter, ;agaimana bentuk s-rotum dan testisnya. Pada anus biasanya ada haemorhoid. o. 2kstrimitas dan tulang belakang 3pakah ada pembengkakan pada sendi. 8ari H jari tremor apa tidak. 3pakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda H tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan. ;entuk tulang belakang bagaimana. J. Pemeriksaan diagnostik 'ntuk pemeriksaan diagnostik sudah dijabarkan penulis pada konsep dasar. b$ Pengkajian post operasi prostatektomi Pengkajian ini dilakukan setelah klien menjalani operasi, yang meliputi: . Keluhan utama Keluhan pada klien berbeda H beda antara klien yang satu dengan yang lain. Kemungkinan keluhan yang bisa timbul pada klien post operasi prostektomi adalah keluhan rasa tidak nyaman, nyeri karena spasme kandung kemih atau karena adanya bekas insisi pada (aktu pembedahan. 9al ini ditunjukkan dari ekspresi klien dan ungkapan dari klien sendiri. !. Keadaan umum Kesadaran, =CS, ekspresi (ajah klien, suara bi-ara. +. Sistem respirasi ;agaimana pernafasan klien, apa ada sumbatan pada jalan nafas atau tidak. 3pakah perlu dipasang O!. Brekuensi nafas , irama nafas, suara nafas. 3da (hee4ing dan ron-hi atau tidak. =erakan otot ;antu nafas seperti gerakan -uping hidung, gerakan dada dan perut. <anda H tanda -yanosis ada atau tidak. ). Sistem sirkulasi Gang dikaji: nadi # takikardi/bradikardi, irama $, tekanan darah, suhu tubuh, monitor jantung # 2K= $. ,. Sistem gastrointestinal 9al yang dikaji: Brekuensi defekasi, inkontinensia al"i, konstipasi / obstipasi, bagaimana dengan bising usus, sudah flatus apa belum, apakah ada mual dan muntah. 7. Sistem neurology 9al yang dikaji: keadaan atau kesan umum, =CS, adanya nyeri kepala. %. Sistem muskuloskleletal ;agaimana aktifitas klien sehari H hari setelah operasi. ;agaimana memenuhi kebutuhannya. 3pakah terpasang infus dan dibagian mana dipasang serta keadaan disekitar daerah yang terpasang infus. Keadaan ekstrimitas. J. Sistem eliminasi 3pa ada ketidaknyamanan pada supra pubik, kandung kemih penuh . 0asih ada gangguan miksi seperti retensi. Kaji apakah ada tanda H tanda perdarahan, infeksi. 0emakai kateter jenis apa. >rigasi kandung kemih. Karna urine dan jumlah produksi urine tiap hari. ;agaimana keadaan sekitar daerah pemasangan kateter. /. <erapi yang diberikan setelah operasi >nfus yang terpasang, obat H obatan seperti antibiotika, analgetika, -airan irigasi kandung kemih. -. 3nalisa data Aata yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah klien. 3nalisa merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan mentabulasi, menyeleksi, mengklasifikasi data, mengelompokkan, mengkaitkan, menentukan kesenjangan informasi, membandingkan dengan standart, menginterpretasikan serta akhirnya membuat kesimpulan. Penulis membagi analisa menjadi !, yaitu analisa sebelum operasi dan analisa setelah operasi.
#. D+A),-A KEPE.A/A0A) <ahap akhir dari pengkajian adalah merumuskan diagnosa kepera(atan yang merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian keoera(atan. Aari analisa data diatas dapat dirumuskan suatu diagnosis kepera(atan yang dibagi menjadi !, yaitu diagnosa sebelum operasi dan diagnosa setelah operasi. . Aiagnosa sebelum operasi a. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistan-y, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran prostat. # ,,J $ b. 1yeri sehubungan dengan penyumbatan saluran ken-ing sekunder terhadap pelebaran prostat. # ,,/ $ -. Cemas sehubungan dengan hospitalisasi, prosedur pembedahan, kurang pengetahuan tantang aktifitas rutin dan aktifitas post operasi. # ,,J,. $ d. =angguan tidur dan istirahat sehubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi disuria, frekuensi, nokturia. # $ !. Aiagnosa setelah operasi a. 1yeri sehubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi # ! ,J,/,. $ b. Perubahan eliminasi urine sehubungandengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah odema # ! , , $ -. Potensial infeksi sehubungan dengan prosedur in"asif : alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering # ! , ,,J,. $ d. Potensial untuk menderita -edera: perdarahan sehubungan dengan tindakan pembedahan # ! , / , . $ e. Potensial disfungsi seksual sehubungan dengan ketakutan akan impoten akibat dari prostatektomi # !, J,. $ f. Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi . # !,J,/ $ g. =angguan tidur dan istirahat sehubungan dengan nyeri. #$
$. PE.E)1A)AA) . Setelah merumuskan diagnosis kepera(atan, maka inter"ensi dan aktifitas kepera(atan perlu di tetapkan untuk untuk mengurangi, menghilangkan dan men-egah masalah kepera(atan klien. <ahap ini disebut sebagai peren-anaan kepera(atan yang terdiri dari: menentukan prioritas diagnosa kepera(atan, menetapkan sasaran # goal $, dan tujuan #obyektif $, menetapkan kriteria e"aluasi, merumuskan inter"ensi dan akti"itas kepera(atan. #,$ Selanjutnya dibuat peren-anaan dari masing H masing diagnosa kepera(atan sebagai berikut : . Sebelum operasi a . Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, resistan-y, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi sehubungan dengan obtruksi mekanik: pembesaran prostat. <ujuan: Pola eliminasi normal . Kriteria hasil : - Klien dapat berkemih dalam jumlah normal, tidak teraba distensi kandung kemih - Eesidu pas-a berkemih kurang dari ,. ml - Klien dapat berkemih "olunter - 'rinalisa dan kultur hasilnya negatif - 9asil laboratorium fungsi ginjal normal Een-ana tindakan : . 8elaskan pada klien tentang perubahan dari pola eliminasi . !. Aorong klien untuk berkemih tiap ! H ) jam dan bila dirasakan . +. 3njurkan klien minum sampai +... ml sehari, dalam toleransi jantung bila diindikasikan ). Perkusi / palpasi area supra pubik ,. Obser"asi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pas-a berkemih. 8ika "olume residu urine lebih besar dari .. -- maka jad(alkan program kateterisasi intermiten. 7. monitor laboratorium: urinalisa dan kultur, ;'1, kreatinin. %. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat: antagonis 3lfa - adrenergik #pra4osin$ Easional : . 0eningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan kepera(atan. ! . 0eminimalkan retensi urine, distensi yang berlebihan pada kandung kemih + . Peningkatan aliran -airan, mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. ). Aistensi kandung kemih dapat dirasakan di area supra pubik. ,. - Obser"asi aliran dan kekuatan urine untuk menge"aluasi adanya obstruksi - 0engukur residu urine untuk men-egah urine statis karena dapat beresiko infeksi 7. Statis urinarias potensial untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko >SK. Pembesaran prostat dapat menyebabkan dilatasi saluran kemih atas #ureter dan ginjal$, potensial merusak fungsi ginjal dan menimbulkan uremia. %. 0engurangi obstruksi pada buli-buli, relaksasi didaerah prostat sehingga gangguan aliran air seni dan gejala-gejala berkurang. b. 1yeri sehubungan dengan penyumbatan saluran ken-ing sekunder terhadap pelebaran prostat. <ujuan : Klien menunjukan bebas dari ketidaknyamanan Kriteria hasil : - Klien melaporkan nyeri hilang / terkontrol - 2kspresi (ajah klien rileks - Klien mampu untuk istirahat dengan -ukup - <anda-tanda "ital dalam batas normal Een-ana tindakan : . Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas # skala -. $, dan lamanya. !. ;eri tindakan kenyamanan, -ontoh: membantu klien melakukan posisi yang nyaman, mendorong penggunaan relaksasi / latihan nafas dalam. +. ;eri kateter jika diinstruksikan untuk retensi urine yang akut : mengeluh ingin ken-ing tapi tidak bisa. ). Obser"asi tanda H tanda "ital. ,. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat sesuai indikasi, -ontoh: eperidin # Aumerol $ Easional : . 0emberi informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan >nter"ensi !. 0eningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping. + Eetensi urine menyebabkan infeksi saluran kemih, hidro ureter dan hidro nefrosis ). 0engetahui perkembangan lebih lanjut ,. 'ntuk menghilangkan nyeri hebat / berat, memberikan relaksasi mental dan fisik. -. -emas sehubungan dengan hospitalisasi, prosedur pembedahan, kurang pengetahuan tentang aktifitas rutin dan aktifitas post operasi. <ujuan: Cemas berkurang / hilang sehingga klien mau kooperatif dalam tindakan pera(atan. Kriteria hasil : - Klien melaporkan -emas menurun / berkurang. - Klien memahami dan mau mendiskusikan rasa -emas. - Klien dapat menunjukan dan mengidentifikasi -ara yang sehat dalam menghadapi -emas. - Klien tampak rileks dan dapat beristirahat yang -ukup. - <anda H tanda "ital dalam batas normal Een-ana tindakan : . ;ina hubungan saling per-aya dengan klien atau keluarga. !. Aorong klien atau keluarga untuk menyatakan perasaan / masalah. +. ;eri informasi tentang prosedur / tindakan yang akan dilakukan, -ontoh: kateter, urine berdarah, iritasi kandung kemih. Ketahui seberapa banyak informasi yang diinginkan klien. ). 8elaskan pentingnya peningkatan asupan -airan. ,. 8elaskan pembatasan aktifitas yang diharapkan : a. tirah baring untuk hari pertama post operasi b.ambulasi progresif yang dimulai hari pertama post operasi -.hindari aktifitas yang mengen-angkan daerah kandung kemih 7. Obser"asi tanda - tanda "ital. Easional : . 0enunjukan perhatian dan keinginan untuk membantu. 0embantu dalam mendiskusikan tentang subyek sensitif. !. 0engidentifikasi masalah, memberikan kesempatan untuk menja(ab pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi peme-ahan masalah. +. 0embantu klien memahami tujuan dari apa yang dilakukan dan mengurangi masalah karena ketidaktahuan. ). 'rine yang en-er dapat menghambat pembentukkan klot. ,. Pemahaman klien dapat membantu mengurangi -emas yang berhubungan dengan ke-emasan akibat ketidaktahuan. 7. Perubahan tanda H tanda "ital mungkin menunjukkan tingkat ke-emasan yang dialami klien. d. =angguan tidur dan istirahat sehubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi, disuria, frekuensi, nokturia. <ujuan: Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi. Kriteria hasil: - Klien mampu istirahat / tidur dengan (aktu yang -ukup. - Klien mengungkapkan sudah bisa tidur. - Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur. Een-ana tindakan: . 8elaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur / istirahat dan kemungkinan -ara untuk menghindarinya. !. Ciptakan suasana yang mendukung dengan mengurangi kebisingan. +. ;eri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur. ). ;atasi masukan -airan (aktu malam hari dan berkemihsebelum tidur. ,. ;atasi masukan minuman yang mengandung kafein. Easional : . 0eningkatkan pengetahuan klien sehingga klien mau kooperatif terhadap tindakan kepera(atan. !. Suasana yang tenang akan mendukung istirahat klien. +. 0enentukan ren-ana untuk mengatasi gangguan. ). 0engurangi frekuensi berkemih malam hari. ,. Kafein dapat merangsang untuk sering berkemih. !. Sesudah operasi a. 1yeri sehubungan dengan spasmus kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi <ujuan: 1yeri berkurang atau hilang. Kriteria hasil : - Klien mengatakan nyeri berkurang / hilang. - 2kspresi (ajah klien tenang. - Klien akan menunjukkan ketrampilan relaksasi. - Klien akan tidur / istirahat dengan tepat. - <anda H tanda "ital dalam batas normal. - Keluarnya urine melalui sekitar kateter sedikit. Een-ana tindakan : . 8elaskan pada klien tentang gejala dini spasmus kandung kemih. !. Pemantauan klien pada inter"al yang teratur selama )J jam, untuk mengenal gejala H gejala dini dari spasmus kandung kemih. +. 8elaskan pada klien bah(a intensitas dan frekuensi akan berkurang dalam !) sampai )J jam. ). ;eri penyuluhan pada klien agar tidak berkemih ke seputar kateter. ,. 3njurkan pada klien untuk tidak duduk dalam (aktu yang lama sesudah tindakan <'E-P. 7. 3jarkan penggunaan teknik relaksasi, termasuk latihan nafas dalam, "isualisasi. %. 8agalah selang drainase urine tetap aman dipaha untuk men-egah peningkatan tekanan pada kandung kemih. >rigasi kateter jika terlihat bekuan pada selang. J. Obser"asi tanda H tanda "ital /. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat H obatan # analgesik atau anti spasmodik $ lEasional : . Kien dapat mendeteksi gajala dini spasmus kandung kemih. !. 0enentukan terdapatnya spasmus sehingga obat H obatan bisa diberikan. +. 0eberitahu klien bah(a ketidaknyamanan hanya temporer. ). 0engurang kemungkinan spasmus. ,. 0engurangi tekanan pada luka insisi 7. 0enurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping. %. Sumbatan pada selang kateter oleh bekuan darah dapat menyebabkan distensi kandung kemih dengan peningkatan spasme. J. 0engetahui perkembangan lebih lanjut. /. 0enghilangkan nyeri dan men-egah spasmus kandung kemih. b. Perubahan pola eliminasi urine sehubungan dengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah, edema. <ujuan: 2liminasi urine normal dan tidak terjadi retensi urine. Kriteria hasil: - Klien akan berkemih dalam jumlah normal tanpa retensi. - Klien akan menunjukan perilaku yang meningkatkan kontrol kandung kemih. - <idak terdapat bekuan darah sehingga urine lan-ar le(at kateter. Een-ana tindakan: . Kaji output urine dan karakteristiknya +. Pertahankan irigasi kandung kemih yang konstan selama !) jam pertama ). Pertahankan posisi do(er kateter dan irigasi kateter. ,. 3njurkan intake -airan !,..-+... ml sesuai toleransi. 7. Setalah kateter diangkat, pantau (aktu, jumlah urine dan ukuran aliran. Perhatikan keluhan rasa penuh kandung kemih, ketidakmampuan berkemih, urgensi atau gejala H gejala retensi. Easional: . 0en-egah retensi pada saat dini. !. 0en-egah bekuan darah karena dapat menghambat aliran urine. +. 0en-egah bekuan darah menyumbat aliran urine. ). 0elan-arkan aliran urine. ,. 0endeteksi dini gangguan miksi. -. Potensial infeksi sehubungan dengan prosedur in"asif: alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering. <ujuan: Klien tidak menunjukkan tanda H tanda infeksi . Kriteria hasil: - Klien tidak mengalami infeksi. - Aapat men-apai (aktu penyembuhan. - <anda H tanda "ital dalam batas normal dan tidak ada tanda H tanda sho-k. Een-ana tindakan: . Pertahankan sistem kateter steril, berikan pera(atan kateter dengan steril. !. 3njurkan intake -airan yang -ukup # !,.. H +... $ sehingga dapat menurunkan potensial infeksi. +. Pertahankan posisi urobag diba(ah. ). Obser"asi tanda H tanda "ital, laporkan tanda H tanda sho-k dan demam. ,. Obser"asi urine: (arna, jumlah, bau. 7. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat antibiotik. Easional: . 0en-egah pemasukan bakteri dan infeksi . !. 0eningkatkan output urine sehingga resiko terjadi >SK dikurangi dan mempertahankan fungsi ginjal. +. 0enghindari refleks balik urine yang dapat memasukkan bakteri ke kandung kemih ). 0en-egah sebelum terjadi sho-k ,. 0engidentifikasi adanya infeksi 7. 'ntuk men-egah infeksi dan membantu proses penyembuhan d. Potensial untuk menderita -idera: perdarahan sehubungan dengan tindakan pembedahan . <ujuan: <idak terjadi perdarahan. Kriteria hasil: - Klien tidak menunjukkan tanda H tanda perdarahan . - <anda H tanda "ital dalam batas normal . - 'rine lan-ar le(at kateter . Een-ana tindakan: . 8elaskan pada klien tentang sebab terjadi perdarahan setelah pembedahan dan tanda H tanda perdarahan . !. >rigasi aliran kateter jika terdeteksi gumpalan dalm saluran kateter . +. Sediakan diet makanan tinggi serat dan memberi obat untuk memudahkan defekasi . ). 0en-egah pemakaian termometer rektal, pemeriksaan rektal atau huknah, untuk sekurang H kurangnya satu minggu . ,. Pantau traksi kateter: -atat (aktu traksi di pasang dan kapan traksi dilepas . 7. Obser"asi: - <anda H tanda "ital tiap ) jam - 0asukan dan haluaran - Karna urine Easional : a. 0enurunkan ke-emasan klien dan mengetahui tanda H tanda perdarahan . b. =umpalan dapat menyumbat kateter, menyebabkan peregangan dan perdarahan kandung kemih -. Aengan peningkatan tekanan pada fosa prostatik yang akan mengendapkan perdarahan . d. Aapat menimbulkan perdarahan prostat . e. <raksi kateter menyebabkan pengembangan balon ke sisi fosa prostatik, menurunkan perdarahan. 'mumnya dilepas + H 7 jam setelah pembedahan . f. Aeteksi a(al terhadap komplikasi, dengan inter"ensi yang tepat men-egah kerusakan jaringan yang permanen . e. Potensial disfungsi seksual sehubungan dengan ketakutan akan impoten akibat dari prostatektomi <ujuan: Bungsi seksual dapat dipertahankan Kriteria hasil: - Klien tampak rileks dan melaporkan ke-emasan menurun . - Klien menyatakan pemahaman situasi indi"idual . - Klien menunjukkan keterampilan peme-ahan masalah . - Klien mengerti tentang pengaruh prostatektomi pada seksual. Een-ana tindakan : . ;eri kesempatan pada klien untuk memperbin-angkan tentang pengaruh prostatektomi terhadap seksual . ! . 8elaskan tentang : a . Kemungkinan kembali ketingkat tinggi seperti semula . b . Kejadian ejakulasi retrograd #air kemih seperti susu$ + . 0en-egah hubungan seksual +-) minggu setelah operasi . ) . Aorong klien untuk menanyakan kedokter salama di ra(at di rumah sakit dan kunjungan lanjutan . Easional : . 'ntuk mengetahui masalah klien . ! . Kurang pengetahuan dapat membangkitkan -emas dan berdampak disfungsi seksual. + . ;isa terjadi perdarahan dan ketidaknyamanan ) . 'ntuk mengklarifikasi kekhatiran dan memberikan akses kepada penjelasan yang spesifik. f . Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi <ujuan: Klien dapat menguraikan pantangan kegiatan serta kebutuhan berobat lanjutan . Kriteria hasil: - Klien akan melakukan perubahan perilaku. - Klien berpartisipasi dalam program pengobatan. - Klien akan mengatakan pemahaman pada pantangan kegiatan dan kebutuhan berobat lanjutan . Een-ana tindakan: . ;eri penjelasan untuk men-egah aktifitas berat selama +-) minggu . !. ;eri penjelasan untuk men-egah mengedan (aktu ;3; selama )-7 minggu: dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan. +. Pemasukan -airan sekurangHkurangnya !,..-+... ml/hari. ). 3njurkan untuk berobat lanjutan pada dokter. ,. Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh . Easional: . Aapat menimbulkan perdarahan . !. 0engedan bisa menimbulkan perdarahan, pelunak tinja bisa mengurangi kebutuhan mengedan pada (aktu ;3; . +. 0engurangi potensial infeksi dan gumpalan darah . ). 'ntuk menjamin tidak ada komplikasi . ,. 'ntuk membantu proses penyembuhan . g . =angguan tidur sehubungan dengan nyeri <ujuan: Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi. Kriteria hasil: - Klien mampu beristirahat / tidur dalam (aktu yang -ukup. - Klien mengungkapan sudah bisa tidur . - Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur . Een-ana tindakan: . 8elaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan kemungkinan -ara untuk menghindari. !. Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan . +. ;eri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur. ). Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri # analgesik $. Easional: . meningkatkan pengetahuan klien sehingga mau kooperatif dalam tindakan pera(atan . !. Suasana tenang akan mendukung istirahat . +. 0enentukan ren-ana mengatasi gangguan . ). 0engurangi nyeri sehingga klien bisa istirahat dengan -ukup . %. PELAK-A)AA) ( 1# ) Pelaksanaan adalah realisasi dari peren-anaan kepera(atan oleh pera(at dan klien, baik sebelum operasi dan sesudah operasi. ;eberapa petunjuk pada implementasi adalah sebagai berikut: $ >nter"ensi dilaksanakan sesuai dengan ren-ana setelah di"alidasi: ! $ Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal, dilakukan dengan -ermat dan efisien pada situasi yang tepat: + $ Keamanan fisik dan psikologis dilindungi: ) $ Aokumentasi inter"ensi dan respon klien. 2. E3AL4A-+ 2"aluasi adalah bagian akhir dari proses kepera(atan . Semua tahap proses kepera(atan # diagnosis, tujuan, inter"ensi $ harus die"aluasi. <ujuan e"aluasi adalah untuk apakah tujuan dalam ren-ana kepera(atan ter-apai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang .# ! $ 3da tiga alternatif yang dapat dipakai pera(at dalam memutuskan, sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu ter-apai, yaitu tujuan ter-apai, tujuan ter-apai sebagian dan tujuan tidak ter-apai. 'ntuk dapat menilai maka dilihat dari perilaku klien sebagai berikut: # + $ . <ujuan ter-apai jika klien mampu menunjukkan perilaku pada (aktu atau tanggal yang telah ditentukan, sesuai dengan pernyataan tujuan. !. <ujuan ter-apai sebagian jika klien telah mampu menunjukkan perilaku, tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah ditentukan . +. <ujuan tidak ter-apai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan, sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. DA50A. P4-0AKA 1. Purnomo, ;asuki ;. !.... Dasar dasar urologi. 0alang: CL >nfomedika. 2. &ong, ;arbara C. //7. Pendekatan Medikal Bedah 3, Suatu pendekatan proses keperawatan. ;andung: Gayasan >katan 3lumni Pendidikan Kepera(atan Padjajaran. 3. Sjamsuhidayat, E # et al $. //%. Buku Ajar Bedah. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C. 4. &ap / 'PB >lmu ;edah. //). Pedoan Diagnosa dan !erapi. Surabaya: Bakultas Kedokteran 3irlangga. ". Aoenges, 0arilyn 2. !.... #en$ana Asuhan %eperawatan, Pedoan untuk Peren$anaan dan Pendokuentasian Perawatan Pasien, edisi 3. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C. &. 0ansjoer, 3rif. !.... %apita Selekta %edokteran, edisi 3 jilid kedua. 8akarta: 0edia 3es-ulapius BK'>. '. 9ardjo(ijoto, Sunaryo. ///. Benign Prostat (iperplasia. Surabaya: BK '13>E / ES'A Ar. Soetomo. ). ;la-k, 8oy-e 0 # et al $.//. Medi$al Surgi$al *ursing, A Ps+$hoph+siologi$ Approa$h, ,ourth edition. -. 2ngram, ;arbara. ///. #en$ana Asuhan %eperawatan Medikal Bedah,.olue 3. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C. 1/. Carpenito, &ynda 8uall. //J. #en$ana Asuhan dan Dokuentasi %eperawatan, Diagnosa %eperawatan dan Masalah %ola0orati,, edisi 2. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C. 11. Carpenito, &ynda 8uall. //J. Buku Saku Diagnosa %eperawatan, edisi &. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C. 12. Keliat, ;udi 3nna. //). Proses %eperawatan. 8akarta: Penerbit buku kedokteran, 2=C. 13. &ismidar, 9. //.. Proses %eperawatan. 8akarta: 'ni"ersitas >ndonesia H press.