You are on page 1of 12

TUGAS MANDIRI

METRONIDAZOLE

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian


Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh :
M. Thaufiqurrakhman
I1A004015

Pembimbing
Isnaini, S.Si, Apt, M.Si

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
BAGIAN FARMAKOLOGI
BANJARBARU
2009
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

1. Deskripsi…………………………………………………………… 1

1.1 Nama dan struktur kimia………………………………………. 1

1.2 Sifat fisiobiokimia……………………………………………… 1

2. Golongan/kelas terapi………………………………………………. 1

3. Nama dagang……………………………………………………….. 1

4. Indikasi……………………………………………………………… 2

5. Dosis, cara dan lama pemberian…………………………………….. 2

6. Farmakologi…………………………………………………………. 3

7. Stabilitas penyimpanan……………………………………………… 4

8. Kontraindikasi………………………………………………………. 4

9. Efek samping……………………………………………………….. 4

10. Interaksi…………………………………………………………….. 5

10.1 Dengan obat lain…………………………………………………. 5

10.2 Dengan makanan………………………………………………… 5

11. Pengaruh……………………………………………………………….. 6

11.1 Terhadap kehamilan……………………………………………… 6

11.2 Terhadap ibu menyusui…………………………………………. 6


11.3 Terhadap anak-anak……………………………………………… 6

11.4 Terhadap hasil laboratorium…………………………………… 6

12. Bentuk sediaan……………………………………………………… 7

13. Peringatan…………………………………………………………… 7

14. Informasi pasien…………………………………………………….. 7

15. Mekanisme aksi……………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA
METRONIDAZOLE

1. Deskripsi

1.1 Nama dan struktur kimia

1-(2-Hydroxyethyl)-2-methyl-5-nitroimidazole: 1-(-Ethylol)-2-methyl-5-

nitro-3-azapyrrole; Sinonim : Metronidazol hydrochloride; 2-Methyl-5-

nitroimidazole-1-ethanol ; C6H9N3O3, Sinonim : C12H12N2O2S.

1.2 Sifat fisiobiokimia

Dalam perdagangan metronidazol terdapat dalam bentuk basa dan garam

hidroklorida. Sebagai basa berupa serbuk kristal berwarna putih hingga kuning

pucat. Sedikit larut dalam air dan dalam alkohol, dan mempunyai pKa 2,6. Injeksi

metronidazol jernih, tidak berwarna, larutan isotonik dengan pH 4,5 – 7, dengan

osmolarity 297-314 mOsm/L dan mengandung natrium fosfat, asam sitrat dan

natrium klorida. Metronidazol hidroklorida sangat larut dalam air dan larut dalam

alkohol, dalam perdagangan berupa serbuk berwarna putih.

2. Golongan/kelas terapi

Anti-infeksi.

3. Nama dagang

- Flagyl - Tismazol - Fladex

- Promuba - Elyzol - Mebazid

- Corsagyl - Gravazol - Nidazole


- Fortagyl - Metronidazole fresenius

- Metrolet - Trichodazol - Trogyl

- Metrofusin - Metronidazole (generic)

4. Indikasi

Infeksi anaerobik (termasuk gigi) , lihat pada bagian dosis, infeksi protozoa,

eradikasi Helicobacter pylori; infeksi kulit.

5. Dosis, cara dan lama pemberian

Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk

penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal  800

mg kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg

setiap 8 jam; kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, anak-anak setiap 8 jam

selama 3 hari, kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun

125 mg, 1 – 5 tahun 250 mg, 5 – 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis

dewasa; selama 3 hari, pemberian secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500

mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam.

Ulser pada lengan : peroral 400 mg setiap 8 jam selama 7 hari

Bacterial vaginosis : peroral 400 – 500 mg dua kali sehari selama 5 – 7 hari

atau 2 gram sebagai dosis tunggal.

Inflamasi pelviks : peroral 400 mg dua kali sehari selama 14 hari.


Acute ulcerative gingivitis : peroral 200-250 mg setiap 8 jam selama 3 hari;

anak-anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam selama 3 hari; 3 – 7 tahun 100 mg setiap

12 jam; 7 – 10 tahun 100 mg setiap 8 jam.

Infeksi oral akut : peroral 200 mg setiap 8 jam selama 3 – 7 hari  ; anak-

anak 1-3 tahun 50  mg setiap 8 jam selama 3 – 7 hari, 3 – 7 tahun 100 mg setiap

12 jam; 7 – 10 tahun 100  mg setiap 8 jam.

6. Farmakologi

Absorbsi : Oral : diabsorbsi dengan baik; topikal : konsentrasi yang dicapai

secara sistemik setelah penggunaan 1 g secara topikal 10 kali lebih kecil dari pada

penggunaan dengan 250 mg peroral.

Distribusi : ke saliva, empedu, cairan mani, air susu, tulang, hati dan abses

hati , paru-paru dan sekresi vagina; menembus plasenta dan sawar darah otak

(blood- brain barrier).

Ikatan protein : < 20%

Metabolisme : Hepatik (30%-60%)

           T½ eliminasi : neonatus : 25-75 jam ; yang lain : 6-8 jam, terjadi

perpanjangan pada kerusakan hepar; gagal ginjal terminal : 21 jam

           Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: segera : 1-2 jam

           Ekskresi : urin (20% hingga 40% dalam bentuk obat yang tidak berubah):

feses (6% hingga 15%)


7. Stabilitas penyimpanan

Injeksi metronidazol harus disimpan pada 15°C hingga 30°C dan dilindungi

dari cahaya. Produk dapat disimpan dalam refrigerator namun akan terbentuk

kristal, kristal dapat dilarutkan kembali dengan menghangatkannya pada suhu

kamar. Paparan cahaya dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan warna

produk menjadi gelap. Namun demikian paparan cahaya yang normal pada

ruangan dalam jangka pendek tidak mempengaruhi stabilitas metronidazol.

Paparan sinar matahari langsung harus dihindari. Larutan standar : 500 mg/ 100

ml NS. Stabilitas campuran parenteral pada suhu kamar (25°C): stabilitas pada

produk yang terbungkus : 30 hari.

8. Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau

komponen yang ada dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama – didapatkan

efek karsinogenik pada tikus).

9. Efek samping

Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran

pencernaan; rash ;mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin

berwarna gelap,  erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan

anafilaksis;  juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice,

trombositopenia, anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada  pengobatan  intensif


dan  jangka panjang dapat terjadi peripheral neuropathy,  transient epilepsi-form

seizure dan leukopenia.

10. Interaksi

10.1 Dengan obat lain

Efek Cytochrome P450 : menghambat CYP2C8/9 (lemah), 3A4 (moderate).

Meningkatkan efek/toksisitas : Etanol dapat menyebabkan reaksi seperti

disulfiram. Warfarin dan metronidazol dapat meningkatkan bleeding time (PT)

yang menyebabkan perdarahan. Simetidin dapat meningkatkan kadar

metronidazol.

Metronidazol dapat menghambat metabolisme cisaprid, menyebabkan

potensial aritmia; hindari penggunaan secara bersamaan. Metronidazol dapat

meningkatkan efek/toksisitas lithium. Metronidazol dapat meningkatkan

efek/toksisitas benzodiazepin tertentu, calcium channel blocker, siklosporin,

turunan ergot, HMG-Coa reduktase inhibitor tertentu, mirtazapine, nateglinid,

nefazodon, sildenafil ( dan PDE-5 inhibitor yang lain), takrolimus, venlafaxine,

dan substrat CYP3A4  yang lain.

Menurunkan efek:  fenobabital, fenobarbital (inducer enzim yang lain),

dapat menurunkan efek dan waktu paro metronidazol.

10.2 Dengan makanan

Konsentrasi puncak serum  antibiotik diturunkan dan terjadi delay

(terlambat), tetapi jumlah total obat yang diabsorbsi tidak dipengaruhi.


11. Pengaruh

11.1 Terhadap kehamilan

Produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat pada dosis

tinggi. Faktor risiko : B (dikontraindikasikan pada trimester pertama) Obat dapat

menembus plasenta ( efek karsinogenik pada tikus); dikontraindikasikan terhadap

pengobatan trichomoniasis pada trimester pertama, kecuali jika pengobatan

alternatif tidak adekuat. Untuk keamanan dan efikasi pada indikasi yang lain,

gunakan obat pada ibu hamil hanya jika keuntungan pada ibu hamil lebih banyak

daripada potensial risiko terhadap janinnya.

11.2 Terhadap ibu menyusui

Ditemukan dalam air susu, produsen menyarankan untuk menghindari

penggunaan obat dengan dosis  tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu

ibu/tidak direkomendasikan (AAP rates ’’of concern”)

11.3 Terhadap anak-anak

Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum diketahui

dengan jelas, kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir menunjukkan

keterbatasan dalam eliminasi metronidazole. Pada bayi berumur 28 hingga 40

minggu, waktu paro eliminasi 10,9 – 22,5 jam.

11.4 Terhadap hasil laboratorium

Interaksi dengan tes laboratorium : dapat mempengaruhi uji AST, ALT,

Trigliserida, glukosa dan LDH.


12. Bentuk sediaan

Tablet, Cairan Infus, Suppositoria, Sirup.

13. Peringatan

Reaksi disulfiram-like terjadi bila diberikan bersama alkohol, kerusakan hati

dan encefalopati hepatik; kehamilan; menyusui; dihindari pada porfiia; monitoring

hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan klinik pada pengobatan yang

melebihi 10 hari.

14. Informasi pasien

Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor,

seperti  kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan

yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada

dokter atau apoteker . Bacalah dengan seksama informasi mengenai penggunaan

obat ini dan ulangi membaca setiap kali anda menerima resep lagi. Gunakan obat

ini  sesuai dengan yang telah diresepkan. Jangan menggunakan obat ini untuk

trichomoniasis selama tiga bulan pertama kehamilan. Gunakan obat pada lambung

kosong.Obat dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna (GI upset); jika hal

ini terjadi gunakan bersama makanan. Bentuk sediaan lepas lambat harus

digunakan pada saat lambung kosong ( 1 jam atau 2 jam setelah makan) Produsen

merekomendasikan untuk menghindari penggunaan etanol selama pengobatan

dengan obat ini dan setelah tiga hari terapi selesai. Gunakan obat hingga habis.

Obat yang tidak digunakan sampai habis  menyebabkan pemusnahan bakteri tidak
sempurna dan infeksi dapat kambuh lagi. Hubungi dokter bila terjadi kejang atau

mati rasa pada tangan dan kaki. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor

terapi. Pastikan hal ini dilakukan. Kondisi medis awal pasien harus diceritakan

pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini. Jangan menghentikan

pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Jangan menggunakan OTC

atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat. Ini termasuk

sediaan herbal atau suplemen makanan yang lain. Jangan menggunakan obat

melebihi jumlah yang telah  diresepkan, kecuali atas anjuran dokter. Hubungi

dokter atau apoteker jika anda merasa menggunakan obat terlalu banyak. Jika

pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat

beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum

obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan. Jika lebih dari

satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker. Obat ini hanya

digunakan oleh  pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain.

15. Mekanisme aksi

Setelah berdifusi kedalam organisma, berinteraksi dengan DNA

menyebabkan hilangnya struktur helix DNA dan kerusakan untaian DNA. Hal ini

lebih jauh menyebabkan hambatan pada syntesa protein dan kematian sel

organisma.
DAFTAR PUSTAKA

BNF 50

          AHFS Drug Information 2005

          MIMS Indonesia 2006/2007

          Fact & Comparisons  2003

          Drug Information Handbook

You might also like