STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS ONE VILLAGE
ONE PRODUCT (OVOP) SEBAGAI SOLUSI MENGATASI PERMASALAHAN
PEREKONOMIAN PETANI DI DESA CIMENYAN, BANDUNG
Oleh: Gunawan Muhammad 250120130502 Indra Fardhani Musnawati Dode Sukirman
MAKALAH Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Rural Development Policy Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Konsentrasi Pembangunan dan Konservasi Wilayah Perdesaan
FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Potensi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Bandung cukup besar dengan meliputi tanaman bahan pangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Produksi tanaman sayuran sendiri yang meliputi bawang merah, cabe besar, kentang, tomat dan kubis sangat tinggi, data yang diperoleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bandung pada tahun 2010 mencatat bahwa produksi tanaman sayuran tersebut melebihi 2.000 ton per tahun (tabel 1.1). Tabel 1.1. Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Bandung (2010) No TAN. HORTIKULTURA Produksi (ton)
Sayur-Sayuran
1 Bawang Merah 234.520 2 Cabe Besar 66.615 3 Kentang 1.711.188 4 Tomat 351.769 5 Kubis 1.409.733 Daerah sentra produksi komoditas hortikultura di Kabupaten Bandung, terutama sayuran dan tanaman hias, umumnya terdapat di kawasan dataran tinggi yang memiliki jenis tanah andosol yang cukup subur, daerah tersebut meliputi: Kecamatan Cimenyan, Pangalengan, Kertasari, Pacet, Arjasari, Ciwidey, Pasirjambu, dan Rancabali. Komoditas yang paling banyak diusahakan meliputi: kentang, kubis, wortel, seledri, bawang merah, cabe, bloom kol, tomat, selada, sawi putih, sosin, terung, dan sekarang strawberry. Desa Cimenyan merupakan salah satu desa di Kabupaten Bandung yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghasilan warganya. Pada tahun 2007, tercatat sebanyak 1.026 penduduk Desa Cimenyan, atau bila di presentasikan sebesar 31,8% dari total penduduknya, berprofesi sebagai petani dan sebanyak 1.610 orang lainnya, atau sekitar 49,91%, berprofesi sebagai buruh tani. Dengan kata lain, sebanyak 81,7% penduduknya bekerja di sektor pertanian dan hanya 18,3% saja yang bekerja di sektor non pertanian. Desa ini juga berada di wilayah administratif kecamatan Cimenyan, yang merupakan salah satu sentra produksi tomat selain kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Pangalengan. Di ketiga kecamatan ini, tanam per tahun untuk tanaman tomatnya seluas 3.406 ha degan potensi produksi 351,769 ton pada tahun 2010. 2 Terlepas dari penghasilan utama masyarakat Desa Cimenyan yang berprofesi sebagai petani, kesejahteraan petani di Desa ini masih belum terpenuhi. Hal ini antara lain dikarenakan kesenjangan harga dari petani dan dari distributor sangat jauh, sehingga penghasilan petani masih sangat kecil (Agustina, 2008). Selain daripada itu, pertanian di Cimenyan masih menitik beratkan pada hasil produksi pertanian, tidak memanfaatkan prosesnya sebagai sesuatu yang bernilai tinggi. Berbekal permasalahan tersebut, pengembangan industri kreatif berbasis one village one product (OVOP) di Desa Cimenyan perlu dilakukan sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan perekonomian petani di Desa ini. Pengembangan produksi tomat sebagai komoditas utama pertanian di Desa ini diduga akan berdampak positif terhadap kesejahteraan petani dikarenakan desa ini berbatasan langsung dengan Kota Bandung sehingga perluasan distribusi dan pemasaran tomat cukup terbuka. Adapun strategi pengembangan industri kreatif yang dilakukan didasarkan pada pilar-pilar ekonomi kreatif menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia pada tahun 2007.
B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat perencanaan penerapan OVOP di Desa Cimenyan pada berbagai sektor 2. Untuk mengetahui kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (threats) dalam pengembangan industri kreatif berbasis OVOP di Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung 3. Untuk merancang strategi pengembangan industri kreatif berbasis OVOP di Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan
C. Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini diantaranya: 1. Untuk masyarakat: sebagai acuan pembuatan strategi pengembangan industri kreatif berbasis OVOP di perdesaan 2. Untuk pemerintah dan swasta: sebagai referensi dalam pembuatan kebijakan perencanaan pembangunan perdesaan di Indonesia 3. Untuk kaum akademisi: sebagai referensi dalam penelitian dan analisis selanjutnya mengenai industri kreatif berbasis OVOP S BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Industri Kreatif Definisi Industri Kreatif yang saat ini banyak digunakan adalah definisi berdasarkan UK DCMS task force 1998, yaitu: Creatives Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia tahun 2007-pun menggunakan acuan definisi industri kreatif yang sama, sehingga industri kreatif di Indonesia dapat didefinisikan sebagai berikut: Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut Adapun subsektor yang menjadi pilar pelaksanaan industri kreatif menurut Departemen Perdagangan RI tahun 2007 meliputi: 1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi public, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televise, radio), pemasangan berbagai poster atau gambar, penyebaran selebaran, pamphlet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. 2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal; 3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang- barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang- barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film; 4 4. Kerajinan (craft): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal); 5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan; 6. Fesyen (fashion): kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi produk fesyen; 7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film; 8. Permainan Interaktif (game): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata- mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi; 9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara; 10. Seni Pertunjukkan (showbiz): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan; 11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan S surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film; 12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya; 13. Televisi & Radio (broadcasting): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran radio dan televisi; 14. Riset dan Pengembangan (R&D): kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen. Industri kreatif dapat memberikan kontribusi di berbagai aspek dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah. Industri kreatif di bidang pertanian juga tidak hanya memberikan kontribusi terhadap aspek ekonomi, melainkan dapat mengembangkan budaya lokal sebagai khasanah kekayaan budaya lokal dan juga dapat mencitrakan identitas bangsa Indonesia yang berfokus pada komoditas pertanian. Selain itu, industri kreatif dapat menumbuhkan inovasi dan krativitas anak bangsa, mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, membuat iklim bisnis semakin kondusif dan memiliki dampak sosial yang positif seperti meningkatkan kualitas hidup masyarakat ( (Anugrah, Dewi, & Pambayu, 2010). Peran Indistri kreatif di berbagai aspek baik ekonomi, sosial, dan budaya dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut: 6
Gambar 2.1. Peran Industri Kreatif (diadaptasi dari Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008) Pada tahun 2002-2006, industri kreatif telah menyumbangkan sebesar 6,3% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari total PDB nasional dengan total 104,6 triliun rupiah. Nilai ekspor industri kreatif mencapai 81,4 triliun rupiah dan berkontribusi sebesar 9,13 persen terhadap total nilai ekspor nasional dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5,4 juta pekerja (Afif, 2012). Data yang dicatat oleh Departemen Perdagangan RI (2008) menunjukkan bahwa industri kreatif juga memberikan kontribusi yang positif di beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Taiwan, Australia, Selandia Baru dan Singapura (tabel 2.1.). Data menunjukkan bahwa di negara-negara tersebut, Industri kreatif turut andil meningkatkan persentase Pendapatan Domestik Bruto, Persentase pertumbuhan Ekonomi dan juga meningkatkan persentase partisipasi tenaga kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran. Nengapa Inuustii Kieatif. Kontiibusi Ekonomi: PBB, menciptakan lapangan pekeijaan, ekspoi Iklim Bisnis: Penciptaan lapangan usaha, pemasaian, uampak bagi sektoi lain Citia & Iuentitas Bangsa: Tuiisme, ikon nasional, membangun buuaya, waiisan buuaya uan nilai lokal Sumbei Baya Teibaiukan: Beibasis Pengetahuan, Kieativitas, !"##$ &'(()$*+, Inovasi uan Kieativitas: Iue uan gagasan, penciptaan nilai Bampak Sosial: kualitas hiuup, peningkatan toleiansi sosial