Oleh:

Faruchy Setianing S, S.Ked

G 501 09 015

FRAKTUR
Fraktur merupakan pemecahan atau
rupturnya suatu bagian, khususnya tulang hal
ini bisa terjadi secara parsial maupun total.
Fraktur diklasifikasikan berdasarkan lokasi
yang mengalami fraktur.

1. Berdasarkan garis patah yang terdapat pada
tulang, fraktur dibagi menjadi dua, yaitu:
Fraktur komplit
Fraktur tidak komplit

2. Berdasarkan robekan yang terdapat pada kulit,
fraktur dibedakan menjadi dua, yaitu:
Fraktur tertutup
Fraktur terbuka (fraktur
komplikata/kompleks).

Patofisiologi Fraktur
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri terus menerus dan bertambah pada saat
digerakkan.
Terjadi pemendekan tulang.
Adanya derik tulang atau krepitasi akibat gesekan antar
fragmen.
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit yang
terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur.
ETIOLOGI

1. Trauma
Trauma tumpul
Kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian,jatuh pada
dasar yang keras, berkelahi.
Trauma tembus
Luka tusuk dan luka tembak.
2. Bukan trauma
Akibat gerakan yang menimbulkan putaran rongga dada secara
berlebihan dan stress fraktur, ex gerakan lempar martil,
tennis, golf.
Proyeksi AP
Normal
Proyeksi Lateral
Normal
Fraktur tulang costae posterior pada
costae V, VI, dan VII
ETIOLOGI:
1. Trauma langsung terjadi pada saat benturan dengan benda yang
keras.
2. Putaran dengan kekuatan yang berlebihan (hiperfleksi dan
ekstensi) bisa akibatkan dislokasi ataupun fraktur.
3. Kompresi pada tulang belakang akibat jatuh dari ketinggian,
kecelakaan lalu lintas, dsb.
4. Cacat bawaan atau kondisi patologis yang menyebabkan penyakit
tulang atau melemahnya tulang.
5. Postur tubuh (obesitas)dan body mekanik yang salah
(mengangkat berat).
Corpus vertebrae
Discus intervertebrale
Processus spinosus
Tulang Vertebra Cervicalis Normal
Tulang Vertebra Thoracalis Normal
Corpus vertebrae
Pedicle
Discus intervertebrale
Processus spinosus
Processus transversus
Garis jaringan lunak paravertebralis
Proyeksi AP
Tulang Vertebra Thoracalis Normal
Corpus vertebrae
Pedicle
Foramen intervertebrale
Discus intervertebrale
Processus spinosus
Processus transversus
Proyeksi Lateral
Corpus Vertebrae
Discus Intervertebralis
Sendi Paravertebralis
Processus Transversus
Processus Spinosus
Sacrum
Tulang Vertebra Lumbalis Normal
Clay Shovelers Fracture
Akibat hiperfleksi yang sangat kuat
Flexion Tear Drop Fracture
Description: posterior ligament disruption and anterior compression
fracture of the vertebral body which results from a severe flexion
injury.
Mechanism: hyperflexion and compression

Hangman Fracture
Description: fractures through the pars interaticularis of the
axis resulting from hyperextension and distraction.
Mechanism: hyperextension


Burst Fracture
Description: fracture of C3-C7 that results from axial compression. Injury to
spinal cord, secondary to displacement of posterior fragments, is common. CT
is required for all patient to evaluate extent of injury.
Mechanism: axial compression .



Fraktur Kompresi
Fraktur Kompresi Lumbar
1. Sutton D. Text Book of Radiology and Imaging 7th Edition
volume 2. Churchill Livingstone. England. 1998.
2. Dorland, A.W. Kamus Kedokteran Dorland. Ed 29. EGC.
Jakarta. 2002.
3. Palmer P.E.S. Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum.
EGC. Jakarta. 1995