You are on page 1of 38

Tim Matematika Diskrit

Barisan yang didefinisikan secara rekursif



Contoh 1.
Suatu barisan c
0
, c
1
, c
2
, didefinisikan secara rekursif sbb:
Untuk semua bilangan bulat k 2,
c
k
= c
k-1
+ k c
k-2
+ 1
Dengan kondisi awal: c
0
= 1 dan c
1
= 2. Hitunglah c
5
.

Penyelesaian:
Karena barisan didefinisikan secara rekursif, maka c
5
tidak bisa
dihitung secara langsung, tetapi harus terlebih dahulu
menghitung c
2
, c
3
, dan c
4
.
c
2
= c
1
+ 2 c
0
+ 1 = 2 + 2.1 + 1 = 5
c
3
= c
2
+ 3 c
1
+ 1 = 5 + 3.2 + 1 = 12
c
4
= c
3
+ 4 c
2
+ 1 = 12 + 4.5 + 1 = 33
c
5
= c
4
+ 5 c
3
+ 1 = 33 + 5.12 + 1 = 94
Jadi c
5
= 94

Contoh 2.
Misalkan a
1
, a
2
, ; b
1
, b
2
, dan c
1
, c
2
, adalah 3 barisan yang
semuanya memenuhi relasi rekurensi: Nilai suatu suku sama
dengan 3 kali nilai suku sebelumnya.
Jadi a
k
= 3 a
k-1
; b
k
= 3 b
k-1
; c
k
= 3 c
k-1
Tetapi kondisi awal ketiga barisan tersebut berbeda:
a
1
= 0; b
1
= 1; c
1
= 2
Nyatakan barisan-barisan tersebut dengan cara menuliskan
beberapa suku awal barisan tersebut! Apakah ketiganya merupakan
barisan yang sama?

Penyelesaian:
Barisan a
i
adalah: 0, 0, 0,
Barisan b
i
adalah: 3, 9, 27,
Barisan c
i
adalah: 6, 18, 54,
Tampak bahwa ketiga barisan tersebut berbeda

Contoh 3. (Bilangan Fibonacci)
Pada tahun 1202, Leonardo of Pisa yang dikenal dengan Fibonacci
mengemukakan masalah sbb:
Misalkan mula-mula ada sepasang kelinci (jantan dan betina) yang baru lahir.
Setiap bulan, kelinci-kelinci yang sudah berumur 2 bulan akan beranak 2 ekor
kelinci (jantan dan betina). Carilah banyaknya kelinci setelah 12 bulan (dan
secara umum setelah n bulan)

Penyelesaian:
Pada bulan ke-0, ada 1 pasang kelinci (sebut pasangan A)
Pada bulan ke-1, tetap masih ada 1 pasang kelinci (A) karena belu cukup umur
untuk beranak
Pada bulan ke-2, pasangan A mempunyai sepasang anak (sebut pasangan B).
Jadi total ada 2 pasang kelinci.
Pada bulan ke-3, pasangan A mempunyai sepasang anak lagi (sebut pasangan
C), tetapi pasangan B belum punya anak krn belum cukup umur. Total 3 pasang.
Pada bulan ke-4, pasangan A mempunyai sepasang anak lagi (sebut pasangan
D), pasangan B juga mempunyai sepasang anak (sebut pasangan E). Total 5
pasang kelinci). Dan seterusnya



Anak kelinci yang lahir pada tiap bulan ke - dinyatakan dalam tabel sbb:

Induk
Kelinci
1 2 3 4 5 6
A - B C D F I
B - - - E G J
C - - - - H K
D - - - - - L
E - - - - - M
F - - - - - -
G - - - - - -
Misalkan F
n
menyatakan banyak pasangan kelinci yang hidup
pada bulan ke-n (n 0)
Maka: F
0
= 1,
F
1
= 1,
F
2
= 2,
F
3
= 3,
F
4
= 5,

F
n
terbentuk dari 2 hal yaitu: F
n-1
pasang kelinci dari bulan
sebelumnya ditambah dengan jumlah pasangan anak yang
dilahirkan. Karena kelinci yang mempunyai anak adalah yang
berumur minimal 2 bulan, maka jumlah pasang anak yang
diperoleh sama dengan jumlah kelinci pada 2 bulan sebelumnya
yaitu F
n-2
.
Maka didapat relasi F
n
= F
n-1
+ F
n-2
dengan F
0
= 1; F
1
= 1.
Relasi ini dikenal dengan relasi Fibonacci.
F
i
yang terbetuk disebut Bilangan Fibonacci.

Contoh 4. (Menara Hanoi)
Pada tahun 1883, seorang ahli matematika Perancis bernama
Edouard Lucas mengemukakan suatu teka-teki sbb:
Menurut legenda, ada sebuah kuil Budha yang di dalamnya
terdapat 3 tiang berdiameter kecil terbuat dari permata. Pada waktu
dunia diciptakan, Tuhan menciptakan 64 buah cakram dengan
ukuran berbeda-beda pada salah satu tiang. Cakram-cakram tesebut
ditumpuk satu di atas yang lain, sedemikian hingga semakin ke
atas, diameter cakram semakin mengecil.
Biksu-biksu kuil tersebut berusaha memindahkan cakram satu
demi satu dari satu tiang ke tiang lain, sehingga semua cakram
berpindah dari tiang A ke tiang C. Syaratnya: pemindahan hanya
boleh dilakukan satu persatu, dan pada setiap keadaan, cakram
dengan diameter yang lebih kecil harus berada di atas cakram
dengan diameter yang lebih besar.
Menurut legenda, setelah pemindahan tersebut selesai, maka tiang,
cakram, dan semua yang ada akan hancur menjadi debu.
Bersamaan dengan itu, akan terdengar halilintar yang menggelegar
dan dunia akan hilang (kiamat). Misalkan biksu-biksu tersebut
dapat memindahkan sebuah cakram dalam satu detik, berapa lama
dunia akan kiamat sejak diciptakan?

Penyelesaian:
Suatu cara penyelesaian yang efisien adalah secara rekursif.
Misalkan kita tahu tentang memindahkan (k-1) cakram dari tiang
ke tiang lain. Maka cara paling efisien untuk memindahkan k
cakram dari tiang A ke tiang C adalah sbb:

Langkah 1. pindahkan (k-1) buah cakram dari tiang A ke tiang B.
Jika k > 2, eksekusi langkah ini memerlukan sejumlah proses untuk
memindahkan cakram satu per satu.
Langkah 2. pindahkan cakram yang terletak paling bawah dari tiang
A ke tiang C.
Langkah 3. pindahkan (k-1) buah cakram dari tiang B ke tiang C.
seperti langkah 1, jika k > 2, langkah 3 juga memerlukan sejumlah
proses di dalamnya.
Misalkan m
n
= jumlah langkah minimal untuk memindahkan n buah
cakram dari satu tiang ke tiang lain. Perhatikan bahwa m
n
tidak
dipengaruhi oleh asal dan tujuan tiang. m
n
juga tidak tergantung dari
banyaknya cakram yang terletak di bawah n buah cakram yang
dipindah tersebut.
Langkah 1 memerlukan m
k-1
kali perpindahan. Langkah 2
memerlukan 1 kali perpindahan. Langkah 3 memerlukan m
k-1
kali
perpindahan. Jadi jumlah keseluruhan perpindahan minimal
adalah: m
k
= m
k-1
+ 1 + m
k-1
= 2m
k-1
+ 1
Kondisi awal terjadi jika k = 1
Diperoleh persamaan rekursif m
1
, m
2
, , sbb:
m
k
= 2 m
k-1
+ 1 (relasi rekurensi)
m
1
= 1 (kondisi awal)
Maka untuk memindahkan:
2 cakram, dibutuhkan m
2
= 2 m
1
+ 1 = 2.1 + 1 = 3 langkah
3 cakram, dibutuhkan m
3
= 2 m
2
+ 1 = 2.3 + 1 = 7 langkah
4 cakram, dibutuhkan m
4
= 2 m
3
+ 1 = 2.7 + 1 = 15 langkah, dst
64 cakram, dibutuhkan m
64
= = 1,844674.10
19
detik
5.84542.10
11
tahun
Contoh 5. (Perhitungan bunga bank)
Jika kita menyimpan uang di bank, biasanya bank memberikan
bunga yang dihitung per tahun, misal i. Jika bunga diberikan per
periode tertentu dan dalam satu tahun ada m kali periode, maka
besarnya bunga per periode = i/m. Sebagai contoh, suatu bank
memberikan bunga 12% = 0,12 per tahun dan bunga diberikan
secara bulanan. Maka besarnya bunga per bulan = 0,12/12 = 0,01.
Untuk tiap bilangan positif k 1, misalkan:
P
k
= jumlah tabungan pada akhir periode ke-k (tanpa ada
transaksi).
Nyatakan P
k
sehingga relasi rekurensi suku-suku sebelumnya!
Penyelesaian:
Besarnya bunga selama periode ke-k adalah jumlah tabungan pada
akhir periode ke (k-1) dikalikan dengan bunga untuk periode
tersebut.
Jadi, bunga selama periode ke-k adalah (P
k-1
) (i/m).
Jumlah uang tabungan pada akhir periode ke-k (=P
k
) didapat
dengan cara menjumlahkan uang tabungan pada akhir periode
ke(k-1) (=P
k-1
) dengan bungan yang didapat selama periode ke-k
tersebut.
Maka jumlah uang tabungan pada akhir periode ke-k adalah:
P
k
= P
k-1
+ P
k-1
(i/m)
= P
k-1
(1 + i/m)
Kondisi awal (P
0
) adalah jumlah uang tabungan mula-mula.
Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan Iterasi
1 ,
1
1
... 1
3
) 2 )( 1 (
) 1 ( ... 4 . 3 3 . 2 2 . 1
6
) 1 2 )( 1 (
... 3 2 1
2
) 1 (
... 3 2 1
1
2
2 2 2

r
r
r
r r r
n n n
n n
n n n
n
n n
n
n
n
Contoh 6.
Misalkan a
0
, a
1
, a
2
, , barisan yang didefinisikan secara rekursif sbb:
Untuk semua bilangan bulat k 1,
a
k
= a
k-1
+ 2 (relasi rekurensi), a
0
= 1 (kondisi awal)
Carilah rumus eksplisit barisan tersebut dengan metode iterasi.

Penyelesaian:
a
k
= a
k-1
+ 2
= (a
k-2
) + 2 = a
k-2
+ 2.2
= (a
k-3
) + 2.2 = a
k-3
+ 3.2
= (a
k-4
) + 3.2 = a
k-4
+ 4.2
Sesuai pola, terlihat bahwa a
k
= a
k-k
+ k.2 = a
0
+ 2.k
Karena a
0
= 1 maka penyelesaian persamaan rekursif adalah a
k
= 1 + 2k.
Jika diselesaikan dengan cara menaik:
a
1
= a
0
+ 2
a
2
= a
1
+ 2 = (a
0
+ 2) + 2 = a
0
+ 2.2
a
3
= a
2
+ 2 = (a
0
+ 2 + 2) + 2 = a
0
+ 3.2

a
k
= a
0
+ k.2 = 1 + 2k
Contoh 7.
Carilah rumus eksplisit barisan m
1
, m
2
, yang menyatakan masalah menara
Hanoi.
m
k
= 2 m
k-1
+ 1 untuk bilangan bulat k 2
m
1
= 1

Penyelesaian:
m
k
= 2 m
k-1
+ 1
= 2 (2m
k-2
+ 1) + 1 = 2
2
m
k-2
+ 2.1 + 1
= 2
2
(2m
k-3
+ 1) + 2.1 + 1 = 2
3
m
k-3
+ 2
2
.1 + 2.1 + 1
= 2
3
(2m
k-4
+ 1) + 2
2
.1 + 2.1 + 1 = 2
4
m
k-4
+ 2
3
.1 + 2
2
.1 + 2.1 + 1
=
= 2
k-1
m
k-(k-1)
+ 2
k-2
.1 + + 2
3
.1 + 2
2
.1 + 2
1
+ 1
= 2
k-1
m
1
+ 2
k-2
+ + 2
3
+ 2
2
+ 2
1
+ 1
Karena m
1
= 1 maka: m
k
= 2
k-1
+ 2
k-2
+ 2
k-3
+ + 2
3
+ 2
2
+ 2
1
+ 1
mk merupakan deret geometri dengan r = 2 yang besarnya = 2k -1
Jadi m
k
= 2k -1 untuk bilangan bulat k 1
Contoh 8.
Misalkan K
n
adalah graf dengan n buah titik dan setiap pasang titik
dihubungkan dengan sebuah garis (Graf Lengkap).
Jika S
n
menyatakan jumlah garis dalam K
n
, maka:
a. Buktikan bahwa S
n
memenuhi relasi rekurensi S
n
= S
n-1
+ (n-1)
dan kondisi awal S
1
= 0
b. Selesaikan relasi rekurensi S
n
tersebut.

Penyelesaian:
a. K
n
untuk n = 1, 2, 3, 4, dan 5





K
1
K
2
K
3
K
4
K
5

Banyaknya garis dalam K
4
adalah banyaknya garis K
3
ditambah dengan
banyaknya garis baru yang harus dibuat akibat penambahan satu buah
titik.
Banyaknya garis baru yang ditambahkan pada K
4
sama dengan banyaknya
titik pada K
3
. Jadi S
4
= S
3
+ 3.
Secara umum: S
n
= S
n-1
+ (n-1)
Kondisi awal S
1
= 0 jelas benar karena tidak mungkin membuat garis dari
satu buah titik.

b. S
n
= S
n-1
+ (n-1)
= (S
n-2
+ (n-2)) + (n-1) = S
n-2
+ (n-2) + (n-1)
= (S
n-3
+ (n-3)) + (n-2) + (n-1) = S
n-3
+ (n-3) + (n-2) + (n-1)
=
= S
n-(n-1)
+ (n-(n-1)) + + (n-3) + (n-2) + (n-1)
= S
1
+ 1 + 2 + + (n-2) + (n-1)
Karena S
1
= 0 maka
S
n
= 1 + 2 + + (n-2) + (n-1) = n (n-1)

Contoh 9.
Buktikan bahwa rumus eksplisit yang didapat pada contoh 8 merupakan
rumus yang benar.

Penyelesaian:
Dari contoh 8 didapat S
n
= n (n-1)
Akan dibuktikan kebenaran rumus tersebut dengan induksi matematika.

Basis:
Akan dibuktikan kebenaran rumus untuk n = 1.
Menurut rumus, untuk n = 1, S
1
= 1 (1-1) = 0
Menurut kondisi awal, S
1
= 0. jadi terbukti rumus benar untuk n = 0.
Induksi:
Misalkan rumus benar untuk n = k. Jadi S
k
= k (k-1)
Menurut persamaan rekurensi untuk n = k + 1,
S
k+1
=
S(k+1)-1
+ ((k+1) -1) = S
k
+ (k) = k (k-1) + k (hipotesa induk)
= k (k+1) = (k+1) ((k+1)-1)
Terbukti rumus benar untuk n = k + 1
Jadi rumus eksplisit untuk S
n
benar untuk n 1.

Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat Persamaan Karakteristik
Contoh 10.
Tentukan apakah persamaan di bawah ini merupakan relasi
rekurensi linier, linier dengan koefisien konstan atau homogen linier
dengan koefisien konstan. Jika demikian tentukan derajatnya!

a. a
n
7 a
n-1
+ 10 a
n-2
= 0
b. b
k
= b
k-1
+ b
k-2
+ b
k-3
c. c
k
= 2
ck-2
d. d
k
= d
k-1
2
+ d
k-2

e. e
k
= e
k-1
.e
k-2

f. f
k
2 f
k-1
+ 1 =0
g. h
k
= -h
k-1
+ (k-1) h
k-2



Penyelesaian:

a. Relasi rekurensi homogen linier dengan koefisien konstan
derajat 2.
b. Relasi (b) dapat dinyatakan dengan b
k
b
k-1
b
k-2
b
k-3
= 0,
yang merupakan relasi rekurensi homogen linier dengan
koefisien konstan derajat 3.
c. Relasi rekurensi homogen linier dengan koefisien konstan derajat 2.
d. Bukan relasi rekurensi linier karena memuat suku kuadratis d
k-1
2
.
e. Bukan relasi rekurensi linier karena memuat pergandaan suku
(e
k-1
.e
k-2
)
f. Relasi rekurensi linier dengan koefisien konstan derajat 1 (f(n) = -1)
g. Relasi rekurensi linier dengan derajat 2 (koefisien tidak konstan)

b. Relasi Rekurensi Homogen Linier dengan Koefisien Konstan
Contoh 11.
Selesaikan relasi rekurensi di bawah ini lewat persamaan
karakteristiknya:
a. a
n
= 3 a
n-1
+ 4 a
n-2
untuk n 2 dengan kondisi awal
a
0
= 1 dan a
1
= 3.
b. a
n
3 a
n-1
+ 3 a
n-2
a
n-3
= 0 untuk n 3 dengan kondisi awal
a
0
= 1; a
1
= 2 dan a
2
= 4
c. a
n
7 a
n-1
+ 16 a
n-2
12 a
n-3
= 0 untuk n 3 dengan kondisi
awal a
0
= 1; a
1
= 4 dan a
2
= 8


Penyelesaian:
a. Relasi rekurensi a
n
- 3 a
n-1
+ 4 a
n-2
= 0, merupakan relasi
rekurensi homogen linier dengan koefisien konstan. Persamaan
karakteristik yang sesuai adalah t
2
3t 4 = (t-4)(t+1) = 0 yang
mempunyai akar-akar karakteristik
1
= 4 dan
2
= -1. karena
semua akar-akarnya berbeda, maka penyelesaiannya adalah:
a
n
= c
1
4
n
+ c
2
(-1)
n
Untuk menentukan c
1
dan c
2
, digunakan kondisi awal:
a
0
= 1 sehingga 1 = c
1
(4)
0
+ c
2
(-1)
0
= c
1
+ c
2
a
1
= 3 sehingga 3 = c
1
(4)
1
+ c
2
(-1)
1
= 4 c
1
c
2
Didapat sistem persamaan linier c
1
+ c
2
= 1 dan 4c
1
c
2
= 3 yang
mempunyai penyelesaian c
1
= 4/5 dan c
2
= 1/5
Maka penyelesaian relasi rekurensi a
n
- 3 a
n-1
+ 4 a
n-2
= 0 adalah
a
n
= 4/5 (4)
n
+ 1/5 (-1)
n

Contoh 12.
Suatu taruhan dilakukan dengan cara melempar koin seimbang. Seorang
penjudi mempertaruhkan Rp 1.000,- dalam setiap kali permainan. Jika
yang muncul adalah gambar maka ia menang Rp 1.000,- dan sebaliknya,
ia akan kalah Rp 1.000,- jika yang muncul adalah angka. Penjudi
tersebut akan berhenti bermain jika ia kehabisan uang, atau ia menang
Rp M (dalam ribuan). M adalah bilangan bulat positif yang besarnya
ditentukan sebelum ia mulai berjudi. Misalkan Pn adalah probabilitas
penjudi akan kehabisan uang jika sebelum berjudi ia membawa uang
sebanyak Rp n (dalam ribuan)
a. Carilah rumus eksplisit untuk Pn
b. Bagaimana penjudi harus menentukan M untuk meminimumkan
kemungkinan kehabisan uang?
Penyelesaian:
a. Jika suatu koin seimbang dilemparkan, maka kemungkinan
munculnya angka sama dengan kemungkinan munculnya gambar
P(angka) = P(gambar) =
Ini berarti bahwa kemungkinan menang (gambar) dan kalah
(angka) juga sama. Jika penjudi mempunyai (k-1) ribu, maka
setelah 1 kali permainan, ada 2 kemungkinan jumlah uang yang
dimiliki penjudi tersebut:
1. Uang yang dimiliki = (k) ribu. Ini terjadi kalau penjudi tersebut
menang/muncul gambar. Jika demikian, maka kemungkinan ia
kehabisan uang = P
k
.
2. Uang yang dimiliki = (k-2) ribu. Ini terjadi kalau penjudi tersebut
kalah/muncul angka. Jika demikian maka kemungkinan ia
kehabisan uang adalah P
k-2
.
Untuk kedua kasus tsb, kemungkinan terjadinya sama, yaitu = .
Didapat relasi rekurensi P
k-1
= P
k
+ P
k-2
; 2 k M.
Didapat P
k
2P
k-1
+ P
k-2
= 0
Persamaan karakteristik yang sesuai t
2
2t + 1 = 0 yang
mempunyai akar kembar
1
=
2
= 1.
Penyelesaian relasi rekurensi adalah P
n
= (c
1
+ c
2
n) 1
n
= c
1
+ c
2
n
Kondisi awal:
Untuk n = 0, probabilitas ia akan kehabisan uang = 1. Jadi P
0
= 1.
Untuk n = M, probabilitas ia akan kehabisan uang = 0
karena jika uangnya = M, ia akan berhenti berjudi sehingga tidak
akan kehabisan uang. Jadi P
M
= 0.

Dengan memasukkan kondisi-kondisi awal in ke relasi rekurensi,
didapat: 1 = c
1
+ c
2
(0) atau c
1
= 1
0 = c
1
+ c
2
M = 1 + c
2
M sehingga c
2
= -1/M
Relasi rekurensi yang sesuai adalah: P
n
= 1 n/M untuk
sembarang bilangan bulat n dengan 0 n M. selanjutnya
dibuktikan dengan induksi matematika.
b. Agar penjudi kehabisan uang (P
n
= 1), maka n/M haruslah = 0.
ini terjadi kalau M sangat besar. Semakin besar target
kemenangan yang dicapai supaya ia berhenti berjudi (M),
semakin besar kemungkinannya ia akan kehabisan uang (P
n
= 1).
Jadi untuk meminimumkan kemungkinan kehabisan uang, M
harus dibuat sedekat-dekatnya dengan n (uang yang dimiliki
sebelum ia mulai berjudi).
c. Penyelesaian Total


f(n)
(D,a: konstan)

Sifat Persamaan Karakteristik C(t)
Bentuk Penyelesaian
Khusus
D a
n
a bukan akar persamaan karakteristik c(t)
(c(a) 0)
P a
n
D a
n
a adalah akar persamaan karakteristik c(t)
kelipatan m
P n
m
a
n
D n
s
a
n
a bukan akar persamaan karakteristik c(t)
(c(a) 0)
(P
0
+P
1
n++P
s
n
s
) a
n
D n
s
a
n
a adalah akar persamaan karakteristik c(t)
kelipatan m
(P
0
+P
1
n++P
s
n
s
) n
m
a
n
D n
s
1 bukan akar persamaan karakteristik c(t)
(c(1) 0)
P
0
+P
1
n++P
s
n
s
D n
s
1 adalah akar persamaan karakteristik c(t)
kelipatan m
(P
0
+P
1
n++P
s
n
s
) n
m
Contoh 13.
Carilah penyelesaian total relasi rekurensi di bawah ini:
a. a
n
7 a
n-1
+ 10 a
n-2
= 4
n
untuk n 2 dengan kondisi awal
a
0
= 8 dan a
1
= 36
b. a
n
7 a
n-1
+ 10 a
n-2
= 7.3
n
+ 4
n
untuk n 2
c. a
n
4 a
n-1
+ 4 a
n-2
= 2
n
untuk n 2
d. a
n
5 a
n-1
+ 6 a
n-2
= n
2
4
n
untuk n 2
e. a
n
2 a
n-1
+ a
n-2
= 5 + 3n untuk n 2

a. Relasi rekurensi homogennya adalah a
n
7 a
n-1
+ 10 a
n-2
= 0
Persamaan karakteristiknya t
2
7t + 10 = 0 dengan akar-akar
karakteristiknya adalah
1
= 2,
2
= 5.
Penyelesaian homogen a
n
= c
1
2
n
+ c
5
5
n
Karena f(n) = 4
n
dan 4 bukan akar karakteristik, maka untuk
mencari penyelesaian khusus dicoba bentuk a
n
k
= P (4)
n
.
Penyelesaian khusus ini disubstitusikan ke relasi rekurensi awal.
Didapat: P 4
n
7 (P 4
n-1
) + 10 (P 4
n-2
) = 4
n
P 4
n-2
(4
2
7.4 + 10) = 4
n
P = -8
Penyelesaian khusus a
n
k
= -8 (4)
n
Penyelesaian total = penyelesaian homgen + penyelesaian khusus
a
n
= c
1
.2
n
+ c
2
.5
n
8(4)
n

Untuk mencari harga c
1
dan c
2
, digunakan kondisi awal yang
diberikan:
a
0
= 8 sehingga c
1
(2)
0
+ c
2
(5)
0
8(4)
0
8 = c
1
+ c
2
8
16 = c
1
+ c
2
a
1
= 36 sehingga 36 = c
1
(2)
1
+ c
2
(5)
1
8(4)
1
36 = 2c
1
+ 5c
2
32
68 = 2c
1
+ 5c
2
Didapat sistem persamaan linier c
1
+ c
2
= 16 dan 2c
1
+ 5c
2
= 68
Yang bila diselesaikan akan menghasilkan c
1
= 4 dan c
2
= 12.
Jadi penyelesaian relasi rekurensi mula-mula adalah
a
n
= 4(2)
n
+ 12(5)
n
8(4)
n

Relasi Rekursif dalam Ilmu Komputer
2. Menggunakan struktur perulangan (looping).

Contoh: untuk menghitung suku ke-n barisan Fibonacci yang
memenuhi relasi F
n
= F
n-1
+ F
n-2
dengan F
0
= 1 dan F
1
= 1,
maka dibuat struktur program sbb:

Depan := 1
Tengah := 1

For i := 2 to n
Akhir := Depan + Tengah
Depan := Tengah
Tengah := Akhir
{end For}

Write (Akhir)


3. Menggunakan prosedur atau fungsi yang dipanggil secara rekursif.
Merupakan implementasi proses rekursif yang sesungguhnya dalam
komputer. Relasi rekursif an dibuat dalam suatu prosedur/fungsi
dengan n sebagai salah satu parameternya. Fungsi/prosedur ini secara
rekursif memanggil dirinya sendiri dengan nilai parameter yang
menurun.
Jika barisan Fibonacci diselesaikan dengan cara ini, maka programnya
adalah (dalam struktur pascal) sbb:

Function Fib (n : Integer) : Integer;
Begin
If ((n=0) or (n=1)) Then Fib := 1
Else Fib := Fib (n-1) + Fib (n-2)
End;

LATIHAN
Dari buku

You might also like